terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong luar.
2.11 Man Hour
Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung
dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal
tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua metode yang dapat dipakai, yaitu:
a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.
b. Menggunakan data standart yang bersala dari konsultan maupun jurnal-
jurnal pendukung yang relevan. Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang
terjadual. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaan- pekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan
jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada. Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja
pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir, seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.
Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk
pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporan- laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.
Universitas Sumatera Utara
Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan
dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.
2.12 Equipment, Tool, Material dan Consumable
Equipment : Merupakan peralatan-peralatan yang besar seperti crane, mobil
derek,dan lain-lain. Tool
: Peralatan kerja seperti obeng, tang, martil, pisau dan lain-lain. Material
: Bahan-bahan yang tidak habis pakai seperti packing, bantalan dan lain-lain.
Consumable : Bahan habis pakai seperti minyak gemuk grease, oli, sabun dan lain-lain.
Setiap point diatas biasanya ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis agar supaya ketika diperlukan secara cepat dapat dengan langsung
digunakan. Setiap pemakaian dari point diatas harus memiliki laporan baik secara lisan maupun tulisan supaya penggunanya jangan sembarangan, yang dapat
merugikan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PEMELIHARAAN PERIODIK
PREVENTIVE MAINTENANCE PLTD
3.1 Mesin Diesel Pembangkit Utama
Pada PLTD Titi Kuning terdapat 6 unit mesin pembangkit utama dengan jenis yang sama. Adapun data dari keenam pembangkit utama tersebut adalah :
Tabel 3.1 Data Mesin Pembangkit Utama
No Merk
Mesin No. Seri
Daya TerpasangKW
Daya MampuKW
Tahun Operasi
1 2
3 4
5 6
Enterprise Enterprise
Enterprise Enterprise
Enterprise Enterprise
74004 – 2597 74005 – 2598
74006 – 2599 74007 – 2600
74008 – 2601 74009 - 2602
4141 4141
4141 4141
4141 4141
3312 3312
3312 3312
3312 3312
1976 1976
1976 1976
1976 1976
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat data-data teknis dari mesin pembangkit tersebut :
Jumlah silinder : 12
Daya P : 5732 Hp
Putaran n : 429 rpm
Diameter silinder : 17 inchi 431,8 mm Langkah torak
: 21 inchi 533,4 mm
Universitas Sumatera Utara