zat baru yang radioaktif dengan memancarkan sinar-sinar α, β,
dan γ.
- Perbandingan dari
peluruhan radioaktif rate of radioaktive disintegration
yaitu jumlah peluruhan perdetik, tidak dipengaruhi faktor-faktor lingkungannya,
seperti temperatur,
tekanan, kombinasi kimianya dan lain-lain, tapi hanya bergantung jumlah
atom-atom dari jenis semulanya yang ada pada sembarang waktu.
2. 4.3. Karakteristik sumber radiasi dari radionuklida
Berikut ini akan dibahas karakteristik beberapa radionuklida hasil fisi yang dapat berperan sebagai radionuklida kritis bagi manusia, yaitu :
1. Iodium-131
131
I, radionuklida ini mempunyai T
12
8 hari dan merupakan unsur paling dominan beberapa saat setelah proses fisi berlangsung.
Karena sifat dari
131
I yang mudah menguap, maka radionuklida ini mudah tersebar mengikuti arah pergerakan angin. Radionuklida ini dapat masuk
ke dalam tubuh melalui jalur pernapasan tetapi jumlahnya sangat kecil dan sering kali diabaikan. Satu-satunya jalur kritis yang memungkinkan
masuknya radionuklida ini ke dalam tubuh manusia adalah melalui susu beserta produk-produk makanan yang dihasilkan darinya. Di dalam
tubuh manusia,
131
I akan terikat oleh organ thyroid kelenjar gondok. Namun karena T
12
dari
131
I cukup pendek, maka potensinya sebagai
16
sumber internal untuk jangka panjang kurang diperhitungkan.
131
I yang sampai di tanah akan habis meluruh sebelum terserap oleh akar tanaman.
2. Stronsium-89
89
Sr dan Stronsium-90
90
Sr , kedua radionuklida ini mempunyai T
12
masing-masing 51 hari dan 28 tahun. Perhatian khusus selalu diarahkan pada
90
Sr karena dari semua radionuklida hasil fisi, radionuklida itu memberikan bahaya potensial dalam jangka waktu sangat
lama dengan persentase terbesar. Dalam tubuh manusia, baik
89
Sr maupun
90
Sr bergerak bersama-sama Calsium Ca dan diikutsertakan dalam pembentukan tulang sebagai organ kritiknya.
90
Sr sampai kepada manusia terutama melalui susu sapi dan makanan yang berupa sayuran.
Kontaminasi radioaktif dapat terjadi pada permukaan maupun dalam tanah. Jumlah percobaan senjata nuklir mempengaruhi jumlah pencemaran
dalam tanah. Misal pada beberapa daerah di Amerika Serikat pada tahun 1958 hampir 80 kandungan
90
Sr dalam makanan berasal dari
kontaminasi permukaan. Pada saat percobaan senjata nuklir dihentikan, maka tingkat jatuhan radioaktif juga menurun, sehingga kontaminasi
dalam tanah menjadi sumber pencemar bahan makanan yang lebih dominan.
3. Cesium-137
137
Cs, radionuklida ini mempunyai T
12
30 tahun dan dilingkungan bertingkah laku seperti unsur kalium K.
137
Cs dalam atmosfer dapat masuk ke dalam ke dalam tanah yang selanjutnya dapat
juga sampai ke tanaman.
137
Cs dapat masuk ke dalam tubuh secara langsung
karena mengkonsumsi
makanan dari
tanaman yang
17
terkontaminasi maupun dari hewan ternak melalui produk susu dan dagingnya.
137
Cs cenderung diikat oleh tanah sehingga sedikit sekali yang dapat terserap oleh akar tanaman. Pencemaran langsung pada tanaman
merupakan jalur yang penting untuk masuknya
137
Cs ke dalam tubuh manusia. Efek biologis dari
137
Cs kecil dibandingkan dengan efek yang ditimbulkan oleh
90
Sr, karena
137
Cs dapat dikeluarkan dari tubuh lebih cepat. Untuk mengeluarkan sekitar 50
137
Cs dari dalam tubuh diperlukan waktu antara 70-140 hari. Data untuk tahun 1964 menunjukkan bahwa
sekitar 35
137
Cs dalam makanan yang dikonsumsi penduduk di Amerika Serikat berasal dari susu, 25 dari daging, 20 dari tepung dan padi-
padian, 10 dari sayuran dan 10 dari buah-buahan. Apabila masuk ke dalam tubuh,
137
Cs dapat mengendap pada hampir semua jaringan lunak tubuh manusia.
4. Americium-241, radionuklida ini mempunyai T
12
432 tahun
,
peluruhan dengan radiasi
α, memiliki energi 4,06 Mev, kegunaan dengan mengetahui konsentrasi tingkat pencemaran jenis radionuklida pada jenis sampel
tersebut dan kontribusinya terhadap paparan pada manusia. Pemanfaatan iptek nuklir bahan radioaktif dalam bidang kedokteran digunakan untuk
diagnosa dan terapi, disamping radiasi dari sinar X yang bersumber dari berkas elektron, linear accelerator linac, dan brachyterapi konvensional.
Bahan radioaktif tersebut antara lain Am-241, Gd-153, I-125 untuk Bone Densitometry
; Cs-137, Ra-226, Co-60, Sr-90, Pd-103, I-125, Ir-192, Cf- 252 untuk Brachytherapy. Pemanfaatan bahan-bahan radioaktif ini
18
akan menimbulkan limbah radioaktif sehingga perlu dikelola sesuai dengan standard keselamatan, mulai dari sumber limbah sampai dengan
penyimpanan lestari yang dikelola P2PLR Pusat Penelitian dan Pengembangan Limbah radioaktif - BATAN termasuk kategori aktivitas
rendah dan sedang dalam bentuk cair, pasta dan padat yang berasal dari kegiatan riset, industri dan rumah sakit.
19
BAB III METODE PENELITIAN