Desain sistem elektrodeposisi untuk sumber radioaktif
DESAIN SISTEM ELEKTRODEPOSISI UNTUK SUMBER RADIOAKTIF
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh ADE MAWADAH
103097029830
PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2008 M/ 1429 H
(2)
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi ini berjudul “ Desain Sistem Elektrodeposisi Untuk Sumber Radioaktif ” yang ditulis oleh Ade Mawadah, NIM 103097029830 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tanggal 24 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) program studi Fisika.
Menyetujui;
Penguji 1 Penguji 2
Edi Sanjaya, M.Si Arif Tjahjono, ST, M. Si
NIP. 150 321 586 NIP.150
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Drs. Gatot Wurdiyanto, M.Eng Ambran Hartono, M.Si
NIP . 330 002 637 NIP. 150 321 588
Mengetahui;
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Fisika
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Drs. Sutrisno, M.Si
(3)
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juni 2008
Ade Mawadah 103097029830
(4)
(5)
ABSTRAK
DESAIN SISTEM ELEKTRODEPOSISI UNTUK SUMBER
RADIOAKTIF. Telah dibuat desain sistem elektrodeposisi untuk sumber radioaktif. Sistem ini diperlukan untuk membuat sumber standar radioaktif bentuk luasan yang disiapkan dengan metode elektroplating. Prinsip dasar desain ini menggunakan metode elektroplating logam pada suatu material. Sumber radioaktif yang akan dilapis pada suatu penyangga sumber adalah pemancar beta Sr-90 dan pemancar alpha Am-241. Sumber yang dibuat sebanyak 5 buah ( Sr-90 dan Am-241). Pengujian sistem ini dilakukan dengan mengukur hasil proses elektrodeposisi menggunakan detektor XETEX 560 A. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa sistem tersebut yang telah dibuat dengan metode ini dapat berfungsi dengan baik. Dari hasil ini diharapkan dapat memenuhi akan sumber standar dalam negeri.
(6)
ABSTRACT
THE DESIGN OF ELECTRODEPOSITION SYSTEM, FOR
RADIOACTION SOURCE. The design of electrodeposition has been made for radioctive source the system needed to make source of radioactivity standard angle blocks of form area which prepared with method electroplating . The basic principle of the design applies electroplating metal method at one particular material. The radioactive source will be endued to a particular buffer of beta transitter Sr-90 and alpha transitter Am-241. the source will be made as many as 5 units (Sr-90 and Am-241). The trial of this system is done by measure the result of electrodeposition process using XETEX 560 A detector. The measuring result shows that the system which has been made with this method can function well. From the result expected can fulfill the source of domestic standard.
(7)
Bismillaahirrahmaanirrahiim Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Desain Sistem Elektrodeposisi Untuk Sumber Radioaktif ”.
Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat kelulusan di dalam menyelesaikan program S1 jurusan Fisika Instrumentasi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan skripsi ini merupakan hasil dari apa yang di dapat dari hasil lapangan di Laboratorium standardisasi PTKMR-BATAN Pasar Jumat Jakarta.
Menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan tugas akhir ini yang disebabkan keterbatasan akan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi
2. Dr. Sutrisno, M.Si selaku Ketua prodi Fisika UIN Jakarta
3. Drs.Gatot Wurdiyanto, M.Eng selaku dosen pembimbing I dan kepala Lab.Standardisasi PTKMR-BATAN Pasar Jumat Jakarta yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan banyak memberikan masukan ilmu dan saran bagi penulis dengan kesabarannya.
4. Bapak Ambran Hartono, M.Si selaku Dosen Pembimbing II di Jurusan Fisika yang telah memberikan sumber ilmu selama kuliah sampai selesainya skripsi ini.
5. Bapak Arif Tjahjono,ST.M.Si dan Pak Edi Sanjaya,M.Si selaku dosen Fisika. 6. Bapak Holnisar, Bpk Wijono, Bpk Hermawan, Mas Agung, dan Ibu Rosdiani
yang juga telah membantu dan menemani penulis dalam penelitian dan penyusunan sehingga dapat terselesaikan tugas akhir ini, terima kasih banyak semuanya,,,
(8)
7. Yang tak pernah aku lupa adalah kepada Allah SWT, kedua orang tuaku yang telah banyak memberikan dorongan baik moril maupun materil yang tidak terkira juga semangat dan dorongan yang tak henti, skripsi ini adalah bukti janjiku.
8. Kepada sahabat-sahabatkuku angkatan 2003 fisika, nengsih partner TA ku, sari, iin, nia, nanank, dan semua sahabatku yang tak dapat kusebutkan.
9. Terima kasih kepada teteh umi, k’ jamal, wafiq keponakanku, k’ wahyu, nden, juga k’ yusuf atas support dan do’a agar terus semangat…!spirit, confidance and smile…
10. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas akhir ini.
Tidak ada sesuatu yang sempurna, begitu juga dengan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk skripsi yang akan datang, semoga skripsi ini berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, sehingga dapat memberikan masukan dan sumber ilmu bagi kita semua.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat kepada kita semua. Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 24 Juni 2008
Penulis
(9)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan masalah ... 3
1.3. Batasan masalah ... 3
1.4. Tujuan Penelitian ... 3
1.5. Manfaat Penelitian ... 3
1.6. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Pengertian Elektroplating ... 5
2.2. Dasar Elektroplating Perak ... 6
2.2.1. Sistem bak ... 7
2.2.2. Hukum faraday ... 9
3.1. Karakteristik Baja Stainless ... 10
3.2. Radioaktivitas ... 11
2.4.1. Aktivitas Zat Radioaktif ... 12
2.4.2. Radiasi Hasil Peluruhan Inti ... 13
2.4.3. Karakteristik Sumber Radiasi dari Radioanuklida ... 16
(10)
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20
3.2. Prosedur Kerja ... 20
3.2.1. Peralatan ... 20
3.2.2. Bahan ... 20
3.2.3. Cara kerja ... 21
3.3. Pengujian ... 26
3.4. Pengolahan Data ... 27
3.4.1. Data ... 27
3.4.2. Hasil Perhitungan ... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
4.1. Hasil Desain Sumber Radioaktif Dengan cara elektroplating ... 29
4.2. Pengukuran Aktivitas ... 38
4.3. Hasil Perhitungan dan Pengolahan Data ... 39
BAB V PENUTUP ... 41
5.1. Kesimpulan ... 41
5.2. Saran ... 41
DAFTAR ACUAN ... 42
(11)
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Bagan peluruhan Strontium-90 ... 15
2. Gambar 2.2 Bagan peluruhan Americium-241 ... 15
3. Gambar 3.1 Peralatan penunjang elektroplating zat radioaktif ... 21
4. Gambar 3.2 Skematik prosedur standar proses elektroplating ... 25
5. Gambar 3.3 Alat ukur radiasi XETEX 560 A ... 27
6. Gambar 4.1 Desain sistem elektroplating zat radioaktif ... 28
7. Gambar 4.2 Bagan sistem elektroplating ... 29
8. Gambar 4.3 Hasil elektroplating sumber radioaktif ... 30
(12)
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Data hasil pengukuran Sr-90 ... 31
2. Tabel 4.2 Data Background ... 32
3. Tabel 4.3 Hasil koreksi terhadap Background ... 32
4. Tabel 4.4 Hasil pengukuran aktivitas sampel ... 33
5. Tabel 4.5 Data hasil pengukuran Am-241 ... 33
6. Tabel 4.6 Data Background ... 34
7. Tabel 4.7 Hasil koreksi terhadap Background ... 34
8. Tabel 4.8 Hasil pengukuran aktivitas sampel ... 35
9. Tabel 4.4.1 Aktivitas sumber standar pada saat pengukuran ... 39
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ... 43
1. Data cacah Sr-90 (elektrodeposisi) ... 43
2. Hasil perhitungan Sr-90 ... 45
LAMPIRAN 2 ... 48
1. Data cacah Am-241(elektrodeposisi) ... 48
2. Hasil perhitungan Am-241 ... 49
LAMPIRAN 3 ... 52
1. Gambar Power Supply DC... 52
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Industri logam di Indonesia saat ini maju dengan sangat pesat, termasuk berbagai alat pendukungnya. Untuk menjaga ketahanan logam terhadap korosi dan karat, demi efisien biaya namun dengan kualitas yang baik dan tetap menarik, sistem elektroplating sangat tepat dikemukakan. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya peningkatan kualitas produk tersebut, misalnya dengan penerapan teknologi pelapisan krom (electroplating) sehingga dapat mencegah terjadinya korosi dan juga dapat memperbaiki penampilan produk. Perangkat peradaban dan kesejahteraan yang semakin canggih telah menghasilkan banyak hal bagi umat manusia. Salah satu industri yang bergerak dalam bidang pengerjaan akhir yang berkaitan untuk meningkatkan penampilan barang produksi dan logam adalah industri elektroplating.
Pada dasarnya teknik pelapisan logam, electroplating, bertujuan untuk melapisi logam agar tahan terhadap karat dan juga untuk menambah nilai keindahannya. Pelapisan logam dapat berupa lapis seng atau zink, perak, emas, tembaga, nickel, galfanis, chrome atau krom.
Standardisasi pada Pusat Teknologi Keselamatan Radiasi dan Metrologi Radiasi ( PTKMR ) - BATAN Pasar Jumat - Jakarta, mempunyai program mengembangkan pembuatan sumber standar radioaktif dengan metode elektroplating, terutama untuk sumber radioaktif pemancar beta dan
(15)
alpha. Sumber standar radioaktif jenis lain banyak digunakan dalam bidang industri untuk mengkalibrasi alat ukur radiasi maupun sebagai perangkat Quality Control (kendali mutu). Pengembangan metode ini perlu dilakukan untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada produk luar dan pada desain ini yang dibutuhkan adalah sumber standar bentuk luasan yang dipreparasi dengan cara elektroplating. Selain itu sumber standar yang disiapkan dengan metode ini harganya sangat mahal, sehingga akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Untuk itu perlu mendesain sistem elektroplating sendiri. Bahan penyangga yang dipilih adalah logam platina yang digunakan sebagai anoda tak larut dan tidak mudah korosi. Sebagai bahan pelapis adalah sumber radioaktif Sr-90 dan Am-241.
Sr-90 dan Am-241 perlu diproses secara elektroplating agar bahan radioaktif Sr-90 dan Am-241 dapat melekat secara kompak atau solid dan tidak lepas, sehingga penggunaannya lebih efektif dan efisien. Penyiapan sampel radioaktif dengan proses elektroplating memungkinkan zat radioaktif digunakan tanpa pelapisan lagi. Kemampuan untuk membuat sumber standar radioaktif yang dipreparasi dengan cara elektroplating diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan sumber standar dalam negeri.
Berdasarkan latar belakang seperti di atas, penulis melakukan penelitian dan dituangkan dalam skripsi ini dengan judul “ DESAIN SISTEM ELEKTRODEPOSISI UNTUK SUMBER RADIOAKTIF “. Dari desain ini diharapkan kita mampu membuat sumber standar radioaktif yang disiapkan dengan metode elektrodeposisi.
(16)
1. 2. Perumusan Masalah
Kita membutuhkan sumber standar bentuk luasan yang dipreparasi dengan cara elektroplating. Sumber standar ini bila beli di luar negeri harganya mahal untuk itu perlu dibuat sendiri dengan mendesain sistem elektroplating.
1. 3. Batasan Masalah
Pada penelitian ini dibatasi bagaimana mendesain dan membuat sistem elektrodeposisi untuk sumber radioaktif, melakukan proses elektroplating dengan sumber standar radioaktif Sr-90 dan Am-241 dan menguji menggunakan alat ukur radiasi XETEX 560A.
1. 4. Tujuan Penelitian
1. Mendesain sistem elektroplating.
2. Mempelajari proses elektroplating dengan sumber standar radioaktif Sr- 90 dan Am-241 dengan menggunakan alat ukur radiasi XETEX 560A.
1. 5. Manfaat Penelitian
1. Mampu membuat sumber standar radiasi yang diproses secara elektroplating secara mandiri.
(17)
1. 6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yang meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menerangkan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis menguraikan tentang pengertian Elektroplating, Dasar Elektroplating Perak, Karakteristik Baja Stainless, Radioaktivitas.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai waktu dan tempat penelitian, prosedur kerja, pengujian dan pengolahan data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai proses pembuatan elektroplating, serta proses elektroplating dengan sumber standar radioaktif Sr-90 dan Am-241.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
(18)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Pengertian Elektroplating
Teknologi elektroplating pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia dari Italia bernama Luigi V. Brugnatelli pada tahun 1805. Beliau memperkenalkannya melalui keberhasilan penemuannya pada pelapisan emas dengan menggunakan arus listrik. Teknologi elektroplating tersebut kemudian dikembangkan dan menghasilkan patent tentang elektroplating perak dengan menggunakan bahan potassium cyanide. Patent tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Henry & George Elkington dengan John Wright pada tahun 1840.
Elektroplating adalah pelapisan logam dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke logam yang dilapis. Cara pelapisan ini memerlukan arus listrik searah. Bila listrik mengalir antara dua elektroda (anoda & katoda) di dalam larutan konduktor/ larutan elektrolit, maka akan terjadi reaksi kimia pada permukaan elektroda tersebut. Pada sistem demikian, bila diberi tegangan atau beda potensial, ion-ion bergerak menuju elektroda. Kation bergerak menuju katoda dan anion bergerak menuju anoda. Masing-masing mempunyai laju khas (konduktivitas ion individu). Konduktivitas total larutan tertentu merupakan penjumlahan dan konduktivitas ion individu segenap ion yang dikandungnya.
(19)
Basis utama kinetika elektroplating adalah Hukum Faraday, yaitu jumlah total perubahan kimia pada elektroda (akibat arus) sebanding dengan jumlah arus yang lewat. Pada proses ini yang perlu diperhatikan adalah jumlah zat radioaktif yang terdeposisi pada katoda atau yang lenyap dari anoda. Namun demikian yang lebih perlu diperhatikan, bukan mencari berat total zat radioaktif yang terdeposisi pada katoda, melainkan tebal dan distribusi endapan pada katoda. Dengan demikian yang terpenting bukan arus total melainkan rapat arus. Dalam praktek, luas permukaan yang nampak dianggap sama dengan luas sebenarnya, kecuali bila katodanya sangat kasar.
2. 2. Dasar Elektroplating
Proses elektroplating dilaksanakan dalam sebuah sistem bak yang terdiri atas komponen/ peralatan utama berupa : bak elektroplating, larutan elektrolit, anoda, katoda dan power supply. Selain itu, dibutuhkan juga peralatan pendukung untuk mengaduk larutan agar tercapai distribusi suhu, dan konsentrasi yang merata, meningkatkan suhu larutan, menyaring kotoran yang ada di dalam larutan, dll.
Sebelum proses elektroplating dilakukan, perlu terlebih dahulu Beberapa parameter operasi yang harus ditentukan adalah lamanya proses elektroplating berlangsung dan besarnya arus listrik searah yang harus dialirkan. Secara teoritis, parameter operasi proses elektroplating dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Faraday.
(20)
2. 2. 1. Sistem Bak
Susunan sistem elektroplating terdiri atas bak elektroplating, larutan elektrolit, anoda, katoda dan power supply.
a. Power supply DC
Power supply DC adalah alat yang dibutuhkan untuk menghasilkan arus dan tegangan searah (Direct Current/ DC). Besarnya arus DC yang dialirkan dapat diukur dengan menggunakan amperemeter sedangkan untuk mengukur besarnya tegangan DC digunakan voltmeter. Besarnya arus dan tegangan DC yang dialirkan harus disesuaikan dengan kondisi operasi yang dibutuhkan agar reaksi pelapisan dapat berlangsung dengan baik. Jenis power supply DC yang dapat digunakan adalah baterai, aki, motor generator atau rectifier. Dari beberapa jenis power supply DC tersebut, rectifier merupakan jenis power supply DC yang paling banyak digunakan dalam aplikasi elektroplating. Syarat sebuah rectifier agar dapat digunakan sebagai power supply DC pada proses elektroplating adalah mempunyai ripple arus keluaran kurang dari 5%. Parameter lain yang juga perlu menjadi bahan pertimbangan dalam memilih rectifier adalah besarnya input dan output, efisiensi, tingkat kemudahan dalam mengoperasikannya, ketahanan alat tersebut dari lingkungan elektroplating yang cenderung korosif serta harga yang ditawarkan.
b. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit adalah media penghantar listrik antara anoda dan katoda yang didalamnya terkandung ion logam yang akan dilapiskan.
(21)
Seperti halnya pada larutan elektrolit untuk elektroplating perak harus mengandung ion logam perak, bahan pembentuk senyawa serta bahan senyawa kompleks.
c. Anoda
Anoda adalah elektroda yang akan dihubungkan pada kutub positif pada power supply DC. Reaksi kimia yang terjadi pada anoda adalah reaksi reduksi. Pada praktek penelitian ini bahan baku anoda untuk elektroplating yang dipilih adalah anoda tak larut.
Anoda tak larut ( insoluble anode). Anoda tak larut adalah jenis anoda yang tidak akan larut jika digunakan di dalam larutan elektrolit selama proses elektroplating berlangsung. Jenis logam yang dapat digunakan sebagai anoda tak larut adalah baja anti karat (stainless steel) atau platina. Misalnya pada praktek elektroplating perak digunakan anoda tak larut maka konsentrasi ion perak pada larutan elektrolit akan semakin berkurang seiring dengan berlangsungnya proses elektroplating perak, maka perlu dilakukan penambahan potassium silver cyanide.
d. Katoda
Katoda adalah elektroda yang akan dihubungkan pada kutub negatif pada power supply DC. Yang menempati posisi sebagai katoda adalah benda yang akan dilapis.
e. Bak elektroplating
Bak elektroplating merupakan tempat larutan elektrolit, anoda dan katoda berada. Bahan baku bak elektroplating harus tahan terhadap bahan
(22)
kimia yang mengandung cyanide. Contohnya pada bahan baku bak elektroplating perak yang dapat digunakan adalah PVC, polythene, polypropylene, baja yang dilapisi hard rubber atau baja yang dilapisi timbal. Desain konstruksi bak elektroplating harus mempertimbangkan volume larutan, jarak ideal antara anoda dan katoda serta peralatan pendukungnya yang akan ditampung.
2. 2. 2. Hukum Faraday
Hukum Faraday merupakan salah satu hukum yang berhubungan dengan proses elektroplating yang menyatakan bahwa dengan adanya arus yang mengalir dalam larutan elektrolit maka terjadilah gerakan ion dan penetralan ion. Hubungan antara jumlah arus listrik yang mengalir dengan jumlah logam yang dibebaskan ke dalam larutan tersebut dinyatakan oleh Michael Faraday ( 1791-1867 ) dalam hukumnya yang berbunyi:
1. Jumlah logam yang terbentuk pada elektroda suatu sel, sebanding dengan arus yang mengalir.
2. Jumlah logam yang diuraikan atau dihasilkan oleh arus listrik yang sama di dalam sel yang berbeda sebanding dengan berat ekuivalen logam tersebut.
3. Bila efisiensi arus 100% maka berat logam yang diendapkan adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui larutan dan sebanding dengan berat ekuivalen logam dan waktu elektroplating.
(23)
Secara matematis, hukum faraday dinyatakan dengan persamaan :
Dimana :
I x t x A W =
z x F
W = berat lapisan (gram) I = arus DC ( Ampere) t = waktu pelapisan (detik)
A = berat atom dari logam yang akan dilapiskan (gram/ mol) z = valensi dari logam yang akan dilapiskan
F = bilangan faraday sebesar 96500 coulomb.
2. 3. Karakteristik Baja Stainless
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Karakteristik khusus baja stainless adalah pembentukan lapisan film kromium oksida (Cr2O3). Lapisan ini berkarakter kuat,tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat mata. Lapisan kromium oksida dapat membentuk kembali jika lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan korosi, fabrikasi, mekanik, dan biaya produk.
(24)
2. 4. Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah peluruhan spontan isotop tak stabil menjadi isotop lain disertai pemancaran radiasi. Bahan yang dapat menunjukkan gejala radioaktivitas disebut bahan radioaktif atau radionuklida. Jadi yang disebut bahan radioaktif adalah bahan yang dapat memancarkan radiasi secara spontan. Radioaktif adalah mampu memancarkan secara spontan dan terus- menerus radiasi partikel atau elektromagnetik.
Bahan radioaktif pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh Henry Becquerel pada tahun 1896. Pada saat itu, Becquerel sedang mempelajari sifat-sifat fasforisensi dan fluoresensi bahan-bahan. Fluoresensi adalah sifat dari bahan yang berpendar ketika disinari, sedangkan fosforisensi adalah sifat dari bahan yang dapat berpendar terus, meskipun tidak disinari. Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan oleh elemen-elemen itu mengandung partikel-partikel sebagai berikut :
1. Partikel 2. Partikel 3. Partikel
Partikel adalah atom helium yang terionisasi rangkap yaitu atom- atom helium tanpa kedua elektron. Jadi suatu partikel bermuatan dua kali muatan inti atom hidrogen ( muatan proton) dan mempunyai massa empat kali massa dari inti atom hidrogen dan diberi simbol 24 He.
Sinar-sinar terdiri dari elektron-elektron biasa dengan massa sama dengan 1/1836 dari massa suatu proton. Partikel tersebut membawa satu satuan muatan negatif dan massanya dapat diabaikan dapat diberi simbol e.
(25)
Sinar adalah gelombang-gelombang elektromagnetik yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinar x dan tidak bermuatan.
Partikel yang dipancarkan dari inti suatu atom yang radioaktif dengan suatu kecepatan yang bervariasi dari 0,1 s/d 0,01 kecepatan cahaya. Sedangkan partikel-partikel lebih cepat dari partikel dengan kecepatan sama dengan 99 % kecepatan cahaya.
• Sifat-sifat umum dari radiasi zat radioaktif
1. Radiasi ini mempunyai daya tembus yang tinggi, dapat mempengaruhi plat-plat fotografik, menyebabkan sintilasi pada layar-layar fluoresen, menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan-perubahan kimia. 2. Bila radiasi dipancarkan habis maka terbentuklah elemen-elemen
baru yang biasanya juga bersifat radioaktif. 3. Pemancaran dari radiasi ini bersifat spontan.
4. Pemancaran tidaklah segera tetapi dapat meliputi suatu periode waktu.
2. 4.1. Aktivitas Zat Radioaktif
Aktivitas suatu radionuklida bukanlah besaran yang langsung dapat diukur, tetapi dapat dihitung dengan perumusan tertentu. Aktivitas suatu radionuklida pada saat t adalah cacah disintegrasi persatuan waktu yang terjadi pada saat t. Aktivitas t biasanya dilambangkan dengan At. Dengan menentukan aktivitas didapatkan persamaan :
At = Ao. e-0,693 t/T1/2
(26)
Dengan :
At = aktivitas zat radioaktif setelah waktu t Ao = Aktivitas zat radioaktif mula-mula
t = waktu peluruhan T1/2 = waktu paro
Untuk menyatakan aktivitas zat radioaktif digunakan satuan Becquerel, yang disingkat Bq.
1 Bq = 1 disintegrasi per detik (disingkat dps )
2. 4.2. Radiasi Hasil Peluruhan Inti
Dalam terminologi fisika, radiasi secara umum diartikan sebagai pancaran. Dalam kehidupan sehari-hari sebetulnya kita selalu berhubungan dengan radiasi ini. Matahari dikatakan sebagai sumber radiasi karena dapat memancarkan radiasi dalam bentuk cahaya. Mengingat cahaya dari permukaan matahari dapat mencapai bumi tanpa memerlukan medium atau penghantar, maka radiasi cahaya pada prinsipnya adalah perpindahan cahaya tanpa diperlukannya medium penghantar.
Suatu bahan bersifat radioaktif pada prinsipnya karena inti atom bahan tersebut tidak stabil. Oleh karena tidak stabil, maka inti atom terus- menerus meluruh disertai pemancaran radiasi hingga dicapai suatu keadaan inti baru yang stabil, artinya inti tersebut tidak radioaktif dan tidak mampu memancarkan radiasi lagi.
(27)
Pemancaran radiasi secara terus-menerus sepanjang waktu dari inti radioaktif akan mengakibatkan berkurangnya jumlah inti atom secara radioaktif. Peristiwa penyusutan jumlah inti atom ini disebut peluruhan.
Setiap zat radioaktif juga mempunyai waktu paro (T1/2), yaitu waktu, yang diperlukan dimana jumlah dari elemen/ zat-zat itu berkurang menjadi setengah dari jumlah semulanya. Sehingga, semakin panjang waktu paronya, semakin lama pula umur zat radioaktif tersebut karena zat radioaktif meluruh dengan laju yang lambat.
Radiasi hasil peluruhan inti adalah radiasi pengion yang dipancarkan oleh inti-inti atom bahan radioaktif. Inti-inti atom radioaktif selalu melakukan peluruhan disertai pemancaran radiasi untuk mencapai keadaan inti yang stabil.
90
Sr (29,12 y) 38
0 + 0,0
2 -
-90
Y
(64,0h) 390,0
Gambar 2. 1. Bagan peluruhan Srontium-90
(28)
241
95
Am (432,2 y)
5/2 - 0,0
9/2 -
7/2 -
0,1585
13
0,1030
24
5/2 -
7/2 +
22
14 9
0,0595
2
0,0332
26
28
5/2 + 0,0 29
30
237
93 Np (2,14E6y)
Gambar 2. 2. Bagan peluruhan Americium-241
• Hukum-hukum seluruh zat radioaktif
- Atom-atom dari elemen-elemen radioaktif yang melakukan
(29)
zat baru) yang radioaktif dengan memancarkan sinar-sinar α, β, dan γ.
- Perbandingan dari peluruhan radioaktif (rate of radioaktive
disintegration) yaitu jumlah peluruhan perdetik, tidak dipengaruhi faktor-faktor lingkungannya, seperti temperatur, tekanan, kombinasi kimianya dan lain-lain, tapi hanya bergantung jumlah atom-atom dari jenis semulanya yang ada pada sembarang waktu.
2. 4.3. Karakteristik sumber radiasi dari radionuklida
Berikut ini akan dibahas karakteristik beberapa radionuklida hasil fisi yang dapat berperan sebagai radionuklida kritis bagi manusia, yaitu : 1. Iodium-131 (131I), radionuklida ini mempunyai T1/2 8 hari dan merupakan
unsur paling dominan beberapa saat setelah proses fisi berlangsung. Karena sifat dari 131I yang mudah menguap, maka radionuklida ini mudah tersebar mengikuti arah pergerakan angin. Radionuklida ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur pernapasan tetapi jumlahnya sangat kecil dan sering kali diabaikan. Satu-satunya jalur kritis yang memungkinkan masuknya radionuklida ini ke dalam tubuh manusia adalah melalui susu beserta produk-produk makanan yang dihasilkan darinya. Di dalam tubuh manusia, 131I akan terikat oleh organ thyroid (kelenjar gondok). Namun karena T1/2 dari
131
I cukup pendek, maka potensinya sebagai
(30)
sumber internal untuk jangka panjang kurang diperhitungkan. 131I yang sampai di tanah akan habis meluruh sebelum terserap oleh akar tanaman. 2. Stronsium-89 ( 89Sr ) dan Stronsium-90 ( 90Sr ), kedua radionuklida ini
mempunyai T1/2 masing-masing 51 hari dan 28 tahun. Perhatian khusus selalu diarahkan pada 90Sr karena dari semua radionuklida hasil fisi, radionuklida itu memberikan bahaya potensial dalam jangka waktu sangat lama dengan persentase terbesar. Dalam tubuh manusia, baik 89Sr maupun 90Sr bergerak bersama-sama Calsium (Ca) dan diikutsertakan dalam pembentukan tulang sebagai organ kritiknya. 90Sr sampai kepada manusia terutama melalui susu sapi dan makanan yang berupa sayuran. Kontaminasi radioaktif dapat terjadi pada permukaan maupun dalam tanah. Jumlah percobaan senjata nuklir mempengaruhi jumlah pencemaran dalam tanah. Misal pada beberapa daerah di Amerika Serikat pada tahun 1958 hampir 80% kandungan 90Sr dalam makanan berasal dari kontaminasi permukaan. Pada saat percobaan senjata nuklir dihentikan, maka tingkat jatuhan radioaktif juga menurun, sehingga kontaminasi dalam tanah menjadi sumber pencemar bahan makanan yang lebih dominan.
3. Cesium-137 (137 Cs), radionuklida ini mempunyai T1/2 30 tahun dan dilingkungan bertingkah laku seperti unsur kalium (K). 137Cs dalam atmosfer dapat masuk ke dalam ke dalam tanah yang selanjutnya dapat juga sampai ke tanaman. 137Cs dapat masuk ke dalam tubuh secara langsung karena mengkonsumsi makanan dari tanaman yang
(31)
terkontaminasi maupun dari hewan ternak melalui produk susu dan dagingnya. 137Cs cenderung diikat oleh tanah sehingga sedikit sekali yang dapat terserap oleh akar tanaman. Pencemaran langsung pada tanaman merupakan jalur yang penting untuk masuknya 137Cs ke dalam tubuh manusia. Efek biologis dari 137Cs kecil dibandingkan dengan efek yang ditimbulkan oleh 90Sr, karena 137Cs dapat dikeluarkan dari tubuh lebih cepat. Untuk mengeluarkan sekitar 50% 137Cs dari dalam tubuh diperlukan waktu antara 70-140 hari. Data untuk tahun 1964 menunjukkan bahwa sekitar 35% 137Cs dalam makanan yang dikonsumsi penduduk di Amerika Serikat berasal dari susu, 25% dari daging, 20% dari tepung dan padi- padian, 10% dari sayuran dan 10% dari buah-buahan. Apabila masuk ke dalam tubuh, 137Cs dapat mengendap pada hampir semua jaringan lunak tubuh manusia.
4. Americium-241, radionuklida ini mempunyai T1/2 432 tahun, peluruhan dengan radiasi α, memiliki energi 4,06 Mev, kegunaan dengan mengetahui konsentrasi tingkat pencemaran jenis radionuklida pada jenis sampel tersebut dan kontribusinya terhadap paparan pada manusia. Pemanfaatan iptek nuklir (bahan radioaktif) dalam bidang kedokteran digunakan untuk diagnosa dan terapi, disamping radiasi dari sinar X yang bersumber dari berkas elektron, linear accelerator (linac), dan brachyterapi konvensional. Bahan radioaktif tersebut antara lain Am-241, Gd-153, I-125 (untuk "Bone Densitometry"); Cs-137, Ra-226, Co-60, Sr-90, Pd-103, I-125, Ir-192, Cf- 252 (untuk "Brachytherapy"). Pemanfaatan bahan-bahan radioaktif ini
(32)
akan menimbulkan limbah radioaktif sehingga perlu dikelola sesuai dengan standard keselamatan, mulai dari sumber limbah sampai dengan penyimpanan lestari ( yang dikelola P2PLR ( Pusat Penelitian dan Pengembangan Limbah radioaktif ) - BATAN termasuk kategori aktivitas rendah dan sedang dalam bentuk cair, pasta dan padat yang berasal dari kegiatan riset, industri dan rumah sakit).
(33)
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2007 sampai bulan Mei 2008, di Laboratorium Standardisasi PTKMR-BATAN Pasar Jumat Jakarta.
3. 2. Prosedur Kerja 3.2.1. Peralatan
Peralatan yang berhubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Alat ukur radiasi XETEX 560A
2. Tempat larutan elektrolit
3. Timbangan semi mikro dari metler 4. Tabung erlemeyer
5. Pengaduk larutan
3.2.2. Bahan
1. Zat radioaktif 100% Am-241 2. Zat radioaktif 100% Sr-90 3. SrCl2 6H2O sebanyak 0,07 gr 4. EuCl3 0,001 gr
5. Carborundum (silicon carbide) 600 grit 6. Alumina micropolish 1,0 mikron 7. Alumina micropolish 0,05 mikron
(34)
8. Alkohol ethanol 95% 9. HCL pekat 83 ml
10. Penyangga sumber ukuran stainless steel dengan ukuran diameter sebanyak 10 buah.
Gambar 3.1. Peralatan penunjang elektroplating zat radioaktif
3.2.3. Cara Kerja
Prosedur standar proses elektroplating melibatkan tahapan pretreatment, elektroplating zat radioaktif (Sr-90 dan Am-241). Secara skematis, prosedur standar proses elektroplating dapat dilihat pada Gambar 3.2
1. Persiapan proses elektroplating
Sebelum dilakukan pretreatment, tahap pertama yang dilakukan adalah menghaluskan bagian permukaan logam stainless dengan cara mengamplas menggunakan bahan carborundum secara merata agar tidak menjadi keruh. Tahap kedua menghaluskan
(35)
permukaan logam menggunakan bahan alumina micropolish 1,0 mikron agar dihasilkan permukaan yang lebih halus. Tahap selanjutnya untuk mendapatkan permukaan logam yang mengkilap digosok menggunakan larutan alumina micropolish 0,05 mikron. Setelah itu dimulai proses pretreatment dengan pembersihan menggunakan alkohol ethanol 95%. Tujuan dilakukan proses pretreatment adalah agar permukaan logam dasar bersih dari kotoran, lemak, oli dan oksida logam selanjutnya penyangga sumber stainless steel siap untuk dilapisi zat radioaktif (Sr-90 dan Am-241). Secara visual, indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa permukaan logam dasar telah lolos dari tahap pretreatment adalah terbentuknya permukaan yang diselimuti air secara merata di seluruh permukaan logam. Pengujian permukaan stainless steel bersih dari kotoran dilakukan dengan cara mencelupkan ke dalam air. Jika permukaan logam dasar belum bersih maka akan tampak gelembung-gelembung air.
Tahap pretreatment merupakan tahap yang paling penting dan mempengaruhi keberhasilan proses elektroplating zat radioaktif (Sr-90 dan Am-241). Oleh karena itu, tahap pretreatment harus dilaksanakan dengan baik agar tidak timbul kegagalan. Beberapa kegagalan yang diakibatkan karena tidak melakukan tahap pretreatment dengan baik adalah lapisan yang dihasilkan tidak akan menempel dengan baik pada permukaan logam dasar. Kondisi
(36)
ini ditunjukkan dengan adanya blistering. Hal lain yang juga akan ditemui jika penerapan tahap pretreatment tidak dilakukan dengan benar dan konsisten adalah dihasilkannya lapisan yang kasar sebagai akibat adanya partikel-partikel pengotor yang menempel di permukaan logam dasar dan ikut terlapisi.
2. Persiapan membuat larutan elektrolit a. Pembersihan substrat
Substrat yang digunakan adalah kaca preparat kemudian dilakukan penimbangan. Penimbangan dilakukan sebelum dan sesudah deposisi. Substrat yang sudah disiapkan sebelum digunakan untuk deposisi lapisan tipis terlebih dahulu dibersihkan dengan ultrasonic cleaner. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan atau membersihkan kotoran atau kerak yang menempel pada kaca, di samping itu juga untuk menghindari kontaminasi dengan bahan lain. Selain itu pembersihan ini berguna untuk mendapatkan daya rekat yang bagus pada waktu deposisi. b. Membuat larutan HCL 1 M
HCL pekat 83 ml diencerkan di dalam air sampai 1 liter c. Cara membuat larutan elektrolit
- Untuk zat radioaktif Sr-90
0,07 gr SrCl2 6H2O yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam larutan HCl 1 M, kemudian larutan radioaktif Sr-90 + wadahnya
(37)
ditimbang lalu dimasukkan ke dalam larutan elektrolit HCl 1 M yang sudah dilarutkan dengan SrCl2 6H2O.
- Untuk zat radioaktif Am-241
0,001 gr EuCl3 yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam larutan HCl 1 M, kemudian larutan radioaktif Am-241 + wadahnya ditimbang lalu dimasukkan ke dalam larutan elektrolit HCl 1 M yang sudah dilarutkan dengan EuCl3.
3. Elektroplating Sr-90 dan Am-241
Setelah melalui tahap pretreatment, benda kerja siap untuk di elektroplating dengan zat radioaktif (Sr-90 dan Am-241). Namun, sebelum melakukan tahap elektroplating, perlu terlebih dahulu memperhatikan kondisi operasinya seperti konsentrasi larutan, suhu larutan, arus yang akan dialirkan dan waktu prosesnya.
Daya kilap yang tinggi pada lapisan logam stainless dapat diperoleh dengan menggunakan bahan pengkilap (brightener). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih brightener adalah kemudahan dalam penggunaannya, mempunyai stabilitas yang tinggi dalam larutan serta memiliki prosedur yang berhubungan dengan kontrol terhadap konsentrasi brightener dalam larutan.
(38)
Stripping Mulai
Pretreatment
Elektroplating Sr-90 dan Am-241
Ya Hasil gagal ?
Tidak Dipijarkan
gagal
Diuji dengan alat ukur radiasi XETEX 560A
selesai
Gambar 3.2. Skematik prosedur standar proses elektroplating
Penyusunan sistem bak elektroplating diawali dengan menyiapkan bak elektroplating yang terbuat dari teflon, anoda, power supply DC dan kabel. Ukuran bak teflon yang digunakan berdiameter luar 4 cm dan diameter dalam 2,5 cm dengan tinggi 10 cm. Langkah berikutnya adalah membuat larutan elektrolit sesuai komposisi. Larutan yang sudah dibuat dapat dimasukkan ke
(39)
dalam bak elektroplating yang kemudian dilanjutkan dengan memasukkan katoda ke dalam larutan elektrolit lalu dihubungkan ke kutub negatif pada power supply DC dengan memasukkan kabel, dan siap diplating dengan tegangan 10 Volt dan didapatkan arusnya 200 mA selama 1 jam. Begitu juga dengan sumber radioaktif Am-241.
3. 3. Pengujian
Setelah proses elektroplating dengan zat radioaktif selesai lalu sampel zat radioaktif dipijarkan. Kemudian sampel diukur menggunakan alat ukur radiasi XETEX 560 A. Alat ukur ini dapat digunakan untuk mengukur radioaktivitas suatu bahan radioaktif yang memancarkan partikel alpha maupun beta. Alat ini menggunakan detektor sintilasi yang bekerja pada tegangan 700 volt. Detektor ini memiliki efisiensi deteksi untuk partikel alpha 39,22 % dan untuk partikel beta 30,20 %. Pada saat pengukuran sampel zat radioaktif tercacah dengan keluaran cacahan alpha dan beta, maka data tersebut dihitung dengan nilai statistik dan dicari harga aktivitasnya.
Rumus aktivitas sampel : Cps x – cps bg
Aktivitas sampel =
Cps standar
x Aktivitas standar
(40)
Gambar 3.3. Alat ukur radiasi XETEX 560A
3. 4. Pengolahan data 3.4.1. Data
Data cacah Sr-90 dan Am-241 (Elektrodeposisi) diukur menggunakan alat ukur radiasi XETEX 560 A. Data cacah ini bisa dilihat pada lampiran.
3.4.2. Hasil perhitungan
Hasil akhir dari perhitungan ini adalah mencari nilai aktivitas masing – masing sampel.
(41)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses elektroplating dilaksanakan dalam sebuah sistem bak yang terdiri atas komponen/ peralatan utama berupa : bak elektroplating, larutan elektrolit, anoda, katoda, power supply DC dan peralatan-peralatan penunjangnya. Peralatan ini berfungsi agar pada pelapisan logam stainless yang dilapisi zat radioaktif dapat memenuhi sesuai keinginan yang diharapkan, dan dapat diamati langsung oleh pengguna maupun diolah lebih lanjut, misalnya pada laboratorium standardisasi diuji dengan menggunakan alat ukur radiasi XETEX 560A.
Gambar 4.1. Desain sistem elektroplating zat radioaktif
(42)
Voltmeter
v DC
A
+ Power supply
- DC
Amperemeter
Bak elektroplating
Larutan elektrolit
Katoda
Anoda
Gambar 4.2. Bagan sistem bak elektroplating
4. 1. Hasil Desain Sumber Radioaktif Dengan Cara Elektroplating
Proses elektroplating Sr-90 dan Am-241 berlangsung di dalam larutan yang mengandung zat radioaktif Sr-90 dan Am-241, bahan pembentuk senyawa kompleks serta bahan peningkat konduktivitas listrik dengan menggunakan power supply DC sebagai sumber arus listrik searah. Sebagai anoda digunakan logam platina sedangkan katodanya adalah logam stainless steel dan substratnya adalah larutan elektrolit.
Zat radioaktif Sr-90 dan Am-241 perlu diproses secara elektroplating agar permukaan pada logam yang akan dilapisi zat radioaktif dapat melekat secara solid dan dapat menghasilkan lapisan dengan sifat yang lebih baik,
(43)
tampilannya lebih menarik, mempunyai konduktivitas listrik maupun panas yang lebih baik dan dapat memancarkan radiasi dan dengan baik.
Gambar 4.3. Hasil elektroplating sumber radioaktif
Kegunaan radionuklida Sr-90 merupakan salah satu dari ratusan radionuklida hasil fisi yang sering juga disebut radionuklida jatuhan, radionuklida tersebut mempunyai waktu paro cukup panjang yaitu 28,7 tahun, radiotoksitasnya cukup tinggi, dan persentase terbentuknya pada proses fisi cukup tinggi. Begitu juga dengan mengetahui konsentrasi radionuklida Am-241 pada sampel lingkungan dapat diperkirakan tingkat pencemaran jenis radionuklida pada jenis sampel tersebut dan kontribusinya terhadap paparan pada manusia.
(44)
1. Perhitungan data
Perhitungan data dihitung dengan menggunakan microsoft excel Rumus standar deviasi :
n
n-1 = ( - xi )2 i =1
n ( n-1 )
Dimana : n-1 = simpangan baku n = jumlah data
= jumlah rata-rata xi = nilai data individual
a. Data pengukuran Sr-90
Tahapan untuk mencari nilai aktivitas sampel tertulis dalam tabel di bawah ini:
Tabel. 4.1 Data Pengukuran Sr-90
Nama Sampel Cps (cacah persekon) Sampel A 5,2015 ± 0,83044 Sampel B 90,7442 ± 2,868869 Sampel C 338,462 ± 6,553716 Background 0,35556 ± 0,513476 Standar Sr-90 413,593 ± 5,7001182
(45)
Dari data pengukuran Sr-90 pada tabel di atas sampel A adalah tahap pencelupan awal proses elektroplating. Hasil perhitungan tersebut merupakan nilai rata-rata dari 30 kali pengukuran. Backgroundnya adalah cacahan tanpa sampel, sedangkan standar Sr-90 adalah sumber radioaktif standar yang digunakan untuk mengkalibrasi alat ukur.
Tabel. 4.2 Data Background
Nama Sampel Cps
Sampel A 0,01171668 ± 2,6301E-05 Sampel B 0,218544824 ± 0,00011374 Sampel C 0,817484757 ± 0,00026328 Standar 0,999140272 ± 0,00022877
Tabel. 4.3 Hasil koreksi terhadap Background
Nama Sampel Cps
Sampel A 4,84594 ± 0,01087777 Sampel B 90,38867 ± 0,04704239 Sampel C 338,1062 ± 0,10889283 Standar Sr-90 413,2377 ± 0,09461573
Hasil pengukuran menggunakan Sr-90 hasil dari pengukuran sampel dikurangi background.
(46)
Tabel. 4.4 Hasil Pengukuran Aktivitas Sampel
Nama Sampel Bq
Sampel A 22,67494 ± 0,050898849 Sampel B 422,9432 ± 0,220118969 Sampel C 1582,054 ± 0,509527206
Bahwa data dalam tabel (koreksi hasil) didapat berdasarkan rumus aktivitas sampel yang dikalikan dengan aktivitas standar Sr-90.
b. Data pengukuran Am-241
Tabel 4.5 Data Pengukuran Am-241
Nama Sampel Cps
Sampel A 54,436 ± 0
Sampel B 33,044 ± 4,6636
Sampel C 118,61 ± 4,0864
Sampel D 1,798 ± 0,803
Sampel E 44,497 ± 5,8837
Background 0,043 ± 0,107
Standar Am-241 48,106 ± 3,97
Dari data pengukuran Am-241 pada tabel di atas sampel A adalah tahap pencelupan awal proses elektroplating. Hasil perhitungan tersebut merupakan nilai rata-rata dari 30 kali pengukuran.
(47)
Backgroundnya adalah cacahan tanpa sampel, sedangkan standar Am- 241 adalah sumber radioaktif standar yang digunakan untuk mengkalibrasi alat ukur.
Tabel. 4.6 Data Background
Nama Sampel Cps
Sampel A 1,130 ± 3,724
Sampel B 0,685 ± 0,0016
Sampel C 2,465 ± 0,0014
Sampel D 0,036 ± 0,00027
Sampel E 0,924 ± 0,002
Standar Am-241 0,999 ± 0,0013
Tabel. 4.7 Hasil Koreksi Terhadap Background
Nama Sampel Cps
Sampel A 54,393 ± 0,00179
Sampel B 33,001 ± 0,0777
Sampel C 118,568 ± 0,068
Sampel D 1,755 ± 0,013
Sampel E 44,454 ± 0,098
Standar Am-241 48,063 ± 0,066
Background 0 ± 0
(48)
Hasil pengukuran menggunakan Am-241 hasil dari pengukuran sampel dikurangi background.
Tabel. 4.8 Hasil Pengukuran Aktivitas Sampel
Nama Sampel cps
Sampel A 186,528 ± 0,006
Sampel B 113,168 ± 0,266
Sampel C 406,604 ± 0,2334
Sampel D 6,018 ± 0,045
Sampel E 152,44 ± 0,336
Bahwa data dalam tabel (koreksi hasil) didapat berdasarkan rumus aktivitas sampel yang dikalikan dengan aktivitas standar Am-241.
c. Hasil pengukuran Sr-90 Tanggal : 11 Januari 1980 Aktivitas standar : 3,818 Bq Standar Sr-90 : ± 1 % t : 28,14 th
T1/2 : 28,7 th Rumus Aktivitas :
(49)
Pada tanggal 11 januari 1980 didapatkan aktivitas standar Sr-90 3,818 Bq.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran pada tanggal 3 Maret 2008 terjadi peluruhan berkurangnya harga aktivitas Sr-90 menjadi 1935,27 Bq.
Cps x – Cps Bg Aktivitas sampel =
Cps standar
x Aktivitas standar
Dalam waktu 60 menit (cpm)
Hasil akhir dari perhitungan aktivitas sampel dan standar deviasi adalah :
1) Aktivitas sampel A : 22,67494 ± 0,050898849 2) Aktivitas sampel B : 422,9432 ± 0,220118969 3) Aktivitas sampel C : 1582,054 ± 0,509527206
Dari hasil akhir ini terjadi peluruhan terhadap aktivitas sampel Sr-90 pada sampel pertama, kedua dan ketiga, dengan harga aktivitas sampel yang bervariasi.
d. Hasil pengukuran Am-241 Tanggal : 25 September 1990 Aktivitas standar : 169,8 Bq
t : 18 th T1/2 : 432 th
(50)
Rumus Aktivitas :
At = Ao. e-0.693 t/ T1/2
Pada tanggal 25 Februari 2008 didapatkan aktivitas standar Am-241 169,8 Bq.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran pada tanggal 25 Februari 2008 terjadi peluruhan berkurangnya harga aktivitas Am-241 menjadi 164,97 Bq.
Dalam waktu 60 menit (cpm)
cpm sampel A : 0 cps : 0
cpm sampel B : 1982,64 cps : 33,044 cpm sampel C : 3708,47 cps : 118,61 cpm sampel D : 107,9 cps : 1,798 cpm sampel E : 2669,84 cps : 44,497 cpm background : 2,6 cps : 0,043 cpm standard : 2886,37 cps : 48,106
Aktivitas sampel =
Cps x – Cps Bg
x Aktivitas standar
Cps standar
Hasil akhir dari aktivitas sampel dan standar deviasi adalah : 1. Aktivitas sampel A : 186,528 ± 0,006
2. Aktivitas sampel B : 113,168 ± 0,266 3. Aktivitas sampel C : 406,604 ± 0,2334
(51)
4. Aktivitas sampel D : 6,018 ± 0,0455 5. Aktivitas sampel E : 152,445 ± 0,336
Dari hasil akhir ini terjadi peluruhan terhadap aktivitas sampel Am-241 pada sampel pertama, kedua,ketiga,ke empat dan kelima dengan harga aktivitas sampel yang bervariasi.
4.3. Pengukuran Aktivitas
Aktivitas standar pada saat pengukuran t dinyatakan dengan persamaan :
At = Ao. e-0.693 t/ T1/2
Dimana : At adalah aktivitas pada saat t Ao adalah aktivitas awal t adalah waktu peluruhan T1/2 adalah waktu paro
Untuk menentukan aktivitas suatu radionuklida pada saat t dapat ditentukan dengan :
cps x Ax =
cps std
x Ao
Dimana : Ax adalah aktivitas sampel yang akan diukur Cps x adalah cacah perdetik dari sampel
Cps std adalah cacah perdetik dari sumber standar
(52)
Ao adalah aktivitas sumber standar pada saat pengukuran Rumus ini digunakan untuk mencari nilai aktivitas sampel.
4.4. Hasil Perhitungan dan Pengolahan Data
Pengukuran aktivitas Sr-90 dan Am-241 yang diperoleh dari hasil pencacahan dan perhitungan pada alat ukur radiasi XETEX 560A diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.4.1. Aktivitas sumber standar pada saat pengukuran
Radionuklida Tanggal acuan Ao T1/2
Tanggal pengukuran
At
- Sr-90 - Am-241
11-01- 1980 25 - 09- 1990
3,818 169,8
28,7 432
3 - 03- 2008 25- 02 - 2008
1935,27 164,97
Untuk aktivitas Sr-90 dan Am-241 ditentukan dengan rumus :
Cps sampel – Cps standar
Aktivitas sampel = x Aktivitas standar
(53)
Untuk standar deviasi ditentukan : n
n-1 = ( - xi )2 i =1
n ( n-1 ) Tabel 4.4.2. Hasil Pengukuran Aktivitas Sampel
No Radionuklida
Cps Sampel
Cps Standar
Aktivitas Rata-rata ± n-1
1.
2.
Sr-90
Am-241
- 5,2015 - 90,7442 - 338,4617
- 54,436 - 33,044 - 118,6115 - 1,798333 - 44,49733
413,5933
48,1062
1935,27
164,97
- 22,675 ± 0,051 - 422,943 ± 0,220 - 1582,054 ± 0,51
- 186,528 ± 0,006 - 113,168 ± 0,266 - 406,605 ± 0,233 - 6,018 ± 0,045 - 152,445 ± 0,336
(54)
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat ukur radiasi XETEX 560A, bahwa desain sistem elektroplating dapat berfungsi dengan baik.
2. Sumber radioaktif yang disiapkan dengan metode elektroplating dapat digunakan untuk mengkalibrasi alat ukur radiasi.
3. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai rata-rata dan standar deviasi aktivitas sampel untuk sumber radioaktif Sr-90 dan Am-241 adalah (1582,054 ± 0,51) Bq dan sumber radioaktif Am-241 adalah (406,605 ± 0,233) Bq.
5.2. Saran
Perlu dibuat sumber standar radiasi yang lain yang diproses secara elektroplating secara mandiri, sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan sumber standar bentuk luasan.
(55)
DAFTAR ACUAN
1. www. Asosiasi politeknik. Com. Jumat. 25 januari 2008. pukul 10.20 WIB. 2. Pujadi, supriyono, Holnisar. Karakteristik Detektor Proporsional 4 dari
bahan aluminium, Seminar Teknologi Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir, 2001.
3. Soleh Wahyudi. Ir.MT, Elektroplating Perak, Seri Pelapisan Logam, Bandung: Technic, 2006
4. Mukhlis Akhadi, Drs, Pengantar Teknologi Nuklir, Jakarta : Rineka Cipta, 1997
5. Indrawan Satoto Pamungkas, Menjadi Pengusaha Elektroplating Chrome, Yogyakarta : Andi, 2007.
6. www. Elektroplating. com. Sabtu. 15 Maret 2008. pukul 11.00 WIB.
7. Pelatihan Keahlian, DETEKTOR, Pengukuran Radiasi dan Spektroskopi Nuklir, Pusdiklat BATAN
8. Mukhlis Akhadi, Drs, Dasar-dasar Proteksi Radiasi, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.
9. F.D.Sowby, Dr. Radionuclide Transformations, Energy and Intensity of Emissions, Pergamon Press : Newyork, 1985
(56)
NO.
BETA ( )
cpm 1 5445,8 2 5244,9 3 5413,7 4 5351 5 5469,2 6 5436,7 7 5257 8 5378,7 9 5464,1 10 5427,1 11 5359,4 12 5508,9 13 5374,2 14 5539 15 5488,8 16 5401,5 17 5383,7 18 5409,4 19 5497,3 20 5437,5 21 5615,2 22 5514 23 5423,1 24 5405,4 25 5518,5 26 5588,6 27 5497,5 28 5474,9 29 5424,2 30 5590,3 JUMLAH 163339,6 5444,653333
NO. BETA ( ) cpm
1 20412,8 2 20184,6 3 20479 4 20651,3 5 20589,9 6 20785 7 20488,8 8 20452,8 9 20397,3 10 20304,8 11 20311,5 12 20530,8 13 20347,1 14 20304,2 15 20207,4 16 20016,6 17 20218 18 20358,6 19 20108,4 20 20116,3 21 20229,7 22 20097,7 23 20208,6 24 20125,4 25 20403,5 26 20320 27 19848,7 28 20346,6 29 20236,6 30 20149,2 JUMLAH 609231,2 20307,70667 LAMPIRAN 1 1. Data
DATA CACAH Sr-90 ( Elektrodeposisi) dengan XETEX 560 A
Sampel A Sampel B Sampel C
NO.
BETA ( )
cpm 1 345,3 2 283,3 3 342 4 318,5 5 317,3 6 302 7 326,7 8 328,9 9 339,6 10 306,3 11 310,3 12 309,5 13 283,6 14 344,1 15 342,8 16 290,7 17 294,9 18 300 19 303,3 20 386,2 21 312,4 22 291,9 23 314,3 24 286,7 25 265 26 320,3 27 302 28 304 29 309,4 30 281,4 JUMLAH 9362,7 312,09
(57)
NO.
BETA ( )
cpm 1 71 2 24,5 3 15,4 4 10,3 5 2,6 6 17,2 7 16,7 8 27,6 9 27,5 10 22,5 11 0 12 17,5 13 14,3 14 0,8 15 14,2 16 17,6 17 8,1 18 15,4 19 0 20 19,3 21 19,4 22 40 23 24,8 24 13 25 40 26 16,1 27 24,2 28 49,1 29 43,1 30 27,8 JUMLAH 640 21,33333333
Standard Sr-90 Background
NO.
BETA ( )
cpm 1 24905,6 2 24968 3 24615,6 4 24980,9 5 24879,7 6 24629,9 7 24998,6 8 24393,7 9 24646,5 10 24860,5 11 25011,7 12 24615,5 13 24444,3 14 25014,2 15 24746,8 16 24773,7 17 24813,9 18 24675,9 19 24743,7 20 24842,8 21 24932,2 22 24993,8 23 24631,1 24 24833,8 25 24998,8 26 24972,8 27 24995,7 28 24885,1 29 24780,6 30 24882,5 JUMLAH 744467,9 24815,59667 44
(58)
NO.
Alpha ( α)
cpm 1 3212,6 2 3268,6 3 3287,1 4 3246,5 5 3294 6 3293,2 7 3227,4 8 3236,3 9 3297,6 10 3298,3 JUMLAH 32661,6 3266,16 NO.
Alpha ( )
cpm 1 2027,3 2 2031,4 3 1962,8 4 1948,2 5 1949,1 6 1938,2 7 2059,4 8 2020,3 9 1931,5 10 1958,2 JUMLAH 19826,4 1982,64 NO.
Alpha ( )
cpm 1 2943,6 2 2885,7 3 2896,3 4 2925,2 5 2822,7 6 2881,7 7 2855,9 8 2872,2 9 2935,5 10 2844,9 JUMLAH 28863,7 2886,37 NO.
Alpha ( α)
cpm 1 104,7 2 119 3 108,1 4 118,6 5 95,4 6 109,8 7 99,3 8 101,5 9 115,5 10 107,1 JUMLAH 1079 107,9 NO.
Alpha ( α)
cpm 1 2692,4 2 2614,8 3 2672,8 4 2586,4 5 2740,9 6 2709,9 7 2611,8 8 2617,2 9 2698,5 10 2753,7 JUMLAH 26698,4 2669,84 LAMPIRAN 2 1. Data
DATA CACAH Am-241 ( Elektrodeposisi) dengan XETEX 560 A
Background Sampel A Sampel B Standard Am-241
NO.
Alpha ( α)
cpm 1 2 2 2 3 3 4 3 5 1 6 2 7 3 8 2 9 3 10 5 JUMLAH 26 2,6
Sampel C Sampel D Sampel E
NO.
Alpha ( α)
cpm 1 3828,5 2 3733 3 3669,2 4 3663,3 5 3725,6 6 3700,5 7 3766,5 8 3665 9 37737,3 10 3678 JUMLAH 71166,9 7116,69
(59)
No Data x - ( x - )2
1 5445,8 1,146666667 1,31484444
2 5244,9 -199,7533333 39901,3942
3 5413,7 -30,95333333 958,108844
4 5351 -93,65333333 8770,94684
5 5469,2 24,54666667 602,538844
6 5436,7 -7,953333333 63,2555111
7 5257 -187,6533333 35213,7735
8 5378,7 -65,95333333 4349,84218
9 5464,1 19,44666667 378,172844
10 5427,1 -17,55333333 308,119511
11 5359,4 -85,25333333 7268,13084
12 5508,9 64,24666667 4127,63418
13 5374,2 -70,45333333 4963,67218
14 5539 94,34666667 8901,29351
15 5488,8 44,14666667 1948,92818
16 5401,5 -43,15333333 1862,21018
17 5383,7 -60,95333333 3715,30884
18 5409,4 -35,25333333 1242,79751
19 5497,3 52,64666667 2771,67151
20 5437,5 -7,153333333 51,1701778
21 5615,2 170,5466667 29086,1655
22 5514 69,34666667 4808,96018
23 5423,1 -21,55333333 464,546178
24 5405,4 -39,25333333 1540,82418
25 5518,5 73,84666667 5453,33018
26 5588,6 143,9466667 20720,6428
27 5497,5 52,84666667 2792,77018
28 5474,9 30,24666667 914,860844
29 5424,2 -20,45333333 418,338844
30 5590,3 145,6466667 21212,9515
163339,6 1,63709E-11 214813,675
5444,653 7160,45582
0
No Data x - ( x - )2
1 20412,8 105,0933 11044,6087
2 20184,6 -123,1067 15155,2514
3 20479 171,2933 29341,406
4 20651,3 343,5933 118056,379
5 20589,9 282,1933 79633,0774
6 20785 477,2933 227808,926
7 20488,8 181,0933 32794,7954
8 20452,8 145,0933 21052,0754
9 20397,3 89,59333 8026,96538
10 20304,8 -2,906667 8,44871111
11 20311,5 3,793333 14,3893778
12 20530,8 223,0933 49770,6354
13 20347,1 39,39333 1551,83471
14 20304,2 -3,506667 12,2967111 15 20207,4 -100,3067 10061,4274 16 20016,6 -291,1067 84743,0914
17 20218 -89,70667 8047,28604
18 20358,6 50,89333 2590,13138
19 20108,4 -199,3067 39723,1474
20 20116,3 -191,4067 36636,512
21 20229,7 -78,00667 6085,04004
22 20097,7 -210,0067 44102,8
23 20208,6 -99,10667 9822,13138 24 20125,4 -182,3067 33235,7207
25 20403,5 95,79333 9176,36271
26 20320 12,29333 151,126044
27 19848,7 -459,0067 210687,12
28 20346,6 38,89333 1512,69138
29 20236,6 -71,10667 5056,15804 30 20149,2 -158,5067 25124,3634
609231,2 1,49E-10 1121026,2
20307,71 37367,54
6,55371615
2. Hasil Perhitungan
Sampel A Sampel B Sampel C
No Data x - ( x - )2
1 345,3 345,3 119232,09
2 283,3 283,3 80258,89
3 342 29,91 894,6081
4 318,5 6,41 41,0881
5 317,3 5,21 27,1441
6 302 -10,09 101,8081
7 326,7 14,61 213,4521
8 328,9 16,81 282,5761
9 339,6 27,51 756,8001
10 306,3 -5,79 33,5241
11 310,3 -1,79 3,2041
12 309,5 -2,59 6,7081
13 283,6 -28,49 811,6801
14 344,1 32,01 1024,6401
15 342,8 30,71 943,1041
16 290,7 -21,39 457,5321
17 294,9 -17,19 295,4961
18 300 -12,09 146,1681
19 303,3 -8,79 77,2641
20 386,2 74,11 5492,2921
21 312,4 0,31 0,0961
22 291,9 -20,19 407,6361
23 314,3 2,21 4,8841
24 286,7 -25,39 644,6521
25 265 -47,09 2217,4681
26 320,3 8,21 67,4041
27 302 -10,09 101,8081
28 304 -8,09 65,4481
29 309,4 -2,69 7,2361
30 281,4 -30,69 941,8761
9362,7 624,18 215558,5788 312,09 7185,28596
2,873838788
(60)
No Data x - ( x - )2
1 71 49,66666667 2466,77778
2 24,5 3,166666667 10,0277778
3 15,4 -5,933333333 35,2044444
4 10,3 -11,03333333 121,734444
5 2,6 -18,73333333 350,937778
6 17,2 -4,133333333 17,0844444
7 16,7 -4,633333333 21,4677778
8 27,6 6,266666667 39,2711111
9 27,5 6,166666667 38,0277778
10 22,5 1,166666667 1,36111111
11 0 -21,33333333 455,111111
12 17,5 -3,833333333 14,6944444
13 14,3 -7,033333333 49,4677778
14 0,8 -20,53333333 421,617778
15 14,2 -7,133333333 50,8844444
16 17,6 -3,733333333 13,9377778
17 8,1 -13,23333333 175,121111
18 15,4 -5,933333333 35,2044444
19 0 -21,33333333 455,111111
20 19,3 -2,033333333 4,13444444
21 19,4 -1,933333333 3,73777778
22 40 18,66666667 348,444444
23 24,8 3,466666667 12,0177778
24 13 -8,333333333 69,4444444
25 40 18,66666667 348,444444
26 16,1 -5,233333333 27,3877778
27 24,2 2,866666667 8,21777778
28 49,1 27,76666667 770,987778
29 43,1 21,76666667 473,787778
30 27,8 6,466666667 41,8177778
640 5,68434E-14 6881,46667
21,33333 229,382222
0,51347612
Standard Sr-90 Background
No Data x - ( x - )2
1 24905,6 90,00333333 8100,600011
2 24968 152,4033333 23226,77601
3 24615,6 -199,9966667 39998,66668
4 24980,9 165,3033333 27325,19201
5 24879,7 64,10333333 4109,237344
6 24629,9 -185,6966667 34483,25201
7 24998,6 183,0033333 33490,22001
8 24393,7 -421,8966667 177996,7973
9 24646,5 -169,0966667 28593,68268
10 24860,5 44,90333333 2016,309344
11 25011,7 196,1033333 38456,51734
12 24615,5 -200,0966667 40038,67601
13 24444,3 -371,2966667 137861,2147
14 25014,2 198,6033333 39443,28401
15 24746,8 -68,79666667 4732,981344
16 24773,7 -41,89666667 1755,330678
17 24813,9 -1,696666667 2,878677778
18 24675,9 -139,6966667 19515,15868
19 24743,7 -71,89666667 5169,130678
20 24842,8 27,20333333 740,0213444
21 24932,2 116,6033333 13596,33734
22 24993,8 178,2033333 31756,42801
23 24631,1 -184,4966667 34039,02001
24 24833,8 18,20333333 331,3613444
25 24998,8 183,2033333 33563,46134
26 24972,8 157,2033333 24712,88801
27 24995,7 180,1033333 32437,21068
28 24885,1 69,50333333 4830,713344
29 24780,6 -34,99666667 1224,766678
30 24882,5 66,90333333 4476,056011
744467,9 -1,56433E-10 848024,1697
24815,597 28267,47232
(61)
(1)
NO.
BETA (
)
cpm
1
5445,8
2
5244,9
3
5413,7
4
5351
5
5469,2
6
5436,7
7
5257
8
5378,7
9
5464,1
10
5427,1
11
5359,4
12
5508,9
13
5374,2
14
5539
15
5488,8
16
5401,5
17
5383,7
18
5409,4
19
5497,3
20
5437,5
21
5615,2
22
5514
23
5423,1
24
5405,4
25
5518,5
26
5588,6
27
5497,5
28
5474,9
29
5424,2
30
5590,3
JUMLAH
163339,6
5444,653333
NO.
BETA (
) cpm
1
20412,8
2
20184,6
3
20479
4
20651,3
5
20589,9
6
20785
7
20488,8
8
20452,8
9
20397,3
10
20304,8
11
20311,5
12
20530,8
13
20347,1
14
20304,2
15
20207,4
16
20016,6
17
20218
18
20358,6
19
20108,4
20
20116,3
21
20229,7
22
20097,7
23
20208,6
24
20125,4
25
20403,5
26
20320
27
19848,7
28
20346,6
29
20236,6
30
20149,2
JUMLAH
609231,2
20307,70667
LAMPIRAN 1
1. Data
DATA CACAH Sr-90 ( Elektrodeposisi) dengan XETEX 560 A
Sampel A
Sampel B
Sampel C
NO.
BETA (
)
cpm
1
345,3
2
283,3
3
342
4
318,5
5
317,3
6
302
7
326,7
8
328,9
9
339,6
10
306,3
11
310,3
12
309,5
13
283,6
14
344,1
15
342,8
16
290,7
17
294,9
18
300
19
303,3
20
386,2
21
312,4
22
291,9
23
314,3
24
286,7
25
265
26
320,3
27
302
28
304
29
309,4
30
281,4
JUMLAH
9362,7
(2)
NO.
BETA (
)
cpm
1
71
2
24,5
3
15,4
4
10,3
5
2,6
6
17,2
7
16,7
8
27,6
9
27,5
10
22,5
11
0
12
17,5
13
14,3
14
0,8
15
14,2
16
17,6
17
8,1
18
15,4
19
0
20
19,3
21
19,4
22
40
23
24,8
24
13
25
40
26
16,1
27
24,2
28
49,1
29
43,1
30
27,8
JUMLAH
640
21,33333333
Standard Sr-90
Background
NO.
BETA (
)
cpm
1
24905,6
2
24968
3
24615,6
4
24980,9
5
24879,7
6
24629,9
7
24998,6
8
24393,7
9
24646,5
10
24860,5
11
25011,7
12
24615,5
13
24444,3
14
25014,2
15
24746,8
16
24773,7
17
24813,9
18
24675,9
19
24743,7
20
24842,8
21
24932,2
22
24993,8
23
24631,1
24
24833,8
25
24998,8
26
24972,8
27
24995,7
28
24885,1
29
24780,6
30
24882,5
JUMLAH
744467,9
(3)
NO.
Alpha (
α
)
cpm
1
3212,6
2
3268,6
3
3287,1
4
3246,5
5
3294
6
3293,2
7
3227,4
8
3236,3
9
3297,6
10
3298,3
JUMLAH
32661,6
3266,16
NO.
Alpha (
)
cpm
1
2027,3
2
2031,4
3
1962,8
4
1948,2
5
1949,1
6
1938,2
7
2059,4
8
2020,3
9
1931,5
10
1958,2
JUMLAH
19826,4
1982,64
NO.
Alpha (
)
cpm
1
2943,6
2
2885,7
3
2896,3
4
2925,2
5
2822,7
6
2881,7
7
2855,9
8
2872,2
9
2935,5
10
2844,9
JUMLAH
28863,7
2886,37
NO.
Alpha (
α
)
cpm
1
104,7
2
119
3
108,1
4
118,6
5
95,4
6
109,8
7
99,3
8
101,5
9
115,5
10
107,1
JUMLAH
1079
107,9
NO.
Alpha (
α
)
cpm
1
2692,4
2
2614,8
3
2672,8
4
2586,4
5
2740,9
6
2709,9
7
2611,8
8
2617,2
9
2698,5
10
2753,7
JUMLAH
26698,4
2669,84
LAMPIRAN 2
1. Data
DATA CACAH Am-241 ( Elektrodeposisi) dengan
XETEX 560 A
Background
Sampel A
Sampel B
Standard Am-241
NO.
Alpha (
α
)
cpm
1
2
2
2
3
3
4
3
5
1
6
2
7
3
8
2
9
3
10
5
JUMLAH
26
2,6
Sampel C
Sampel D
Sampel E
NO.
Alpha (
α
)
cpm
1
3828,5
2
3733
3
3669,2
4
3663,3
5
3725,6
6
3700,5
7
3766,5
8
3665
9
37737,3
10
3678
JUMLAH
71166,9
(4)
No Data x - ( x - )2
1 5445,8 1,146666667 1,31484444
2 5244,9 -199,7533333 39901,3942
3 5413,7 -30,95333333 958,108844
4 5351 -93,65333333 8770,94684
5 5469,2 24,54666667 602,538844
6 5436,7 -7,953333333 63,2555111
7 5257 -187,6533333 35213,7735
8 5378,7 -65,95333333 4349,84218
9 5464,1 19,44666667 378,172844
10 5427,1 -17,55333333 308,119511
11 5359,4 -85,25333333 7268,13084
12 5508,9 64,24666667 4127,63418
13 5374,2 -70,45333333 4963,67218
14 5539 94,34666667 8901,29351
15 5488,8 44,14666667 1948,92818
16 5401,5 -43,15333333 1862,21018
17 5383,7 -60,95333333 3715,30884
18 5409,4 -35,25333333 1242,79751
19 5497,3 52,64666667 2771,67151
20 5437,5 -7,153333333 51,1701778
21 5615,2 170,5466667 29086,1655
22 5514 69,34666667 4808,96018
23 5423,1 -21,55333333 464,546178
24 5405,4 -39,25333333 1540,82418
25 5518,5 73,84666667 5453,33018
26 5588,6 143,9466667 20720,6428
27 5497,5 52,84666667 2792,77018
28 5474,9 30,24666667 914,860844
29 5424,2 -20,45333333 418,338844
30 5590,3 145,6466667 21212,9515
163339,6 1,63709E-11 214813,675
5444,653
7160,45582
0
No Data x - ( x - )2
1 20412,8 105,0933 11044,6087
2 20184,6 -123,1067 15155,2514
3 20479 171,2933 29341,406
4 20651,3 343,5933 118056,379
5 20589,9 282,1933 79633,0774
6 20785 477,2933 227808,926
7 20488,8 181,0933 32794,7954
8 20452,8 145,0933 21052,0754
9 20397,3 89,59333 8026,96538
10 20304,8 -2,906667 8,44871111
11 20311,5 3,793333 14,3893778
12 20530,8 223,0933 49770,6354
13 20347,1 39,39333 1551,83471
14 20304,2 -3,506667 12,2967111
15 20207,4 -100,3067 10061,4274
16 20016,6 -291,1067 84743,0914
17 20218 -89,70667 8047,28604
18 20358,6 50,89333 2590,13138
19 20108,4 -199,3067 39723,1474
20 20116,3 -191,4067 36636,512
21 20229,7 -78,00667 6085,04004
22 20097,7 -210,0067 44102,8
23 20208,6 -99,10667 9822,13138
24 20125,4 -182,3067 33235,7207
25 20403,5 95,79333 9176,36271
26 20320 12,29333 151,126044
27 19848,7 -459,0067 210687,12
28 20346,6 38,89333 1512,69138
29 20236,6 -71,10667 5056,15804
30 20149,2 -158,5067 25124,3634
609231,2 1,49E-10 1121026,2
20307,71
37367,54
6,55371615
2. Hasil Perhitungan
Sampel A Sampel B Sampel C
No Data x - ( x - )2
1 345,3 345,3 119232,09
2 283,3 283,3 80258,89
3 342 29,91 894,6081
4 318,5 6,41 41,0881
5 317,3 5,21 27,1441
6 302 -10,09 101,8081
7 326,7 14,61 213,4521
8 328,9 16,81 282,5761
9 339,6 27,51 756,8001
10 306,3 -5,79 33,5241
11 310,3 -1,79 3,2041
12 309,5 -2,59 6,7081
13 283,6 -28,49 811,6801
14 344,1 32,01 1024,6401
15 342,8 30,71 943,1041
16 290,7 -21,39 457,5321
17 294,9 -17,19 295,4961
18 300 -12,09 146,1681
19 303,3 -8,79 77,2641
20 386,2 74,11 5492,2921
21 312,4 0,31 0,0961
22 291,9 -20,19 407,6361
23 314,3 2,21 4,8841
24 286,7 -25,39 644,6521
25 265 -47,09 2217,4681
26 320,3 8,21 67,4041
27 302 -10,09 101,8081
28 304 -8,09 65,4481
29 309,4 -2,69 7,2361
30 281,4 -30,69 941,8761
9362,7 624,18 215558,5788 312,09
7185,28596
(5)
No Data x - ( x - )2
1 71 49,66666667 2466,77778
2 24,5 3,166666667 10,0277778
3 15,4 -5,933333333 35,2044444
4 10,3 -11,03333333 121,734444
5 2,6 -18,73333333 350,937778
6 17,2 -4,133333333 17,0844444
7 16,7 -4,633333333 21,4677778
8 27,6 6,266666667 39,2711111
9 27,5 6,166666667 38,0277778
10 22,5 1,166666667 1,36111111
11 0 -21,33333333 455,111111
12 17,5 -3,833333333 14,6944444
13 14,3 -7,033333333 49,4677778
14 0,8 -20,53333333 421,617778
15 14,2 -7,133333333 50,8844444
16 17,6 -3,733333333 13,9377778
17 8,1 -13,23333333 175,121111
18 15,4 -5,933333333 35,2044444
19 0 -21,33333333 455,111111
20 19,3 -2,033333333 4,13444444
21 19,4 -1,933333333 3,73777778
22 40 18,66666667 348,444444
23 24,8 3,466666667 12,0177778
24 13 -8,333333333 69,4444444
25 40 18,66666667 348,444444
26 16,1 -5,233333333 27,3877778
27 24,2 2,866666667 8,21777778
28 49,1 27,76666667 770,987778
29 43,1 21,76666667 473,787778
30 27,8 6,466666667 41,8177778
640 5,68434E-14 6881,46667
21,33333
229,382222
0,51347612
Standard Sr-90 Background
No Data x - ( x - )2
1 24905,6 90,00333333 8100,600011
2 24968 152,4033333 23226,77601
3 24615,6 -199,9966667 39998,66668
4 24980,9 165,3033333 27325,19201
5 24879,7 64,10333333 4109,237344
6 24629,9 -185,6966667 34483,25201
7 24998,6 183,0033333 33490,22001
8 24393,7 -421,8966667 177996,7973
9 24646,5 -169,0966667 28593,68268
10 24860,5 44,90333333 2016,309344
11 25011,7 196,1033333 38456,51734
12 24615,5 -200,0966667 40038,67601
13 24444,3 -371,2966667 137861,2147
14 25014,2 198,6033333 39443,28401
15 24746,8 -68,79666667 4732,981344
16 24773,7 -41,89666667 1755,330678
17 24813,9 -1,696666667 2,878677778
18 24675,9 -139,6966667 19515,15868
19 24743,7 -71,89666667 5169,130678
20 24842,8 27,20333333 740,0213444
21 24932,2 116,6033333 13596,33734
22 24993,8 178,2033333 31756,42801
23 24631,1 -184,4966667 34039,02001
24 24833,8 18,20333333 331,3613444
25 24998,8 183,2033333 33563,46134
26 24972,8 157,2033333 24712,88801
27 24995,7 180,1033333 32437,21068
28 24885,1 69,50333333 4830,713344
29 24780,6 -34,99666667 1224,766678
30 24882,5 66,90333333 4476,056011
744467,9 -1,56433E-10 848024,1697
24815,597
28267,47232
(6)