BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sekarang ini masih banyak orang, perusahaan, dinas kependudukan maupun pihak kepolisian mencari informasi mengenai seseorang secara manual. Informasi
tersebut akan sulit didapat jika data orang sangat banyak. Salah satu teknik untuk mendapatkan informasi mengenai seseorang adalah dari foto wajah orang
tersebut, dimana dari foto tersebut akan didapat identitas dan informasi orang tersebut. Hal ini mendorong penulis untuk membuat sebuah program aplikasi
pengenalan wajah bagi komputer karena pencarian informasi menggunakan komputer lebih cepat dibandingkan secara manual.
Pada masa sekarang ini neural network telah dipercaya sebagai alat yang berguna untuk menyelesaikan berbagai macam tipe masalah, salah satunya adalah
pengenalan pola wajah. Untuk membuat program aplikasi pengenalan wajah bagi komputer
terdapat banyak metode, tetapi dalam penulisan skripsi ini penulis hanya menggunakan metode Bidirectional Associative Memory BAM neural network.
Metode Bidirectional Associative Memory memungkinkan agar komputer mampu mengenali pola yang kurang bagus dengan cara membandingkan pola masukan
dengan pola yang telah tersimpan pada komputer. BAM bersifat content addressable memory dan juga mampu memanggil input yang lengkap maupun
tidak lengkap. Metode ini pernah digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu “Identifikasi Pola Sidik Jari dengan Jaringan Syaraf Tiruan BAM” tahun 2006,
“Pembuatan Perangkat Lunak Identifikasi Huruf dengan Metode BAM” tahun
Universitas Sumatera Utara
2008, “Human Recognition in passive environment using Bidirectional associative memory” tahun 2010. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah
proses pelatihan yang berbeda dan pemprosesan citra untuk data inputnya. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan penulis akan membuat
suatu penelitian yang berjudul Implementasi Jaringan Syaraf Metode Bidirectional Associative Memory untuk Pengenalan Pola Wajah. Dengan
demikian, peran neural network dalam membantu pekerjaan manusia dalam bidang keamanan akan semakin meningkat, sehingga proses penyelesaian masalah
dapat dilakukan seefektif mungkin dengan hasil yang memuaskan
1.2. Perumusan Masalah