Proses Pemasakan pada Superbatch Digester

oleh hot liquor dan temperatur di dalam digester antara 130-140 C sehingga tidak membutuhkan waktu lama pada fase heating. Sebaliknya jika HLF efficiency 80 maka tidak seluruh impregnation liquor tergantikan oleh hot liquor. Artinya masih banyak impregnation liquor yang tertinggal di digester dan temperatur di dalam digester 130 C sehingga membutuhkan waktu yang lama pada fase heating. Rendahnya HLF efficiency juga menyebabkan tingginya kappa number karena HWL sebagai pemasak tidak tinggal di digester sehingga alkali aktif yang dibutuhkan tidak cukup. Anonymous, 2002

2.8 Proses Pemasakan pada Superbatch Digester

A. Chip Filling pengisian chip Accept chip dari chip screening didistribusikan dengan conveyor kemudian ditampung dalam chip silo. Setelah itu didistribusikan dengan screw conveyor dan dimasukkan ke dalam digester melalui bagian atas capping valve. FL 1 memiliki satu chip silo sedangkan FL 2 memiliki dua chip silo. Pada saat chip filling dibantu oleh Low Pressure steam LP steam steam bertekanan rendah dengan tekanan 3-4 bar melalui steam packer untuk memadatkan dan meratakan chip sehingga pengisian chip maksimal sampai sekitar 135-155 ton memenuhi digester. Selain itu udara di dalam digester juga diusahakan untuk dihilangkan melalui screen sirkulasi dengan bantuan blower. Proses berlangsung kira-kira 25-32 menit. B. Impregnation impregnasi Pada bagian ini Warm black liquor dengan suhu sekitar 90 C dari impregnationwarm black liquor tank dipompakan ke digester melalui bagian bawah Universitas Sumatera Utara sampai overflow penuhberlebihan kira-kira dengan volume 300 m 3 untuk FL 2 dan 280 m 3 untuk FL 1. Volume digester 350 m 3 untuk FL 1 dan 400 m 3 untuk FL 2. Liquor yang terisi ke dalam digester + 60 dari volume digester dan + 40 dari volume digester terisi chip. Liquor diisi sampai overflow tujuannya adalah untuk menghilangkan udara gas dari dalam digester sehingga lebih padat dan merata, sebagai pemanasan awal pada chip yang akan memberikan impregnasi penetrasi yang bagus pada chip, dan juga untuk menetralkan asam-asam yang terdapat pada chip. Suhu dalam digester setelah impregnasi mencapai 90-95 C. C. Hot Filling pengisian cairan pemasak panas Pada bagian ini, pertama-tama hot black liquor HBL dengan suhu 150-170 C sebanyak kira-kira 300 m 3 untuk FL 2 dan 235 m 3 untuk FL 1 dari HBL accumulator 1 dipompakan ke dalam digester melalui bagian bawah sehingga perlahan-lahan warm black liquor dalam digester dapat tergantikan. Warm black liquor yang keluar disebut dengan weak black liquor yang memiliki kandungan padatan kira-kira 14-17. Setelah itu akan dialirkan ke weak black liquor tank untuk seterusnya dikirim ke evaporator untuk diuapkan lalu dikirim ke recovery boiler. Tujuan hot black liquor filling adalah untuk menaikkan temperatur dan tekanan sehingga mendekati temperatur pemasakan. Impregnasi dengan hot black liquor akan mempercepat delignifikasi, memperbaiki kekuatan pulp dan rendemen, menurunkan reject, memanfaatkan residual alcali yang masih terdapat dalam black liquor, dan menurunkan pemakaian bahan kimia pada proses pemutihan. Hot black liquor yang memiliki konsentrasi alkali lebih rendah terlebih dahulu ditambahkan sebelum hot white liquor untuk mencegah kerusakan serat yang mungkin terjadi karena konsentrasi Universitas Sumatera Utara alkali pada white liquor sangat tinggi. Setelah penuh, lalu dipompakan hot white liquor HWL dengan suhu sekitar 150-170 C dari HWL accumulator ke dalam digester melalui bagian bawah sebanyak kira-kira 149 m 3 untuk FL 2 dan 105 m 3 untuk FL 1 sebagai larutan pemasak yang mengandung alkali untuk mendegradasi lignin dan juga berfungsi menaikkan temperatur pemasakan yang akan mendorong dan menggantikan hot black liquor. Selanjutnya sebagian hot black liquor yang memiliki suhu 100 C akan dibawa ke weak black liquor tank sedangkan sebagian lagi yang memiliki suhu 100 C dibawa ke HBL accumulator 2. Suhu dalam digester setelah hot filling mencapai 140-155 C. D. Heating and Cooking pemanasan dan pemasakan Tujuan dari heating ini adalah untuk menaikkan suhu sampai dicapai suhu pemasakan yaitu 160-165 C. Setelah hot filling, suhu dalam digester belum mencapai suhu pemasakan, masih sekitar 140-155 C. Oleh karena itu, perlu dilakukan heating dengan bantuan MP Middle Pressure steam atau steam bertekanan sedang dengan tekanan 13-14 bar sehingga dicapai suhu yang diperlukan untuk pemasakan dan tekanan pada`saat cooking adalah sekitar`7-11 bar. Setelah dicapai suhu untuk pemasakan, MP steam dihentikan selanjutnya hot white liquor dalam digester disirkulasikan dengan pompa sirkulasi agar proses pemasakan dapat merata ke seluruh bagian digester dan semua chip dapat matang. Hot white liquor disirkulasikan ke bagian atas digester sebesar + 60 dan ke bagian bawah sebesar + 40. Suhu pada proses pemasakan tetap dijaga sampai selesai pemasakan dan memerlukan waktu heating dan cooking sekitar 60-75 menit. Universitas Sumatera Utara E. Displacement penggantian Setelah waktu pemasakan terpenuhi atau setelah tercapainya H-faktor suhu dan waktu pemasakan, pompa sirkulasi hot white liquor dihentikan kemudian dari displacement tank dipompakan filtrat yang mengandung black liquor dari washing yang dikumpulkan dalam displacement tank dengan suhu yang lebih dingin kira-kira 70-75 C melalui bagian bawah digester. Filtrat yang lebih dingin ini sebanyak kira- kira 450 m 3 dipompakan ke dalam digester melalui bagian bawah untuk menggantikan hot white liquor yang bersuhu lebih tinggi sampai suhu di dalam digester turun sampai sekitar 100 C. Tujuan dari displacement penggantian ini adalah untuk menghentikan reaksi pemasakan dan sebagai tahap pencucian awal pada chip. Hot white liquor dalam digester akan berubah menjadi black liquor setelah pemasakan karena mengalami reaksi dengan chip. Selanjutnya black liquor akan masuk ke HBL accumulator 2. Setelah filtrat dari displacement tank memenuhi digester lalu akan keluar sebagian menuju HBL akumulator 1 yang memiliki suhu 150-170 C sekitar 350 m 3 dan sebagian sisanya ke HBL akumulator 2 yang memiliki suhu 120-150 C. F. Discharge Pengisian Chip yang telah masak dari dalam digester selanjutnya dipompakan ke dalam discharge tank untuk selanjutnya dikirim ke proses washing. Sebelumnya pada proses discharge, dilakukan proses dilusi pengenceran menggunakan filtrat dari displacement tank sehingga konsistensi pulp mencapai 4-6 dari 8-9 untuk memudahkan pemompaan ke discharge tank. Selain itu, filtrat ini juga berfungsi untuk membersihkan digester dari sisa pulp. Universitas Sumatera Utara Pada proses pemasakan di digester diharapkan pulp yang dihasilkan memiliki kappa number 13-14. Keseluruhan proses pada digestercooking dari chip filling sampai discharge memakan waktu 240-260 menit cooking cycle yang berarti satu digester kira-kira dapat melakukan 5,5 kali cooking per hari dan keseluruhan digester 14 buah dapat melakukan kira-kira 70 kali cooking per hari dengan catatan tidak ada waktu istirahat spare time untuk masing-masing digester. Untuk satu kali blow pengeluaran dapat menghasilkan + 40 ADT air dry ton pulp. Anonymous, 2000 Waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing tahap pada digester kira-kira adalah : Tabel 2.6 Waktu yang Dibutuhkan pada Tahap Cooking Chip filling 26 menit Impregnation 26 menit Hot liquor filling 47 menit Heating and cooking 75 menit Displacement 55 menit Discharge 35 menit Total 264 menit Sumber : Pulp Mill Overview, 2000 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Pengukuran chip moisture

3.1.1 Alat

- neraca analitik - wadah sampel - oven

3.1.2 Bahan

- sampel chip

3.1.3 Prosedur

Diambil sampel chip yang ada kemudian ditimbang sebanyak 200 gram sampel chip basah air dry chip pada neraca analitik. Setelah itu, dimasukkan sampel chip tersebut ke dalam oven kemudian dikeringkan pada temperatur 105 o C selama 20- 24 jam. Setelah 20-24 jam kemudian sampel chip dikeluarkan dari oven kemudian ditimbang di neraca analitik dan diperoleh sampel chip kering oven dry chip.

3.1.4 Perhitungan

- chip moisture = chip dry air chip dry oven - chip dry air x 100 - chip dryness = 100 - chip moisture Universitas Sumatera Utara