KERANGKA KONSEP METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1 KERANGKA KONSEP

Denture stomatitis pH asam saliva Asupan karbohidrat yang tinggi  Fermentasi Streptococcus mutans. - Gigitiruan yang dipakai terus menerus. - Penjagaan kebersihan gigitiruan yang tidak memadai sehingga terjadi penumpukan plak pada permukaan gigitiruan . Streptococcus mutans Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

4.2. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. 4.3. Populasi, Sampel dan Besar Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Populasi Penelitian adalah pasien yang memakai gigitiruan pada rahang atas . Sampel penelitian ini adalah pasien gigitiruan rahang atas yang datang ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan dengan jumlah sampel 21 orang.

4.3.2 Sampel penelitian

Penentuan sampel yang memenuhi: Kriteria inklusi : - Memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas lebih dari 6 bulan. - Berusia antara 30-80 tahun. - Bahan gigitiruan penuh rahang atas terbuat dari akrilik penuh. Kriteria eksklusi: Universitas Sumatera Utara - Pemakaian gigitiruan kurang dari 6 bulan. - Bahan gigitiruan terbuat dari metal frame.

4.3.3 Besar Sampel Penelitian

Sampel dihitung dengan menggunakan rumus: Zα 2 . P.Q n= d 2 n = jumlah sampel Zα= tingkat kemaknaan yang dikehendaki= 1.96 P = persentaseprevalensi penyakit = 67.6 Q = 1-p d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki = 20 1.96 2 x 0.676 x 1- 0.676 n= 0.2 2 n= 21.04 Dari rumus yang diperoleh besar sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 21 orang pasien Universitas Sumatera Utara

4.4 Variabel penelitian

Variabel –variabel yang diidentifikasi pada penelitian ini terdiri atas :  Variabel bebas.  Variabel tergantung.  Variabel terkendali.  Variabel tak terkendali. Universitas Sumatera Utara Variabel bebas Pasien yang memakai gigitiruan penuh akrilik rahang atas Variabel terkendali  Usia  Jenis kelamin  Jenis gigitiruan akrilik  Lama pemakaian gigitiruan  Sterilisasi alat dan bahan  Media  Suhu inkubator 37ºC  Waktu pertumbuhan bakteri  Keterampilan operator  Frekuensi menyikat gigi Variabel tak terkendali  Viskositas saliva  Oral hygiene  Diet Variabel tergantung Streptococcus mutans pada membran mukosa palatal dan permukaan dalam gigitiruan penuh akrilik rahang atas Universitas Sumatera Utara

4.4.1 Variabel tergantung

Streptococcus mutans pada membran mukosa palatal dan permukaan dalam gigitiruan.

4.4.2 Variabel bebas

Pasien yang memakai gigitiruan penuh dan gigitiruan sebagian lepasan.

4.4.3 Variabel terkendali  Usia

 Jenis kelamin  Jenis gigitiruan  Lama pemakaian gigitiruan  Sterilisasi alat dan bahan  Media  Suhu inkubator 37ºC  Waktu pertumbuhan bakteri  Keterampilan operator  Frekuensi menyikat gigi 4.4.4 Variabel tak terkendali  Viskositas saliva  Oral hygiene  Diet

4.5. Definisi operasional

Universitas Sumatera Utara - Prevalensi : Jumlah kasus penyakit tertentu yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu. - Gigitiruan : Komponen gigitiruan, biasanya dipakai untuk menggantikan gigi asli yang hilang dari jaringan sekitarnya. - Denture stomatitis : Peradangan mukosa palatal yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada pasien pemakai gigitiruan penuh rahang atas dengan lesi yang berwarna merah paling sering dijumpai akibat tekanan oleh gigitiruan dan pemakaian terus menerus tanpa melepaskan untuk perendaman dengan bahan antiseptik. - Streptococcus mutans : Bakteri yang dominan di rongga mulut dan menyebabkan karies pada gigi, berbentuk kokus dan berantai panjang. - Media Blood agar : media tempat pertumbuhan bakteri Streptococcus sp . - Media TYC : media selektif untuk pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans . 4.6 Alat dan Bahan 4.6.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :  Ose.  Lampu spiritus.  Cotton bud .  Kayu Penjepit. Universitas Sumatera Utara  Masker.  Sarung Tangan.  Kaca Mulut.  Pinset.  Kapas.  Inkubator.  Kabin Kabinet.  Mikroskop. Gambar 6 : alat dan bahan penelitian

4.6.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ;  Media Blood Agar. Universitas Sumatera Utara Gambar 7 : Media Blood Agar  TYC. Gambar 8 : TYC  Aquadest.  Ariginin.  Eskulin.  Glukosa.  Manitol.  Sorbitol.  Zat Warna Gentian Violet.  Lugol.  Zat warna Fuschin Air. Universitas Sumatera Utara  Alkohol. 4.7 Prosedur pengumpulan data 4.7.1 Pelaksanaan Penelitian Sebanyak 21 orang pasien diminta kesediaannya untuk menjadi subjek penelitian secara bertulis Informed consent . Data –data pasien seperti : nama, usia, jenis kelamin, alamat, ada atau tidak penyakit sistemik, lama pemakaian gigitiruan, apakah pemakaian gigitiruan dilakukan sepanjang hari termasuk pada waktu malam atau gigitiruan dilepaskan pada malam hari, bagaimana penjagaan gigitiruan oleh si pemakai. 4.7.2 Cara kerja 4.7.2.1 Pembuatan media

a. Media

blood agar : Media untuk pertumbuhan Streptococcus sp. yang terdiri dari :  Blood agar base medium............ 500ml  Steril defibrinated blood............ 5 domba, kuda, kelinci - Sterilisasikan base medium Trypticase soy agar atau tryptic soy agar dalam autoclave , 121 º C, 15 menit. - Dinginkan dalam waterbath 48-50ºC. - Tambahkan 5 sterile defibrinated blood 20cc aseptik. - Goyang-goyangkan tabung Erlenmeyer sehingga campuran homogen. Universitas Sumatera Utara - Tuangkan ke dalam cawan petri sebanyak ±20ml.

b. Media TYC :

Tryptone Yeast Cystine TYC, media yang di buat untuk pertumbuhan S treptococcus mutans, komposisi TYC terdiri dari Tryptone 15.0, Yeast Extract 5.0, L-Cystine 0.2, Sodium Sulpite 0.1, Sodium Chloride 1.0, Disodium Phosphate Anhydrous 0.8, Agar No. 2 12.0, Sodium Bicarbonate 2.0, Sucrose 50.0, Sodium Acetate Anhydrous 12.0, dengan pH 7.3 ± 0.2 LAB M  9,8g TYC dilarutkan kedalam 100ml aquadest, kemudian panaskan diatas hotplate dengan temperatur 100ºC sampai mendidih sambil diaduk, setelah mendidih media di sterilkan ke dalam autoclave dengan temperature 21ºC dengan tekanan 2 atm selama 45 menit, masukkan media yang sudah steril ke dalam piring petri masing-masing sebanyak 10-15ml. Diamkan sampai media memadat.

4.7.2.2 Penanaman pada media perbenihan pemeriksaan tak langsung

1. pH saliva diperiksa dan dicatat Gambar 9: pH saliv Universitas Sumatera Utara 2. Pasien diminta agar gigitiruan dilepaskan dan berkumur. Gambar 10: gigitiruan dilepas 3. Dengan menggunakan kapas lidi yang steril, spesimen diambil dari : a. Permukaan mukosa palatal pasien yang memakai gigitiruan. b. Permukaan dalam gigitiruan rahang atas. Kemudian ditanam ke media Blood Agar dengan ose yang telah di sterilkan, lakukan goresan secara zig –zag kemudian di inkubasi selama 24jam pada temperatur 37 o C. 4. Bakteri yang tumbuh pada media blood agar dilakukan pewarnaaan Gram dan diidentifikasi sebagai Streptococcus sp. 5. Koloni yang diidentifikasi Streptococcus sp. dikultur kembali ke Tryptone Yeast Cystine TYC. Kemudian di inkubasi di dalam inkubator dengan temperatur 37 º C selama 18-24jam. 6. Untuk memastikan Streptococcus mutans maka bakteri di uji dengan reaksi biokimia seperti eskulin, arginin, sorbitol, glukosa, mannitol. Universitas Sumatera Utara 7. Hasil dari fermentasi eskulin, arginin, sorbitol, glukosa dan mannitol memberi reaksi yang positif berubah dari warna hijau ke kuning-kuningandengan indikator phenol red . Gambar 11 : Perubahan warna pada tabung

4.7.2.3 Teknik Pewarnaan Gram pemeriksaan langsung

- Fiksasi bakteri diatas objek gelas. - Teteskan dengan gentian violet selama 5 menit. - Cuci dengan air kran. - Teteskan dengan lugol selama ± 30 detik. - Cuci dengan air kran. - Lunturkan dengan alkohol 96 ± 10-30 detik. - Cuci dengan air kran. - Tetesi dengan safranin atau Fukhsin air selama ± 30 detik. - Cuci dengan air, keringkan dan lihat dibawah mikroskop. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL PENELITIAN