17
2.6. Pasir
Komposisi kimia pasir dan keadaan geologi mempengaruhi kualitas pasir. Gradasi yang baik dari pasir juga memberikan efek yang penting pada kelecakan
dan ketahanan pada mortar. Pasir dengan butiran yang dangat halus tidak praktis untuk kelecakannya, sehingga harus ditambahka semen untuk mengisi rongga
diantara butiran yang sangat halus tersebut untuk mendapatkan kelecakan yang baik, sedangkan mortar yang menggynakan pasir dengan butiran yang besar biasanya
lemah karena rongga antar butiran cukup lebar sehingga tegangan tidak dapat menyebar secara merata. Faktor kandungan air dalam agregat pasir juga
memegang peranan penting dalam mortar. Pasir dengan kandungan air yang banyak dapat menambah watercment ratio yang berakibat pada penurunan kekuatan. Hal
ini dikarenakan air yang semula menempati rongga menguap bersamaan dengan terjadinya reaksi hidrasi sehingga terbentuk rongga uang dapat meningkatkan
porositas pada paving block. Paving yang kotor sebaiknya tidak digunakan untuk pembuatan paving block sebab dapat mengurangi daya rekat beton.
2.7. Serat TKKS
Serat TKKS adalah serat alami yang terbuat dari tandan kosong kelapa sawit yang merupakan limbah pada proses pengolahan di suatu pabrik kelapa
sawit. Pada penelitian ini serat TKKS dimanfaatkan sebagai unsur penguat komposit yang dihasilkan. Tiap kandungan serat TKKS secara fisik mengandung
material-material serat seperti lignin 16,19, selulosa 44,14, dan hemiselulosa 19,28 yang mirip dengan material kimia penyusun kayu [5].
Sementara hasil penelitian yang telah dilakukan oleh sebuah institusi komersial terhadap komposisi material kimianya diketahui bahwa kandungan material serat
dalam TKKS merupakan kandungan maksimum seperti diperlihatkan pada tabel 2.2. Bahan penguat komposit yang digunakan ialah dari bahan TKKS yang
kemudian dibentuk menjadi ukuran halus dan dicampur dalam matriks. Ukuran serat TKKS yang belum dicacah adalah 13-18cm dan serat ini dihaluskan lagi
hingga mencapai ukuran 0,1-0,8mm.
18
Tabel 2.2. Bahan penyusun tandan kosong kelapa sawit
No Bahan-Bahan Kandungan
Komposisi
1. Uap air
5.40 2.
Protein 3.00
3 Serat
35.00 4.
Minyak 3.00
5. Kelarutan air
16.20 6.
Kelarutan unsur alkali 1 29.30
7. Debu
5.00 8.
K 1,71
9. Ca
0,14 10.
Mg 0,12
11. P
0,06 12.
Mn, Zn, Cu, Fe 1,07
TOTAL 100,00
sumber:
Concrete Foam – Production and Testing, Bustami Syam dan Nuzuli Fitriadi
Berdasarkan data pada tabel 2.2. terlihat bahwa kandungan serat merupakan unsur dominan dalam TKKS. Dengan demikian TKKS diperkirakan
akan memberikan sifat mekanik yang cukup baik terhadap material komposit yang dibentuk.
Gambar 2.4 dan 2.5 berturut-turut adalah TKKS yang telah dicacah menjadi bagian kecil dan serat TKKS yang telah dihaluskan.
Gambar. 2.4. TKKS yang telah dicacah.
19
Gambar 2.5. Serat TKKS Masalah utama dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit ialah tingginya
kandungan zat ekstraktif dan asam lemak, sehingga dapat menurunkan sifat mekanik material yang dibentuk. Tandan kosong segar yang dihasilkan PKS pada
umumnya memiliki komposisi lignoselulosa 30,5, minyak 2,5, dan air 67. sedangkan bagian lignoselulosa sendiri terdiri dari lignin 16,19, selulosa
44,14, dan hemiselulosa 19,28. Untuk itu pada penelitian ini serat TKKS direndam terlebih dahulu ke dalam larutan NaOH 0,4 selama 1 hari, kemudian
dicuci dengan air bersih, dan dikeringkan pada suhu kamar selama lebih kurang 3 hari.
Kekuatan mekanik serat TKKS dengan diameter rata-rata 0,4 mm memiliki harga modulus elastisitas rata-rata sebesar 11,88 GPa dengan tegangan
tarik maksimum rata-rata sebesar 156,3 MPa. Serat tandan kosong kelapa sawit memiliki kekuatan tensile strength yang rendah, sedangkan tensile modulus agak
conservative di antara serat alam lainnya. seperti terlihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3. Perbandingan tensile strength dan tensile modulus serat alam
Natural Fiber Name Ave. Tensile Strength
MPa Ave.Tensile Modulus
GPa
Bamboo fiber 25
– 35 EFB Ǿ= 0.44 mm
253 16
Coir, cocosnucifera 220
6 Sisal, agave sissalan
400-600 38
Jute 430
– 530 10
– 30 Hemp
550 – 900
70
sumber: Jurnal solid Mekanik dan Material Teknik
20
2.8. Foaming Agent