BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1  LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian  dilakukan  di  Laboratorium  Oleokimia,  Pusat  Penelitian  Kelapa Sawit,  Jl.  Bridgen  Katamso  No.  51,  Medan.  Penelitian  ini  dilakukan  selama  lebih
kurang 6 bulan.
3.2  BAHAN DAN PERALATAN
3.2.1 Bahan Penelitian
Pada penelitian ini bahan yang digunakan antara lain: 1.
Mesokarp Kelapa Sawit 2.
Novozyme 435 Candida antarctica lipase B immobilized on acrylic resin 3.
Dimethyl Carbonate C
3
H
6
O
3
3.2.2 Peralatan Penelitian
Pada penelitian ini peralatan yang digunakan antara lain: 1.
Erlenmeyer 100 mL 2.
Hot Plate 3.
Magnetic Stirrer 4.
Termometer 5.
Water Bath 6.
Rotary Vacum Evaporator 7.
Stopwatch 8.
Soxhlet 9.
Reciprocal shaker 10.
Neraca Digital 11.
Kertas Saring 12.
Pipet Volumetrik 13.
Pipet Tetes 14.
Karet Penghisap 15.
Spatula
Universitas Sumatera Utara
16. Beaker Glass
17. Gelas Ukur
18. Corong Gelas
19. Penjepit Tabung
20. Desikator
21. Oven
22. Statif dan Klem
23. Piknometer
24. Viskosimeter Ostwald
25. Buret
3.3  RANCANGAN PERCOBAAN 3.3.1 Rancangan Penelitian
RSM  adalah  alat  statistik  dan  teknik  matematika  yang  digunakan  untuk mengembangkan  dan  mengoptimalkan  proses  di  mana  respon  yang  dioptimalkan
berdasarkan yang mempengaruhi parameter tersebut [50]. Adapun langkah-langkah untuk memperoleh kondisi optimum pada penelitian
ini adalah sebagai berikut. a.
Menentukan  variabel  respon  dan  variabel  bebas  yang  berpengaruh  terhadap respon dan menentukan range dari masing-masing variabel bebas.
b. Membuat rancangan percobaan dan kombinasi variabel bebas dengan respon.
c. Membuat  analisis  statistik  untuk  membuat  model  matematika  dan  menguji
model tersebut dengan menggunakan analisis of varians ANOVA. d.
Melakukan verifikasi dari hasil model matematika yang diperoleh. e.
Menentukan kondisi optimum dari model yang telah diuji. Rancangan penelitian untuk reaksi ini menggunakan  central composite design
CCD. CCD  diterapkan  melalui  percobaan  sekuensial.  Percobaan  tersebut  tidak lain  merupakan    faktorial    2
k
yang    telah    melalui    model    orde    pertama    namun memperlihatkan  ketidaksesuaian  model  lack  of  fit,  kemudian  titik-titik  aksial
ditambahkan  ke  dalam  percobaan  untuk  memenuhi    titik-titik    kuadratik    dalam model [42].
Universitas Sumatera Utara
Rancangan  ini  terdiri  dari  n
F
=  2
3
ditambah  6  titik  pusat  dan  2  titik  sumbu aksial, dengan nilai α = 2
34
= 1,682. Variabel-variabel yang akan diteliti yaitu : a.
Variabel Respon : yield  dinotasikan dengan Y. b.
Variabel  bebas  :  rasio  mol  reaktan  mol:mol  dinotasikan  dengan  X
1
, temperatur  reaksi
o
C  dinotasikan  dengan  X
2
,  dan  konsentrasi  katalis dinotasikan denan X
3
. Adapun level kode dan kombinasi perlakuan penelitian diperoleh dari program
komputer statistica dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 berikut. Tabel 3.1  Perlakuan Terkode untuk Reaktif Ekstraksi
Variabel Bebas Notasi
Perlakuan Terkode -1,682
-1 1
1,682
DMC:Mesokarp mol:mol X
1
43,1821:1 50:1  60:1  70:1
76,8179:1 Konsentrasi Katalis , bb
X
2
1,59104 5
10 15
18,4090 Termperatur
o
C X
3
43,1821 50
60 70
76,8179
Tabel 3.2 Central Composite Design CCD untuk 3 Variabel
Run X
1
X
2
X
3
1 50:1
5 50
2 50:1
5 70
3 50:1
15 50
4 50:1
15 70
5 70:1
5 50
6 70:1
5 70
7 70:1
15 50
8 70:1
15 70
9 43,1821:1
10 60
10 76,8179:1
10 60
11 60:1
1,59104 60
12 60:1
18,409 60
13 60:1
10 43,1821
14 60:1
10 76,8179
15 60:1
10 60
16 60:1
10 60
3.3.2 Analisis Statistik
Data  eksperimen  yang  diperoleh  akan  dianalisis  menggunakan  RSM  dengan persamaan  polynomial  orde  kedua  untuk  menggambarkan  hubungan  antara  variabel
respon yield dengan variabel bebas.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan umum polynomial orde kedua : =
�
′
+ �
+ �
+ �
� 1
� =
� =
� =
......................3-1
dimana  Y  adalah  variable  respon  yield,  b
o
,    b
i
,  b
ii
,  b
ij
adalah  koofisien  untuk intersep,  linier,  kuadratik  dan  konstanta  interaksi,  n  adalah  jumlah  faktor  yang
diamati untuk optimasi, dan X
i
, X
j
adalah variabel independen yang dikodekan [11].
3.4 PROSEDUR PENELITIAN
3.4.1     Proses Transesterifikasi Enzimatis [43]
1. Novozyme 435 ditimbang sebanyak 5 dari 2 gram mesokarp sawit yang
telah diblender lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. 2.
Dimethyl carbonate DMC ditambahkan dari rasio molar DMCmesokarp buah sawit 50:1 ke dalam erlenmeyer.
3. Campuran  DMCmesokarp  buah  sawit  dan  Novozyme  435  yang
dimasukkan  ke  dalam  erlenmeyer  yang  ditutup  dengan  gabus  dan dieratkan dengan selotip.
4. Campuran dipanaskan dengan hotplate yang dilengkapi termometer hingga
mencapai  suhu  reaksi  50
o
C  kemudian  dihomogenkan  campuran menggunakan magnetic stirrer dan dibiarkan bereaksi selama 24 jam pada
suhu konstan dengan kecepatan konstan 350 rpm. 5.
Setelah tercapai waktu reaksi hotplate dimatikan kemudian campuran yang terbentuk disaring menggunakan Syringe filter porositas 0,45
μm , 4 mm Nylon  untuk  memisahkan  residu  katalis  dan  kelebihan  DMC.  Setelah
dicuci dengan DMC, enzim disimpan pada suhu 20
o
C. 6.
Setelah  disaring,  metil  ester  yang  dihasilkan  dimasukkan  ke  dalam Erlenmeyer dan dievaporasi menggunakan rotary vacuum evaporator pada
suhu 50
o
C kemudian diukur volumenya dan dianalisis. 7.
Prosedur di  atas diulangi  sesuai dengan rancangan  yang telah ditentukan pada tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Prosedur Analisis 3.4.2.1 Analisis Kadar Minyak Bahan Baku
1. Mesokarp sawit yang telah diblender, ditimbang sebanyak 5 gram.
2. Mesokarp dikeringkan di oven pada suhu 105
o
C sampai beratnya konstan. 3.
Mesokarp yang telah dikeringkan tersebut dibungkus dengan kertas saring. 4.
Mesokarp yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam soxhlet yang berisi pelarut n-heksana.
5. Campuran  yang  berada  dalam  soxhlet  dipanaskan  dan  dilakukan  proses
ekstraksi  minyak  dari  dalam  mesokarp  sawit  selama  6  jam  atau  sampai campuran mesokarp dan pelarut n-heksana berwarna bening.
6. N-heksana  yang  digunakan  dihilangkan  menggunakan  rotary  vacuum
evaporator pada  suhu  50
o
C  kemudian  ditampung  dalam  wadah penyimpanan.
7. Minyak  hasil  ekstraksi  yang  telah  dimurnikan,  dikeringkan  dalam  oven
pada suhu 105
o
C. 8.
Minyak ditimbang beratnya sampai konstan. 9.
Kadar minyak dihitung dengan rumus berikut: Kadar Minyak =
Massa Minyak hasil ekstraksi Massa sampel Mesokarp
x 100 Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan
3.4.2.1  Analisis  Komponen  Asam  Lemak  Dalam  Trigliserida  Bahan  Baku Mesokarp Buah Sawit
Komposisi  bahan  baku  mesokarp  buah  sawitakan  dianalisis  menggunakan instrumen  Gas  Chromatography  -  Mass  Spectrometry  GCMS  pada  Laboratorium
Pusat  Penelitian  Kelapa  Sawit  PPKS  untuk  mengetahui  komponen  asam  lemak dalam trigliserida seperti asam oleat, asam palmitat, dan asam stearat.
3.4.2.2  Analisis Kemurnian Biodiesel yang Dihasilkan
Kemurnian  biodiesel  yang  dihasilkan  akan  dianalisis  menggunakan instrument  Gas  Chromatography  -  Mass  Spectrometry  GCMS  pada  Laboratorium
Pusat  Penelitian  Kelapa  Sawit  PPKS  untuk  mengetahui  komponen  metil  ester, gliserol karbonat, maupun trigliserida yang tidak terkonversi.
Universitas Sumatera Utara
3.5  FLOWCHART PENELITIAN 3.5.1 Analisis Kadar Minyak Bahan Baku
Gambar 3.1 Flowchart Analisis Kadar Minyak Bahan Baku Mesokarp yang telah dibungkus tersebut dimasukkan ke dalam soxhlet yang
berisi pelarut n-heksana.
Campuran yang berada dalam soxhlet dipanaskan dan dilakukan proses ekstraksi minyak dari dalam mesokarp sawit selama 6 jam atau sampai
campuran mesokarp dan pelarut n-heksana berwarna bening. N-heksana yang digunakan dihilangkan menggunakan rotary vacuum
evaporator pada suhu 50
o
C
Selesai Minyak sawit yang diperoleh ditimbang
kadar minyaknya. Kondensat n-heksana ditampung
dalam botol  penyimpanan Dihitung kadar minyaknya
Mulai
Universitas Sumatera Utara
3.5.2  Proses Ekstraksi Reaktif
Gambar 3.2 Flowchart Proses Ekstraksi Reaktif Hasil reaksi dimurnikan dari DMC menggunakan rotary
vacuum evaporator pada suhu 50
C
Metil ester yang telah kering ditimbang
Selesai Metil ester dianalisis
Kondensat DMC ditampung dalam botol  penyimpanan
Mulai
Campuran dihomogenkan menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan 300 rpm dengan waktu 24 jam
DMC dimasukkan dengan rasio mol tertentu DMCmesokarp buah sawit 1:50, 1:60, 1:70 ke dalam erlenmeyer lalu
ditutup dengan gabus dan dieratkan dengan selotip
Campuran dipanaskan dengan hot plate hingga mencapai variasi suhu reaksi tertentu 50 60 70 ºC
Hot plate dimatikan
Campuran dikeluarkan dari erlenmeyer disaring dengan syringe filter,
erlenmeyer, enzim, dan residu pada kertas saring dicuci dengan DMC untuk membersihkan hasil reaksi yang tertinggal
Enzim disimpan pada suhu 20
C Campuran dibiarkan hingga tidak ada
lagi tetesan hasil saringan Hasil reaksi yang telah disaring diteteskan THF
untuk menghambat terjadinya reaksi reversibel Residu yang tertinggal pada
kertas saring disimpan Novozyme
435 ditimbang sebanyak variasi jumlah tertentu 5; 10; 15  dari 2 gram mesokarp sawit yang telah di blender lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN