3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah struktur yang terdapat dalam novel MSMBE? 2. Bagaimanakah pengaruh orangtua kepada anak yang terdapat dalam novel
MSMBE?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikiut:
1. Mendeskripsikan struktur yang membangun dalam novel MSMBE. 2. Mendeskripsikan pengaruh orangtua terhadap anaknya dalam novel MSMBE.
1.3.2 Manfaat penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoretis
1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang sastra. 2. Dapat menjadi bahan perbandingan dan rujukan terhadap penelititan lain.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
1. Penelititan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagimahasiswauntuk memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif di masa yang akan datang demi kemajuan diri mahasiswa dan
jurusan. 2.
Membantu pembaca memahami karya sastra dari segi unsur intrinsiknya dan pengaruh orangtua terhadap anaknya.
4
3. Penelititan sastra ini dapat digunakan untuk menambah koleksi atau
kelengkapan perpustakaan sebagai peningkatan penggandaan buku atau refrensi yang berguna bagi penunjang perpustakaan.
5
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Menurut Malo 1985:47 konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial, walaupun kadang-kadang istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun
makna dan pengertiannya dapat berubah.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Terbaru:449, konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang
ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Rancangan kasar dari sebuah tulisan.
2.1.1Novel
Novel sebagai bentuk karya sastra merupakan jalan hidup yang di dalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia.Siswantoro
2005:29. Novel merupakan prosa fiksi yang berisi tentang kehidupan tokohnya dari awal hingga akhir. Novel sendiri merupakan gambaran hidup tokoh yang
menceritakan hampir keseluruhan perjalanan hidup tokoh. Penokohan serta karakter tokoh dalam novel digambarkan dengan lengkap atau jelas oleh pengarang. Setiap
tokoh diberi gambaran fisik dan kejiwaan yang berbeda-beda sehingga cerita tersebut seperti nyata atau menjadi hidup.
Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yangberisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun melaluiberbagai
unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajinatif. Nurgiyantoro, 2005:4.Untuk
menganalisis novel, sebaiknya dilihat terlebih dahulu prinsipkepaduan sebuah novel.
6
Kepaduan di sini berarti koheren, saling berhubunganantara unsur yang satu dengan yang lain dan segala sesuatu yang diceritakan bersifat mendukung tujuan utama atau
tema. Pembaca sebaiknyamembaca novel dengan cermat, mempertimbangkan berbagai episode, tokoh, alur,dan hubungan antarunsur serta bagaimana setiap bagian
pada keseluruhan sampaimenemukan maksud atau tema yang mendasari semuanya. Stanton, 2007:97.
2.1.2 Pengaruh
Menurut Kamus
Besar Bahasa
IndonesiaEdisiTerbaru:597“pengaruh”adalah daya yang adaatau timbul dari sesuatu orang,benda, dan sebagainya yang ikut membentukkepercayaan, watak atau
perbuatan seseorang.Sehubungandengan itu,Poerwadarmitamengartikan bahwa ”pengaruh” adalah daya yang ada atau yang timbul dari seseorang atau berkekuatan
gaib.Secara signifikan ’pengaruh’ dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada diluar dari individu yang dapat mempepengaruhi bagi dirinya.Sesuai dengan
pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan sebagai suatu
kekuatan atau daya yang mencoba menguasai kehidupan manusia. 2.1.3Orangtua
Dalam Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi Terbaru:563 menyebutkan bahwa Orangtua merupakan orang yang sudah berumur, orang yang usianya sudah
banyak, orang yang sudah lama hidup di dunia; ayah dan ibu kita; orang yang cerdik cendekia; dukun, orang yang bisa menyembuhkan penyakit melalui ilmu
kebatinannya, orang pintar dalam ilmu gaib. Setiap anak pada umumnya memiliki sifat atau karakter yang dimiliki oleh orangtuanya. Selain sifat atau karakter yang
sama, cara mendidiknya juga sangat berpengaruh terhadap anaknya apakah itu
7
didikan yang bersifat positif atau negatif. Menurut Wadedan Carol
2007:215menyebutkan bahwa Orangtua merupakan agen pengubah yang mampu membantu anak berubah haluan ke arah yang lebih sehat dengan selalu memastikan
bahwa mereka rajin bersekolah, mengawasi mereka secara dekat, dan memberikan nilai-nilai kedisplinan yang konsisten.
2.1.4 Anak
Menurut Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi Terbaru:47 menyebutkan bahwa Anak merupakan keturunan dari ayah dan ibu. keturunan yang kedua.
2.2 Landasan Teori
Sebuah penelitian yang bersifat objektif harus menggunakan landasan teori. Landasan teori merupakan dasar sebuah penelitian. Landasan teori diharapkan
mampu menjadi tumpuan seluruh pembahasan.
2.2.1 Teori Strukturalisme
Kehadiran strukturalisme dalam penelitian sastra, sering dipandang sebagai teori dan pendekatan. Hal tersebut tidak salah, baik pendekatan maupun teori saling
melengkapi dalam penelitian sastra. Pendekatan strukturalisme akan menjadi sisi pandang apa yang akan diungkap melalui karya sastra sedangkan teori adalah pisau
analisisnya. Endraswara, 2008:49. Strukturalisme sebenarnya paham filsafat dunia sebagai realitas berstruktur.
Dunia sebagai suatu hal yang tertib, sebagai sebuah relasi dan keharusan jaringan relasi ini merupakan struktur yang bersifat otonom. Karena keteraturan struktur itu,
akan membentuk sebuah sistem yang baku dalam penelitian sastra. Menurut Junus dalam Endraswara, 2008:49 strukturalisme memang sering dipahami sebagai
8
bentuk. Karya sastra adalah bentuk. Karena itu, strukturalisme sering dianggap sekadar formalisme modern. Memang ada kesama antara strukturalisme dengan
formalisme yang sama-sama mencari arti dari teks itu sendiri. Namun, melalui kehadiran Levi-Strause dan Propp yang mencoba menganalisis struktur mitos cerita
rakyat, strukturalisme berkaitan pula dengan filsafat. Strukturalisme mampu menggambarkan pemikiran pemilik cerita. Hal ini berarti strukturalisme baik dalam
sastra modern maupun sastra tradisional, tetapi akan berhubungan dengan hal-hal diluar struktur.
Strukturalisme merupakan cabang penelitian sastra yang tidak bisa lepas dari aspek-aspek linguistik. Sejak jaman Yunani, Aristoteles telah mengenalkan
strukturalisme dengan konsep: wholeness, unity, complexity, dan coherence. Hal ini mempersentasikan bahwa keutuhan makna bergantung pada koherensi keseluruhan
unsur sastra. Keseluruhan sangat berharga dibanding unsur yang berdiri sendiri. Karena msasing-masing unsur memiliki peraturan yang membentuk sistem makna.
Setiap unit struktur teks sastra hanya akan bermakna jika dikaitkan hubungannya dengan struktur lainnya. Hubungan tersebut dapat berupa pararelisme, pertentangan,
inversi, dan kesetaraan. Yang terpenting adalah bagaimana fungsi hubungan tersebut menghadirkan makna secara keseluruhan. Sebagai contoh, kata manis baru bermakna
lengkap ketika dipertentangkan kata pahit. Ini berarti struktur sastra memiliki fungsi. Endraswara, 2008:50.
Menurut Jean Peaget dalam Endraswara 2008:50 strukturalisme mengandung tiga hal pokok. Pertama, gagasan keseluruhan wholness, dalam arti
bahwa bagian-bagian atau unsurnya menyesuaikan diri dengan seperangkat kaidah intrinsik yang menentukan baik keseluruhan struktur maupun bagian-bagiannya.
9
Kedua, gagasan transformasi transformation, struktur itu menyanggupi prosedur transformasi yang terus-menerus memungkinkan pembentukan bahan-bahan baru.
Ketiga, gagasan keteraturan yang tersendiri self regulations yaitu tidak memerlukan hal-hal diluar dirinya untuk mempertahankan prosedur transformasinya, struktur itu
otonom terhadap rujukan sistem lain. Endraswara, 2008:50. Paham strukturalis secara langsung maupun tidak langsung sebenarnya telah
menganut paham pruralis Paris yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure. Paham ini mencuatkan konsep sign dan mean bentuk dan maknaisi atau seperti
yang dikemukakan Luxemburg tentang signifant-signife dan paradigma-syntagma. Kedua unsur tersebut saling berhubungan dan merajut makna secara keseluruhan.
Karenanya, kedua unsur penting ini tidak dapat dipisahkan dalam penulisan sastra. Endraswara, 2008:50.
Karya sastra yang dibangun atas dasar bahasa, memiliki ciri bentuk form dan isi content atau makna signifance yang otonom. Artinya pemahaman sastra
dapat diteliti dari teks sastra itu sendiri. Hanya saja pemahaman harus mampu mengaitkan kebertautan antar sunsur pembangun karya sastra. Kebertautan unsur itu
akan membentuk sebuah makna utuh. Berarti prinsip menyeluruh sangat dipegang oleh kaum strukturalis. Endraswara, 2008:50.
Ide dasar strukturalis adalah menolak kaum mimetik yang menganggap karya sastra sebagai tiruan kenyataan, teori ekspresif yang menganggap karya
sastra sebagai ungkapan watak dan perasaan pengarang, dan menentang asumsi bahwa karya sastra sebagai media komunikasi antara pengarang dan pembaca.
Singkatnya, strukturalisme menekankan pada otonomi penelitian sastra. Endraswara, 2008:50.
10
Kehadiran strukturalisme telah mengalami evolusi yang panjang dan dinamis. Sampai sekarang penelitian struktural masih banyak dipakai di berbagai perguruan
tinggi. Bahkan, di berbagai lembaga seperti Balai Bahasa dan Pusat Bahasa selalu mengandalkan strukturalisme.sebagai pisau penelitian. Hal ini memang beralasan
karena penelitian struktural, peneliti justru tidak tergantung pada aspek lain di luar karya sastra. Melalui dikotomi bentuk dan isi juga telah melebar ke bidang
antropologi struktural yang dipelopori oleh Levi-Strauss. Strukturalisme hadir sebagai upaya melengkapi penelitian sastra yang ekspresivisme dan berbau historis.
Menurut paham strukturalisme, penelitian ekspresivisme dan historis telah “gagal” memahami karya sastra yang sesungguhnya. Karena, selalu mengaitkan karya sastra
dengan bidang lain. Padahal, karya sastra itu sendiri telah dibangunkode-kode tertentu yang disepakati, sehingga memungkinkan pemahaman secara mandiri.
Endraswara, 2008:51.
2.3 Tinjauan Pustaka
Sepengetahuan penulis belum pernah mahasiswa dari Sastra Indonesia USU maupun dari mahasiswa lainnya mengaanalisis dari segi strukturalismenya, namun
dari pendekatan teori lain sudah pernah dibahas. Penelitian mengenai novelMSMBE ini sudah pernah dilakukan oleh ThariqAsadi 99131040SA11497, peneliti dari
Universitas Gadjah Mada, pada tugasakhirnya tahun 2006 yang berjudul Novel MSMBE KajianFeminis Sastra. Dengan pendekatan feminis tersebut dijelaskan
bahwa kajianfeminis MSMBE diawali dengan mengidentifikasi tokoh-tokoh perempuan, karenamelalui tokoh-tokoh perempuan dapat dipahami peran dan
kedudukan perempuandalam masyarakat. Identifikasi terhadap tokoh-tokoh
11
perempuan dititikberatkanpada tokoh-tokoh perempuan yang memiliki peran sentral. Tahap selanjutnya menggunakan stereotipe perempuan dalam novel MSMBE.
Stereotipe ini dapatditentukan berdasarkan gambaran yang telah diberikan pengarang maupuninteraksi antar tokoh.
Martha Lusiana merupakan mahasiswa Universitas Gajah Mada yang judul skripsinya Hegemoni tandingan dalam Novel Midah Simanis Bergigi Emas Karya
Pramoedya Ananta Toer: Analisis Hegemoni Gramscian. Dalam skripsinya ia membahas tiga masalah yaitu mengungkap formasi ideologi yang ada dalam novel
Midah Simanis Bergigi Emas, menguraikan hegemoni tandingan dalam novel MSMBE, dan mendeskripsikan konteks soaial Pramoedya Ananta Toer sebagai
pengarang novel tersebut. Metode penelititan yang ia gunakan yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang terdapat dalam novel MSMBE lalu menganalisisnya dengan
perspektif teori Hegemoni Gramscian. Berdasarkan analisis yang telah ia lakukan ia memaparkan delapan ideologi yakni feodalisme, materialisme, konsumerisme,
teisme, liberalisme, humanisme, patriarki, dan feminisme. Delapan ideologi ini tersusun dalam formasi ideologi yang berelasi satu sama lain. Ideologi feodalisme
didukung oleh ideologi konsumerisme, materialisme, patriarki, dan teisme, sementara ideologi humanisme bersinergi dengan ideologi liberalisme dan feminisme
karena liberalisme menjunjung tinggi kebebasan manusia sebagai individu dan humanisme memperhatikan sesama manusia, termasuk kehidupan perempuan yang
terungkap dalam ideologi feminisme. Ideologi feodalisme bertentangan dengan ideologi humanisme karena ideologi ini mendukung adanya kekuasaan dan
kepemimpinan atas kelompok masyarakat yang dianggap tidak sederajat dengan
12
feodalis, sementara humanisme mengkritisi hal tersebut dengan mengupayakan hal- hal kemanusiaan dan persamaan derajat antar sesama manusia.
Selanjutnya skripsi Hevi Nurhayati yang berjudul Aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel MSMBE Tinjauan: Psikologi Sastra. Ia membahas tujuan dalam
penelitiannya mendeskripsikan struktur yang membangun novel MSMBE dan aspek kepribadian tokoh utamanya. Metode penelitian yang ia gunakan adalah metode
kualitatif deskriptif. Objek dalam penelitiannya yaitu aspek kepribadian tokoh utama dalam novel MSMBE. Data dalam penelitiannya berupa kata, ungkapan, frase, dan
kalimat, dalam novel MSMBE yang diklasifikasikan sesuai dengan analisis yang dikaji yaitu aspek kepribadian novel Midah. Teknik pengumpulan data dalam
penelititan ini menggunakan teknik pustaka simak dan catat. Teknik analisis data menggunakan pembacaan heuristik dan hermeutik dengan pendekatan psikologi
sastra.Hal ini membuat peneliti ingin meneliti strukturalisme novel MSMBE untuk mengetahui strukturnya dan pengaruh orangtua terhadap anaknya.
13
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah petunjuk yang memberi arah dan corak penelitian, sehingga dengan metode yang tepat suatu penelitian akan memperoleh hasil yang
maksimal. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Metodepenelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan datadeskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat suatu
individu, keadaan atau gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati. Moleong, 2002:6.
Data deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yangdikumpulkan berbentuk kata-kata, frase, klausa, kalimat atau paragraf dan
bukan angka-angka. Dengan demikian, hasil penelitian ini berisi analisis data yang sifatnya
menuturkan, memaparkan, memberikan, menganalisis dan menafsirkan. Satoto, 1991:15.
3.1 Sumber Data