Populasi Mikroorganisme Tanah Aplikasi Bahan Organik pada Piringan Kelapa Sawit untuk Meningkatkan Populasi Cacing Tanahdan Ketersediaan Hara N, P, K.

0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 2 3 4 5 8 R er at a P op u las i C ac in g in d m ² Waktu Minggu B0 B1 B2 B3 B4 Dari Gambar 10. dapat dilihat bahwa pemberian bahan organik serasah B 1 mengalami penurunan populasi cacing tanah mulai 5 sampai 8 MSA, pemberian serasah + T.harzianum B 3 , TKKS B 2 mengalami peningkatan populasi pada 8 MSA, sedangkan TKKS + T.harzianum B 4 mengalami penurunan pada 4 MSA namun terus mengalami peningkatan hingga 8 MSA. Grafik populasi cacing tanah yang berfluktuasi setiap minggu dengan cara aplikasi diletakkan di pinggir piringan C 3 disajikan pada Gambar 11. Gambar 11. Populasi Cacing Tanah dengan Cara Diletak di Pinggir Piringan Dari Gambar 11. dapat dilihat bahwa pemberian bahan organik serasah B 1 dan TKKS + T.harzianum B 4 mengalami penurunan populasi cacing tanah pada 4 MSA dan 8 MSA, pemberian TKKS B 2 dan serasah + T.harzianum B 3 mengalami penurunan pada 4 MSA namun meningkat pada 8 MSA.

2. Populasi Mikroorganisme Tanah

Mikroorganisme tanah merupakan jasad renik yang memiliki peranan penting dalam tanah seperti sebagai perombak bahan organik dan berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mikroorganisme tanah banyak terdapat pada rhizosfer akar, akar-akar tersebut akan mengeluarkan eksudat akar yang dimanfaatkan oleh mikroorganisme sehingga distribusi mikroorganisme tertinggi berada pada lapisan tanah paling atas pada kedalaman 0-15 cm. Aplikasi bahan organik dengan cara aplikasi berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap mikroba tanah. Berikut adalah grafik yang menggambarkan mikroba tanah oleh aplikasi bahan organik dan cara aplikasinya. Gambar 12. Grafik Mikroba Tanah akibat aplikasi akibat aplikasi berbagai jenis Bahan Organik dan Cara Aplikasi berbeda pada piringan kelapa sawit Pemberian berbagai jenis bahan organik, cara aplikasi dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap populasi mikroorganisme tanah. Pada perlakuan TKKS + T.harzianum memiliki populasi mikroba tanah tertinggi dengan rataan 46,33 x 10 7 CFUml. Pemberian bahan organik berupa TKKS yang ditambah inokulum T.harzianum mampu meningkatkan populasi mikroba tanah dikarenakan TKKS mengandung karbon yang sangat tinggi daripada serasah tanaman. Karbon merupakan bahan penting yang merupakan sumber energi bagi mikroba tanah.Menurut Foth 1995 sebagian besar mikroorganisme tanah berupa Disebar merata Ditumpuk Diletakkan di pinggir Tanpa B.O Serasah TKKS Serasah + T.harzianum TKKS + T.harzianum bakteri khemoheterotrof yang tergantung pada karbon. Selain itu, hasil temuan Sakiah et al 2012 bahwa terdapat beberapa jenis jamur yang berkembang pada tandan kosong kelapa sawit yakni Aspergillus sp, Aspergillus sp1, Aspergillus sp2, Penicillium sp, Trichoderma sp, Fusarium sp, dan Fusarium sp 2. Beberapa cendawan inilah yang aktif dalam proses perombakan TKKS. Bila dilihat dari nilai sifat fisik tanah yakni BD tanah, TKKS + T.harzianum memiliki BD tanah terendah Tabel 2.Hal ini sangat berkaitan dengan populasi mikroba tanah yang sangat tinggi pada perlakuan ini.Mikroba tanah berfungsi merombak TKKS dan juga membantu memperbaiki sifat fisik tanah. Perlakuan terendah terdapat pada perlakuan tanpa bahan organik yakni 2,63 x 10 7 CFUml. Populasi mikroorganisme tanah sebelum aplikasi adalah 3,2 x 10 7 CFUml. Mikroorganisme tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik, karena membutuhkan energi berupa karbon. Tersedianya bahan organik dalam tanah mempengaruhi populasi dan jenis mikroflora bakteri, jamur dan aktinomycetes di dalam tanah Hakim et al, 1986.Tanpa adanya bahan organik di piringan kelapa sawit, membuat populasi mikroba tanah sedikit, karena tidak adanya sumber nutrisi untuk kehidupan mikroba tanah. Cara aplikasi diletakkan di pinggir tanaman merupakan cara aplikasi paling dominan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah pada piringan kelapa sawit, namun dengan kombinasi pemberian bahan organik yang tepat. Seperti sifat fisik yakni BD tanah, cara apliaksi ini dikombinasi dengan TKKS yang ditambahkan T.harzianum mampu menurunkan BD tanah sehingga akar lebih mudah untuk bergerak dan menyerap hara tanah, persentase kadar air tertinggi juga diperoleh dari cara aplikasi diletakkan di pinggir piringan dengan kombinasi TKKS dan T.harzianum. Pada sifat kimia tanah yakni pH tanah, cara aplikasi ini juga memberikan pengaruh paling baik untuk meningkatkan pH tanah jika dikombinasikan dengan TKKS, peningkatan C Organik tanah juga terjadi pada cara aplikasi diletakkan di pinggir piringan dengan kombinasi TKKS dan T.harzianum, peningkatan kadar N total tanah terjadi jika dikombinasikan dengan serasah tanaman, nilai P tersedia yang tertinggi terdapat pada kombinasi serasah tanaman dengan T.harzianum yang ditunpuk di sekeliling batang namun tidak berbeda nyata dengan TKKS dan T.harzianum yang diaplikasikan dengan cara di letakkan di pinggir piringan, kadar Kalium tukar tanah tertinggi terdapat pada cara aplikasi diletakkan di pinggir piringan yang dikombinasikan dengan TKKS dan T.harzianum. selain sifat fisik dan kimia tanah, sifat biologi tanah juga berpengaruh terhadap cara aplikasi tersebut, pada pengamatan 8 MSA, populasi cacing tanah tertinggi terdapat pada cara aplikasi diletakkan di pinggir piringan yang dikombinasikan dengan TKKS dan populasi mikroorganisme tanah tertinggi terdapat pada kombinasi TKKS dan T.harzianum yang diaplikasikan dengan cara diletakkan di pinggir piringan. Hasil ini dapat menjadi rekomendasi pada pemberian bahan organik di piringan, akar-akar aktif tanaman kelapa sawit terdapat pada pinggiran piringan atau pada tanaman menghasilkan yakni 200 cm dari batang kelapa sawit, akar aktif ini nantinya akan membantu menyerap unsur- unsur hara yang disumbangkan oleh bahan organik bagi tanaman. Namun pemberian bahan organik memberikan dampak yang berbeda terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah tergantung kepada kualitas bahan organik tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Aplikasi bahan organik berpengaruh nyata meningkatkan C-organik tanah, P-Tersedia tanah, K-Tukar tanah, populasi cacing tanah dan populasi mikroba tanah namun tidak berpengaruh nyata meningkatkan kadar air tanah, pH tanah, N total tanah dan menurunkan bulk density tanah. 2. Cara aplikasi bahan organik berpengaruh nyata meningkatkan P-Tersedia tanah, populasi cacing tanah dan populasi mikroba tanah namun tidak berpengaruh nyata menurunkan bulk density tanah dan meningkatkan kadar air tanah, pH tanah, C-Organik tanah, N-Total tanah, dan K-Tukar tanah. 3. Interaksi bahan organik dan cara aplikasinya berpengaruh nyata meningkatkan P-Tersedia tanah, populasi cacing tanah dan populasi mikroba tanah namun tidak berpengaruh nyata menurunkan bulk density tanah dan meningkatkan kadar air tanah, pH tanah, C-Organik tanah, N-Total tanah, dan K-Tukar tanah. Saran Sebaiknya digunakan TKKS yang diaplikasikan pada pinggiran piringan 200 cm dari batang untuk meningkatkan populasi cacing tanah, dengan penambahan T.harzianum untuk meningkatkan K tukar tanah dan penggunaan serasah diaplikasikan pada pinggiran piringan 200 cm dari batang untuk meningkatkan N total tanah, dengan penambahan T.harzianum untuk meningkatkan P tersedia tanah. DAFTAR PUSTAKA Adi, P., 2011. Kaya Dengan Bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press.Yogyakarta. Adianto., D. U. Safitri., dan N. Yuli. 2004. Pengaruh Inokulasi Cacing Tanah Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau. J. Matematika dan Sains. Vol. 91. Hal: 175-182. Afrizal, Y. 2010. Uji Potensi Trichoderma Spp. dan Bacillus Spp. Dalam Mendegradasi Tandan Kosong Kelapa Sawit. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Aprianis, Y dan A. Crassicarpa. 2011. Produksi dan Laju Dekomposisi SerasahAcacia crassicarpadi PT. Araraabadi. Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat. Bangkinang Riau. Arifin, Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol pada Penggunaan Lahan yang Berbeda. Fakultas Pertanian UNRAM. Jogjakarta.Vol. 21 No.1. Atmojo, W.S. 2003.Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolahannya. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Berg, B and C. McClaugherty. 2008. Plant Litter Second Edition : Decomposition, Humus Formation, Carbon Sequestration. Heidelberg. Germany. BPS. 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi-Indonesia :Trends of the Selected Socio-Economic Indicators of Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta. BPS. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi-Indonesia :Trends of the Selected Socio-Economic Indicators of Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta. BPTP. 2012. Jamur Antagonis Trichoderma Harzianum Pengendali Penyakit Pada Tanaman Perkebunan. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah. Cosín, D. J. D., M. Novo dan R. Fernandes. 2011. Reproduction of Earthworms: Sexual Selection and Parthenogenesis. Universidad Complutense de Madrid. Spain. Damanik, M. M. B., B. E. Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin dan H. Hanum. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan.USU Press. Medan. Damayanti, E., A. Sofyan, H. Julendra dan T. Untari. 2009. Pemanfaatan Tepung Cacing Tanah Lumbricus rubellus sebagai AgensiaAnti-Pullorum dalam Imbuhan Pakan Ayam Broiler.Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. JITV Vol. 14 No. 2 Th. 2009: 83-89. Deptan, 2006. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Subdit Pengelolaan Lingkungan, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditje PPHP, Departemen Pertanian. Jakarta. Erwin dan T. Sabrina, 2012. Pengomposan Beberapa Sumber Bahan Organik Dan Limbah Padat Industri Perkebunan Dengan Menggunakan Berbagai Jenis Dan Konsentrasi Aktivator. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Tanah Tahun 2012.Intensifikasi Pengelolaan Lahan Perkebunan Dan Hortikultura Yang Berbasis Lingkungan.USU Press. Medan. Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti., I. Satyawibawa., dan R. Hartono. 2002. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Fiqal, A.P dan S. Sofiah.2011. Pendugaan Laju Dekomposisi danProduksi Biomassa SerasahPada Beberapa Lokasi Di Kebun Raya Purwodadi.UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi. Malang. Fonte, S.J., T. Winsome and J. Six. 2009. Earthworm Populations In Relation To Soil Organic Matter Dynamics and Management In California Tomato CroppingSystems. Journal of California. USA. Foth, H. D. 1995. Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Edisi ketujuh.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.782 hal. Hairiah, K., Widianto, D. Suprayogo, R.H.Widodo, P. Purnomosidhi, S. Rahayu Dan M.V. Noordwijk. 2004. Ketebalan Serasah Sebagai Indikator Daerah Aliran Sungai DAS Sehat.World Agroforestry Centre. Bogor. Hakim, N. M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. R. Saul., M. Diha., G. B. Hong., dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Hanafiah, K.A., I. Anas, A. Napoleon dan N. Ghoffar. 2005. Biologi Tanah : Ekologi dan Makrobiologi Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hastuti, U.S., S. Aisaroh Dan A. Najib. 2013. Daya Antagonisme Trichoderma Spp. Terhadap Beberapa Spesies Kapang Patogen Dari Rhizosfer Tanah Pertanian Kedelai. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. Universitas Negeri Malang. Malang. Hayat, E.S dan S. Andayani.Pengelolaan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Aplikasi Biomassa Chromolaena OdorataTerhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman PadiSerta Sifat Tanah Sulfaquent.Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif. Volume 17 Nomor 2. Herayani, Y. 2001. Pertumbuhan dan Perkembangbiakan Cacing Tanah Limbricus rubellus Dalam Media Kotoran Sapi Yang Mengandunga Tepung Daun Murbei Morus multicaulis.Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Ismail, N Dan A. Tenrirawe. 2011. Potensi Agens Hayati Trichoderma Spp. Sebagai Agens Pengendali Hayati. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Sulawesi Utara.Sulawesi Utara. Kasno, A., 2009. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah. Balai Penelitian Tanah. Bogor. Kementerian Pertanian. 2012. StatistikPertanian 2012. KementerianPertanian. Jakarta. Kiswanto, J. H. Purwanta dan B. Wijayanto. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan. Bogor. Lubis, A. F. 2011. Keberadaan Cacimg Tanah Pada Berbagai Penggunaan Lahan Pertanian dan Pemanfaatannya Untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah Ultisol dan Pertumbuhan Jagung Zea mays L..Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit Elaeis guineensisJacq. di Indonesia.Edisi 2. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Mangoensoekarjo, S., dan H. Semangun. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Mindawati, N. dan Pratiwi. 2008. Kajian penetapan daur optimal hutan tanaman Acacia mangium ditinjau dari kesuburan tanah. Jurnal Penelitian HutanTanaman.Vol.V.No.2 ; P. 109-118. Monte, E.And A. Llobell. 2003. Trichoderma In Organic Agriculture. Universidad De Salamanca .Proceedings V World Avocado Congress Pp. 725-733. Mukhlis dan Fauzi.2003. Pergerakan Unsur Hara Nitrogen Dalam Tanah.USU digital Library. Medan Nurhaida.2012. Pedoman Penilaian Dan Penyajian Laporan PenilaianProperti Perkebunan Kelapa Sawit Di Pasar Modalketua Badan Pengawas Pasar ModalDan Lembaga Keuangan. Jakarta. Nursyamsi, D., K. Idris., S. Sabiham., D. A. Rachim., dan A. Sofyan. 2007. Sifat- Sifat Tanah Dominan yang Berpengaruh Terhadap K Tersedia pada Tanah-Tanah yang Didominasi Smektit. J. Tanah dan Iklim. No.26 Pangudijatno, G., dan P. Purba. 1989. Kesesuaian Lahan dan Keterkaitannya Dengan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit.Prosiding Lokakarya Manajemen Industri Kelapa Sawit.Balai Penelitian Perkebunan Medan dan Pusat Penelitian Marihat. Medan. Phelps, S., J. Clapperton, S. Brandt. 2005. Soil Ecology : Whole System Approach In J. Clapperton.2005. Flexible Dryland Cropping Systems. Saskatchewan, Agriculture, Food And Rural Revitalization. Prasetyo, B. H dan D. A. Suriadikarta. 2006. Karakteristik , Potensi, dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol Untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. J. Litbang Pertanian. Bogor. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Informasi Ringkas Komoditas Perkebunan. Bidang Data KomoditasPusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.Jakarta Selatan. Sabrina, D. T. 2007. Enhancement of Phosphorus Solubilization From Phospate Rocks and Plant Nutrient Availability Through Vermicomposting : The Influence of Soil Type and Oil Palm Age on Earthworm Populations and Cast Properties. Universiti Putra Malaysia. Malaysia. Sabrina, D.T., M.M.Hanafi, A.A.Nor Azwady, and T.M.M.Mahmud. 2009. Earthworm Populations and Cast Properties in the Soils ofOil Palm Plantations. Malaysian Journal of Soil Science Vol. 13: 29-42. Malaysia. Sakiah. 2012. Penempatan Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Aplikasi Bioaktivator Pada Lubang Biopori dan Rorak di Kebun Kelapa Sawit. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan. Sakiah, A. Rauf dan C. Hanum.2012.Penempatan Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Aplikasi Bioaktivator di Kebun Kelapa Sawit.Prosiding Seminar Nasional Ilmu Tanah Tahun 2012.Intensifikasi Pengelolaan Lahan Perkebunan Dan Hortikultura Yang Berbasis Lingkungan.USU Press. Medan. Saraswati, R. dan Sumarno.Pemanfaatan Mikroba Penyubur Tanah Sebagai Komponen Teknologi Pertanian. Balai Penelitian Tanah. Iptek Tanaman Pangan Vol. 3 No. 1 - 2008. Setiawati, M. R. 2006. Peran Mikroba Tanah Dalam Menunjang Pertanian Organik. Universitas Padjadjaran. Bandung. Simanihuruk, K., Junjungan dan A. Tarigan. 2007. Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit Sebagai Pakan Basal Kambing Kacang Fase PertumbuhanUtilization of Oil Palm Fronds as Basal Feed for Kacang Goats on Growing Phase.Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007. Loka Penelitian Kambing Potong Sungei Putih. Galang. Sipayung, E.S. 2013.Perbaikan Sifat Fisik dan Kimia Tanah Ultisol Simalingkar B Kecamatan Pancur Batu Dengan Pemberian Pupuk Organik SUPERNASA dan Rockphospit Serta Pengaruhnya Terhadap Produksi Tanaman Jagung Zea maysL. .Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Sudaryono.2009. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol Pada Lahan Pertambangan Batubara Sangatta Kalimantan Timur. J. Tek. Ling. Vol. 103. Hal:337- 346. Sutarta, E.S., Winarna dan N.H.Darlan. Peningkatan Efektivitas Pemupukan Melalui Aplikasi Kompos TKS Pada Pembibitan Kelapa sawit. Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 19-20 April 2005. PPKS. Medan. Tim Puslitbun Medan dan Puslitbun Marihat. 1992. Evaluasi Potensi Produksi Kelapa Sawit Pada Perkebunan Besar Negara di Indonesia. Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. Medan. Wahyono , S., F.L. Sahwandan dan F.Suryanto. 2008. Tinjauan Terhadap Perkembangan Penelitian Pengolahan Limbah Padat Pabrik Kelapa Sawit. J.Tek.Ling. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta. Hal.64-74. Wahyunto, A. Dariah dan D. Pitono. 2013. Prospek Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Prospect of Peatland Utilization For Oil Palm Plantation In Indonesia. Indonesian Center for Estate Crops Research and Development. Bogor. Perspektif Vol. 12 No. 1Juni 2013. Hlm 11-22. Warsana. 2009. Kompos Cacing Tanah CASTING. Tabloid Sinar Tani. Litbang. Jawa Tengah. Wild, A., 1988.Rusell’s Soil Conditions and Plant Growth.Longman Scientific Technical. New York. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Penerbit Gaya Media.Yogyakarta. Windusari, Y., N.A.P. Sari, I. Yustiani dan H. Zulkifli. 2012. Dugaan Cadangan Karbon Biomassa Tumbuhan Bawah dan Serasah di Kawasan Suksesi Alami pada Area Pengendapan Tailing PT.Freeport Indonesia. Universitas Sriwijaya, Palembang. Vol.5 No.1 22-28. Yulnafatmawita et al,.2007. Kajian Sifat Fisik Tanah Beberapa Penggunaan Lahan di Bukit Gajabuih Kawasan Hutan Hujan Tropik Gunung Gadut Padang.Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Zohra, Dirayah, R.H. dan Islamyiah. 2011. Potensi Ekstrak Metanol Cacing Tanah Lokal Makasar Perionyx Excavatus Sebagai Antibakteri Terhadap Beberapa Spesies Bakteri Patogen. Universitas Terbuka. Banten. Zulkarnain, M., B. Prasetya., Soemarno, 2013. Pengaruh Kompos, Pupuk Kandang, dan Custom-Bio terhadap Sifat Tanah , Pertumbuhan dan Hasil Tebu Saccharum officinarum L. pada Entisol di Kebun Ngrangkah- Pawon, Kediri. Indonesian Green Technology Journal 2 1, Malang. Lampiran 1. Hasil Analisis Awal Bahan Organik Parameter Bahan Organik Serasah Tanaman Tandan Kosong Kelapa Sawit TKS pH 6,66 9,40 Kadar Air 32,88 20,20 C Organik 49,56 52,39 Nitrogen 2,00 1,26 CN 24,78 41,57 P 2 O 5 0,43 0,33 K 2 O 1,80 4,00 Dianalisis di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Lampiran 2. Hasil Analisis Awal Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Tanah Parameter Nilai Kriteria Sifat Fisik a Kadar air 10,10 ----- a Bulk Density gcm 3 1,25 ----- Sifat Kimia b pH H 2 O 1 : 2,5 5,20 Masam b C Organik 1,00 Rendah c N-Total 0,18 Rendah c P-Tersedia ppm 9,21 Sedang b K-dd me100g 0,99 Tinggi Sifat Biologi d Populasi Mikroorganisme CFUml 3,2 x 10 7 ----- Populasi Cacing Tanah indm 2 112 - 176 ----- a Dianalisis di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian, USU b Dianalisis di Laboratorium PT. Socfindo Seed Production and Laboratorium SSPL c Dianalisis di PT. Nusa Pusaka Kencana Analytical QC Laboratory d Dianalisis di Laboratorium Bioproses Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Kriteria menurut Balai Penelitian Tanah BPT, 2009 Lampiran 3. Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Semester I di Perkebunan Kelapa Sawit PPKS Sei Pancur, Tanjung Morawa Tahun Luas Ha Jlh. Pohon Banyaknya Ket. Dosis kg Jumlah kg Jlh. ZAK 2006 5,38 548 4,25 2.329 93 DP Pupuk yang digunakan adalah NPK 17.9.21 + TE Lampiran 4. Data Pengamatan Populasi Cacing Tanah indm 2 pada 2 MSA Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 64 96 80 240 80,0 B0C2 112 176 128 416 138,7 B0C3 48 80 112 240 80,0 B1C1 80 96 176 352 117,3 B1C2 32 96 64 192 64,0 B1C3 272 224 176 672 224,0 B2C1 128 224 192 544 181,3 B2C2 32 64 32 128 42,7 B2C3 144 128 96 368 122,7 B3C1 80 144 112 336 112,0 B3C2 128 144 176 448 149,3 B3C3 80 64 64 208 69,3 B4C1 224 144 192 560 186,7 B4C2 96 48 64 208 69,3 B4C3 112 96 144 352 117,3 Total 1632 1824 1808 5264 Rataan 108,8 121,6 120,5 350,9 Lampiran 5. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 1513,24 756,62 0,69 tn 3,34 5,45 Perlakuan 14 112890,31 8063,59 7,30 1,81 2,33 B Bahan Organik 4 6621,87 1655,47 1,50 tn 2,71 4,07 C Cara Aplikasi 2 14381,51 7190,76 6,51 3,34 5,45 BxC 8 91886,93 11485,87 10,40 2,29 3,23 Galat 28 30913,42 1104,05 Total 44 145316,98 FK : 615771,02 KK : 28,40 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 6. Data Pengamatan Populasi Cacing Tanah indm 2 pada 3 MSA Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 112 128 80 320 106,7 B0C2 96 80 48 224 74,7 B0C3 176 256 208 640 213,3 B1C1 48 80 48 176 58,7 B1C2 144 128 96 368 122,7 B1C3 224 208 128 560 186,7 B2C1 208 272 192 672 224,0 B2C2 32 48 32 112 37,3 B2C3 128 160 112 400 133,3 B3C1 112 176 96 384 128,0 B3C2 64 144 112 320 106,7 B3C3 144 80 96 320 106,7 B4C1 240 176 144 560 186,7 B4C2 80 112 64 256 85,3 B4C3 240 192 96 528 176,0 Total 2048 2240 1552 5840 Rataan 136,5 149,3 103,5 129,8 Lampiran 7. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 16804,98 8402,49 8,81 3,34 5,45 Perlakuan 14 134257,78 9589,841 10,05 1,81 2,33 B Bahan Organik 4 6257,78 1564,44 1,64 tn 2,71 4,07 C Cara Aplikasi 2 48207,64 24103,82 25,26 3,34 5,45 BxC 8 79792,36 9974,04 10,45 2,29 3,23 Galat 28 26715,02 954,11 Total 44 177777,78 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 8. Data Pengamatan Populasi Cacing Tanah indm 2 pada 4 MSA Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 80 64 112 256 85,3 B0C2 96 96 80 272 90,7 B0C3 160 144 176 480 160,0 FK : 757902,22 KK : 23,80 B1C1 112 160 144 416 138,7 B1C2 240 176 256 672 224,0 B1C3 96 48 96 240 80,0 B2C1 160 272 192 624 208,0 B2C2 80 128 128 336 112,0 B2C3 64 96 160 320 106,7 B3C1 128 192 160 480 160,0 B3C2 112 192 144 448 149,3 B3C3 96 48 48 192 64,0 B4C1 160 224 176 560 186,7 B4C2 48 32 16 96 32,0 B4C3 144 112 48 304 101,3 Total 1776 1984 1936 5696 Rataan 118,4 132,3 129,1 126,6 Lampiran 9. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 1581,51 790,76 0,65 tn 3,34 5,45 Perlakuan 14 125690,31 8977,88 7,41 1,81 2,33 B Bahan Organik 4 11684,98 2921,24 2,41 tn 2,71 4,07 C Cara Aplikasi 2 21890,84 10945,42 9,04 3,34 5,45 BxC 8 92114,49 11514,31 9,51 2,29 3,23 Galat 28 33917,16 1211,33 Total 44 161188,98 FK : 28516,35 KK : 20,46 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran10. Data Pengamatan Populasi Cacing Tanah indm 2 pada 5 MSA Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 160 112 112 384 128,0 B0C2 96 112 80 288 96,0 B0C3 160 128 176 464 154,7 B1C1 160 224 192 576 192,0 B1C2 160 160 208 528 176,0 B1C3 400 448 320 1168 389,3 B2C1 272 256 176 704 234,7 B2C2 128 80 128 336 112,0 B2C3 176 208 176 560 186,7 B3C1 192 176 144 512 170,7 B3C2 160 160 256 576 192,0 B3C3 96 48 48 192 64,0 B4C1 336 256 176 768 256,0 B4C2 144 80 128 352 117,3 B4C3 176 240 112 528 176,0 Total 2816 2688 2432 7936 Rataan 187,7 179,2 162,1 176,4 Lampiran 11. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 5097,24 2548,62 1,44 tn 3,34 5,45 Perlakuan 14 255738,31 18267,02 10,29 1,81 2,33 B Bahan Organik 4 85640,53 21410,13 12,07 2,71 4,07 C Cara Aplikasi 2 31994,31 15997,16 9,01 3,34 5,45 BxC 8 138103,47 17262,93 9,73 2,29 3,23 Galat 28 49686,76 1774,53 Total 44 310522,31 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran12. Data Pengamatan Populasi Cacing Tanah indm 2 pada 8 MSA Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 208 176 224 608 202,7 B0C2 204 240 272 716 238,7 B0C3 176 144 176 496 165,3 B1C1 192 160 224 576 192,0 B1C2 64 112 96 272 90,7 FK : 1399557,69 KK : 23,87 B1C3 240 320 240 800 266,7 B2C1 176 240 208 624 208,0 B2C2 288 416 320 1024 341,3 B2C3 464 576 512 1552 517,3 B3C1 240 320 256 816 272,0 B3C2 240 304 320 864 288,0 B3C3 240 208 112 560 186,7 B4C1 192 272 160 624 208,0 B4C2 176 64 128 368 122,7 B4C3 96 112 112 320 106,7 Total 3196 3664 3360 10220 Rataan 213,1 244,3 224,0 227,1 Lampiran 13. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 7518,58 3759,29 2,08 tn 3,34 5,45 Perlakuan 14 470225,78 33587,56 18,58 1,18 2,23 B Bahan Organik 4 235285,33 58821,33 32,55 2,71 4,07 C Cara Aplikasi 2 10326,04 5163,02 2,86 tn 3,34 5,45 BxC 8 224614,40 28076,80 15,54 2,29 3,23 Galat 28 50604,09 1807,29 Total 44 528348,44 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 14. Data Pengamatan Populasi Mikroorganisme Tanah CFUml Pada Faktor Pengenceran 10 -7 Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 2,8 2,6 3,1 8,50 2,83 B0C2 3,3 4,0 2,8 10,10 3,37 B0C3 2,1 3,2 2,6 7,90 2,63 B1C1 16,3 17,5 19,8 53,60 17,87 B1C2 9,9 8,0 9,6 27,50 9,17 B1C3 22,0 24,3 22,9 69,20 23,07 FK : 2321075,56 KK : 18,72 B2C1 28,4 30,0 30,0 88,40 29,47 B2C2 5,1 7,6 9,0 21,70 7,23 B2C3 31,0 35,0 29,8 95,80 31,93 B3C1 22,8 20,5 16,7 60,00 20,00 B3C2 46,0 42,0 47,0 135,00 45,00 B3C3 9,4 8,2 9,0 26,60 8,87 B4C1 28,4 30,0 29,4 87,80 29,27 B4C2 4,2 4,6 4,3 13,10 4,37 B4C3 42,0 52,0 45,0 139,00 46,33 Total 273,7 289,5 281,0 844,20 Rataan 18,25 19,30 18,73 18,76 Lampiran 15. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 8,34 4,17 1,00 tn 3,34 5,45 Perlakuan 14 9449,76 674,98 162,46 1,81 2,33 B Bahan Organik 4 3312,33 828,08 199,28 2,71 4,07 C Cara Aplikasi 2 601,47 300,73 72,37 3,34 5,45 BxC 8 5532,88 691,61 166,44 2,29 3,23 Galat 28 116,35 4,16 Total 44 9571,37 FK : 15837,192 KK : 10,866 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 16. Data Pengamatan Bulk Density gcm 3 Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 1,159 1,260 1,090 3,509 1,170 B0C2 1,183 1,226 1,196 3,605 1,202 B0C3 1,154 1,177 1,239 3,570 1,190 B1C1 1,187 1,186 1,194 3,567 1,189 B1C2 1,143 1,053 1,166 3,362 1,121 B1C3 1,275 1,255 1,179 3,709 1,236 B2C1 1,224 1,211 1,210 3,645 1,215 B2C2 1,499 1,159 1,137 3,795 1,265 B2C3 1,227 1,156 1,097 3,480 1,160 B3C1 1,268 1,275 1,231 3,774 1,258 B3C2 1,194 1,147 1,065 3,406 1,135 B3C3 1,298 1,207 1,147 3,652 1,217 B4C1 1,199 1,298 1,175 3,672 1,224 B4C2 1,153 1,041 1,317 3,511 1,170 B4C3 1,176 0,953 1,115 3,244 1,081 Total 18,339 17,604 17,558 53,501 Rataan 1,223 1,174 1,171 1,189 Lampiran 17. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 0,026 0,013 1,868 tn 3,34 5,45 Perlakuan 14 0,109 0,008 1,136 tn 1,81 2,33 B Bahan Organik 4 0,016 0,004 0,585 tn 2,71 4,07 C Cara Aplikasi 2 0,011 0,006 0,812 tn 3,34 5,45 BxC 8 0,082 0,010 1,493 tn 2,29 3,23 Galat 28 0,192 0,007 Total 44 0,327 FK : 63,608 KK : 6,964 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 18. Data Pengamatan Kadar Air Tanah Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 10,25 9,41 9,77 29,43 9,81 B0C2 10,13 8,42 10,49 29,04 9,68 B0C3 8,11 8,34 11,73 28,18 9,39 B1C1 13,89 7,99 10,25 32,13 10,71 B1C2 12,61 12,86 17,37 42,84 14,28 B1C3 10,49 8,93 11,85 31,27 10,42 B2C1 11,61 10,74 11,61 33,96 11,32 B2C2 9,05 17,37 10,62 37,04 12,35 B2C3 12,61 11,48 11,73 35,82 11,94 B3C1 10,49 17,09 11,48 39,06 13,02 B3C2 12,36 18,90 9,29 40,55 13,52 B3C3 11,36 10,49 11,23 33,08 11,03 B4C1 8,69 17,23 12,61 38,53 12,84 B4C2 11,11 18,90 12,74 42,75 14,25 B4C3 20,77 11,98 11,98 44,73 14,91 Total 173,53 190,13 174,75 538,41 Rataan 11,57 12,67 11,65 11,96 Lampiran 19. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 11,41 5,71 0,59 tn 3,34 5,45 Perlakuan 14 136,26 9,73 1,00 tn 1,81 2,33 B Bahan Organik 4 89,57 22,39 2,31 tn 2,71 4,07 C Cara Aplikasi 2 16,26 8,13 0,84 tn 3,34 5,45 BxC 8 30,43 3,80 0,39 tn 2,29 3,23 Galat 28 272,02 9,72 Total 44 419,69 FK : 6441,896 KK : 26,051 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 20. Data Pengamatan pH Tanah Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 5,3 5,3 5,0 15,6 5,2 B0C2 5,5 5,1 5,0 15,6 5,2 B0C3 4,7 4,7 5,9 15,3 5,1 B1C1 5,8 4,9 5,0 15,7 5,2 B1C2 5,2 5,2 5,5 15,9 5,3 B1C3 5,6 5,3 5,2 16,1 5,4 B2C1 5,9 5,1 5,3 16,3 5,4 B2C2 5,0 5,6 5,2 15,8 5,3 B2C3 5,6 6,6 5,7 17,9 6,0 B3C1 5,4 5,6 5,4 16,4 5,5 B3C2 5,6 4,9 5,4 15,9 5,3 B3C3 5,5 5,4 5,1 16,0 5,3 B4C1 5,5 6,0 5,4 16,9 5,6 B4C2 5,4 5,6 5,6 16,6 5,5 B4C3 6,2 5,4 5,4 17,0 5,7 Total 82,2 80,7 80,1 243,0 Rataan 5,5 5,4 5,3 5,4 Lampiran 21. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 0,156 0,078 0,573 tn 3,340 5,450 Perlakuan 14 2,133 0,152 1,120 tn 1,180 2,230 B Bahan Organik 4 1,209 0,302 2,221 tn 2,710 4,070 C Cara Aplikasi 2 0,209 0,105 0,769 tn 3,340 5,450 BxC 8 0,715 0,089 0,657 tn 2,290 3,230 Galat 28 3,811 0,136 Total 44 6,100 FK : 1312,200 KK : 6,832 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 22. Data Pengamatan C-Organik Tanah Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 1,03 0,98 0,98 2,99 1,00 B0C2 0,68 1,03 1,29 3,00 1,00 B0C3 1,12 0,93 0,82 2,87 0,96 B1C1 1,33 1,13 0,82 3,28 1,09 B1C2 1,32 0,99 1,08 3,39 1,13 B1C3 1,15 1,19 0,71 3,05 1,02 B2C1 0,94 1,65 0,92 3,51 1,17 B2C2 1,30 0,69 1,17 3,16 1,05 B2C3 1,37 1,74 1,00 4,11 1,37 B3C1 0,96 1,64 0,92 3,52 1,17 B3C2 1,55 1,23 1,16 3,94 1,31 B3C3 1,23 1,14 1,27 3,64 1,21 B4C1 1,19 1,42 1,15 3,76 1,25 B4C2 1,47 1,26 1,84 4,57 1,52 B4C3 1,23 1,83 1,65 4,71 1,57 Total 17,87 18,85 16,78 53,50 Rataan 1,19 1,26 1,12 1,19 Lampiran 23. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 0,143 0,071 0,963 3,340 5,450 Perlakuan 14 1,494 0,107 1,438 1,180 2,230 B Bahan Organik 4 1,110 0,277 3,739 2,710 4,070 C Cara Aplikasi 2 0,063 0,032 0,426 3,340 5,450 BxC 8 0,321 0,040 0,540 2,290 3,230 Galat 28 2,078 0,074 Total 44 3,714 FK : 63,606 KK : 22,912 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 24. Data Pengamatan N Total Tanah Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 0,180 0,190 0,180 0,550 0,183 B0C2 0,170 0,210 0,180 0,560 0,187 B0C3 0,220 0,190 0,170 0,580 0,193 B1C1 0,220 0,180 0,190 0,590 0,197 B1C2 0,200 0,190 0,190 0,580 0,193 B1C3 0,200 0,230 0,220 0,650 0,217 B2C1 0,170 0,230 0,180 0,580 0,193 B2C2 0,160 0,190 0,210 0,560 0,187 B2C3 0,180 0,200 0,180 0,560 0,187 B3C1 0,230 0,160 0,210 0,600 0,200 B3C2 0,220 0,200 0,210 0,630 0,210 B3C3 0,200 0,160 0,190 0,550 0,183 B4C1 0,200 0,190 0,200 0,590 0,197 B4C2 0,200 0,240 0,180 0,620 0,207 B4C3 0,200 0,130 0,210 0,540 0,180 Total 2,950 2,890 2,900 8,740 Rataan 0,197 0,193 0,193 0,194 Lampiran 25. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 0,0001 0,0001 0,117 tn 3,340 5,450 Perlakuan 44 0,0047 0,0003 0,571 tn 1,180 2,230 B Bahan Organik 4 0,0013 0,0003 0,561 tn 2,710 4,070 C Cara Aplikasi 2 0,0002 0,0001 0,139 tn 3,340 5,450 BxC 8 0,0032 0,0004 0,683 tn 2,290 3,230 Galat 28 0,0165 0,0006 Total 44 0,0213 FK : 1,698 KK : 12,484 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 26. Data Pengamatan P Tersedia Tanah ppm Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 5,22 7,38 1,65 14,25 4,75 B0C2 6,18 7,75 5,86 19,79 6,60 B0C3 3,24 7,74 4,11 15,09 5,03 B1C1 16,61 15,69 16,94 49,24 16,41 B1C2 48,62 44,61 44,34 137,57 45,86 B1C3 24,15 25,76 21,16 71,07 23,69 B2C1 7,59 8,49 8,22 24,30 8,10 B2C2 18,29 21,05 20,62 59,96 19,99 B2C3 63,02 61,52 66,71 191,25 63,75 B3C1 31,61 37,13 32,65 101,39 33,80 B3C2 83,33 120,30 76,53 280,16 93,39 B3C3 55,40 51,00 55,47 161,87 53,96 B4C1 10,51 15,13 10,57 36,21 12,07 B4C2 39,45 38,22 29,30 106,97 35,66 B4C3 100,09 81,05 67,93 249,07 83,02 Total 513,31 542,82 462,06 1518,19 Rataan 34,22 36,19 30,80 33,74 Lampiran 27. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 222,66 111,33 1,96 3,34 5,45 Perlakuan 14 85915,59 6136,83 108,19 1,18 2,23 B Bahan Organik 4 14778,53 3694,63 65,14 2,71 4,07 C Cara Aplikasi 2 8112,39 4056,20 71,51 3,34 5,45 BxC 8 11804,64 1475,58 26,01 2,29 3,23 Galat 28 1588,19 56,72 Total 44 36506,41 FK : 51220,019 KK : 22,323 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 28. Data Pengamatan K Tukar Tanah me100g Perlakuan Blok Total Rataan I II III B0C1 0,40 0,76 0,88 2,04 0,68 B0C2 0,65 0,67 0,79 2,11 0,70 B0C3 0,47 1,13 0,51 2,11 0,70 B1C1 1,46 1,33 1,31 4,10 1,37 B1C2 1,62 1,66 1,62 4,90 1,63 B1C3 1,24 1,14 1,15 3,53 1,18 B2C1 1,94 1,68 1,87 5,49 1,83 B2C2 1,50 1,52 1,49 4,51 1,50 B2C3 1,55 1,88 2,52 5,95 1,98 B3C1 2,05 1,54 2,32 5,91 1,97 B3C2 1,30 1,28 1,27 3,85 1,28 B3C3 1,25 1,26 1,26 3,77 1,26 B4C1 2,46 1,69 1,73 5,88 1,96 B4C2 2,46 1,43 1,92 5,81 1,94 B4C3 2,10 1,42 2,95 6,47 2,16 Total 22,45 20,39 23,59 66,43 Rataan 1,50 1,36 1,57 1,48 Lampiran 29. Tabel Sidik Ragam SK db JK KT Fhit F.05 F.01 Blok 2 0,351 0,175 1,637 tn 3,340 5,450 Perlakuan 44 10,729 0,766 7,155 1,180 2,230 B Bahan Organik 4 8,983 2,246 20,966 2,710 4,070 C Cara Aplikasi 2 0,177 0,089 0,827 tn 3,340 5,450 BxC 8 1,569 0,196 1,831 tn 2,290 3,230 Galat 28 2,999 0,107 Total 44 14,079 FK : 98,065 KK : 22,170 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata : nyata Lampiran 30. Kriteria Penilaian Kandungan Hara Dalam Tanah Sangat Masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis Alkalis pH H 2 O 4,5 4,5 – 5,5 5,6 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,5 8,5 pH KCl 2,5 2,5 – 4,0 ------- 4,1 – 6,0 6,1 – 6,5 6,5 Sumber : Balai Penelitian Tanah Bogor, 2009 Lampiran 31. Foto Penelitian

1. Pembuatan inokulum Trichoderma harzianumpada media beras