menyebabkan nya tidak lama menahan air, sedangkan TKKS cacah memiliki ukuran partikel serabut yang lebih rapat dan kuat sehingga lebih besar dalam
menyerap air dan lebih lama dalam menahan air. Sesuai literatur Wahyono et al 2008 TKKS atau empty fruit bunchesmerupakan tandan kelapa sawit yang telah
diambil buahnya. Bentuknya oval terdiri atas malai-malai dengan serat yang kuat.Ukurannya berkisar antara 40 sampai 50 cm.Pemberian bahan organik tanpa
inokulum T.harzianum memiliki nilai kadar air yang lebih rendah daripada bahan organik dengan inokulum T.harzianum. Hasil ini dapat menjadi masukan yang
cukup berarti dalam memperlambat kehilangan air di areal perkebunan terutama piringan kelapa sawit.
3. Reaksi Tanah pH H
2
O
Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinitas suatu tanah yang dinyatakan dalam nilai pH. Nilai pH menggambarkan jumlah relatif ion H
+
di dalam larutan tanah. Berdasarkan analisis tanah di piringan kelapa sawit diperoleh
bahwa nilai pH tertinggi setelah aplikasi bahan organik dan cara aplikasi berbeda adalah 5,97 artinya tanah tersebut tergolong agak masam, pH tanah mengalami
peningkatan dari pH tanah awal sebelum aplikasi yaitu 5,2 yang tergolong masam. Sesuai hasil temuan Hayat dan Andayani 2014 menyatakan bahwa
meningkatnya pH karena terbentuknya senyawa khelat, dimana senyawa khelat dapat terbentuk apabila asam humat dan asam fulvat terbentuk dari hasil
dekomposisi bahan organik yang diberikan. Namun peningkatan pH yang terjadi tidak menjadi netral, melainkan dari asam menjadi agak masam.
TKKS mampu meningkatkan pH tanah lebih baik daripada serasah tanaman, pada analisis awal pH TKKS adalah 9,4 yang tergolong alkalis dan pH
serasah 6,66 yang tergolong netral. Selain dapat memperbaiki sifat fisik tanah, TKKS juga mampu memperbaiki sifat kimia tanah. Hal ini sesuai Sutarta et al
2005 yang menyatakan bahwa kompos TKKS mampu memperbaiki pH tanah. Aplikasi bahan organik dengan cara aplikasi berbeda memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap kadar air tanah. Berikut adalah grafik yang menggambarkan kadar air tanah oleh aplikasi bahan organik dan cara aplikasinya.
Gambar 4. Grafik Reaksi Tanah pH H
2
O akibat aplikasi akibat aplikasi berbagai jenis Bahan Organik dan Cara Aplikasi berbeda pada piringan kelapa
sawit
Pemberian bahan organik dengan penambahan T.harzianum memiliki pH tanah lebih tinggi daripada tanpa T.harzianum. Serasah B
1
memiliki pH tanah lebih tinggi yaitu 5,30 dibandingkan serasah dengan T.harzianum B
3
yaitu 5,37. Sedangkan TKKS B
2
memiliki pH 5,56 dibandingkan TKKS dengan T.harzianum B
4
yakni 5,61. Namun, pada kombinasi kedua faktor perlakuan, penambahan T.harzianum justru memiliki nilai pH lebih rendah daripada tanpa
T.harzianum. Interaksi TKKS dengan T.harzianum yang diletakkan di pinggir piringan B
4
C
3
memiliki pH 5,67 yang lebih rendah daripada TKKS yang Disebar merata
Ditumpuk Diletakkan di pinggir
Tanpa B.O Serasah TKKS Serasah + T.harzianu
TKKS + T.harzianu
diletakkan di pinggir piringan B
2
C
3
yakni 5,97, sedangkan interaksi serasah dengan T.harzianum yang diletakkan di pinggir piringan B
3
C
3
memiliki pH 5,33 lebih rendah daripada serasah yang diletakkan di pinggir piringan B
1
C
3
yakni 5,37. Hal ini terjadi dikarenakan pada kombinasi interaksi TKKS dengan
T.harzianum yang diletakkan di pinggir piringan B
4
C
3
memiliki populasi mikroba tanah yang banyak Tabel 10. sehingga pH tanah cenderung lebih
rendah. Aktivitas mikroba tanah yang mendekomposisi bahan organik yang diaplikasikan menghasilkan asam-asam organik yang menyebabkan pH rendah,
selain itu T.harzianum yang diaplikasikan menghasilkan enzim-enzim seperti selulosa dan hemiselulosa yang aktif bekerja optimal pada pH 5.
4. C-Organik