Lalu lintas TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Lalu lintas

Penentuan beban lalu lintas rencana untuk perkerasan lentur, dinyatakan dalam jumlah sumbu kendaraan niaga commercial vehicle, sesuai dengan konfigurasi sumbu pada lajur rencana selama umur rencana. Lalu lintas harus dianalisis berdasarkan hasil perhitungan volume lalu lintas dan konfigurasi sumbu, menggunakan data terakhir atau 2 tahun terakhir Sukirman, 2006. 2.4.1 Lalu Lintas Harian Rata-rata LHR Satuan LHR adalah kendaraan perhari atau smp perhari. Lalu lintas harian rata-rata LHR sering digunakan sebagai dasar untuk perencanaan jalan raya dan pengamatan secara umum dan kecenderungan pola perjalanan. Volume harian dinyatakan dalam satuan kendaraan perhari atau smp perhari. LHR didapatkan dengan cara pengamatan volume lalu lintas selama 24 jam pada ruas jalan tertentu. Pengamatan dilakukan dalam beberapa hari kemudian hasilnya dirata-ratakan sehingga menjadi lalu lintas harian rata-rata Sukirman, 2006. Untuk menghitung LHR lalu lintas harian rata-rata sebagai berikut: LHR = jumlah kendaraan selama pengamatan ……………………… 2.2 Jumlah hari pengamatan Apabila pengamatan tersebut dilakukan selama satu tahun penuh 365 hari maka dapat diperoleh lalu lintas harian rata-rata tahunan LHRT dengan menjumlahkan seluruh hasil pengamatan dalam satu tahun dibagi 365 hari. Untuk menentukan perkiraan lalu lintas harian rata-rata LHR digunakan perumusan berikut ini : Rumus = 1 + i ⁿ x jumlah kendaraan .................................. 2.3 Dengan : i= Tingkat pertumbuhan tahunan n= Umur rencana 2.4.2 Jumlah Lajur dan Koefisien Distribusi Kendaraan C Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari satuan ruas jalan raya yang menumpang lalu lintas kendaraan niaga terbesar. Jika jalan tidak memiliki tanda batas lajur, maka jumlah lajur kendaraan niaga dapat ditentukan dari lebar perkerasan sesuai pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan Lebar Perkerasan L Jumlah Lajur L 4,50 m 1 4,50 m ≤ L 8,00 m 2 8,00 m ≤ L 11, 25 m 3 11,25 m ≤ L 15,00 m 4 15,00 m ≤ L 18,75 m 5 18,75 m ≤ L 22,50 m 6 Sumber : Pedoman teknis nomor 05 tahaun 2005 B Koefisien distribusi kendaraan C untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada lajur rencana ditentukan pada tabel 2.2. Jumlah Lajur Kendaraan ringan Kendaraan 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah 1 1,00 1,00 1,00 1,00 2 0,60 0,50 0,70 0,50 3 0,40 0,40 0,50 0,475 4 - 0,30 - 0,45 5 - 0,25 - 0,425 6 - 0,20 - 0,40 Sumber : Pedoman teknis nomor 05 tahaun 2005 B Catatan : : Mobil penumpang : Truk dan bus

2.5 Umur Rencana