2 Kondisi Penduduk Kabupaten Jember

4.1 2 Kondisi Penduduk Kabupaten Jember

Penduduk merupakan salah satu aset maupun modal Negara dalam proses pembangunan, karena memiliki potensi sumber daya manusia yang dapat dikembangkan dan sangat berperan aktif dalam pembangunan Negara seperti pembangunan yang ada pada berbagai sektor. Bertambahnya jumlah penduduk maupun berkurangnya jumlah penduduk akan mempengaruhi dan menentukan kesejahteraan daerah maupun dalam pemerataan pendapatan. Dapat di ketahui dari jumlah penduduk Jawa Timur dengan jumlah 79 kota pada tahun 2012, Kabupaten Jember menempati urutan ketiga setelah Surabaya dan Malang yaitu Kota Surabaya sebesar 2.801.409 jiwa, Kota Malang sebesar 2.487.120 jiwa dan Kabupaten Jember sebesar 2.362.179 jiwa. Angka yang di tunjukkan Kabupaten Jember pada tahun 2012 tersebut sudah mengalami peningkatan sebesar 1,20 dari tahun 2011 yaitu sebesar 2.348.552 jiwa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya seperti pada tahun 2009 yang hanya naik 0,4 dengan jumlah penduduk sebesar 2.183.349 jiwa menurut Badan Pusat Statistik. Kenaikan jumlah penduduk dikarenakan adanya kelahiran serta mobilitas penduduk. Selain itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka juga dapat mempengaruhi pembangunan suatu daerah. Jika jumlah penduduk meningkat dengan memiliki penduduk yang berkualitas maka dapat dijadikan dasar dan merupakan potensi bagi pembangunan dan apabila meningkatnya jumlah penduduk tidak diimbangi dengan meningkatnya kualitas penduduk maka dapat menyebabkan terhambatnya proses pembangunan. Kabupaten Jember merupakan daerah yang tidak memiliki budaya daerah asli dikarenakan kebanyakan dari penduduk Kabupaten Jember merupakan pendatang yang mayoritas berasal dari suku Jawa dan Madura. Hal ini dikarenakan distribusi penduduk Kabupaten Jember tersebar secara merata pada tiap masing- masing kecamatan atau setiap daerah administratif. Dengan banyaknya penduduk yang mayoritas pendatang maka Bahasa sehari hari yang digunakan juga beragam seperti bahasa Jawa maupun Bahasa Madura sehingga sudah menjadi hal yang umum apabila masyarakat Kabupaten Jember mampu menguasai Bahasa-bahasa daerah tersebut dan menimbulkan beberapa ungkapan khas Jember. Dengan adanya percampuran kedua budaya tersebut maka munculah satu kebudayaan baru yang bernama Pandalungan. Dengan adanya adat yang berbeda-beda maka mereka juga bertempat tinggal sesuai budayanya masing-masing seperti masyarakat Madura yang lebih dominan bertempat tinggal di bagian utara daerah Jember dan sedangkan untuk masyarakat Jawa lebih dominan bertempat tinggal di bagian selatan daerah Jember.Agama yang dianut masyarakat Jember mayoritas beragama Islam yang di tandai dengan berkembangnya pusat keagamaan misalnya masjid-masjid dan pesantren yang ada di daerah Kabupaten Jember. Namun dengan demikian kehidupan masyarakat dalam beragama masih mencapai simbol-simbol keagamaannya saja dan masih belum sepenuhnya secara menyeluruh. Dengan demikian maka sangat dibutuhkan peran dan tokoh masyarakat, agama dan pesantren untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat di Kabupaten Jember secara merata.

4.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian