Ian Putra K : Pengaruh Variasi Jumlah Dan Jenis Air Pencuci Terhadap Soda Loss Dan Solid Pada Proses Washing Pulp Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
Dalam arti yang sempit ekstraktif merupakan senyawa – senyawa yang larut dalam pelarut organik
Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan
mencapai jumlah toksik akut dalam fluen industri kertas Ekstraktif terdiri atas jumlah yang sangat besar dari senyawa – senyawa
tunggal tipe hidrofil maupun tiofil. Ekstraktif dapat dipandang sebagai konstituen kayu yang tidak struktural, hampir seluruhnya terbentuk dari senyawa – senyawa
ekstrakulikuler dan berat molekul rendah. Ekstraktif – ekstraktif menempati tempat – tempat morfologi tertentu di
dalam struktur kayu. Sebagai contoh, asam – asam resin yang terdapat dalam saluran resin, sedangkan lemak dan lilin terdapat dalam sel – sel parenkim jari –
jari
2.3. Metode Pembuatan Pulp
Pulp adalah produk utama kayu, terutama digunakan untuk pembuatan kertas, tetapi ia juga diproses menjadi berbagai turunan selulosa, seprti sutera
rayon dan selofan. Tujuan pembuatan pulp adalah untuk memisahkan serat – serat selulosa
dari komponen – komponen yang lain yang terdapat dalam bahan berserat menjadi individu – individu serat
Pulp adalah sisa hasil pembuburan bahan tumbuh – tumbuhan yang komponen utamanya terdiri dari selulosa dalam bentuk serat. Bahan ini dapat
diubah menjadi pulp melalui proses mekanis, proses kimia atau proses semikimia.
Ian Putra K : Pengaruh Variasi Jumlah Dan Jenis Air Pencuci Terhadap Soda Loss Dan Solid Pada Proses Washing Pulp Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
1. Secara Mekanis
Pulp dapat di buat dari kayu dengan pengolahan secara mekanis tanpa perlakuan kimia. Proses ini memiliki keunggulan antara lain memberikan hasil
yang lebih tinggi tetapi itu membutuhkan energi yang lebih besar. Pulp – pulp mekanik lebih banyak diproduksi dari kayu – kayu yang lunak. Pada proses ini
kandungan lignin dan zat – zat lain masih tinggi.
2. Secara Semi Kimia
Pembuatan pulp secara semikimia merupakan proses dua tahap yaitu: Tahap pertama serpihan kayu diolah dengan bahan kimia yang tidak terlalu
banyak untuk memutus ikatan interseluler dengan menghilangkan sebagian hemiselulosa dan lignin, selanjutnya mengalami pelakuan mekanis untuk
memisahkan serat – seratnya. Cara pembuatan pulp secara semikimia dilakukan untuk mendapatkan hasil pulp yang lebih baik, disamping untuk mempertahankan
keunggulan sifat pulp yang akan diperoleh dengan cara mekanis. Hasil dan kualitas pulp yang diperoleh dengan cara semi kimia terletak
diantara hasil pulp yang diperoleh dengan cara kimia maupun mekanis. Cara semi kimia ini lebih sesuai untuk bahan baku jenis kayu keras. Hasil pulp yang
diperoleh sekitar 60 – 70 dan berat kering bahan baku.
3. Secara Kimia
Pembuatan pulp secara kimia adalah proses pembuatan pulp dengan menggunakan bahan kimia sebagai bahan utama untuk melarutkan bagian –
bagian kayu yang tidak diinginkan, sehingga pulp yang berkadar selulosa tinggi
Ian Putra K : Pengaruh Variasi Jumlah Dan Jenis Air Pencuci Terhadap Soda Loss Dan Solid Pada Proses Washing Pulp Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
dapat dihilangkan. Pulp yang telah dihasilkan akan mudah untuk diputihkan dan pada umumnya dilakukan untuk menghasilkan jenis kertas tertentu seperti tissue,
kertas cetak dan lain – lain. Hampir semua produksi pulp kimia di dunia saat ini masih didasarkan pada proses – proses sulfit dan sulfat, yang terakhir yang paling
banyak. Ada tiga macam pembuatan pulp secara kimia, yaitu :
a. Proses Sulfit