Ian Putra K : Pengaruh Variasi Jumlah Dan Jenis Air Pencuci Terhadap Soda Loss Dan  Solid Pada Proses Washing Pulp Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
− Kapasitas screen dapat dikontrol dengan alat yaitu differential
controller  alat pengontorl perbedaan tekanan PDIC – 056, PDIC –
059, PDIC – 087 −
Dilusi  pengencer yang ke screen tahap pertama  alat yang digunakan yaitu flow controller  aliran yang dikontrol FIC –  055,
FIC – 058. −
Reject  serat kasar dari screen tahap pertama di pompakan ke screen tahap kedua dengan memakai pompa 421 PC –  403, pada waktu
dipompakan ditambahkan lindi hitam yang diambil dari tangki T –
117.
− Pulp yang diterima dari secondary stage  tahap kedua di kembalikan
lagi ke inlet  yang mau masuk ke pompa 421 PC –  402 melalui
sebuah alat pengontrol PIDC – 056.
− Aliran reject  serat kasar dari screen tahap kedua dikontrol dengan
menggunakan alat FIC – 066 dan dipompakan ke tahap ketiga yaitu
screen F – 195 melalui pompa 421 PC – 404.
− Dilusi  pengencer screen tahap kedua dikontrol dengan alat yaitu
controller FIC – 064.
−
Screen tahap ketiga mempunyai alat pengontrol sebagai berikut :
Alat pengontrol perbedaan tekanan PDIC – 069.
Alat pengontrol serat kasar FIC – 070.
Alat pengontrol aliran pengencer FIC – 068.
− Pulp yang diterima dari screen tahap ketiga dikembalikan ke yang
mau masuk pompa 421 PC – 403.
Ian Putra K : Pengaruh Variasi Jumlah Dan Jenis Air Pencuci Terhadap Soda Loss Dan  Solid Pada Proses Washing Pulp Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
− Reject  serat kasar dari screen tahap ketiga dimasukkan ke tangki
screw press dan bersamaan dengan alat serat kasar dari radistrim lalu
di pompakan ke screw press  2
− Accept  yang diterima dari screw press  2 dikembalikan ke yang
mau masuk  inlet screen tahap ketiga.
− Kalau ada yang diperlukan yaitu screen tahap pertama, screen tahap
kedua, screen tahap ketiga dapat dipisahkan melalui penutupan katub
yang dioperasikan secara manual.
− Stock pulp yang diterima di screen tahap pertama diencerkan sampai
1,0  -  1,5 dengan menambahkan keenceran melalui alat yaitu controller FIC – 067, sebelum masuk ke washer  4. pulp stock akan
menjadi 12 -  14 ketebalannya sesudah melewati washer  alat
pencuci
− Air panas atau air kondensasi dari evaporator yang dipakai untuk
mencuci pulp yang terakhir di washer  4 dengan menggunakan alat yaitu flow controller valve  katub pengontrol aliran FIC –  083 dan
FIC – 078 −
Washer wire  saringan washer terus menerus dicuci dengan sebuah
pompa wire cleaning 421 PC – 408
− Setelah dicuci pulp yang sudah bersih dan kekentalannya 12 - 14
terus menerus masuk ke screw conveyor
− Pulp stock dari screw conveyor dimasukkan ke sebuah tangki feed T
–  119 yang terletak dilantai dua dari tangki feed dipompakan ke
Ian Putra K : Pengaruh Variasi Jumlah Dan Jenis Air Pencuci Terhadap Soda Loss Dan  Solid Pada Proses Washing Pulp Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
tangki yang disebut unbleach high density tower melalui pompa MC
421 PC – 107 −
Ketinggian tangki feed akan dikontrol dengan alat yang disebut controller LIC –  080 , katub pengencer yang menambahkan air ke
tangki feed juga dikontrol dengan alat yaitu HIV –  081 dan HIV – 082 agar ketinggian tangki feed dapat dijaga. pompa vacuum 421 PC
–  108 tujuannya adalah untuk mengambil udara atau gas – gas dari pulp stock yang ada di tangki feed melalui alat pengontrol yaitu
katub HV – 085.
Ian Putra K : Pengaruh Variasi Jumlah Dan Jenis Air Pencuci Terhadap Soda Loss Dan  Solid Pada Proses Washing Pulp Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Hasil dari pengamatan soda loss dan  solid di lapangan terdapat pada
tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1. Data Pengamatan soda loss dan  solid Dilapangan