Mario Junus Nadapdap : Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit, 2009. USU Repository © 2009
A. Produksi bahan bakar diesel
Minyak diesel atau solar diproduksi dari minyak mentah crude oil. Minyak mentah adalah senyawa hidrokarbon senyawa kimia yang memiliki
unsur hidrogen dan karbon seperti: benzin, pentan, heksan, heptan, toluene, propan dan butan. Untuk memisahkan hidro karbon, minyak mentah
dipanaskan dan hidrokarbon yang berbeda akan diambil berupa uap yang memiliki titik didih terendah akan diambil uapnya dahulu.
Setelah memisahkan gas natural dari minyak mentah, temperatur minyak mentah dinaikkan suhunya sampai ketemperatur didih tertinggi dari
hidrokarbon berikutnya. Ini adalah gasoline dengan kadar oktan tinggi. Setelah memisahkan bensin kadar oktan tinggi selesai, selanjutnya temperatur
dinaikkan lagi untuk memperoleh hidrokarbon yang memiliki titik didih berikutnya, dan seterusnya sehingga diperoleh semua gasoline komersial,
kerosin, solar, minyak pemanas domestik, minyak bakar industri, paraffin,dan seterusnya, sampai sisa akhir yaitu coke dan aspal.
B. Karakteristik bahan bakar diesel
1. Nilai Pembakaran Atau Nilai Panas.Heat Value.
Nilai panas merupakan indikasi beberapa panas yang dihasikan apabila bahan bakar tersebut dibakar habis. Nilai panas suatu bahan bakar dapat
dihitung dengan alat yang disebut kalorimeter. Satuan nilai panas atau nilai pembakaran adalah Kkalltr atau per kg.
Mario Junus Nadapdap : Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit, 2009. USU Repository © 2009
2. Berat jenis.
Berat jenis dari suatu cairan seperti minyak diesel, adalah perbandingan berat minyak diesel terhadap berat air pada volume yang sama. Diukur
menggunakan alat yang disebut higrometer. Berat jenis dari minyak bahan bakar diesel mempengaruhi penetrasi semprotan ketika bahan bakar
diinjeksikan kedalam ruang bakar atau ruang silinder motor. Hal ini berpengaruh pula kepada nilai kandungan panas dari minyak bahan bakar.
Minyak dengan berat jenis yang besar mempunyai nilai panas yang lebih tinggi.
3. Titik Sambar Flash Point.
Titik sambar suatu minyak bakar adalah temperatur minyak dimana minyak itu harus dipanaskan, hingga ia mengeluarkan uap minyak yang cukup
untuk menyalakannya jika berhubungan dengan api. Titik nyala lebih tinggi dari titik sambar, temperatur minyak dimana uap
minyak akan terus terbakar setelah dinyalakan. Titik sambar menjadi indikasi dari bahan bakar terhadap bahaya kebakaran. Titik sambar minyak diesel type
1-D adalah 37,7°C atau 100°F. untuk minyak diesel type 2-D titik sambarnya 51,6°C atau 125°F dan untuk minyak diesel type 4-D titik sambarnya 54,4°C
atau 130°F.
Mario Junus Nadapdap : Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit, 2009. USU Repository © 2009
4. Titik Kabut Dan Titik Lumer Cloud Point Dan Pour Point.
Titik kabut minyak diesel adalah temperatur minyak diesel, dimana pada temperatur itu komponen hidrokarbon dari minyak diesel tidak dapat larut
lagi. Titik lumer adalah temperatur minyak disel dimana minyak diesel
tersebut menjadi tidak dapat larut yang mencegahnya dari mengalir pada keadaan itu.
5. Kekentalan Viskosity.
Kekentalan atau viskositas adalah sifat dari cairan yang menghambat gaya yang menyebabkan cairan dapat mengalir. Aliran diukur dengan alat
yang disebut viscometer. Viscositas dari minyak diesel mempengaruhi bentuk pengabutan. Minyak diesel dengan viscositas rendah akan menghasilkan
pengabutan yang halus sedangkan minyak diesel dengan viskositas yang besar akan menghasilkan pengabutan yang kasar.
6. Volatility.
Volatility dari suatu cairan bahan bakar adalah kemampuan berubah menjadi uap. Volatility dari suatu cairan dinyatakan dengan perbandingan uap
udara yang dapat dibentuk pada temperatur tertentu. Pada minyak diesel volantility dinyatakan dalam 90 temperatur distilasi, yaitu temperatur
dimana 90 minyak diesel didistilasi.
Mario Junus Nadapdap : Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit, 2009. USU Repository © 2009
Jika volatility turun, kotoran karbon dalam beberapa motor, keausan meningkat. Beberapa motor akan mengeluarkan asap lebih banyak jika
volatility turun. 7.
Kualitas penyalaan. Kualitas penyalaan minyak diesel, yaitu kemudahan minyak diesel
menyala atau terbakar, dan sifat sari pembakarannya, dinyatakan dengan angka setan diperoleh dengan membandingkan bahan bakar dengan setan
cetane . Semakin tinggi angka setan semakin pendek saat antara waktu pengabutan dengan saat mulai penyalaan.
8. Sisa karbon carbon residu.
Sisa karbon menunjukkan jumlah karbon atau kotoran karbon yang tertinggal didalam ruang bakar setelah proses pembakaran campuran udara
dengan bahan bakar. Sisa karbon dapat diukur dengan alat kontainer tertutup. 9.
Kandungan belerang. Kandungan belerang didalam minyak diesel akan mengakibatkan
peningkatan keausan pada ring piston dan dinding silinder. Kandungan belerang pada minyak diesel juga mengakibatkan terjadinya zat yang
mengakibatkan korosi pada permukaan logam dan juga menimbulkan zat-zat kimia yang tidak diinginkan pada knalpot.
Minyak diesel yang mempunyai kandungan belerang yang tinggi juga sering mengandung campuran nitrogen, yang menimbulkan keausan yang
besar pada komponen-komponen motor.
Mario Junus Nadapdap : Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit, 2009. USU Repository © 2009
10. Oksidasi dan kandungan air.
Problem yang sering dihadapi oleh saringan bahan bakar adalah ia sering tersumbat oleh partikel-partikel mekanis, debu dan kontaminasi air
yang terdapat atau larut dalam minyak diesel. Kandungan air, partikel mekanis, debu dan oksidasi dalam minyak
dikarenakan system penyimpanan yang kurang memadai. Minyak diesel harus dilindungi dari kotoran-kotoran mekanis dan debu
agar bisa dikurangi pembentukan oksid partikel besi dalam tanki penyimpanan, dalam pipa-pipa yang kotor berdebu dan dalam pompa injeksi
ketika motor dalam kecepatan ideal.
2.2 Sistem injeksi bahan bakar diesel