Untuk itu, dakwah saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara-cara tradisional saja melainkan dibutuhkan kemampuan penyampaian pesan agama dengan inovasi baru yang
disesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang semakin beragam, dinamis dan kritis terhadap pesan yang diterimanya. Di sinilah peran da’I dituntut untuk konsen dan mampu
menyampaikan materi dengan baik, sehingga dakwah Islam dapat lebih berkembang dan maju seiring dengan kemajuan zaman.
Karena dakwah pada hakikatnya merupakan upaya yang menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan, di mana menyeru seseorang kepada ajaran Islam adalah
kewajiban setiap manusia yang diberikan kemampuan oleh Allah SWT dalam mensyiarkan Islam, dalam hal ini da’i memperoleh amanat yang besar yang harus dijalaninya.
2. Pesan Dakwah
Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada komunikan. Dan pesan merupakan unsur yang sangat menentukan dalam proses
komunikasi. Agar pesan dapat diterima dengan baik, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
24
Dalam hal ini penyampaian pesan-pesan dakwah harus pula sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak, karena hal tersebut sangat berpengaruh pada penerimaan isi
pesan-pesan yang disampaikan oleh pada da’i. Sedangkan Dakwah pada hakikatnya adalah merupakan upaya untuk merubah suatu
keadaan tertentu menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut tolak ukur ajaran Islam.
25
Untuk itu, pesan dakwah adalah upaya yang memiliki tujuan mengubah keadaan orang lain
24
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor:Ghalia Indonesia, 2008, Cet. Ke-1. hal. 8
25
Idris A Somad, Diktat Ilmu Dakwah, Th. 1425 H2004. hal. 24.
kepada dengan lebih baik menurut syariat Islam yang berisikan ajakan untuk beriman kepada Allah SWT.
Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah sebuah pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah baik yang tertulis maupun dengan pesan-pesan tersebut.
26
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan mengandung arti perintah, nasihat, amanat yang disampaikan orang lain.
27
Menurut H. A. W. Widjaja pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator,
28
sedangkan lain halnya dengan Onong Ucahyana Effendi mengatakan bahwa pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
29
Dengan demikian pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u
dengan muatan materi yang berisikan tentang aqidah, syari’ah, dan akhlaq, sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh mustami’i
pendengar. Pesan dakwah harus disampaikan dengan ke-Ilmuan yang cukup, karena jika pesan yang disampaikan hanya dengan Ilmu yang minim maka makna yang disampaikan
akan memiliki berbeda makna, atau pergeseran makna. Dengan demikian materi yang disampaikan dapat menjerumuskan penerimanya, dan yang lebih membahayakan lagi
apabila kebenaran atas kesalahan tersebut berkelanjutan menjadi sesuatu yang dianggap benar.
Adapun pesan-pesan dakwah di sini adalah pesan-pesan dari pada komunikasi yang bersumber dari Al-Qur’an. Sebagaimana firman-Nya :
26
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta : Gaya Media Pratama, 1987, Cet. Ke-1. hal. 43.
27
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2003, hal- 761.
28
H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-2. hal. 32.
29
Onong Ucahyana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya. 1994, Cet. Ke-8. hal. 18.
+,- .
0123 ,4
5 678
9:;
Artinya : “yaitu orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang pun selain kepada
Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”. Q.S. Al-Ahzab : 39.
Kandungan dari ayat di atas, yakni orang-orang yang menyampaikan risalah kepada umat mereka masing-masing sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka baik yang
berkaitan dengan pernikahan atau selainnya, berat maupun ringan dan mereka hanya takut kepada Allah SWT, sebab cukuplah Allah SWT sebagai pemberi balasan dan ganjaran
yang sesuai.
30
Untuk itu, agar pesan dakwah yang disampaikan da’i kepada mad’u dapat diterima, maka menurut Wilbur Schramm memiliki beberapa kriteria pesan di antaranya:
= Pesan hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian
mad’u ;
= Pesan hendaknya dapat membangkitkan kebutuhan pribadi mad’u, sekaligus
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya itu; =
Pesan hendaknya dapat menawarkan suatu jalan yang relevan dengan situasi di mana kelompok mad’u itu berada.
31
Untuk itu pesan dakwah yang disampaikan da’i pada mad’u pada dasarnya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama
32
yang meliputi akidah, syari’at dan akhlak. Hal yang perlu disadari adalah bahwa ajaran yang diajarkan itu
bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan akidah,
syari’at, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.
30
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta : Lentera Hati, 2002, Volume, 11. Hal. 283.
31
M. Hasan Tholchah. Dinamika Kehidupan Religius, Jakarta: LF. Putra, 2004 .hal. 27.
32
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, Cet. Ke-1. h. 33.
Dengan demikian, pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u haruslah dikemas dengan cara menarik dan menggunakan metode yang sesuai di mana
dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual berarti mampu memecahkan masalah yang kekinian dan tengah hangat dibicarakan di masyarakat. Faktual
dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti relevan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Karena dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang
mudah, banyak rintangan yang perlu dihadapi dari berbagai macam kalangan termasuk kalangan Islam sendiri.
3. Kategorisasi Pesan Dakwah