Analisis isi pesan dakwah dalam siaran sentuhan qalbu di radio la bamba 96,7 fm tegal

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Uswatun Hasanah

107051000507

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

i

96,7 FM

Pesan dakwah yang disampaikan melalui media elektronik, khususnya radio memberikan kesan tersendiri bagi pendengarnya. Walaupun media elektronik sekarang ini memiliki kecanggihan yang luar biasa, namun radio dengan kelebihannya yaitu praktis mudah digunakan kapan saja dan di mana saja tetap menjadi perhatian khusus dihati para pendengarnya. Hal inilah yang dijadikan peluang oleh para da’i dan aktifis dakwah untuk memanfaatkan radio sebagai salah satu media alternatif dalam menyiarkan Islam melalui program siaran dakwah Sentuhan Qalbu yang disiarkan melalui radio La Bamba 96,7 FM Tegal. Demi memenuhi kebutuhan akan pengetahuan tentang agama Islam untuk para pendengar setia radio La Bamba 96,7 FM Tegal.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian di radio La Bamba 96,7 FM Tegal dan mengkhususkan pada program “Sentuhan Qalbu” edisi bulan April 2011, dengan merumuskan dua pertanyaan yakni bagaimana isi pesan dakwah pada program Sentuhan Qalbu? Dan melihat pesan apa yang paling dominan pada program Sentuhan Qalbu?

Peneliti menggunakan metode pendekatan kuantitatif untuk memperoleh data secara objektif dan akurat dengan menggunakan 3 orang juri yang kompeten di bidang pendidikan Agama Islam. Dan selanjutnya peneliti menggunakan rumus Holsti (1969) untuk mencari koefisien reabilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan keputusan antar juri.

Peneliti menggunakan teori Holsti. Holsti mendefinisikan “Analisis Isi sebagai teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menentukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis”. Penelitian ini menggunakan analisis isi versi Holsti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang mengemukakan ketepatan dan mengidentifikasi isi pesan seperti perhitungan dan penyebutan berulang dari kata tertentu, konsep, tema, atau penyajian suatu informasi.

Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah pada program Sentuhan Qalbu edisi bulan April 2011 dari tanggal 1-14 yang berjumlah 14 materi, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui siaran dakwah Sentuhan Qalbu tersebut mengandung tiga kategori yakni aqidah, syariah, dan akhlak. Dimana ketiga kategori tersebut berdasarkan klasifikasi pessan dakwah, dan dari hasil penelitian ini, terlihat pesan yang paling dominan yang disampaikan narasumber adalah pesan syariah yakni 50%, dibandingkan nilai pesan aqidah sebesar 28,6%, dan nilai pesan yang paling rendah adalah pesan akhlak yakni sebesar 21,4%. Hasil ini didapat dari kesepakatan antar juri sebesar 2,13 dengan nilai rata-rata 0,71, dan komposit reabilitas 0,88 dengan demikian penelitian ini memiliki validitas yang cukup tinggi karena menggunakan 3 orang juri.


(5)

ii

Tuhan yang maha Agung dengan limpahan anugerah dan nikmat yang tak terukur kepada peneliti sehingga dapat memulai dan menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Amien.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri peneliti, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini. Hal ini tidak terwujud dengan sendirinya melainkan dukungan dan bantuan dari banyak pihak baik moril maupun materil, sehingga banyak ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada:

1. Drs. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah memberikan sarana dan prasarana yang baik kepada peneliti salama berada di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Hj. Umi Musyarofah, MA selaku ketua dan sekertaris program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah membantu peneliti selama masa kuliah untuk menyelesaikan nilai akademis di kampus tercinta ini;

4. Dr. Fatmawati, MA selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan waktunya bagi penulis dengan segala profesionalitas dan


(6)

iii

Hidayatullah Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat;

6. Para Juri yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data khususnya Ust, Qirom sebagai narasumber yang memberikan kesempatan untuk membantu peneliti memmberikan data, Ust, Murofi, SH dan Ust Syaikhon.

7. Bapak Amrullah selaku kepala studio Radio La Bamba 96,7 FM Tegal yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini

8. Ka Patrick selaku programmer yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dan telah memberikan data-data yang diperlukan dalam penulis selama proses penulisan skripsi ini.

9. Bapak Ust. Qirom selaku narasumber program Acara Sentuhan Qalbu yang telah meluangkan waktunya untuk wawancara dengan penulis.

10.Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda H.Thobiin dan ibunda Robi’ah yang telah memberikan banyak hal yang berarti dalam hidup penulis. Cinta, kasih, sayang, doa dan dukungan baik moril maupun materil yang semuanya itu tidak dapat tergantikan dengan apapun.

11.Kakak-kakaku yang tersayang kakak Aliyah dan Kakak Ali Subkhan, Kakak Syaekhon dan Kakak Ela, Kakak Saefudin dan Kakak Muji, Kakak Sukron dan Kakak Samroh yang selalu memberikan dukungan dan menjadi inspirasi dalam


(7)

iv

lucu-lucu dan imut-imut yang selalu menjadi penghilang duka dan selalu memberikan keceriaan.

13.Teman-temanku KPI D yang memberikan hari-hari indah, selalu berbagi dalam suka maupun duka, dan selalu siap membantu penulis ketika dalam kesulitan , terima kasih untuk doa dan semangat yang diberikan kepada penulis. Semoga kebersamaan kita tak hilang seiring bergulirnya waktu. dan buat temenku tercinta Nia strawbery yang menemaniku selama kuliah dan buat Eka yang menemeni selama menulis skripsi;

14.Semua pihak yang telah memberikan konstribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada mereka semua;

Peneliti merasa perlu menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada mereka yang telah peneliti sebutkan di atas, berkat dukungan, semangat, dan do’a yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Kesempurnaan adalah milik Allah , oleh karena itu penulis mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah membalas kebaikan mereka yang telah membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Ciputat, Juni 2011 Penulis


(8)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodelogi penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 11

F. Sistematika pembahasan ... 12

BAB II. KAJIAN TEORITIS A. Analisis Isi... 14

B. Dakwah ... 16

1) Pengertian Dakwah ... 16

2) Unsur- unsur Dakwah (da’i, mad’u, materi dakwah, metode dakwah, media dakwah, dan atsar atau efek dakwah) ... 21

3) Kategorisasi Pesan Dakwah ... 32

C. Radio ... 36

1. Pengertian Radio... 36

2. Fungsi Radio... 37


(9)

vi

C. Struktur Organisasi Radio Labamba 96,7 FM Tegal ... 45 D. Format siaran Religi di Radio Labamba 96,7 FM Tegal ... 47 E. Program-program yang Disiarkan di Radio Labamba 96,7 FM Tegal 52

BAB IV. ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM SIARAN SENTUHAN QALBU DI RADIO LABAMBA 96,7 FM TEGAL

A. Analisis Isi Pesan Dakwah yang Terkandung dalam Siaran

Sentuhan Qalbu ... 53 B. Pesan Dakwah yang Dominan dalam Siaran Sentuhan Qalbu ... 73

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(10)

vii

Tabel 2 Penilaian Juri Terhadap Tema 2 Terapi Hepatitis Ala Rasulullah 56

Tabel 3 Penilaian Juri Terhadap Tema 3 Keutamaan Doa ... 58

Tabel 4 Penilaian Juri Terhadap Tema 4 Makanan-makanan yang Halal .. 59

Tabel 5 Penilaian Juri Terhadap Tema 5 Orang-orang yang tidak Diperhatikan Allah ... 60

Tabel 6 Penilaian Juri Terhadap Tema 6 Tanda-tanda Munafik... 61

Tabel 7 Penilaian Juri Terhadap Tema 7 Kebahagiaan ... 62

Tabel 8 Penilaian Juri Terhadap Tema 8 Mendidik Anak ... 63

Tabel 9 Penilaian Juri Terhadap Tema 9 Mengatasi Cobaan dengan Kesabaran ... 64

Tabel 10 Penilaian Juri Terhadap Tema 10 Upaya Meningkatkan Kekhusuan Salat ... 66

Tabel 11 Penilaian Juri Terhadap Tema 11 Kiat Islam Mengentas Kemiskinan ... 67

Tabel 12 Penilaian Juri Terhadap Tema 12 Mensosialisasikan Jilbab dengan Busana Muslim ... 68

Tabel 13 Penilaian Juri Terhadap Tema 13 Pendidikan Lingkungan di dalam Keluarga ... 70

Tabel 14 Penilaian Juri Terhadap Tema 14 Mensyukuri Nikmat Kesehatan ... 71

Tabel 15 Hasil Rekapitulasi Antar Juri ... 72

Tabel 16 Prosentase kategori pesan dakwah ... 73


(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi sekarang teknologi sudah semakin maju. Berita atau informasi sudah sangat mudah diperoleh, dari sekian banyak kemajuan teknologi salah satu di antaranya adalah radio. Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa ke mana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang auditif, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.1

Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini terbukti dari banyaknya teknologi canggih yang kerap muncul saat ini. Batasan manusia dalam berkomunikasi saat ini menjadi semakin mudah. Ketatnya persaingan di dunia informasi saat ini menjadikan media massa dituntut untuk lebih kreatif dan lebih berkualitas. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar film, radio, dan

1


(12)

televisi.2 Diantara media elektronik yang cukup berhasil menurut perhatian orang adalah radio.

Hal ini karena radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas, sebagai media elektronik, radio mempunyai kekuatan besar sebagai sarana pendidikan serta agen perubahan sosial.3

Radio mendapat julukan kekuatan ke lima (the fifth estate). Hal ini disebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni memberikan informasi, menghibur, mendidik dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa kemasa di berbagai negara.4

Dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi keagamaan yang dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih serta melakukan adaptasi terhadap kemajuan teknologi itu. Media massa radio merupakan sarana yang cukup efektif dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada khalayak, dampak radio saat ini semakin terasa, seiring dengan fungsinya sebagai penyampaian informasi. Kini radio memiliki peranan yang cukup besar salah satunya sebagaimana media dakwah yag baru, karena banyak dilirik dan dikembangkan oleh praktisi dakwah sebagai salah satu media alternatif penyampaian dakwah. Pada dasarnya materi dakwah hanyalah

2

Hafied Cangara, M.Sc, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta; PT Raja Grafindo Prasada, 2007) h. 126

3

Antonio Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1998), h. 80

4

Onong uchana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditiya bakti,2003), cet k 3, h. 49


(13)

Al-Quran dan hadis yang menjadi sumber utamanya, pesan dakwah yang akan disampaikan harus dengan bahasa yang dapat dimengerti.

Jadi suatu keharusan bagi seorang narasumber sebelum menyampaikan dakwah hendaknya ia memahami dengan matang materi yang disampaikan ke mad’u. Walaupun banyak da’i dan para aktivis dakwah menjadikan teknologi komunikasi sebagai peluang sekaligus untuk menyiarkan Islam. Namun, pesan yang disampaikan itu harus tepat sasaran, artinya bahwa pesan dakwah yang disampaikan tidak berpihak pada satu perspektif atau satu paham tertentu tetapi pesan yang disampaikan harus universal. Baik melalui acara-acara ceramah, agama, diskusi, tadarus dan sebagainya, dengan radio kita dapat mendengarkan acara keagamaan siraman rohani, sehingga media massa elektronik radio memiliki banyak kelebihan, ia memiliki kesederhanaan bentuk (probability) dan kemampuan menjangkau setiap pendengarnya jika radio-radio yang diputar selalu membawa pesan dakwah.5

Dari sekian banyak radio yang ada di Tegal, radio La Bamba FM adalah salah satu radio swasta yang terletak di jalan Delima no 1 Tegal, yang merupakan radio muslim yang menyuguhkan berbagai siaran informasi, hiburan, pendidikan, dan sajian keislaman salah satunya adalah siaran keagamaan “Sentuhan Qalbu” adalah salah satu program unggulan di radio La Bamba FM. Program ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada pendengar sebelum memulai aktifitas harian sehingga dengan kebutuhan santapan rohani pagi ini, diharapkan pendengar (masyarakat) memiliki bekal iman yang kuat untuk menjalani aktifitas seharian.

5

Aep Kusnaw an et All, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung: Benang M erah Prees, 2004), cet -ke-1, Pengant ar Penulis, h.x.


(14)

Program ini menjadikan program pengantar pagi yang diisi dengan kajian-kajian Islam yang dibawakan oleh narasumber-narasumber yang terkenal dan terpilih yang mengkaji masalah aqidah, syariah dan akhlak yang bersumber pada Al-Quran dan hadis. Program ini menjadi program unggulan karena program ini disiarkan setiap hari dari hari Senin- Minggu yang disiarkan dari pukul 05.00-05.30 dengan berbagai topik yang menarik.

Salah satu program yang sangat menarik di radio La Bamba 96,7 FM adalah acara Sentuhan Qalbu yang selalu dinanti-nanti oleh pendengarnya, karena kajian ini memberikan informasi yang lebih interaktif dan solutif untuk pendengar dari segmen semua kalangan.

Dalam catatan perjalanan radio La Bamba 96,7 FM banyak memberikan kontribusi dan melayani masyarakat luas khususnya kota Tegal dengan menyajikan format yang terbuka dengan motto radio “ radionya kota bahari best from Tegal & best for you” yang berarti radio untuk masyarakat Tegal yang memiliki tujuan pemersatu umat, jembatan masyarakat sebagai pelayanan fasilitas publik.

Sebagai radio terkemuka yang berada di kota Tegal memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan radio lainnya, di mana informasi-informasi umum dapat dipadukan dengan informasi keIslaman salah satunya adalah program Sentuhan Qalbu yang menjadi kebutuhan umat Islam pada khususnya.

Oleh sebab itu penulis mengangkat pesan dakwah melalui radio La Bamba yang dikemas dalam acara Sentuhan Qalbu melalui judul skripsi ”Analisis Isi


(15)

Pesan Dakwah dalam Siaran Sentuhan Qalbu di Radio La Bamba 96,7 FM Tegal”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkupnya pada isi pesan dakwah yang disiarkan selama bulan April 2011 dalam siaran “ Sentuhan Qolbu” yang mengkaji masalah aqidah, syariah, akhlak, di radio La Bamba 96,7 FM. Sedangkan unit analisisnya ditetapkan berdasarkan tema-tema yang ditampilkan pada setiap kali siaran. Dalam hal ini terdapat 14 tema yang disiarkan selama bulan April 2011 dari tanggal 1-14 April yang disiarkan setiap hari dari pukul 05.00-05.30 WIB. Berikut temanya, salat tahajud, terapi hepatitis ala Rasulullah, keutamaan do’a, makanan-makanan yang halal, orang yang tidak diperhatikan Allah, tanda-tanda munafik, kebahagiaan, mendidik anak, mengatasi cobaan dengan kesabaran, upaya meningkatkan kekhusuan salat, kiat Islam mengatasi kemiskinan, mensosialisasikan jilbab dengan busana muslim, pendidikan lingkungan did lam keluarga, dan mensyukuri nikmat kesehatan.

2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana isi pesan dakwah yang terdapat dalam siaran “Sentuhan Qolbu” di radio La Bamba 96,7 Fm Tegal?


(16)

2. Pesan dakwah apa yang paling dominan yang terdapat dalam siaran “Sentuhan Qolbu” di radio La Bamba 96,7 FM Tegal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. untuk mengetahui bagaimana isi pesan dakwah yang disampaikan di radio La Bamba 96,7 FM Tegal.

b. Untuk mengetahui pesan yang paling dominan yang terkandung dalam siaran “Sentuhan Qalbu” di radio La Bamba 96,7 FM Tegal

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Untuk menambah wawasan pengetahuan, pengalaman penulis dengan konsep dan metodelogi pada penelitian ini, juga memberikan masukan bagi pengembangan wacana keilmuan dalam hal media sebagai sarana penyampaian syiar Islam terutama dalam dunia penyiaran radio, khususnya analisis isi pesan dakwah siaran keagamaan di radio. Penelitian ini diharapkan juga dapat menarik perhatian peneliti lainnya, khususnya dari kalangan akademis untuk melanjutkan atau mengembangkan penelitian tentang masalah ini.

b. Manfaat Ptaktis

Untuk menambah wawasan tentang pentingnya manfaat media radio sebagai media dakwah termasuk di era globalosasi seperti sekarang


(17)

ini. Khususnya bagi seseorang yang tertarik dan terjun ke dalam dunia penyiaran agar memanfaatkannya dengan baik

D. Metodelogi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis) berdasarkan metode deskriptif yaitu menggambarkan secara cermat sebagaimana adanya. 6 penelitian ini melalui pendekatan kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam komunikasi untuk mendapatkan daya yang objektif dan akurat. Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Holsti. Holsti mendefinisikan analisis isi sebagai teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk menentukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis.

Agar penelitian ini relevan dengan masalah yang dirumuskan dan sistematik. Maka peneliti mewancara tiga orang juri, yaitu:

a. Ustd Qirom, adalah narasumber Sentuhan Qalbu b. Ustd Murofi S.H adalah aktifis NU

c. Ustd Syaikhon adalah Guru madrasah diniyah awaliyah yang menjadi pendengar setia program acara tersebut

6

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1998), hal. 10.


(18)

Peneliti memilih ketiga juri tersebut, karena mereka dinilai memahami materi-materi ajaran Islam dan konsen di bidang pendidikan agama Islam.

2. Penentuan Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di gedung radio La Bamba 96,7 FM Tegal, alasan penulis memilih radio ini karena acara yang disiarkan bagus-bagus dan peneliti memlih program Sentuhan Qalbu karena program ini tujuannya sangat mulia yaitu memberikan bekal kepada pendengar sebelum melukakan aktifitas. Radio ini terletak di Jalan Delima No 1 Tegal, 52184, Telp.0283-322202, Fax.0283-343493.

3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber utama data dari penelitian ini adalah aktivitas objek di lapangan yang merupakan data primer. Selain itu juga bisa didapat dari data tambahan yang merupakan dokumen file serta dukungan dan bahan-bahan kepustakaan lainnya.

Adapun teknik yang diambil penulis meliputi penelitian lapangan dengan analisis kuantitatif. Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dalam penelitian lapangan, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Dokumentasi, yakni dengan cara mencari data berupa data-data, catatan, arsip dan foto sesuai dengan apa yang bisa dijadikan informasi tambahan bagi penelitian ini.


(19)

2. Wawancara, yakni teknik tanya jawab dalam upaya mengumpulkan data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data.7 Dalam hal ini penulis menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (interview guide). Wawancara dilakukan dengan General menager (Bapak Amrullah) dan narasumber Sentuhan Qolbu (Ust, Qirom) di radio La Bamba 96,7 FM

3. Observasi, peneliti mengamati isi pesan atau materi yang disampaikan oleh narasumber dan mendengarkan secara tidak langsung siaran Sentuhan Qalbu melalui tape radio, kemudian peneliti menjadikan ke dalam bentuk transkip data siaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam menganalisisnya.

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah peneliti mendapatkan rekaman siaran yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian. Kemudian, rekaman siaran tersebut dijadikan ke dalam bentuk transkip data. Dalam pengolahan data ini, peneliti melakukanya dalam bentuk codding sheet atau lembar koding yaitu berupa tabel daftar cek yang berisi kategori-kategori aqidah, syariah, dan akhlak yang akan diukur.8 Kemudian unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah isi pesan dakwah yang berupa aqidah, syariah dan akhlak, rekaman Sentuhan Qolbu edisi bulan April 2011 selama 14 hari

7

Wardi bahtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: logos, 1997), hal.27

8Jomroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta


(20)

dari tanggal 1-14 April 2011 yang menjadi topik atau pokok persoalan dan unit pengamatan adalah tema pesan dakwah yang menjadi pokok pembahasan.

Kategori dibuat berdasarkan pesan dakwah yang menjadi pokok pembahasan. Kategori dibuat berdasarkan pesan dakwah yang terdapat dalam siaran Sentuhan Qolbu di antaranya: aqidah, syariah dan akhlak. Peneliti menggunakan rumus dari Holsti (1969) yang menjadi salah satu acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien realibilitas kategori antar juri sebagai berikut:

Koefisien Realibitas : CR =

2 1 2 N N M  Keterangan:

CR : koefisien reabilitas

2M : Nomor keputusan yang sama antar juri N1, N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri. a. Komposit Reabilitas :

) ( ) 1 ( 1 ) ( juri antar X N juri antar X N   Keterangan: N : Jumlah juri

X : Rata-rata koefisien reabilitas antar juri.9

Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran Sentuhan Qalbu setelah data terkumpul kemudian disimpulkan menjadi data yang valid dan realibel.

9


(21)

Dan untuk menentukan rincian hasil dari isi pesan dakwah dalam siaran “Sentuhan Qalbu” pada radio La Bamba 96,7 FM, maka peneliti akan menampilkan prosentase satu per satu kategori pesan, dengan menggunakan rumus:

P = x100%

N F

Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi data

N : Jumlah data yang dimaksud

Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran pada siaran dakwah Sentuhan Qalbu di Radio La Bamba 96,7 FM selama bulan April edisi 1-14 April 2011. Dan setelah data tersebut terkumpul, peneliti akan melaporkan, menggambarkan, mengklasifikasi serta menginterpretasikan secara apa adanya untuk kemudian disimpulkan menjadi data yang valid dan realibel.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka di perpustakan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari siaran-siaran yang telah peneliti temukan berkenan dengan penelitian ini, yaitu: Analisis pesan dakwah dalam siaran kajian malam di 107 FM Radio Dakta, Bekasi 2010 oleh Rusdiyana, berisi tentang analisis “Kajian Malam Samara” yaitu


(22)

program religius untuk dewasa yang mengakaji masalah keluarga sakinah, mawadah dan warohmah.

Fifit Fitriansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga 100,3 FM Bekasi ”. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah pada radio swasta yang berada di daerah Bekasi. Program acara religius yang ditujukan untuk orang-orang dewasa yang disiarkan rutin setiap hari, yaitu program Kopiah. Dan Septiasari, “Analisis Isi Materi Siaran Keagamaan Seputar Iman dan Islam di Radio Cakti Budhi Bhakti (CBB) 105,4 FM”. Jakarta: Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah, 2010. Berisi tentang analisis isi materi pada radio swasta yang ada di Jakarta Barat yaitu Radio CBB. Walaupun Radio CBB adalah radio pelopor dangdut Jakarta tetapi sangat kental dengan ajaran Islam, dengan mempunyai program acara religius setiap harinya seperti pada program Obrolan Seputar Iman dan Islam.

F. Sistematika Tulisan

Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam lima bab, dan masing-masing bab dibagi menjadi sub bab, dengan perincian sebagai berikut:

Pada Bab I (pendahuluan), penulis menguraikan sekitar latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan metedologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.


(23)

Pada Bab II ( kajian teori), dalam hal ini penulis memaparkan mengenai pengertian analisis isi, pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah meliputi (da’i, mad’u, materi dakwah atau pesan dakwah, media dakwah, metode dakwah dan efek dakwah), dan pengertian radio, fungsi radio, serta radio sebagai media dakwah.

Pada bab III(mengenai gambaran umum radio La Bamba 96,7 FM), dalam hal ini penulis menjelaskan sejarah dan perkembangan, visi dan misi, stuktur organisasi, format kajian islam di radio La Bamba 96,7 FM Tegal, dan program-program yang disiarkan di radio La Bamba 96,7 FM Tegal.

Pada Bab VI (mengenai temuan dan analisa data lapangan mengenai isi pesan dakwah yang terkandung dalam siaran Sentuhan Qalbu edisi tanggal 1 sampai 14 April 2011 di radio La Bamba 96,7 FM Tegal), serta pesan yang paling dominan pada siaran dakwah Sentuhan Qalbu.

Pada Bab V (penutup), meliputi kesimpulan dan saran, kemudian secara keseluruhan penulisan skripsi ini di awali dengan kata pengantar dan daftar isi, serta diakhiri dengan daftar pustaka.


(24)

14

A. Analisis Isi

Setiap hari orang mengakses media massa seperti membaca surat kabar, mendengar radio, ataupun menonton televisi. Namun hal itu dilakukan sambil lalu saja, maka apa yang dilakukan hasilnya kurang produktif. Bagaimana sesungguhnya media massa meliput dan memberitakan seseorang atau isu tertentu. Untuk membedakan dan menganalisis isi pesan dari surat kabar, radio ataupun televisi bisa digunakan tehnik analisis isi (content analysis).1

Menurut Burhan Bungin dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kulitatif, Analisis Isi (content analysis) adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan shahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi.2 Berelson medefinisikan content analysis sebagai suatu teknik penelitian yang objektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Sedangkan menurut Wazer dan Wiener, analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam.3

1

Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Press, 2006), Cet. ke1, hal. 68.

2

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 233.

3

Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 2004), hal. 164.


(25)

R. Holsti mendefinisikan “Analisis Isi sebagai teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menentukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis”.4

Penelitian ini menggunakan analisis isi versi Holsti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang mengemukakan ketepatan dan mengidentifikasi isi pesan seperti perhitungan dan penyebutan berulang dari kata tertentu, konsep, tema, atau penyajian suatu informasi.

Adapun lima tujuan analisis isi, antara lain: (1) menggambarkan isi komunikasi, (2) menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan, (3) membandingkan isi media dengan “dunia nyata”, (4) melalui Imej suatu kelompok tertentu dan masyarakat, (5) menciptakan titik awal terhadap studi efek media.5

Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dalam pelaksanaan

content analysis terdiri atas enam tahap atau langkah, yaitu: 1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis.

2) Melakukan “sampling” terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih. 3) Membuat kategori yang dipergunakan dalam analisis.

4) Membaca suatu sample dokumen yang telah dipilih, melakukan coding, dan meringkas isi-isi yang relevan.

5) Menskala item-item berdasarkan frekuensi, penampakan, intensitas, atau kriteria lainnya.

4

Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1999), hal. 68.

5


(26)

6) Mengintrepetasi data dalam kaitannya dengan hipotesis dan teori yang dipergunakan.

Dalam teknik Analisis Isi juga memiliki kekurangan yaitu content analysis

dibatasi pada pengujian komunikasi tercatat untuk suatu hal. komunikasi demikian bisa lisan atau tulisan tetapi harus dicatat dengan beberapa cara untuk memungkinkan analisis.6

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi adalah suatu istilah yang memiliki pengertian secara khusus. Dakwah berasal dari bahasa Arab, yang bermakna “panggilan, ajakan atau seruan”. Kemudian secara terminology, dakwah menurut pandangan beberapa Ilmuan memiliki pengertian sebagai berikut: a) Dakwah menurut Toha Yahya Omar menegaskan bahwa dakwah berasal

dari bahasa arab yang berarti: “seruan, panggilan, atau undangan adapun dakwah di dalam Islam dimaksudkan adalah mengajak dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akherat.7

b) Dakwah menurut Wardi Bachtiar dalam Metode Penelitian Ilmu Dakwah

menerangkan, pengertian dakwah adalah suatu proses upaya mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam, atau proses mengajak manusia ke jalan Allah yaitu Al- Islam. Proses dakwah

6

Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, hal. 184.

7


(27)

itu sendiri terdiri dari: subjek dakwah, materi dakwah, metode dakwah, media dakwah dan objek dakwah.8

c) Dakwah menurut Quraish Shihab, dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.9

d) Dakwah menurut Asmuni Syukir adalah bahwa istilah dakwah itu dapat diartikan dari dua segi atau dua sudut pandang, yaitu pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan pengrtian dakwah yang bersifat pengembangan.neran dan petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akherat.10

e) Dakwah menurut Syeh Ali Mahfuzd dakwah adalah mendorong manusia untuk mengikuti kebe

f) Dakwah menurut Ibnu Thaimiyah adalah dakwah merupakan proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan mentaati apa yang telah diberitakan oleh Rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya.11

Untuk itu dakwah merupakan serangkaian kegiatan penyampaian pesan mengenai ajaran-ajaran yang diperintahkan Allah SWT untuk kemaslahatan umat, dengan cara menyeru, mengajarkan dan merealisasikan syariat-syariat Islam

8

Wardi Bakhtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, ( Jakarta: logos, 1997), h. 31.

9

Quraish Shihab, Membumikan AL-Quran, ( Bandung: Mizan, 1993), h. 191. 10

Rari Udin dan M aman Abd Djaliel, Prinsip dan St rat egi Dakw ah, (Bandung: CV Pust aka Set ia, 1997), hal. 24

11

Ibnu Thaimiyah, Majmu Al-Fatawa, JUz 15, ( Rhiyadh: Mathabi Ar-Riyadh, 1985),h.185


(28)

sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Hadis demi mencapai jalan yang lebih baik yakni kebahagiaan dunia dan akherat.

Dakwah merupakan kekuatan moral yang mampu menggerakan perubahan sosial serta menawarkan suatu alternatif dalam membangun dinamika masa depan umat. Dengan menempuh cara dan strategi yang lentur, kreatif, dan bijak. Untuk itu dakwah dilakukan dalam suatu setting masyarakat yang beragam, baik dalam corak maupun keadaannya, serta dengan segala problematikanya.

Dakwah pada dasarnya adalah alat untuk memenuhi perintah Allah SWT. Demikian Tarmizi Taher yang juga sependapat dengan Ismail Ragi Al-faruqi, mengatakan bahwa dakwah meliputi tugas mengajarkan kebenaran kepada mereka yang mengabaikan kebenaran, menyampaikan kabar baik tentang rahmat duniawi dan surga ukhrawi, dan memperingatkatkan tentang siksaan hari akherat.12

Tarmizi Taher menambahkan bahwa pengertian dakwah yang lebih luas yaitu:

a. Dakwah dalam upaya untuk mengajak umat manusia agar memeluk dan mengamalkan ajaran ke dalam kehidupan sehari-hari

b. Dakwah juga bisa berarti penyebarluasan rahmat Allah SWT, sesuai misi Islam sebagai agama Rahmatul lil alamin kepada manusia, bahkan kepada sesama makhluk seluruh alam.

c. Dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau masyarakat dari kehidupan yang tidak Islami menuju suatu kehidupan

12


(29)

yang Islami. Dan proses ini diharapkan dapat menimbulkan perubahan positif ke arah yang lebih Islami.

d. Dakwah itu bukanlah dari mulut ke telinga, akan tetapi dakwah dari hati ke hati.

e. Dakwah haruslah dilakukan secara moderat dan diturunkan pada konteks, sehingga diharapkan dakwah secara moderat dan kontekstual bisa menjadi sebuah alternatif solusi terhadap berbagai problematika dakwah dan tantangan kehidupan yang semakin bertumpuk-tumpuk ini.13

Dengan demikian dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi keagamaan yang dihadapkan pada perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih dan memerlukan adaptasi yang cukup lama terhadap kemajuan itu. Berbagai macam media akhirnya banyak digunakan para da’i dalam mensyiarkan dakwahnya. Kini media massa pun menjadi pilihan yang tepat bagi kemajuan syiar Islam.

Untuk itu, dakwah saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara tradisional saja melainkan dibutuhkan kemampuan penyampaian pesan agama dengan inovasi baru yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang semakin beragam, dinamis dan kritis terhadap pesan yang diterimanya. Disinilah peran da’i dituntut untuk konsen dan mampu menyampaikan materi dengan baik, sehingga dakwah Islam dapat lebih berkembang dan maju seiring dengan kemajuan zaman.

13


(30)

Karena dakwah pada hakikatnya merupakan upaya yang menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan, di mana menyeru seseorang kepada ajaran Islam adalah kewajiban setiap manusia yang diberikan kemampuan oleh Allah SWT dalam mensyiarkan Islam, dalam hal ini da’i memperoleh amanat yang besar yang harus dijalaninnya.

2. Unsur-unsur Dakwah 1. Da’i

Dai berasal dari bahasa Arab, da’i yang berarti orang yang mengajak (orang yang berdakwah). Secara umum, seorang pengajak bisa saja mengajak untuk melakukan perbuatan dan perkataan yang jelek, tetapi da’i (dalam Islam) adalah orang yang mengajak orang lain ke jalan kebenaran, baik dengan perbuatan perkataan, ataupun seruan hati. Jadi, da’i hanya mengajak kepada kebaikan.

Banyak ulama mengatakan bahwa seluruh umat manusia adalah pada dasarnya adalah seorang da’i atau juru dakwah. Sebab, mengajak kepada perkara yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadis cakupanya cukup luas dan universal. Bisa dalam ranah politik, ekonomi, budaya, hukum, dan aspek-aspek kehidupan tersebut terangkum dalam Al-Quran dan Hadis.

Berhasil tidaknya dakwah islamiyah sangat tergantung pada da’inya, da’i adalah unsur terpenting dalam poros perjalanan dakwah. Karena seorang da’i adalah subjek yang harus menyadarkan, memotivasi, dan mengajak khalayak umum ke jalan yang benar. Seorang da’i adalah


(31)

teladan sekaliguss pelopor perubahan. Hal-hal yang semula menyimpang dari tuntunan Al-Quran dan Hadis, diluruskan dari keterbengkokannya sesuai dengan ajaran-Nya, baik itu dalam perkara akidah, muamalah, dan aspek kehidupan yang lainnya.

Oleh karena itu seorang da’i harus memenuhi kulifikasi dan syarat-syarat khusus agar proses dakwahnya sesuai dengan target yang ingin di capai.

1. Seorang da’i harus mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang Islam. Menjadi suatu keharusan bagi seorang da’i untuk mendalami pengetahuan agama, baik masalah akidah, fikih, muamalah, dan berbagai aspek disiplin keagamaan Islam lainnya.

2. Seorang da’i harus bisa menjadi teladan yang baik bagi umat. Sebab, perilaku, aktivitas, akhlak, perkataan, dan perbuatan seorang da’i memiliki pengaruh yang signifikan terhadap umat.

3. Seorang da’i harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Banyak orang yang mempunyai pesan atau nasihat yang bagus, tetapi dalam cara penyampaiannya atau berkomunikasinya kurang lancar dan tepat.

4. Pengetahuan psikologis. Manusia adalah makhluk yang unik yang tidak bisa diprediksi kepribadiannya. Oleh karena itu, da’i sangat dituntut memahami ilmu psikologi, terutama sekali psikologi kepribadian dan psikologi perkembangan. Dengan mengetahui kejiwaan seseorang atau sebuah masyarakat, da’i akan lebih mudah


(32)

memberikan solusi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi tersebut.

Dengan demikian seorang da’i harus benar-benar menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan agama baik masalah akidah, akhlak, fikih, muamalah dan lain sebagainya. Dan seorang da’i harus bisa menjadi teladan yang baik bagi umatnya dan menjadi contoh untuk menjdi seorang muslim yang lebih sempurna

2. Mad’u

Salah satu unsur penting lainnya adalah komponen dakwah adalah mad’u atau masyarakat yang akan didakwahi. Seorang da’i harus memahami masyarakat yang akan menerima dakwahnya. Hal ini berhubungan dengan kesesuaian materi dakwah yang akan disampaikan. Dalam masyarakat, yang tingkat pengetahuan agamanya cukup tinggi, tentu saja tidak sesuai jika masih diperkenalkan dengan pengantar pengetahuan ihwal iman dan takwa. Kesesuaian materi dengan tingkat pengetahuan dan kondisi psikologis masyarakat akan berakibat pada lancarnya proses dakwah tersebut.14

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagia individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama

14

Najamudin, Metode Dakwah Menurut Al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hal.29


(33)

Islam, sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan mengikatkan kualitas iman, Islam dan Ikhsan.15

Muhamad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan.

b. Golongan awam, yaitu orang yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.

c. Golongan yang bebeda dengan kedua golongan tersebut, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.16

3. Materi Dakwah atau Pesan Dakwah

Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada komunikan. Dan pesan dakwah merupakan unsur yang sangat menentukan dalam proses komunikasi, agar pesan dapat diterima dengan baik, maka pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.17 Dalam hal nini penyampaian pesan-pesan dakwah harus pula sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak, karena hal tersebut sangat berpengaruh

15

M. Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2006), cet Ke-2, h. 23.

16

M. Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: Kencana, 2006), cet Ke-2, h. 23-24.

17

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), cet. Ke-1. hal. 8.


(34)

pada penerimaan isi pesan-pesan yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u.

Sedangkan dakwah pada hakikatnya adalah merupakan upaya untuk merubah suatu keadaan tertentu menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut tolak ukur ajaran Islam. Untuk itu pesan dakwah adalah upaya yang memiliki tujuan mengubah keadaan orang lain kepada yang lebih baik menurut syariat Islam yang berisikan ajakan untuk beriman kepada Allah SWT.

Menurut Toto Tasmaran pesan dakwah adalah sebuah pernyataan yang bersumber dari Al-Quran dan hadis baik yang tertulis maupun dengan pesan-pesan tersebut.18 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pesan mengandung arti perintah, nasihat, amanat yang disampaikan orang lain.19

Dengan demikian pesan dakwah adalah suatu pesan yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u dengan muatan materi yang berisikan tentang aqidah, syariah dan akhlak, sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Pesan dakwah harus disampaikan dengan keilmuan yang cukup, karena jika pesan yang disampaikan hanya dengan Ilmu yang minim maka makna yang disampaikan akan memiliki perbedaan makna, atau pergeseran makna. Dengan demikian materi yang disampaikan dapat menjerumuskan

18

Toto Tasmaran, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), cet. Ke-1. hal. 43.

19

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), cet. Ke-8. hal. 18


(35)

penerimanya, dan yang lebih membahayakan lagi apabila kebenaran atas kesalahan tersebut berkelanjutan sesuatu yang dianggap menjadi besar.20

Adapun pesan-pesan dakwah di sini adalah pesan-pesan dari pada komunikasi yang bersumber dari Al-Quran sebagaimana firman-Nya: (Qs. Al-Ahzab: 39).





























Artinya: Orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.

Kandungan dari ayat di atas, yakni orang-orang yang menyampaikan risalah kepada umat mereka masing-masing sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka baik yang berkaitan dengan pernikahan atau selainnya, berat maupun ringan dan mereka hanya takut kepada Allah SWT, sebab cukuplah Allah SWT sebagai pemberi balasan dan ganjaran yang sesuai.21

Dengan demikian, pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u haruslah dikemas dengan cara menarik dan menggunakan metode yang sesuai di mana dakwah harus tampil secara aktual, faktual, dan kontekstual. Aktual berarti mampu memecahkan masalah yang kekinian dan tengah hangat dibicarakan masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual artinya relevan menyangkut problema

20

M. Qurai Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), volume 11, hal. 282.

21


(36)

yang sedang dihadapi oleh mesyarakat. Karena dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, banyak rintangan yang perlu dihadapi dari berbagai kalangan termasuk kalangan Islam sendiri.22

4. Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi (berdasarkan Al-Quran surat An-Nahl (ayat 125).













































Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.23

Siti muriah dalam buku Metodelogi Dakwah Kontemporer menyebutkan bahwa metode dakwah arif untuk diterapkan ada tiga macam yaitu: bil hikmah, maudzah al- hasanah, dan mujadalah.

a. Al- Hikmah

Kata Al- Hikmah mempunyai banyak pengertian, pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahasa maupun pakar Al-Quran, tidak hanya mencangkup pemaknaan mashadaq (ekstensi) nya, sehingga pemaknaan menjadi lebih luas dan bervariasi. Dalam beberapa kamus, kata Al- Hikmah

diartikan: al-adl ( keadilan), al-hilm ( kesabaran dan ketabahan), an-

22

Wardi Bacht iar, M et odelogi Penelit ian Ilmu Dakw ah, ( Jakart a: Logos, 1997), cet ke-1. hal. 33

23

Siti Uswatun Hasanah, Berdakwah dengan Jalan Debat (antara Muslim dan Non Muslim), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2007), cet ke-1. hal. 31.


(37)

nubuwah (kenabian), al-ilm (pengetahuan), Al-Quran, falsafah, kebijakan, pemikiran atau pendapat yang baik, al-haqq (kebenaran), meletakan sesuatu pada tempatnya, kebenaran sesuatu, mengetahui sesuatu, yang paling utama dengan ilmu yang paling utama.24

Dari beberapa pemaknaan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah bil-hikmah pada intinya merupakan seruan atau ajakan dengan cara bijak, filosofis, argumentatif, dilakukan dengan adil penuh kesabaran dan ketabahan sesuai dengan risalah an-nubuwah dan ajaran Al-Quran atau wahyu Illahi. Dengan demikian, terungkaplah apa yang seharusnya secara al-haqq (benar) dan terposisikannya sesuatu secara professional.

b. Mauidzah Al-Hasanah

Mauidzah al-hasanah sering diartikan sebagai nasihat yang baik. Maksudnya, memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik dapat mengubah hati, agar nasihat tersebut dapat diterima, berkenan hati, enak didengar, menyentuh perasaan, dan lurus pikiran.

Mauidzah al-hasanah menurut beberapa ahli bahasa dan pakar tafsir memberikan pengertian sebagai berikut:25

1. Pelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari perbuatan yang jelek melaui tahrib dan targhib (dorongan dan motivasi), petunjuk, penjelasan,

24

Asep Muhidin, dkk, Metode Pengembangan Dakwah (Bandung: pustaka setia.2002), h. 79.

25

Asep Muhidin, dkk, Metode Pengembangan Dakwah (Bandung: pustaka setia.2002), h. 79.


(38)

keterangan, gaya bahasa, peringatan, penuturan, contoh teladan, pengarahan, dan pencegahan dengan cara halus

2. Pelajaran, keterangan, penuturan, peringatan, pengarahan dengan gaya bahasa yang mengesankan, peringatan atau menyentuh dan terpatri dalam nurani.

3. Simbol, alamat, tanda, janji, penuntun, petunjuk, dan dalil-dalil yang memuaskan melalui al-qaul al- rafiq ( ucapan lembut dan ucapan penuh kasih sayang).

4. Nasihat, bimbingan dan arahan untuk kemaslahatan. Dilakukan dengan baik dan penuh tanggung jawab, akrab, komunikatif, mudah dicerna, dan terkesan di hati sanubari mad’u dan lain-lain.

Dengan demikian, dakwah melalui mauidzah al-hasanah jauh dari sikap egois, agitasi emosional, dan apologi. Prinsip-prinsip metode ini diarahkan terhadap mad’u yang kapasitas intelektual dan pemikiran serta pengalaman spiritualnya tergolong kelompok awam. Dalam hal ini, peranan da’i atau juru dakwah adalah sebagai pembimbing, teman dekat yang setia, yang menyayangi, dan memberikan segala hal yang bermanfaat serta membahagiakan mad’u-nya.

c. Mujadalah

Mujadalah secara etimologi adalah lafadz yang terambil dari kata “jadalah” yang bermakna meminta. Apabila ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan faa’ala, yufaa’ilu, mufaa’alatan “jadala” dapat bermakna berdebat dan “mujadalah” adalah “perdebatan”.


(39)

Dari segi istilah terdapat beberapa pengertian Al-mujadalah (al- Hiwar). Al- mujadalah (al- Hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya. Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi mujadalah adalah suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat.

Dari pengertian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa dakwah

mujadalah merupakan satu upaya untuk mengajak manusia ke jalan Allah melalui metode tukar pendapat (debat) yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis yang tidak melahirkan permusuhan, dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.

5. Media Dakwah

Seorang da’i atau juru dakwah, dalam menyampaikan ajaran (islam) kepada umat manusia tidak akan lepas dari sarana atau media. Karena di era modern ini dakwah tidak hanya cukup disampaikan melalui lisan tanpa melalui bantuan alat-alat komunikasi modern, seperti: radio, televisi, film, VCD, percetakan, dan lain-lain. Kata-kata yang diucapkan seoraang da’i sangatlah terbatas oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu, kepandaian untuk


(40)

memilih media atau sarana yang tepat merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah.26

Hamzah Yaqub membagi sarana dakwah menjadi lima macam yaitu: lisan, tulisan, audio, visual, dan akhlak. Dari lima macam pembagian tersebut, secara umum dapat dipersempit menjadi tiga media yaitu:

1. Spoken words, media dakwah yang berupa ucapan atau bunyi yang ditangkap dengan indra telinga, seperti radio, telepon dan lain-lain. 2. Printed writing, berbentuk tulisan, gambar, lukisan dan sebagainya

yang dapat ditangkap dengan mata.

3. The Audio Visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dilihat. Seperti: televisi, video, film dan sebagainya.

Dilihat dari segi sifatnya, media di golongkan menjadi dua kategori: media dakwah tradisional dan media dakwah modern. Media dakwah tradisional berupa berbagai macam dan seni pertunjukan tradisional, dipentaskan secara umum dan terutama hiburan yang bersifat kumulatif. Sedangkan media modern diistilahkan dengan media elektronik yaitu media yang dihasilkan dari teknologi seperti: televisi, radio, VCD, internet, pers dan lain sebagainya.27

26

Sit i Usw at un Hasanah, Berdakw ah dengan Jalan Debat (ant ara M uslim dan Non M uslim), (Yogyakart a: Pust aka Pelajar Off set , 2007), cet ke-1. hal. 36-37.

27

Sit i Usw at un Hasanah, Berdakw ah dengan Jalan Debat (ant ara M uslim dan Non M uslim), (Yogyakart a: Pust aka Pelajar Off set , 2007), cet ke-1. hal. 37.


(41)

6. Atsar atau Efek Dakwah

Efek dakwah sering disebut feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i. kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah, padahal, atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisisi atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya (corrective action). Demikian juga strategi dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-unsur dakwah yang dianggap baik dapat ditingkatkan.28

Evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus dilaksanakan secara radikal dan komperhensif, artinya tidak secara parsial atau setengah-setengah. Seluruh kompenen sistem (unsur-unsur) dakwah harus dievaluasi secara komperhensif. Para da’i harus memiliki jiwa terbuka untuk melakukan pembaharuan dan perubahan, di samping bekerja dengan menggunakan Ilmu. Jika proses evaluasi ini telah menghasilkan beberapa konklusi dan keputusan, maka segera diikuti dengan tindakan korektif (corrective action). Jika proses ini dapat terlaksana dengan baik, maka

28

M. Munir, dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana.2006), cet ke-2. h. 34.


(42)

terciptalah suatu mekanisme perjuangan dalam bidang dakwah. Dalam bahasa agama inilah sesungguhnya yang disebut dengan ikhtiar insani. 29

3. Kategori Pesan Dakwah

Kategori pesan dakwah menurut Endang Syaefudin Anshari terbagi dalam tiga kategori pesan yakni:

a. Aqidah, yang meliput iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada qhada dan qhadar.

b. Syariah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharoh, solat, shaum, zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (al-qonun al khas/ hukum perdata dan al-qonun al-am’/ hukum publik).

c. Akhlak, yang meliputi akhlak kepada khalik dan makhluk (Tuhan dan Mahluk hidup).30

Di dalam surat Al-Fatihah terdapat tiga tema pokok pesan dakwah yaitu aqidah, syariat, akhlak. Atau Iman, Islam, dan Ihsan. Iman adalah aqidah, Islam merupakan syariah dan Ihsan merupakan akhlak. Dan terhapap ketiga pokok tersebut, ada beberapa ulama berpendapat antara lain:

1. Ketiga kompenen dilakukan secara hirarkhis. Artinya pertama kali seseorang harus memperteguh aqidah lalu menjalankan syariah yang kemudian disempurnakan oleh akhlak. Pada posisi inilah

29

M. Munir, S.Ag. MA dan Wahyu Ilahi, S,Ag.MA, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana.2006), cet ke-2. h. 34-35

30

Moh. Abdul Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana,2009), cet, ke-2. hal. 332.


(43)

maksud di utus Rasulullah SAW, yakni menyempurnakan akhlak/ dengan adanya asumsi ini maka untuk mengarahkan orang lain menjadi lebih baik. Da’i harus kuat imanya terlebih dahulu. Jika imannya telah teguh, barulah ia mengajarkan cara-cara . menjalankan agama. Jika ia dapat menjalankannya dengan benar maka da’i berusaha membersihkan hatinya. Dengan hati yang bersih maka ia akan merasa hidupnya selalu dipantau oleh Allah SWT. Sehingga berakhlak mulia dan menjauhi hal-hal yang bersifat maksiat.

2. Ketiganya diletakan sejajar. Maksudnya aqidah yang bertempat di akal, syariat dijalankan anggota tubuh, dan akhlak berada di hati. Da’i mengajarkan bahwa menjalankan solat harus dengan pikiran yang yakin, mematuhi syarat dan rukunnya, serta hati yang ikhlas. Banyak umat Islam yang menjalankan agamanya dengan keimanan yang tipis serta hati yang kurang bersih, sehingga tidak menghasilkan akhlak yang terpuji.31

Pesan dakwah aqidah perlu didukung oleh logika dan beberapa pembuktian. Oleh sebab itu, sains fisika dan metafisika dapat berperan dalam penyampaian dakwah pesan aqidah. Selanjutnya Abd. Wahab Kallaf mengatakan pokok ajaran Islam yang kedua adalah syariah yang disebut dengan amaliyah terbagi menjadi dua bidang, yakni ibadah (hubungan manusia dengan Allah SWT) meliputi rukun Islam dan

31


(44)

muamalah (hubungan manusia dan alam) yang meliputi tujuh aspek hukum :

1. Hukum perdata keluarga 2. Hukum perdata ekonomi 3. Hukum pidana

4. Hukum acara 5. Hukum tata negara 6. Hukum politik 7. Hukum publik.32

Abu Bakar Atjeh menggolongkan pesan dakwah dalam tiga tema yakni:

1. Mengenai aqidah atau keyakinan.

2. Mengenai kewajiban-kewajiban agama, mengenai akhlak. 3. Mengenai hak dan kewajiban dengan segala perinciannya.

Sedangkan Anwar Masy’ari, mengemukakan enam tema pesan dakwah, yaitu:

1. Keimanan kepada Allah. 2. Martabat manusia. 3. Kehidupan mental. 4. Kehidupan materil. 5. Kehidupan keluarga dan 6. Kehidupan masyarakat.33

32


(45)

Menurut Asep Muhidin ada sepuluh rumusan pesan dakwah yakni:

1. Menjelaskan hakikat rukun agama Islam, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan yang didakwahkan para Nabi dan Rasul.

2. Menjelaskan segala sesuatu yang belum diketahui manusia tentang hakikat kenabian, risalah, dan tugas para Rasul Allah SWT.

3. Menyempurnakan aspek psikologis manusia secara individu, kelompok dan masyarakat.

4. Mereformasi kehidupan sosial kemasyarakatan dan sosial politik di atas dasar nilai kesatuan kedamaian dan keselamatan dalam agama. 5. Mengokohkan keistimewaan universalitas ajaran Islam dalam

pembentukan kepribadian melalui kewajiban dan larangan. 6. Menjelaskan hukum Islam tentang kehidupan politik negara. 7. Membimbing penggunaan urusan harta.

8. Mereformasi sistem peperangan guna mewujudkan kebaikan dan kemaslahatan manusia dan mencegah dehumanisasi.

9. Menjamin dan memberikan kedudukan yang layak bagi hak-hak kemanusiaan wanita dalam beragama dan berbudaya, dan

10.Membebaskan perbudakan.34

33

Moh. Abdul Aziz, Ilmu Dakwah, edisi revisi hal.338

34


(46)

C. Radio

1. Pengertian Radio

Radio adalah salah satu bentuk media massa elektronik yang sangat “merakyat”. dengan sifat radio yang auditif, maka media massa ini sangat mudah untuk dimiliki oleh siapapun karena harganya sangat relatif murah dan bentuknya yang sangat mudah untuk dibawa kemana-mana.

Secara etimologi pengertian radio menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pengiriman suara atau bunyi melalui udara.35 dalam kamus ilmiah popular radio diartikan sebagai pesawat pengirim atau penerima gelombang siaran.36

Secara terminology radio sesuai dengan definisi dalam peraturan pemerintah adalah pemecahan radio yang langsung ditunjukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media.37

2. Fungsi Radio

Di dalam proses komunikasi sosial, peraan ideal radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan yaitu informasi, pendidikan dan hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya akan

35

Indrawan, WS, Kamus Besar Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 719.

36

Pius A. Pratanto dan M. Dahlan al- Barri, Kamus Ilmiyah Popular, (Surabaya: Arloka,1994), h. 648.

37

Onong Uchana Efendi, Kamus Ilmu Komunikasi dan Praktik, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 719.


(47)

digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka. Para insan radio dewasa ini sadar betul bahwa fungsi sosial mereka sedang disorot. Program hiburan sebagai primadona harus dikaji ulang kembali, guna disinergikan dengan program informasi, sekecil apapun presentasinya. Konsep acara infotainment

menjadi jawaban awal terhadap upaya kalaborasi musik sebagai simbol program hiburan dengan berita sebagai simbol informasi pendidikan. Hanya saja, pendengar dan juga insan radio sendiri tentu tidak merasa puas jika hanya berhenti sampai disitu, apalagi jika idealismenya tidak tersalurkan secara maksimal pada satu bentuk program saja.38

Ada beberapa tingkatan peran sosial yang diemban radio dalam kapasitasnya sebagai media publik, atau yang dikenal dalam konsep radio for society.

Pertama, radio sebagai media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Kedua, radio sebagai sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan. Ketiga, radio sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda atau diskusi untuk mencari solusi bersama yang saling menguntungkan. Keempat, radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran, tetapi ada kalanya hanya salah satu saja. Yang penting adalah konsistensi dan optimalisasi pada satu peran.39

3. Radio Sebagai Media Dakwah

Di zaman yang semakin canggih ini, tekologi komunikasi dianggap penting sebagai sarana berkomunikasi. Dan saat ini perkembangan teknologi

38

Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta: LKiS, 2001),cet ke 1, h. 2

39


(48)

komunikasi mengalami kemajuan yang luar biasa. Hal ini ditandai dengan tidak adanya lagi jarak yang tidak dapat dijangkau oleh manusia kapanpun dan dimanapun berada, manusia dapat berkomunikasi.

Setaiap media memiliki ciri dan komunikasi yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan itulah yang harus disiasati ketika seseorang hendak berbicara melalui media massa. Kemampuan komunikasi yang baik menjadi perangkat utama yang harus melekat pada setiap individu komunikator mimbar agama. Begitupun denga radio yang saat ini sudah dijadikan sebagai media dakwah. Menurut Bahri Ghazali fungsi radio sebagai media dakwah: 1. Radio sebagai salah satu media dkwah memiliki kelebihan tersendiri,

yakni terlepas pada ke efektivitasan dan efesiensi berdakwah. Hal ini terbukti pada bentuk sederhana tanpa bertemu antara da’i dengan mad’u. 2. Radio sebagai media dakwah haruslah dapat tumbuh dan berkembang

sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan pengetahuan Islam yang diajarkan melalui radio dalam kehidupan sehari-hari, sehingga semua lapisan masyarakat dapat menerima, memahami, serta mengamalkan ajaran Islam.

3. Radio sebagai media dakwah dapat menjembatani antara da’i dan mad’u satu persatu dari keberagaman media.

4. Dakwah yang dilakukan dalam radio itu tidak semata-mata hanya berbicara mengenai persoalan-persoalan apa yang dilarang dan dibenarkan oleh agama saja, tetapi juga dakwah yang dilakukan lewat


(49)

radio mampu melihat cakrawakla persoalan dan membuka wawasan yang lebih luas.

5. Radio sebagai media dakwah lebih efektif, relevan, serta mampu mengiringi perubahan kemajuan zaman yang semakin canggih ini, sehingga pada akhirnya media dalam hal ini radio mampu dijadikan sebagai sarana pengembangan dakwah Islam.40

Ada beberapa kelebihan radio di bandingkan dengan media elektronik lainnya yaitu bersifat langsung, tidak mengenal jarak, dan mempunyai daya tarik tersendiri.

Dewasa ini, berdakwah tidak hanya dilakukan di atas mimbar atau panggung saja, banyak media yang digunakan untuk berdakwah seperti, televisi, majalah, jurnal bahkan radio. Dengan karakteristik radio yang mudah dibawa kemana saja, maka ketika dalam perjalananpun, orang dapat mendengarkan ceramah. Dengan adanya salah satu media massa untuk berdakwah, maka menerapkan ajaran-ajaran Islam pun akan semkin mudah untuk dilakukan. Berceramah di radio berbeda halnya dengan di televisi, karena sifat radio yang auditif dan tidak visual , maka dalam setiap pengucapan kata haruslah teliti dan easy listening (mudah didengar). Sehingga para pendengar akan tertarik untuk mendengarkan dan mengikuti program ceramah tersebut. Pesawat radio dapat menjangkau mad’unya dalam jarak jauh dan meluas. Oleh karena itu radio merupakan media yang sangat efektif dalam penyampaian dari kalangan apapun.

40

Sutirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1995), cet. Ke-1. hal. 20.


(50)

Dalam kamus telekomunikasi media adalah sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan.

Setelah mengetahui media dan dakwah dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Radio sebagai media dakwah dipandang memiliki kelebihan tersendiri dalam kefektifan dan keefesienan.

Menurut Asmuni Syukir radio sebagai media dakwah memiliki beberapa keutamaan antara lain:

a. Program radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga bahan yang disampaikan benar-benar berbobot (bermutu).

b. Radio merupakan budaya masyarakat.

c. Harga dan biaya cukup murah dan terjangkau, sehingga masyarakat mayoritas memilikinaya.

d. Mudah dijangkau oleh masyarakat, artinya pendengar cukup di rumah. e. Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi secara tepat dan

akurat.

f. Pesawat mudah dibawa kemana-mana.41

Keterbatasan atau kelemahan radio sebagai media dakwah antara lain: a. Siaran hanya sekali didengar (tidak dapat diulang) kecuali memang dari

pusat pemancarnya

41


(51)

b. Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran. Artinya radio tidak setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya (objek dakwah)

c. Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun teknis.42 Dapat di pahami dakwah melalui radio berarti menyampaikan pesan-pesan dakwah Islam melalui alat pemancar suara yang langsung kepada masyarakat dalam bentuk suara dengan menggunakan gelombang radio sebagai media atau alat dalam berdakwah.

Dakwah melalui radio itu cukup efektif karena sifatnya yang umum, serempak jumlah pendengarnya banyak tanpa membatasi didaerah perkotaan maupun pedesaan dapat menikmatinya, serta bentuk acaranya yang bersifat dialog. Sehingga tidak hanya mendengarkan saja, tetapi mampu berinteraksi dengan pendengar dengan mendiskusikan pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i yang berperan sebagai komunikator43

Kelebihan-kelebihan radio sebagai wasilah dakwah yaitu: a. Bersifat langsung

untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses yang kompleks sebagaimana penyampaian materi dakwah lewat pers, majalah umpamanya, dengan mempersiapkan secarik kertas, tetapi melalui radio dai dapat secara langsung dapat menyampaikan dakwah di depan mikrofon dan pesan dakwah langsung diterima dimana saja.

b. Siaran tidak mengenal jarak dan rintangan

42

Syukir , Dasar-dasar Stategi Dakwah, h.177 43


(52)

Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuasaan adalah bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, ruang pun bagi siaran radio tidak merupakan masalah, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju. Daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasi dengan wasilah radio ini.

c. Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat

Faktor lain yang menyebabkan radio memiliki kekuatan adalah daya tarik yang kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini adalah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya yakni:

1. Musik 2. Kata-kata 3. Efek suara

Disaat ini siaran-siaran dakwah yang dikemas sedemikian rupa meleui radio mempunya daya tarik tersendiri bagi pendengarnya.

d. Biaya yang relatif murah

Banyak Negara di dunia ketiga Asia, Afrika, dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media utama yang dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya maupun yang miskin. Bedanya, cuma kecanggihan dari radio itu sendiri

e. Mampu menjangkau ke tempat-tempat terpencil

Di beberapa negara radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi yang efektif untuk menghubungi tempat-tempat terpencil.


(53)

f. Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis

Di samping keuntungan-keuntungan di atas radio juga memiliki keuntungan lain, siaran radio tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak.44

44


(54)

44

A. Sejarah Radio LA BAMBA FM

Radio La Bamba FM, merupakan radio yang semakin menunjukkan eksistensi dirinya di tengah pasar pecinta musik Kota Tegal dan sekitarnya. Nama La Bamba FM diambil dari syair lagu dari group Los Logos yang berjudul La Bamba. Melalui program-program unggulan unik & khas, La Bamba FM berhasil menarik minat para pecinta Radio.

La Bamba FM. Di awal berdirinya tahun 1999, radio yang masih muda ini bernama radio LABAMA FM yang menjadikan konsep muslim radio. Nama LABAMA FM bertahan sampai periode 1999 – 2005, yang pada akhirnya di bulan November 2005 secara resmi radio Labama FM di-take over oleh Gajah Mada Grup Semarang.

Hingga akhir tahun 2005, pamatangan konsep & panyesuaian masih berlangsung di radio LABAMA FM untuk konsep yang lebih segar. Sampai akhirnya LABAMA FM bertransformasi menjadi Radio LA BAMBA FM yang kemudian mengadakan soft launching dengan mengudara yang pertama kalinya pada tanggal 25 Januari 2006.1

Sukses dengan soft launchingnya, akhirnya pada tanggal 23 Maret 2006 La Bamba FM berpindah tempat yang awalnya berada di Jalan Salak 11 ke dan berpindah ke tempat yang lebih strategis karena berdekatan dengan jalan arteri

1


(55)

pantura, yaitu di Jalan Delima no 1 Pekauman Tegal. Atas dasar tersebut akhirnya tanggal 23 Maret 2006 ditetapkan sebagai hari lahirnya La Bamba FM.

Setelah mengalami berbagai pasang surut management & bergonta-ganti

personel, tim pekerja La Bamba FM melangkah semakin mantap & matang dengan menggantikan tagline menjadi “Best from Tegal & Best for You”. Sehingga kini La Bamba FM berhasil menjadi satu radio pilihan utama audience

di wilayah pantura yang terbentang dari Jawa Tengah sampai sebagian wilayah Jawa Barat2.

B. Visi dan misi Radio La Bamba FM

Visi dan misinya yang mencerdaskan bangsa melalui media penyiaran ini, memiliki target pendengar semua kalangan baik kalangan menengah ke atas maupun kalangan menengah ke bawah. La Bamba FM berhasil menarik minat semua kalangan melalui program-program yang dikemas khas & berkarakter. Selain itu, di dalam menyajikan musik pun, La Bamba FM memiliki konsep sendiri dengan mengunggulkan musik berkarakter kontemporer yang mudah didengar oleh pendengar secara khusus membentuk mainstream musik sendiri ala La Bamba FM.3

2

Company Profile, Radio La Bamba FM Tegal. hal. 1. 3


(56)

C. Struktur Organisasi

Secara struktural La Bamba FM telah memiliki pemangku kepentingan yang telah ditunjuk oleh managemen dan berdiri sendiri sesuai dengan tugasnya sendiri di Tegal tetapi tetap berkiblat pada managemen pusat Gajah Mada Group. Pemangku Kepentingan mengacu kepada keluarga besar Gajah Mada Group, radio La Bamba FM memiliki kepengurusan siaran yang bisa dibilang sama dengan pusat. Saat ini, radio La Bamba FM sendiri memiliki dua belas orang personel yang bisa dijabarkan sebagai berikut :

1. Direktur Utama : T.D.A Mulyanto 2. Penanggung Jawab : A. Amrullah, B.A. 3. Tim Siar yang terdiri dari :

a. Koordinator Tim Siar : Puput Garnet b. Program Director : Patrick Ruby

c. Produksi : Ade Opal

d. Music Director : koordinator tim siar, program director & produksi

e. Administrasi Keuangan : Annisa Berlian f. Teknisi & Bagian Umum : Slamet Riyadi g. Penyiar.

Penyiar Radio La Bamba FM dipilih untuk bisa ditempatkan di lebih dari satu program. Namun tetap memperhatikan kelayakan dan karakteristik suara sesuai dengan format program. Adapun penyiar tersebut terdiri dari penyiar yang merangkap sebagai staff dan penyiar part time dengan personel sebagai berikut :


(57)

1. Amrullah, B.A : Spesifikasi program religi & oldies 2. Atik Apriyanti : Spesifikasi program etnik campur sari dan

anak-anak

3. Annisa Arifia N. : Spesifikasi program etnik mandarin, Korea & Jepang

4. Ade Opal : Spesifikasi program news & informasi 5. Annisa Berlian : Spesifikasi program wanita muda-dewasa 6. Puput Garnett : Spesifikasi program wanita muda-dewasa 7. Joe Saphire : Spesifikasi program all segment remaja,

muda

8. Panji : Spesifikasi program all segment muda- dewasa

9. Patrick Ruby : Spesifikasi program all segment remaja, muda

10. Sandy Emerald : Spesifikasi program all segment remaja, Muda.4

D. Format Siaran Religi di Radio Labamba FM

1. Latar Belakang

Radio La Bamba FM merupakan radio dengan segmen menyeluruh yang jika digambarkan secara kasar menjadikannya radio keluarga. Penempatan program yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat ini

4


(58)

juga menjadikan La Bamba FM sebagai satu paket yang lengkap termasuk untuk memberikan kebutuhan masayarakat akan media religi. Radio La Bamba FM menangkapnya dan mengimplementasikan ke dalam program khusus religi yang terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Sentuhan Qolbu

Program ini merupakan program pembuka sebelum memulai aktifitas harian. Program yang muncul setiap hari jam lima pagi ini berisi pemutaran ayat-ayat suci Al-Quran dan hadist dan materi dakwah yang dirangkai dengan lagu-lagu Islami menjelang penutupan acara.

Program ini bertujuan untuk memberikan bekal kepada pendengar sebelum memulai aktifitas harian sehingga dengan kebutuhan santapan rohani pagi ini, diharapkan pendengar (masyarakat) memiliki bekal iman yang kuat untuk menjalani aktifitas seharian.

b. Aria Senja

Program ini merupakan program menjelang petang. Program yang muncul setiap hari jam lima sore ini sama dengan program regular yang berlangsung, yang membedakan adalah materi kata dan lagu yang lebih ditonjolan nilai religinya.

2. Tujuan Program Religi Radio La Bamba FM

a. Menyajikan program siaran yang berkualitas, mendidik dan bisa menghidupkan kemanusiaan melalui nilai-nilai religi.

b. Memberikan pemetaan yang jelas apa saja yang menjadi tuntunan utama dalam agama Islam.


(59)

c. Menanamkan nilai-nilai keluhuran budi pekerti sesuai dengan ajaran agama Islam.

3. Manfaat Program Religi Radio La Bamba FM

a. Memberikan gambaran jelas tentang arti dan tujuan hidup melalui materi dakwah yang disampaikan.

b. Memberikan pencerahan dan apresiasi kejiawaan masyarakat di tengah kehidupan global saat ini.

c. Menjadikan masyarakat memiliki kontrol positif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

4. Deskripsi Program Religi “Sentuhan Qolbu” a. Nama Acara : Sentuhan Qolbu b. Kategori Program : Religi

c. Frekuensi Penyiaran : 1 jam 1 hari

d. Hari & Jam : Setiap hari pukul 05.00

e. Durasi : 30 menit

f. Narasumber : Ustad M. Qirom g. Format Program : Insertion program h. Format Produksi : Narasi & dakwah i. Unsur produksi : Kata dan Musik j. Sifat Produksi : Insertion program k. Sasaran : All segmen

l. Lingkup Masalah : Arahan dan ajaran sesuai dengan ajaran agama Islam.


(1)

materi aktual dan sesuai dengan arahan Al-Quran dan Hadis, serta dipadu dengan sentuhan lagu-lagu Islami.

6. Bagaimana respon pendengar terhadap program Sentuhan Qalbu?

Jawab: Responnya sangat baik dan cenderung positif karena program ini memiliki jam mengudara di pagi hari sehingga banyak yang menjadikan program ini sebagai bahan perenungan, sehingga program ini tidak hanya menghibur karena lagu-lagu Islaminya, tetapi juga memberikan manfaat lebih kepada pendengar radio La Bamba FM.

7. Apakah ada hambatan saat mendirect program Sentuhan Qalbu?

Jawab: Secara garis besar, hampir tidak ada hambatan untuk program ini karena Sentuhan Qalbu adalah program dengan format insert (rekaman) sehingga sudah melalui proses editing, kecuali jika dihadapkan dengan gangguan listrik mati.

8. Apa suka duka memegang program Sentuha Qalbu?

Jawab: Hal-hal positif untuk program ini adalah bisa memberikan manfaat untuk pendengar setia program Sentuhan Qalbu dan dukanya adalah gangguan yang lebih bersifat teknis seperti gangguan listrik padam yang menyebabkan program ini tidak dapat mengudara.


(2)

Hasil Wawancara dengan Kepala Studio Radio La Bamba 96,7 FM

1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya radio La Bamba FM?

Jawab: Berawal dari tahun 1999/2000 berdirinya radio Labama FM yang merupakan singkatan dari Latansa Bima Amanta dan beralamat di jalan Salak no 11 Tegal. Hingga memasuki tahun ke- 4, radio mengalami krisis yang intern manajemen . Puncaknya tahun 2005 terjadi alih manajemen dimana radio Labama FM menjadi satu manajemen dengan radio Gajah Mada Group Semarang dan pada tanggal 23 Maret 2005 beralih menjadi radio La Bamba FM. Nama La Bamba FM diambil dari syair lagu dari grup LOS LOGOS yang berjudul La Bamba dan penggunaan nama ini masih berlangsung sampai sekarang. 2. Bagaimana respon dari pendengar radio La Bamba FM?

Jawab: Respon pendengar untuk radio La Bamba FM ini baik. Kehadiran radio La Bamba FM bisa diterima masyarakat kota Tegal dan sekitarnya karena program dan format siaran yang berbeda dengan satisiun radio lain yang ada di kota Tegal.

3. Mengapa radio ini dinamakan La Bamba FM?

Jawab: Terinspirsi dari syair lagu yang berjudul La Bamba yang dinyanyikan oleh LOS LOBOS.

4. Bagaimana program-program yang disiarkan di radio La Bamba FM?

Jawab: Program-program yang disiarkan di radio La Bamba FM disesuaikan dengan standar program on air Gajah Mada Grup Semarang, mematuhi pedoman perilaku penyiaran standar program siaran ( P2 & SPS) dari Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah ( KPID) sehingga tidak menyalahi nilai, norma dan SARA yang ada di masyarakat.


(3)

Jawab: Hubungan antar penyiar di studio sangat baik, karena semua kebijakan manajemen bertujuan untuk kemajuan radio La Bamba FM ke depan yang dibarengi kinerja yang baik, dari masing-masing penyiar. Apabila ada suatu permasalahan yang terjadi bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

6. Bagaimana perkembangan yang sudah dicapai oleh radi La Bamba FM?

Jawab: semakin baik, dimana hal ini bisa dilihat dari banyaknya pendengar yang tersebar dari Batang, Pekalongan Hingga Cirebon. Mereka menyampaikan respon positif dengan adanya radio La Bamba FM yang bisa memberikan hiburan sekaligus informasi yang actual dalam siarannya.

7. Apa suka duka atau hambatan yang dialami selama menjadi penanggung jawab ( kepala Studio) radio La Bamba FM?

Jawab: Hal-hal menyenangkan yang dirasakan adalah mengetahui penyiar yang tergabung dalam radio La Bamba FM ini sehat dan memiliki kualitas siaran yang baik juga. Dan dukanya adalah listrik yang tiba-tiba padam dan komputer siaran sms sering eror menyebabkan siaran terganggu dan adanya sms iseng yang tidak bertanggung jawab. 8. Bagaimana sosialisasi radio La Bamba FM agar dikenal banyak orang?

Jawab: Sosialisasi yang paling mudah adalah diadakannya jumpa fans denan penyiar dan Crew La Bamba FM, termasuk di dalamya adalah penerbitan umbul-umbul baru yang berisiskan informasi program on air La Bamba FM, pembagian cendramata dan mechandist, diadakan kuis berhadiah menarik dari La Bamba FM.


(4)

9. Apa harapan Bapak untuk radio La Bamba FM?

Jawab: harapan untuk radio La Bamba FM adalah tetap jaya di udara dan terus eksis dengan program-program actual, menghibur serta berkualitas. Dan pastinya mohon doa untuk radio yang saat ini saya pimpin.


(5)

Hasil Wawancara dengan Produser program Sentuhan Qalbu

1. Apa yang melatar belekangi adanya program Sentuhan Qalbu La Bamba FM?

Jawab: Keberadaan radio La Bamba FM yang terletak di Kota Tegal dimana sebagian besar masyarakatnya adalah muslim, hal inilah yang menjadikan radio La Bamba FM berinsiatif untuk mengakomodasi keinginan dan kebutuhan masyarakat Kota Tegal akan sisi rohani dan terbentuklah program Sentuhan Qabu.

2. Bagaimana sejarah dan perkembangan Sentuhan Qalbu?

Jawab: Semenjak awal berdirinya radio La Bamba FM yang merupakan cikal bakal radio La Bamba FM, sudah memiliki program khusus rohani Islam. Sebagai wujud tanggung jawab akan kebutuhan masyarakat, meskipun sudah di take over program Sentuhan Qalbu ini tetap diadopsi dan terus dikembangkaan hingga La Bamba FM berdiri sampai sekarang.

3. Siapa yang membuat materi Sentuhan Qalbu?

Jawab: Sumber materi untuk Program Sentuhan Qalbu ini adalah Al-Quran dan Hadis, sedangkan sumber materi dakwah program ini adalah Ustd Muhammad Qirom yang juga berasal dari Tegal.

4. Ada berapa narasumber dalam program Sentuhan Qalbu?

Jawab: sesuai dengan kebutuhan program, hingga saat ini radio La Bamba FM memiliki satu narasumber untuk program Sentuhan Qalbu yaitu Ustd Qirom.

5. Apa kelebihan program Sentuhan Qalbu?

Jawab: Program Sentuhan Qalbu memiliki kelebihan, dimana semua kebutuhan materi program ini diproduksi secara mandiri oleh tim siar La Bamba FM dengan


(6)

materi aktual dan sesuai dengan arahan Al-Quran dan Hadis, serta dipadu dengan sentuhan lagu-lagu Islami.

6. Bagaimana respon pendengar terhadap program Sentuhan Qalbu?

Jawab: Responnya sangat baik dan cenderung positif karena program ini memiliki jam mengudara di pagi hari sehingga banyak yang menjadikan program ini sebagai bahan perenungan, sehingga program ini tidak hanya menghibur karena lagu-lagu Islaminya, tetapi juga memberikan manfaat lebih kepada pendengar radio La Bamba FM.

7. Apakah ada hambatan saat mendirect program Sentuhan Qalbu?

Jawab: Secara garis besar, hampir tidak ada hambatan untuk program ini karena Sentuhan Qalbu adalah program dengan format insert (rekaman) sehingga sudah melalui proses editing, kecuali jika dihadapkan dengan gangguan listrik mati.

8. Apa suka duka memegang program Sentuha Qalbu?

Jawab: Hal-hal positif untuk program ini adalah bisa memberikan manfaat untuk pendengar setia program Sentuhan Qalbu dan dukanya adalah gangguan yang lebih bersifat teknis seperti gangguan listrik padam yang menyebabkan program ini tidak dapat mengudara.