Analisis isi pesan dakwah dalam siaran kajian malam di 107 FM Radio Dakta

(1)

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM SIARAN

KAJIAN MALAM DI 107 FM RADIO DAKTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

oleh:

Rusydiana

NIM: 106051001754

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010


(2)

ABSTRAK

Dakwah sebagai aktifitas transformasi ajaran-ajaran Islam harus dilakukan dengan cara yang efektif agar mampu mencapai hasil yang diinginkan. Kemampuan menjangkau hasil yang luar biasa tidak terlepas dari peran sarana yang ada. Satu diantara sekian banyak sarana itu adalah radio. Eksistensi radio sebagai sarana penyampai pesan telah teruji kemampuannya. Ketika keberadaan radio diperkirakan akan ditinggalkan orang dengan munculnya media televisi, radio tetap eksis hingga kini sebagai hasil kemampuannya beradaptasi dengan perkembangan dan saling melengkapi dengan media-media yang ada. Keunggulannya terletak pada kemampuannya menjangkau audiens dimanapun mereka berada. Hal inilah yang dijadikan peluang oleh para da’i dan aktifis dakwah untuk memanfaatkan radio sebagai salah satu media alternatif dalam menyiarkan Islam melalui siaran Kajian Malam yang disiarkan melalui Radio Dakta 107 FM. Kenyataan ini dapat dipahami dari antusiasme pendengar yang meminta kepada penyelenggara siaran agar menambah atau memperpanjang waktu siarannya.

Kemudian antusiasme pendengar ini didorong oleh kesesuaian pesan-pesan dakwah yang disiarkan dengan realita kehidupan mereka sehari-hari. Dan narasumber selalu memberikan pencerahan Islami secara mendalam disertai dengan dalil-dalil yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits serta mendiskusikan masalah tersebut sampai pendengar merasa puas dengan solusi yang diberikan oleh narasumber. Oleh karena itu, suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti adalah isi pesan dakwah yang disiarkan melalui siaran Kajian Malam di Radio Dakta ini.

Metodologi penelitian menggunakan Content Analysis atau analisis isi berdasarkan metode deskriptif dan melalui pendekatan kuantitatif dengan memakai rumus Holsti menggunakan alat bantu berupa Table Coding dan menggunakan tiga orang juri dalam menganalisisnya. Maka, dapat diketahui kerangka kategori yang digunakan adalah pesan dakwah yang merupakan materi ajaran Islam yang terdiri dari Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak.

Jadi, berdasarkan hasil analisis terhadap data-data yang terkumpul, peneliti menyimpulkan bahwa pesan dakwah kategori aqidah adalah pesan dakwah yang mempunyai nilai prosentase yaitu sebesar 17,9%, kemudian pesan dakwah kategori syariah mempunyai nilai prosentase yaitu sebesar 30,8% sedangkan pesan dakwah yang mengandung kategori akhlak merupakan pesan yang mendominasi dengan nilai tertinggi diantara lainnya yaitu 51,3/%.


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan taufik dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya yang menjadi tauladan bagi umatnya menuju jalan yang di ridhoi oleh Allah.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si dan Ibu Umi Musyarofah, MA selaku Ketua dan sekretaris Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).

3. Bapak Drs. Masran, MA selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan waktunya bagi penulis dengan segala profesionalitas dan kesabaran, semoga segala kebaikan dan keikhlasan yang Bapak berikan menjadi amal sholeh.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas dakwah dan komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat.


(4)

5. Bapak Wahab Habieby selaku Manager Program Radio Dakta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan telah memberikan data-data yang diperlukan dalam penelitian selama proses penulisan skripsi ini.

6. Bapak Ustad. Murhali Barda selaku Narasumber program acara Kajian Malam Samara yang telah meluangkan waktunya untuk wawancara dengan penulis.

7. Salam Ta’zim dan Terima Kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda H. Nur Ali dan Ibunda Hj. Arsyidah yang telah memberikan banyak hal yang berarti dalam hidup penulis. Cinta, kasih sayang, do’a dan dukungan baik moril maupun materil yang semuanya itu tidak dapat tergantikan dengan apapun.

8. Kakakku tersayang k’Lutfi, k’Dede, k’Dhila, k’Lili, dan k’ Ita yang selalu memberikan dukungan dan menjadi inspirasi dalam melewati setiap langkah kehidupanku dan selalu menghiasi hari-hari penulis dengan keceriaan.

9. Adikku Anis, Arsyad dan Thomi, Terima kasih telah menjadi motivasi bagi penulis untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi, lulus kuliah dan kita sama-sama meraih cita-cita untuk kebahagiaan bapak dan umi yah!!

10.Keisyazka Fathaya Putri dan Rachel Aqila Syah yang selalu menjadi penghilang duka dan selalu memberikan keceriaan.


(5)

11.Fiqri Balweel (Lovely PupuhQu) Terima kasih atas motivasi dan do’anya serta waktunya, telah mendampingi dalam suka maupun duka serta kesabarannya yang luar biasa untuk membuatku lebih baik lagi.

12.Teman-temanku seangkatan, senasib seperjuangan Komunikasi Penyiaran Islam 2006 khususnya KPI A yang membuat aku mengerti indahnya kebersamaan dan untuk Shofie, Lia, Anne, Nuri, Ami, Eka, dan Bi’ah yang meberikan hari-hari indah, selalu berbagi dalam suka dan duka, dan selalu siap membantu penulis ketika dalam kesulitan, Terima kasih untuk do’a dan semangat yang diberikan kepada penulis. Semoga kebersamaan kita tak hilang seiring bergulirnya waktu.

13.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kesempurnaan adalah milik Allah, oleh karena itu penulis mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam skipsi ini.

Akhir kata, semoga Allah membalas kebaikan mereka yang telah membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Jakarta, Juni 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian...5

D. Metodologi Penelitian...7

E. Sistematika Penulisan...11

BAB II LANDASAN TEORI A. Ruang Lingkup Dakwah...12

B. Materi atau Pesan Dakwah...18

C. Media Dakwah...31

D. Bedakwah Melalui Radio...33

BAB III PROFIL RADIO DAKTA 107 FM DAN LATAR BELAKANG SIARAN KAJIAN MALAM A. Profil Radio Dakta 107 FM...36

1. Sejarah Berdirinya Radio Dakta...36

2. Visi dan Misi Radio Dakta...38

3. Struktur Organisasi Radio Dakta 107 FM...38


(7)

5. Tema Acara Siaran Kajian Malam Samara...41 6. Profil Narasumber atau Penceramah...43

BAB IV PESAN DAKWAH DALAM SIARAN KAJIAN MALAM

SAMARA DI RADIO DAKTA 107 FM

A. Deskripsi Pesan Dakwah yang Terdapat di Dalam Siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta...44 B. Pesan Aqidah yang Terdapat di Dalam Siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta...51 C. Pesan Syari’ah yang Terdapat di Dalam Siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta...54 D. Pesan Akhlak yang Terdapat di Dalam Siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta...58 E. Kecendrungan Isi Pesan Dalam Siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta...61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...62 B. Saran-saran...63

DAFTAR PUSTAKA...64


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1... 31

Tabel 2... 39

Tabel 3... 47

Tabel 4... 47

Tabel 5... 48

Tabel 6... 49

Tabel 7... 50

Tabel 8... 51

Tabel 9... 52

Tabel 10... 53

Tabel 11... 54

Tabel 12... 54

Tabel 13... 55

Tabel 14... 56

Tabel 15... 57

Tabel 16... 58

Tabel 17... 59

Tabel 18... 62


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini teknologi sudah semakin maju. Dimana orang dalam memerlukan berita atau informasi sudah sangat mudah memperolehnya. Dari sekian banyak kemajuan teknologi salah satu diantaranya adalah Radio. Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio juga berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan dan memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.1

Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini terbukti dari banyaknya teknologi canggih yang kerap muncul setiap harinya. Batasan manusia dalam berkomunikasi saat ini menjadi kian mudah dan memungkinkan. Ketatnya persaingan di dunia informasi saat ini menjadikan media massa dituntut untuk lebih kreatif dan lebih berkualitas. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.2 Diantara media massa elektronik yang cukup berhasil menurut perhatian orang adalah radio.

1

Masduki, Jurnalistik Radio. (Yogyakarta:LkiS), h. 9 2

Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M. Sc, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 126


(10)

Hal ini karena radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas. Sebagai media elektronik, radio mempunyai kekuatan besar sebagai sarana pendidikan serta agen perubahan sosial.3 Radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal ini di sebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni memberi informasi, menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai negara.4

Dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi keagamaan yang dihadapkan kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih serta memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan itu. Media massa radio juga merupakan sarana yang cukup efektif dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada khalayak, dampak radio sendiri saat ini semakin terasa, seiring dengan fungsinya sebagai penyampai informasi. Kini radio memiliki peranan yang cukup besar salah satunya sebagai media dakwah yang baru, karena banyak dilirik dan dikembangkan oleh praktisi dakwah sebagai salah satu media alternatif penyampaian dakwah. Pada dasaranya materi dakwah hanyalah al-Qur’an dan hadist yang menjadi sumber utamanya, pesan dakwah yang akan disampaikan harus dengan bahasa yang dimengerti oleh masyarakat.

Jadi suatu keharusan bagi seorang narasumber sebelum menyampaikan dakwahnya hendaknya ia memahami dengan matang materi yang akan disampaikannya. Walaupun banyak para da’i dan para aktifis dakwah menjadikan

3

Antonio Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1998), cet. Ke-1. h. 8

4

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2003), cet. Ke-3.


(11)

teknologi komunikasi sebagai peluang sekaligus untuk menyiarkan Islam. Namun, pesan yang disampaikannya itu haruslah tepat sasarannya. Artinya, bahwa pesan dakwah yang disampaikannya tidak berpihak pada satu perspektif atau satu faham tertentu tetapi pesan yang disampaikan haruslah universal. Karena dengan melihat semakin beragamnya media komunikasi dan semakin praktis serta efisiennya seorang komunikator (para da’i atau para aktifis dakwah) berhubungan dengan komunikan (mad’u) maka para pelaku dakwah harus mampu memanfaatkan komunikasi massa tersebut seefektif mungkin sebagai sarana dakwah yang akan mempercepat proses penyampaian dakwah.5 Di Indonesia terdapat banyak pilihan media massa baik cetak maupun elektronik yang menginformasikan dan menayangkan kegiatan-kegiatan dakwah. Baik melalui acara-acara ceramah agama, diskusi, tadarusan, dan sebagainya, dengan radio kita dapat mendengarkan acara keagamaan Siraman Rohani, sehingga media massa elektronik radio memiliki banyak kelebihan, ia memiliki kesederhanaan bentuk (Probability) dan kemampuan menjangkau setiap pendengarnya. Oleh sebab itu alangkah bermanfaatnya jika radio-radio yang diputar selalu membawa pesan dakwah.

Dari sekian banyak radio siaran yang ada, Radio Dakta 107 FM adalah stasiun radio swasta lokal di Bekasi, Jawa Barat, yang merupakan radio muslim yang menyuguhkan berbagai siaran informasi, hiburan, dan sajian ke Islaman salah satunya adalah siaran keagamaan Kajian Malam. Kajian Malam adalah salah satu program unggulan di 107 FM radio Dakta. Program ini menjadikan waktu istirahat lebih bermakna bersama kajian tematik yang mendalam agar lebih memahami Islam secara keseluruhan, dengan narasumber-narasumber yang

5

Aep Kusnawan et All, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), cet-ke-1, Pengantar Penulis h.x.


(12)

terpilih antara lain mengkaji Samara (Sakinah, Mawaddah,Warrahmah), Aqidah, Hadist, Dunia Ghaib dan Tafsir Al-Quran. Program ini menjadi program unggulan di radio Dakta karena banyaknya pendengar yang tertarik mendengarkan program ini. Program ini disiarkan dari hari Senin-Jum’at dengan berbagai topik yang menarik dan berbeda di setiap harinya.

Salah satu dari sekian banyak siaran yang ada di 107 FM Radio Dakta, program. Kajian Malamlah yang selalu dinanti-nanti oleh pendengarnya khususnya Kajian Malam Samara. Program siaran Kajian Malam ini memberikan informasi yang lebih interaktif dan solutif untuk segmen kelompok pendengar dewasa menengah keatas dan program siaran ini juga menjadi mediator atau ajang diskusi terbuka untuk kalangan masyarakat, pemerintahan, dan praktisi profesional dalam membahas berbagai masalah keagamaan yang sedang hangat terjadi di masyarakat. Program ini menyorot dunia Islam yang merangkum informasi seputar aktifitas dan problematika umat Muslim saat ini. Program yang menarik ini juga berorientasi menjadi referensi Muslim untuk meningkatkan wawasan keIslaman yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Dalam catatan perjalanan Radio Dakta telah banyak memberikan kontribusi dan melayani masyarakat luas khususnya masyarakat di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi dengan menyajikan format yang terbuka dengan motto radio “Lebih Bijak dan Makin Cerdas” yang berarti dengan dialog dengan masyarakat menjadi bijak dengan informasi masyarakat menjadi cerdas dengan memiliki tujuan menjadi radio pemersatu umat, jembatan bagi masyarakat dalam


(13)

pelayanan fasilitas publik. Selain itu Radio Dakta juga menjadi “citizen jurnalistik” yakni membangun image subjektif pemberdayaan bagi masyarakat.6

Sebagai radio terkemuka di wilayah Bekasi dan sekitarnya Radio Dakta memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan radio-radio lainnya. Dimana informasi-informasi umum dapat dipadukan dengan informasi-informasi keIslaman salah satunya adalah program siaran Kajian Malam ini yang menjadi kebutuhan umat Islam pada khususnya.

Oleh sebab itu, penulis menampilkan persoalan dakwah melalui Radio Dakta yang dikemas dalam acara Kajian Malam melalui Judul Skripsi “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkupnya pada isi pesan dakwah yang disiarkan selama bulan Februari-April 2010 dalam siaran “Kajian Malam” khususnya yang mengkaji Samara (Sakinah, Mawaddah, Warrahmah) di 107 FM Radio Dakta. Sedangkan unit analisisnya ditetapkan berdasarkan tema yang ditampilkan pada setiap kali siaran dalam hal ini terdapat 10 tema yang disiarkan selama 10 minggu

2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:

6


(14)

Apa saja isi pesan dakwah yang terdapat dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta?

Dalam bentuk kategorisasi dari masalah umum tersebut dapat dirinci pesan dakwah sebagai berikut:

1. Bagaimana pesan Aqidah dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta?

2. Bagaimana pesan Syari’ah dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta?

3. Bagaimana pesan Akhlak dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pesan Aqidah yang terkandung dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta.

b. Untuk mengetahui pesan Syari’ah yang terkandung dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta.

c. Untuk mengetahui pesan Akhlak yang terkandung dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta.

d. Untuk mengetahui pesan yang lebih dominan dalam siaran Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta.


(15)

b. Manfaat Penelitian ini adalah : 1. Manfaat Akademik

Untuk menambah wawasan pengetahuan, pengalaman penulis dengan konsep dan metodologi pada penelitian ini, juga memberikan masukan bagi pengembangan wacana keilmuan dalam hal ini media sebagai sarana penyampaian syiar Islam terutama dalam dunia penyiaran radio, Khususnya analisis isi pesan dakwah siaran keagamaan di radio. Penelitian ini juga diharapkan dapat menarik perhatian peneliti lainnya, khususnya dari kalangan akademis untuk melanjutkan atau mengembangkan penelitian tentang masalah ini.

2. Manfaat Praktis

Untuk menambah wawasan tentang pentingnya pemanfaatan media radio sebagai media dakwah di era komunikasi global seperti sekarang ini. Khususnya bagi seseorang yang tertarik dan terjun ke dalam dunia penyiaran agar dapat memanfaatkannya dengan baik.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisi isi (Content Analysis) berdasarkan metode deskriptif yaitu menggambarkan secara cermat kenyataan sebagaimana adanya.7 Melalui pendekatan kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam komunikasi untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat.

7

Suharsimi Arikuntoro, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rhineka Cipta, 1998), h.10.


(16)

Agar penelitian ini lebih relevan dengan masalah yang dirumuskan dan sistematik. Maka peneliti dibantu dengan tiga orang juri, yaitu:

1. Ustadzah.Hj. Arsyidah, aktifis dakwah pendiri MT. Al- Irsyad

2. Ustd. Murhali Barda, aktifis dakwah Narasumber Kajian Malam Samara

3. Luthfiaty Noer. S.Ag. Guru SDI Al-hayatiddiniyah dan pendengar setia program acara tersebut.

Peneliti memilih ketiga juri tersebut, karena dinilai memahami pembahasan mengenai ajaran Islam dan mengetahui di bidang agama Islam.

2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Gedung Radio Dakta di Jl. KH.Agus Salim 77 Bekasi, 17112 Telp. 8807426, 8807427 Fax. 021 8807539.

3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber utama dari penelitian ini adalah aktifitas obyek di lapangan yang merupakan data primer. Selain itu bisa juga didapat dari data tambahan yang merupakan dokumen file serta dukungan dengan bahan-bahan kepustakaan lainnya.

Adapun teknik penelitian yang di ambil penulis meliputi penelitian lapangan dengan analisis kuantitatif. Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dalam penelitian lapangan, penulis melakukan teknik sebagai berikut:


(17)

a. Dokumentasi, yakni dengan cara mencari data berupa data-data, catatan, arsip dan foto sesuai dengan apa yang bisa dijadikan informasi tambahan bagi penelitian ini.

b. Wawancara, yaitu teknik tanya jawab dalam upaya mengumpulkan data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data.8 Dalam hal ini penulis menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (Interview guide). Wawancara dilakukan dengan General Manager dan Narasumber Kajian Malam di 107 FM Radio Dakta yaitu Ustad. Murhali Barda.

c. Observasi, peneliti mengamati isi pesan atau materi yang disampaikan oleh narasumber dan mendengarkan secara tidak langsung siaran Kajian Malam melalui Tape Radio. Kemudian peneliti menjadikannya kedalam bentuk transkrip data siaran yang digunakan sebagai alat bantu dalam menganalisisnya.

4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah peneliti mendapatkan rekaman siaran yang telah ditentukan sebagai sample penelitian. Kemudian, rekaman siaran tersebut dijadikan ke dalam bentuk transkrip data. Dalam pengolahan data ini, peneliti melakukannya dalam bentuk Codding Sheet atau lembar koding yaitu berupa tabel daftar cek yang berisi kategori-kategori subjek yang hendak diukur.9 Kemudian unit analisis yang

8

Wardi Bakhtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), cet. Ke-1, hal. 72

9

Jomroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 75.


(18)

digunakan dalam penelitian ini adalah isi pesan dakwah, rekaman siaran Kajian Malam edisi bulan Februari-April 2010 selama 10 minggu yang menjadi pokok persoalan dan unit pengamatan adalah persatuan unit tema pesan dakwah yang menjadi pokok pembahasan.

Kategori dibuat berdasarkan pesan dakwah yang menjadi pokok pembahasan. Kategori dibuat berdasarkan pesan dakwah yang terdapat dalam siaran Kajian Malam diantaranya: Aqidah, Syari’ah, Akhlak. Peneliti menggunakan rumus dari Holsti (1969) yang menjadi salah satu acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien realibilitas kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata perbandingan nilai keputusan antar juri yaitu sebagai berikut:

Koefisien Realibitas : 2M N1 + N2 Keterangan:

2M : Nomor keputusan yang sama antar juri N1, N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri. a. Komposit Realibilitas: N (X antar juri)

1+ (N-1)(X antar Juri) Keterangan :

N : Jumlah Juri

X : Rata-rata koefisien realibilitas antar juri.10

10


(19)

Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran Kajian Malam setelah data terkumpul kemudian menginterpretasikan secara apa adanya untuk kemudian disimpulkan menjadi data yang valid dan realibel.

6. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka diperpustakaan yang terdapat di fakultas Dakwah dan Komunikasi maupun diperpustakaan UIN. Dari siaran-siaran yang telah peneliti temukan berkenaan dengan penelitian ini, yaitu program cahaya sore yang mengudara pada stasiun radio Alaikassalam 95,5 FM (RAS FM), dan program Lentera Hati di stasiun radio El-Mizan Cakrawala Cemerlang 93,6 FM (EMC) Serta Oase Halal dan Thoyib yang mengudara pada radio Alaikasalam Jakarta.

Pembahasan Kajian Malam, lebih penulis fokuskan pada isi materi atau pesan Kajian Malam pada hari Senin yaitu mengkaji kajian Samara (Sakinah, Mawaddah,Warrahmah) . Aktivitas dakwah siaran Kajian Malam ini sangat pantas untuk di kaji untuk menambah informasi dan wawasan bagi masyarakat muslim.

E. Sistematika Penulisan

Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penyusunannya kedalam lima bab, dan masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub bab, dengan perincian sebagai berikut :

Pada Bab I (bagian Pendahuluan), penulis menguraikan sekitar latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tinjauan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.


(20)

Pada Bab II (bagian landasan teori), dalam hal ini penulis memaparkan mengenai pengertian dakwah, tujuan dakwah, subjek dakwah, objek dakwah, materi atau pesan dakwah, media dakwah, dan berdakwah melalui radio.

Pada Bab III (mengenai gambaran umum Radio Dakta 107 FM), dalam hal ini penulis menjelaskan sejarah dan perkembangan, visi dan misi, struktur organisasi, latar belakang siaran Kajian Malam Samara, Tema acara siaran Kajian Malam Samara, dan Profil pengisi acara atau narasumber.

Pada Bab IV (mengenai hasil penelitian siaran Kajian Malam Samara yang mencakup tentang), deskripsi pesan atau isi materi, temuan data, pengolahan data, analisis siaran sampai pada kecendrungan isi dalam siaran Kajian Malam Samaradi 107 FM Radio Dakta

Pada Bab V (merupakan bagian penutup), meliputi kesimpulan dan saran, kemudian secara keseluruhan penulisan skripsi ini di awali dengan kata pengantar dan daftar isi, serta di akhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.


(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Dakwah 1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologis berasal dari kata da’aa-yad’u-da’watun; artinya : “menyeru, mengajak atau memanggil11. Didalam alqur’an terdapat ayat-ayat yang menunjukkan kata tersebut antara lain QS.AnNahl:125

Artinya : Serulah (manusia) Kepada Jalan Tuhan-mu Dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya tuhan-mu, Dialah yang lebih mengetahui Orang-Orang yang mendapat Petunjuk”.

13

Sedangkan dakwah dalam pengertian terminologis dakwah adalah mengajak ummat manusia supaya masuk kedalam jalan Allah (sistem Islam) secara menyeluruh baik dengan lisan maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar muslim mewujudkan ajaran Islam menjadi kenyataan dalam kehidupan syahsiyah, usrah, jama’ah, dan ummat dalam semua segi kehidupan secara berjamaah sehingga terjadi khairu ummah.12 Banyak ahli Ilmu Dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi terhadap istilah dakwah terdapat beraneka ragam pendapat. Di sini penulis akan menyebutkan sebagian dari definisi itu.

11

Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amza, 2009, h. 1 12


(22)

Yang pertama, Toha Yahya Omar menegaskan bahwa dakwah berasal dari bahasa arab yang berarti : “seruan, panggilan, atau undangan adapun dakwah didalam Islam dimaksudkan adalah mengajak dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah untuk kemashalatan dan kebahagiaan mereka dunia dan di akhirat”.13

Yang kedua, Quraish Shihab dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.14

13

Yang ketiga, definisi dakwah menurut Asmuni Syukir adalah bahwa istilah dakwah itu dapat di artikan dari dua segi atau dua sudut pandang, yaitu pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan pengertian dakwah yang bersifat pengembangan.

a. Pengertian dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah SWT, dengan menjalankan syari’atnya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia maupun di akhirat.

b. Pengertian dakwah yang bersifat pengembangan adalah usaha mengajak umat manusia yang belum beriman kepada Allah SWT. c. Agar mentaati syari’at Islam (memeluk agama Islam) supaya nantinya

dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.15

13

Prof. Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1979, h. 1 14

Quraisy Shihab, Memumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan 1993), h 191 15

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 18


(23)

Yang ke empat, Syeikh Ali Mahfudz dakwah adalah mendorong manusia untuk mengikuti kebenaran dan petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagian di dunia dan di akhirat.16

Yang kelima, Ibnu Taimiyah dakwah merupakan suatu proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan mentaati apa yang telah diberitakan oleh Rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya.17

Dengan demikian dakwah merupakan bagian yang sangat esensial dalam kehidupan seorang muslim, dimana esensinya berada pada ajakan dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama Islam dengan penuh kesadaran demi keuntungan dirinya dan bukan untuk kepentingan pengajaknya. Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan, dakwah yaitu mengajak manusia untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya atau kembali kepada Islam dengan cara tertentu yang mencerminkan suatu perubahan pada perilaku kehidupan terhadap orang yang di ajak.

2.Tujuan Dakwah

Dakwah Islam berupaya agar ummat manusia selalu berubah, dalam makna selalu meningkatkan situasi dan kondisinya baik lahir maupun batinnya. Tujuan dilaksanakan dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah SWT, jalan yang benar yaitu Islam. Di samping itu, dakwah juga bertujuan untuk

16

Rafi’udin, S. Ag. Drs. Maman Abd. Djaliel, Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 24

17


(24)

mempengaruhi cara berpikir manusia, cara merasa, cara bersikap dan bertindak, agar manusia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.18

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka mencapai suatu tujuan. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberikan arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh aktivitas dakwah akan sia-sia, tujuan dakwah adalah mengajak ummat manusia kepada jalan yang benar yang diridhoi Allah SWT agar hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat. 19

3. Subyek Dakwah

Subjek dakwah adalah orang yang melakukan kegiatan dakwah, yaitu orang yang berusaha mengubah situasi yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT, baik secara individu atau kelompok (organisasi) sekaligus sebagai pemberi informasi dan pembawa misi, atau lebih jelas disebut dengan da’i.20 Da’i artinya orang yang mengajak atau mubaligh yaitu orang yang mengajak kesuatu tujuan. Menurut HSM Nasarudin Latief, yang dimaksud da’i adalah orang muslimin yang menjadikan dakwah sebagai suatu tugas amaliah pokok baginya, selaku ulama, ahli dakwah, juru dakwah, muballigh atau mustami’in (juru penerang agama) yang menyeru, megajak dan memberi pengajaran dan pelajaran agama Islam. Dengan demikian da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau lebih baik menurut syari’at Al Qur’an

18

Rafi’udin, S. Ag. Drs. Maman Abd. Djaliel, Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 32

19

Drs. Hasanudin. Manajemen Dakwah. Jakarta:UIN Jakarta Press 2005.cet 1 20

Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), cet. Ke-1. H. 179


(25)

dan sunnah.21 Didalam al Qur’an dan sunnah juga terdapat penjelasan mengenai amar ma’ruf nahi munkar dan perintah terhadap mereka yang layak untuk membawa bendera dakwah Islam. Merekalah yang mampu mengajarkan agama, baik melalui tulisan, ceramah maupun pengajaran sehingga individu dan masyarakat dapat memahaminya.22

Setiap orang yang menjalankan aktivitas dakwah, hendaklah memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang da’i. Hal ini karena seorang da’i adalah figur yang dicontoh dalam segala tingkah laku dan geraknya. Oleh karenanya, ia hendaklah menjadi uswatun hasanah bagi masyarakatnya. Dari kedudukannya yang sangat penting ditengah masyarakat, seseorang da’i harus mampu menciptakan jalinan komunikasi yang erat antara dirinya dan masyarakat. Ia harus mampu bertindak dan bertingkah laku yang semestinya dilakukan oleh seorang pemimpin. Ia harus mampu berbicara dengan masyarakatnya dengan bahasa yang di mengerti. Oleh karena itu, seorang da’i juga harus mengetahui dengan pasti tentang latar belakang dan kondisi masyarakat yang dihadapinya.23

4.Obyek Dakwah

Mad’u adalah obyek dakwah baik individual ataupun kolektif atau masyarakat secara umum. Masyarakat sebagai obyek dakwah atau sasaran dakwah adalah salah satu unsur yang penting didalam sistem dakwah yang tidak kalah peranannya dibandingkan dengan unsur-unsur dakwah yang lain. Obyek dakwah adalah manusia, baik seorang atau lebih, yaitu masyarakat. Pemahaman mengenai masyarakat itu bisa beragam, tergantung dari cara memandangnya. Dipandang

21

Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah , (Jakarta, Amza, 2009), h. 68 22

Mustofa Ar-Rafi’i, Potret Juru Dakwah, (Jakarta: Pustaka al-Kausar, 2002), h. 51, dalam Moh. Ali Aziz, h. 77

23


(26)

dari bidang sosiologi, masyarakat itu mempunyai struktur dan mengalami perubahan-perubahan. Di dalam masyarakat terjadi interaksi antara satu orang dengan orang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lain, individu dengan kelompok.24 Mad’u atau obyek dakwah terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan seterusnya. Penggolongan mad’u tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat didaerah marjinal dari kota besar.

2. Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan dan santri, terutama pada masyarakat Jawa.

3. Dari segi tingkat usia, ada golongan anak-anak, remaja, dewasa, dan golongan orang tua.

4. Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri dan swasta serta karyawan.

5. Dari segi tingkatan sosial ekonomi, ada golongan kaya, menengah, dan miskin.

6. Dari jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita.

7. Dari segi khusus, ada masyarakat tunasusila, tuna wisma, tuna karya, narapidana, dan sebagainya.25

M. Natsir dalam bukunya Fiqhud Dakwah mengatakan bahwa sasaran dakwah yaitu:

a. Ada golongan cerdik-cendikiawan yang cinta kebenaran, berfikir kritis dan cepat tanggap. Mereka ini harus dihadapi dengan Hikmah, yakni dengan alasan-alasan, dalil dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan akal mereka.

b. Ada golongan awam, orang yang belum dapat berpikir kritis dan mendalam. Belum menangkap pengertian tinggi-tinggi. Mereka ini dipanggil dengan sebutan

24

Dr Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), cet. Ke-1, hal.35

25

M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 13-14, dalam Moh. Ali Aziz, h.91.


(27)

mau’idzotul hasanah, dengan ajaran dan didikan yang baik-baik. Dengan ajaran-ajaran yang mudah dipahami.

c. Ada golongan yang tingkat kecerdasannya di antara kedua golongan tersebut. Mereka ini yang dipanggil dengan wajadilhum billati hiya ahsan, yakni dengan bertukar pikiran, guna mendorong supaya berpikir secara sehat.26

B. Materi atau Pesan Dakwah

Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah maddah atau pesan dakwah. Maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i pada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi pesan dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu, membahas yang menjadi pesan dakwah adalah membahas ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan pesan dakwah Islam.27 Keseluruhan ajaran Islam yang menjadi materi dakwah bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, panggilan terhadap pesan atau materi dakwah berarti panggilan terhadap Al-Qur’an dan Hadits. Karena luasnya ajaran Islam itu maka setiap da’i harus selalu berusaha dan tidak bosan-bosannya mempelajari Al-Qur’an dan Hadits dan kitab-kitab lainnya serta mempelajari keadaan sosial dimana pun da’i itu berada sehingga tidak menjenuhkan para mad’unya. Semakin kaya seorang da’i dengan materi atau pesan dakwahnya. Semakin segar dan mempesona pesan yang disampaikan.28

Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan oleh komunikator, lambang yang dimaksud disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain

26

M. Natsir, Fiqhud Dakwah, (Solo: Ramadhani, 1978), h.7 27

Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), cet. Ke-1, h. 94. 28


(28)

sebagainya yang secara langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikasi bahasa yang lain, banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.29

Menurut Quraish Shihab materi dakwah adalah Al-Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syari’ah, dan akhlak.30 Dasar dari pembagian tersebut merujuk pada tujuan pokok diturunkannya Al-Qur’an. Kemudian tujuan pokok tersebut yaitu:

a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus di anut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.

b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.

c. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, ” Al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.31

29

TOnong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), cet. Ke-8, h. 18

30

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyaraka, (Bandung: Mizan,1996), cet ke-13

31


(29)

Menurut Asmuni Syukir, materi dakwah secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu budi pekerti (akhlak), keimanan (aqidah), dan syari’at.32

a. Budi Pekerti (Akhlak)

Akhlak dalam aktifitas dakwah (sebagai materi dakwah) di artikan sebagai penyempurnaan keimanan dan ke-Islaman. Materi kajian akhlak yang terpuji atau dengan kata lain akhlak mahmudah, termasuk akhlak kepada Allah, akhlak kepada orang lain maupun akhlak diri pribadi adalah pesan yang mengandung unsur: sabar, qona’ah, berkata sopan, menepati janji, jujur, amanah, dan sebagainya. Sedangkan akhlak yang buruk juga termasuk dalam kajian akhlak atau dengan kata lain akhlak madzmumah, seperti dendam, dengki, ingkar janji, khianat, membangkang kepada Allah dan sebagainya.

b. Keimanan (Aqidah)

Dalam Islam, aqidah bersifat bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Dibidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik (menyekutukan Allah), ingkar dengan adanya Allah sebagainya. c.Syari’at

Menurut Yusuf Qordhowi, kata syari’at mempunyai arti ”jalan”, dapat kita jumpai dalam firman Allah Swt dalam surat Al Jatsiyah ayat 18

32

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas. 1993), h. 60-62.


(30)

Artinya:

”kemudian Kami jadikan kamu berada diatas satu syari’at (jalan) atau peraturan dari (urusan) agama itu, maka itulah syari’at dan jangan kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.33

Syari’at Islam adalah berhubungan dengan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya.

Menurut H. Endang Syaefudin Anshari, garis besar agama Islam terdiri atas: aqidah, syari’ah, dan akhlak. Ketiga hal inilah yang dijadikan materi utama dalam menyampaikan pesan dakwah yang dikaitkan dengan persoalan kehidupan sehari-hari didunia.

1. Aqidah Islam

Aqidah secara etimologis berarti ikatan, sangkutan; secara teknis berarti kepercayaan, keyakinan, iman.34

Aqidah secara harfiah berarti “sesuatu yang terbuhul atau tersimpul secara erat atau kuat”. Wacana tersebut lalu dipakai dalam istilah agama Islam, yang mengandung pengertian “pandangan, pemahaman, atau ide (tentang realitas) yang diyakini kebenarannya oleh hati”. Yakni diyakini kesesuaiannya dengan realitas itu sendiri. Apabila suatu pandangan, pemahaman atau ide diyakini kebenarannya oleh hati seseorang. Maka berarti pandangan paham atau ide itu telah terikat didalam hati. Dengan demikian hal itu disebut aqidah bagi pribadinya. Hubungan

33

Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Terjemah Al-lu’lu Wal Marjan jilid 2, (Semarang: Al-Ridha, 1993), h. 9-10

34

Endang Syaefudin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), cet. Ke-IV, hal 25


(31)

apa yang diyakini oleh hati seseorang dan apa yang diperbuat (amalnya) bersifat kualitas, aqidah menjadi sebab dan amal perbuatan menjadi akibat.

Aqidah mengikat kalbu manusia dan menguasai batinnya. Dari aqidah inilah yang akan membentuk moral (akhlak) mausia. Oleh karena itu, yang pertama kali dijadikan materi atau pesan dalam dakwah Islam adalah aqidah atau keimanan. Dengan iman yang kukuh akan lahir keteguhan dan pengorbanan yang selalu menyertai setiap langkah dakwah.

Pembahasan mengenai aqidah Islam pada umumnya berkisar pada Arkanu’l- Iman ( rukun iman yang enam). Yaitu :

1. Iman kepada Allah 2. Iman kepada Malaikatnya 3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya 4. Iman kepada Rasul-rasul-Nya 5. Iman kepada hari akhir 6. Iman kepada qadha-qadhar.

Ciri-ciri yang membedakan kepercayaan dengan agama lain, yaitu:

1. Keterbukaan melalui bersaksian (syahadat). Dengan demikian seorang muslim selalu jelas identitasnya dan bersedia mengakui identitas agama lain.

2. Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa Allah adalah Tuhan seluruh Alam, bukan Tuhan kelompok atau bangsa tertentu. Dan soal kemanusiaan juga diperkenalkan kesatuan asal-usul manusia. Hal ini dapat kita lihat dalam surah An-Nissa ayat 1 dan surah al-Hujurat ayat 13:


(32)

Artinya : “ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya: dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak dan bertakwlah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Q.S An-Nissa: 1).35

Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S. Al-Hujurat: 13).36

3. Kejelasan dan kesederhanaan diartikan bahwa seluruh ajaran Aqidah baik soal ketuhanan, kerasulan ataupun alam ghaib sangat mudah untuk dipahami.

4. Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amal perbuatan. Dalam ibadah-ibadah pokok yang merupakan manifestasi dan iman dipadukan dengan segi-segi pengembangan diri dan kepribadian seseorang

35

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 114. 36


(33)

dengan kemashalatan masyarakat yang menuju pada kesejahteraannya. Karena aqidah memiliki keterlibatan dengan soal-soal kemasyarakatan.37 Inti dari materi atau pesan Aqidah ini adalah keyakinan tentang keEsaan Allah SWT dan hari akhir, sedangkan selebihnya merupakan elemen-elemen yang mengukuhkan kedua inti aqidah itu, akan tetapi materi atau pesan dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik (menyekutukan Allah), ingkar dengan adanya Allah dan sebagainya.38

2. Syari’ah

Syari’ah, secara etimologis berarti jalan. Syari’at Islam ialah satu sistema norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam lainnya.

Materi dakwah yang bersifat syari’ah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat Islam. Ia merupakan jantung yang tak terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia dan sekaligus merupakan hal yang patut dibanggakan. Kelebihan dari materi atau pesan syari’ah Islam antara lain adalah bahwa ia tidak dimiliki oleh ummat-ummat yang lain. Dan syari’ah ini bersifat sangatlah universal, yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan non-muslim, bahkan hak seluruh umat manusia. Dengan adanya materi atau pesan syari’ah ini, maka tatanan sistem dunia akan teratur dan sempurna. Disamping syari’ah ini mengandung dan mencakup kemashalatan sosial dan moral yang meliputi:

a. Ibadah. Yaitu tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan ritual langsung antara hamba dengan Tuhannya, yang tata caranya telah

37

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah. h. 109-110 38


(34)

ditentukan secara terperinci dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Pembahasan mengenai ‘Ibadah dalam arti khas ini yaitu:

- Thaharah (bersuci) - Sholat

- Zakat

- Shaum (Puasa) - Haji

b. Muamallah, dalam arti luas yaitu tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan benda. Mu’amalah dalam arti luas ini pada garis besarnya terdiri atas dua bagian yaitu:

1. Al-Qununul Khas (hukum perdata): - Muamalah (hukum niaga)

- Munakahat (hukum nikah) - Waratsah (hukum waris) - Dan lain sebagainya.

2. Al-Qanunul’am (hukum publik); - Jinayah (hukum pidana)

- Khilafah (hukum negara)

- Jihad (hukum perang dan damai) - Dan lain-lain.

Materi atau pesan dakwah dalam bidang syari’ah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, pandangan yang jernih, kejadian secara cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiap persoalan yang baru, sehingga umat tidak terperosok kedalam kejelekan, sementara yang diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan. Karena kesalahan dalam meletakkan posisi yang benar dan seimbang di antaranya, sebab syari’ah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Islam akan menimbulkan satu hal yang sangat membahayakan terhadap agama dan kehidupan.

Namun demikian syari’ah Islam itu sangatlah luas dan luwes (fleksibel). Akan tetapi tidak berarti Islam selalu menerima setiap persoalan yang baru, tanpa


(35)

harus difilter terlebih dahulu. Dan inilah yang akan dijadikan materi atau pesan dakwah sebagaimana da’i mampu mengemas masalah syari’ah ini ke dalam permasalahan umat era sekarang yang dapat menjawab dan memberikan solusi terhadapnya. Dan yang lebih penting lagi bahwa materi atau pesan syari’ah ini tidak bertentangan dengan sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

Karena Islam menggambarkan hukum lengkap yang meliputi segenap kehidupan manusia. Kelengkapan ini mengalir dari konsepsi Islam tentang kehidupan manusia yang diciptakan untuk memenuhi ketentuan yang membentuk kehendak Ilahi. Dan materi atau pesan dakwah yang menyajikan unsur syari’ah harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang jelas dalam bidang hukum yang bisa wajib, mubah (dibolehkan), dianjurkan (mandub), makruh (dianjurkan supaya tidak dilakukan) dan haram (dilarang). Karena masalah syari’ah ini selain mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya yang berkenaan dengan pergaulan hidup untuk mencapai kesuksesan baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

3. Akhlak

Kata ”Akhlak”, secara etimologi berasal dari bahasa Arab jama’ dari dari ”khuluqun” yang diartikan sebagai budi pekerti, perangai dan tingkah laku atau tabi’at. Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi persesuaian dengan perkataan ”khuluqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khalik yang berarti pencipta dan ”makhluk” yang berarti yang diciptakan. Adapun pengertian terminologi yang dikemukakan ulama akhlak anatara lain sebagai berikut:


(36)

1. Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka yang menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

2. Ibnu Maskawih dalam kitabnya ”Tanzid al-akhlak”, akhlak diartikan sebagai keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran.

3. Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak diartikan sebagai suatu sifat yang tetap pada seseorang, yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran.39

Salah satu materi atau pesan dakwah Islam dalam rangka memanifestasikan penyempurnaan martabat manusia serta membuat harmonis tatanan hidup masyarakat, disamping aturan legal formal yang terkandung dalam syari’ah. Salah satu ajaran etis dalam Islam adalah akhlak. Oleh karena itu, wilayah akhlak Islam memiliki cakupan yang sangat luas dengan keseluruhan ajaran Islam dan memiliki objek yang luas pula, sama luasnya dengan perilaku dan sikap manusia yang disadarinya. Karena ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Secara total mengandung nilai akhlak terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama manusia dan alam sekitar yang didalamnya terdapat akhlak mahmudah dan lawannya akhlak madzmumah.

Dari materi akhlak ini sangat luas sekali yang tidak saja bersifat lahiriyah tetapi juga sangat melibatkan pikiran. Akhlak dunia (agama) mencakup pada

39


(37)

berbagai aspek, dimulai dari akhlak kepada Allah SWT, hingga sesama akhlak meliputi:

a. Akhlak kepada Allah AWT, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah.

b. Akhlak terhadap sesama manusia.

c. Akhlak terhadap lingkungan, lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik yang binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda yang tak bernyawa.40

Sedangkan menurut H. Endang Syaefudin Anshari, pada garis besarnya Akhlak Islam terdiri atas:

a. Akhlak manusia terhadap Khaliq

b. Akhlak manusia terhadap makhluk, yang meliputi: 1.Akhlaq terhadap manusia

a. Diri sendiri b. Tetangga

c. Masyarakat lainnya 2. Akhlak terhadap bukan manusia

a. Flora b. Fauna

c. Dan lain sebagainya.41

Dari keseluruhan message atau pesan-pesan dakwah Islam diatas yang meliputi aqidah, syari’ah dan akhlak, harus disampaikan secara menarik tidak monoton sehingga merangsang objek dakwah untuk ingin mengkaji tema-tema Islam yang pada gilirannya objek dakwah ingin mengkaji materi atau pesan agama Islam dan meningkatkan kualitas pengetahuan keIslaman untuk pengalaman keagamaan objek dakwah.

40

M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2000), h. 261-272 41

Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-pokok Tentang Islam Dan Ummatnya, (Jakarta: Rajawali, 1986), h. 27-30


(38)

Pesan-pesan dakwah harus disampaikan secara aktual untuk membangkitkan, memahami dan menjalankan ajaran-ajaran Islam. Pesan-pesan dakwah yang selama ini disampaikan secara normatif yang hanya menekankan halal dan haram, perlu diimbangi dengan pesan-pesan yang aplikatif termasuk untuk membangkitkan sumber daya sasaran dakwah.42 Serta pesan dakwah yang disampaikan disini terutama melalui media radio harus disesuaikan dengan para pendengarnya secara konseptual dan realitas.

Menurut Dr. Quraish Shihab, mengatakan bahwa pokok-pokok materi dakwah itu tercermin dalam tiga hal, yaitu:

1. Memaparkan ide-ide agama sehingga dapat mengembangkan gairah generasi muda untuk mengetahui hakikatnya melalui partisipasi positif mereka.

2. Sumbangan agama ditujukan kepada masyarakat luas yang sedang membangun, khususnya dibidang sosial, ekonomi, dan budaya.

3. Studi tentang pokok-pokok agama yang menjadikan landasan bersama demi mewujudkan kerjasama antar agama tanpa mengabaikan identitas masing-masing.

Pada dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan ketika seorang da’i menyampaikan materi dakwahnya kepada mad’u (objek). Pokok-pokok materi dakwah yang disamapaikan, juga harus melihat situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima dakwah. Dengan demikian, pesan-pesan dakwah yang berisi materi dakwah tersebut dapat diterima dengan baik oleh penerima dakwah. Dan pada

42


(39)

akhirnya materi dakwah yang disampaikan tersebut, bisa diamalkan dan dipraktekan oleh penerima dakwah dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 1

Skema Pesan Dakwah43

Islam

43

Endang Syaefudin Anshari, Wawasan Islam, h. 29.

2. Syari’ah 1. Ibadah (D. A. Khas)

1. Thaharah 2. Shalat 3. Zakat 4. Shaum 5. Haji a. Mu’amalah D.A. Khas = Hukum Niaga b. Munakahah = Hukum Nikah c. Waratsah = Hukum Waris d. dsb.

a. Jinayah = Hukum Pidana b. Khilafah = Hukum Negara c. Jihad

= Hukum Perang Dan damai d. dsb. 2. Al-Qanunu

= Hukum Publik 1. Mu’amalah (D. A. Agak Luas) = Al-Qanunu ‘I-khas

= Hukum Perdata 2. Mu’amalah

(D.A Luas)

1. Iman Kepada Allah SWT 2. Iman Kepada Malaikat-Nya 3. Iman Kepada Kitab-kitab-Nya 4. Iman Kepada Rasul-rasul-Nya 5. Iman Kepada Hari Kiamat 6. Iman Kepada Qadha dan Qadar 1. Aqidah

Islam

1. Akhlak Tehadap Khalik


(40)

3. Akhlak

a. Flora b. Fauna c. dsb. 2. Akhlak

Terhadap Bukan Manusia

a. Diri Sendiri b. Tetangga c.Masyarakat 1. Akhlak

Terhadap Manusia 2. Akhlak

Terhadap Makhluk

C. Media Dakwah

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti perantara, tengah atau pengantar. Sedangkan menurut istilah, media adalah alat yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah.44

Media dalam kamus istilah Komunikasi berarti sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan apabila komunikan jauh tempatnya, banyaknya atau keduanya.45

Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide, dan sebagainya46. Berdasarkan pengertian diatas, maka media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media yang dimaksud bisa berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.

Dalam ilmu komunikasi, media dapat juga diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:

44

Prof. Dr. Moh, Ali Aziz, Ilmu Dakwa ed. Revisi, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-2, h. 403-404

45

BC. TT. Ghozali, Kamus Istilah Komunikasi, (Jakarta: Djembatan, 1992), h.227 46


(41)

1. Media Terucap (The Spoken Words) yaitu alat yang bisa mengeluarkan bunyi seperti radio, telepon, dan sejenisnya.

2. Media Tertulis (The Printed Writing) yaitu media berupa tulisan atau cetakan seperti majalah, surat kabar, buku, pamflet, lukisan, gambar, dan sejenisnya.

3. Media Dengar Pandang (The Audio Visual) yaitu media yang berisis gambar hidup yang bisa dilihat dan didengar yaitu film, video, televisi, dan sejenisnya.47

Jika dilihat dari segi sifatnya, media dakwah dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

a. Media Tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukkan yang secara tradisional dipentaskan di depan umum terutama sebagai hiburan yang memiliki sifat komunikasi seperti: drama, pewayangan, ketoprak humor dan lain-lain.

b. Media Modern, yaitu media yang dihasilkan dari teknologi yang antara lain seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya.48 Menurut Hamzah Ya’qub membagi Wasilah (media) dakwah menjadi lima macam yaitu:

1. Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.

47

Prof. Dr. Moh, Ali Aziz, Ilmu Dakwah ed. Revisi, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-2, h. 406-407

48

Adi Sasono, Solusi Islam atas Problematika Umat Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah,


(42)

2. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensi) spanduk, flash card, dan sebagainya.

3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.

4. Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang individu pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film, slide, ohap, internet, dan sebagainya.

5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.49

Dengan banyaknya media yang ada maka da’i harus dapat memilih media yang paling efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Tentunya dengan pemilihan yang tepat atau dengan menetapkan prinsip-prinsip pemilihan media.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu memilih media adalah sebagai berikut:50

a. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk keseluruhan masalah atau tujuan. Sebab setiap media memiliki karakteristik (kelebihan, kekurangan, keserasian) yang berbeda-beda.

b. Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak dicapai. c. Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya. d. Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.

e. Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara objektif, artinya pemilihan media bukan atas dasar kesukaan da’i.

f. Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian. g. Efektivitas dan efisiensi harus diperhatikan.

Keberhasilan dakwah tidak semata-mata terletak pada isi (pesan) serta peran da’i berikut kepada mad’unya, tetapi juga tergantung pada media yang dipergunakan. Dakwah akan berhasil dicerna mad’unya jika da’i menggunakan metode dan media yang tepat. Maka jelaslah bahwa media menduduki peran yang sangat penting dan menentukan dalam kehidupan masyarakat.

49

Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), cet. Ke-1, h. 120 50


(43)

B. Berdakwah Melalui Radio

Dakwah melalui radio itu cukup efektif karena sifatnya yang umum, serempak, jumlah pendengarnya banyak tanpa membatasi didaerah perkotaan maupun pedesaan dapat menikmatinya serta bentuk acaranya yang bersifat dialog. Sehingga tidak hanya mendengarkan saja, tetapi mampu berinteraksi dengan pendengar dengan mendiskusikan pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i yang berperan sebagai komunikator.

Kelebihan-kelebihan media radio sebagai wasilah dakwah adalah : a. Bersifat Langsung

Untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses yang kompleks sebagaimana penyampaian materi dakwah lewat pers, majalah umpamanya. Dengan mempersiapkan secarik kertas, tetapi melalui radio da’i dapat secara langsung menyampaikan dakwah didepan mikrofon dan pesan dakwah langsung diterima dimana saja.

b. Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan

Faktor lain yang menyebabkan radio di anggap memiliki kekuasaan ialah bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, ruang pun bagi radio siaran tidak merupakan masalah, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju. Daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasi dengan wasilah radio ini.


(44)

Faktor lain yang menyebabkan radio memiliki kekuasaan adalah daya tarik yang kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni:

- musik - kata-kata - efek suara

Disaat ini siaran-siaran dakwah yang dikemas sedemikian rupa melalui radio mempunyai daya tarik tersendiri bagi pendengarnya.

d. Biaya yang relatif murah

Dibanyak negara di dunia ketiga Asia, Afrika, dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media utama yang dimiliki setiap penduduk, baik yang kaya maupun yang miskin. Bedanya, Cuma kecanggihan dari radio itu sendiri. e. Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil

Di beberapa negara, radio bahkan merupakan satu-satunya alat komunikasi yang efektif untuk menghubungi tempat-tempat terpencil.

f. Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis

Di samping keuntungan-keuntungan di atas radio juga memiliki keuntungan lain. Siaran radio tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak.51

51


(45)

BAB III

GAMBARAN UMUM SIARAN KAJIAN MALAM

A. Latar Belakang Siaran Kajian Malam Samara

Program siaran Kajian Malam Samara adalah sebuah program siaran Islami yang memang sudah ada sejak radio ini mengudara pada frekuensi 107 FM. Kajian Malam Samara didirikan sejak 8 tahun yang lalu sekitar tahun 2002. Dahulu banyak narasumber yang mengisi acara siaran ini mulai dari ustad. Abullah lalu ustad Abdurrahman, ustad Syaikhu dan kemudian Ustad. Murhali Barda sampai saat ini. Kajian Malam Samara ini mendapatkan polling yang begitu banyak dari para pendengar mulai dari sms dan pertanyaan karena memang banyak peminat yang mendengarkan program siaran ini.

Samara adalah kata singkatan dari kata Sakinah, Mawaddah, dan Warrahmah diberikan nama ini karena program ini membahas dan mengkaji tentang masalah pernikahan dan fenomena yang membahas berbagai masalah keagamaan yang sedang hangat terjadi di masyarakat dan siaran ini menyorot dunia Islam yang merangkum informasi seputar aktifitas dan problematika umat Muslim saat ini. yang bertujuan agar pendengar mendapat pencerahan untuk lebih menciptakan kehidupan yang harmonis dan tetap berprilaku sesuai dengan syari’at agama.

Berbagai topik yang menarik dan berbeda disetiap harinya. Salah satu dari sekian banyak siaran yang ada di 107 FM Radio Dakta, program Kajian Malam Samaralah yang selalu di nanti-nanti oleh pendengarnya. Program yang menarik


(46)

ini juga berorientasi menjadi referensi Muslim untuk meningkatkan wawasan keIslaman yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dan program ini tidak hanya membahas materi-materi keagamaan tetapi program ini juga memberikan kesempatan kepada ikhwan dan akwat yang belum mempunyai pasangan untuk mencari pasangan lewat program ini dengan cara ta’aruf. Banyak sekali ikhwan dan akhwat yang mengikuti ajang ini dan radio dakta memperlihatkan kerjasama ini untuk mensukseskan program ini. Sampai saat ini, kerjasama itu masih berjalan meskipun pengurus program ini sudah berganti tetapi masih tetap menyampaikan program keislaman dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab terhadap perkembangan ummat, karena media radio masih sangat efektif untuk menyampaikan dakwah dengan jangkauan yang luas.

B. Tema Acara Siaran Kajian Malam Samara

Program siaran yang mengudara pada hari Senin pukul 20.00-22.00 WIB ini memiliki tema-tema yang sangat menarik dan inovatif baik hukum ibadah, ekonomi, pendidikan budaya hingga politik. Semua tema program siaran ini adalah harus sama dengan isu terbaru yang ada di masyarakat. Misalnya tentang berita Poligami dan Nikah Mut’ah yang akan dipidanakan sangat hangat dibicarakan dimasyarakat, maka materi program siaran Kajian Malam Samara juga akan membahas tentang Poligmi dan Nikah Mut’ah yang dipidanakan itu.

Karena itulah salah satu ciri khas dari program siaran ini, membahas apa yang sedang terjadi pada masyarakat dan memberikan pemahaman Islam tentang kejadian tersebut. Jadi, semua materi harus up to date dengan pemahaman Islam yang baik, maka semua permasalahan apapun akan dapat diselesaikan dengan tuntas secara syar’i.


(47)

Adapun tema-tema yang disiarkan pada program siaran Kajiam Malam Samara di 107 FM setiap hari Senin malam pada bulan Febuari-April 2010 adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Tema acara siaran

No Pembahasan Narasumber Waktu

1 Jangan Meniru Tanpa Ilmu

Tentang Valentine days Ustd. Murhali Barda

1/02/2010 Jam 20.00-22.00

2 Pria Pesolek (Ketika pria semakin cantik)

Ustd. Murhali Barda

8/02/2010 Jam 20.00-22.00

3

Fenomena Pelaku Nikah Sirri,

Nikah Mut’ah, dan Poligami. Ustd. Murhali Barda

15/02/2010 Jam 20.00-22.00

4 Mengindari Perbuatan Ghibah Ustd. Murhali Barda

22/02/2010 Jam 20.00-22.00

5 Mempererat Tali Persaudaraan Ustd. Murhali Barda

1/03/2010 Jam 20.00-22.00

6 Keutamaan Sifat Sabar Ustad. Murhali Barda

8/03/2010 Jam 20.00-22.00


(48)

7 Membina Rumah Tangga yang Baik

Ustd. Murhali Barda

15/03/2010 Jam 20.00-22.00

8 Hakekat Taqwa Ustad. Murhali Barda

22/03/2010 Jam 20.00-22.00

9 Berdzikir Untuk Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Ustd. Murhali Barda

29/03/2010 Jam 20.00-22.00

10 Menjaga Diri dari Perbuatan Tercela

Ustd. Murhali Barda

05/04/2010 Jam 20.00-22.00

C. Sejarah Berdirinya Radio Dakta 107 FM Bekasi

Radio Dakta yang berlokasi di Jl. KH. Agus Salim 77 Bekasi Timur, mulai mengudara pada bulan September 1992 di Bekasi.52 Pada awalnya radio ini berada di Bandung kemudian pindah ke Bekasi. Radio ini terdaftar dengan menggunakan Badan Hukum PT. Radio Nada Komunikasiutama.53

Dibentuknya Radio Dakta atas ide bapak Andi Lubis dengan maksud sebagai radio berita yang dapat menginformasikan kepada umat Islam. Pada awal berdiri Radio Dakta ini menginginkan radio informasi berita, tetapi berubah

52

Situs Dakta di www. Dakta. com 53


(49)

menjadi radio yang khusus untuk ibu-ibu saja dan selanjutnya menjadi radio komersial yang multi segmen.54

Radio dakta awalnya mengudara dengan identitas stasiun (Stasiun ID) 92.15 FM, namun pada bulan Agustus 2004 berubah frekuensi menjadi 107 FM berdasarkan keputusan menteri komunikasi dan informatika. Dengan power out put sebesar 10.000 watt radio siaran ini dapat menjangkau para pendengar yang berada di wilayah dalam radius kurang lebih 60 Km. Radio Dakta menjadi anggota Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) pada tahun 1995 dengan nomor anggota 013-1/1975. Dakta 107 FM adalah radio informasi yang telah dikenal di seluruh masyarakat Bekasi, terutama dikalangan menengah kota yang sedang berkembang pesat saat ini.

Saat ini Dakta menajamkan format siaran menjadi sebuah radio informasi Bekasi. Sebuah program siaran informasi yang dikemas secara interaktif dan solutif, dengan kelompok pendengar dewasa menengah ke atas sebagai segmen yang terlayani dalam porsi terbesar siaran Radio Dakta. Memaparkan perkembangan dinamika masyarakat khususnya di Bekasi, dari sudut pandang politik, ekonomi, sosial, budaya, religi dan lainnya. Menjadi sebuah mediator atau ajang diskusi terbuka dikalangan masyarakat, pemerintahan dan praktisi profesional.

Dakta 107 FM memiliki pendengar dengan loyalitas cukup tinggi. Hal ini terlihat dari partisipasi dan respon mereka yang sangat antusias dengan format baru acara Radio Dakta. Pada program Dakta pagi, Dakta siang, hingga Dakta Sore, berbagai informasi seputar pelayanan masyarakat di Bekasi, seperti

54


(50)

kerusakan, fasilitas umum, info lalu lintas, pelayanan di kantor pemerintahan dan instansi swasta.

Radio Dakta kini mempunyai motto yang resmi, yakni ”Bijak Dengan Dialog Cerdas dengan Informasi” dan ”Tepat Akurat dan Bermanfaat”. Radio Dakta juga memiliki Audience Call, yaitu (Rekan Dakta). Pendanaan Radio Dakta 100% bersumber dari biro iklan dengan sasaran pendengar orang dewasa di atas 20 sampai dengan 45 tahun.55

Disamping melalui udara radio, Radio Dakta juga melaksanakan program-program off air yang dirancang dengan apik dan aspiratif, sehingga kemashalatan pendengar tetap terjaga dan dapat respon yang positif dari para pendengarnya.

Kegiatan off air yang berhasil di gelar dalam upaya selalu mendekatkan Radio Dakta dengan masyarakat seantero Jabodetabek, antara lain:

39

PILKADA Kab. Bekasi 2007, sensasi Biru Indonesia Bekasi 2003, Festival Abang dan Mpok Kota Bekasi 2003-2005, Indonesia Syariah Expo JHCC 2006, Honda For Student 2006, Pekan Lingkungan Hidup JCC 2007, Corporate Social Responsibility JCC 2007, Islamic Book Fair 2007, Pameran Produksi Halal 2004, Konser Warna IM3, dll. Menyelenggarakan taklim mingguan dan bualanan yang dihadiri oleh 100 samapai 1000 orang, Sensasi Biru Indonesia 2002 di Kota Bekasi yang dihadiri 1000 orang, Fun Bike I dan II yang diikuti 5000 orang.

D. Visi dan Misi Radio Dakta 107 FM

1. Visi

55


(51)

Menjadi radio (Islam) terbaik yang menyampaikan kebenaran, sehingga menjadi aset yang bermanfaat bagi pendengarnya, dan umat Islam pada umumnya

2. Misi

• Membangun image sebagai radio pemersatu umat Islam

• Radio yang memberi referensi ke-Islaman yang lengkap dan baik • Mengantarkan kepada kemaslahatan umat.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah stasiun radio, karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan mekanisme tugas serta tanggung jawab dari personel yang terlibat selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas yang dihasilkan, baik program on air maupun off air.

Radio Dakta memiliki struktur organisasi sebagai berikut: Penanggung Jawab/Direktur Utama :Drs. Andi Kosala, M.M General Manger :Suyanti, SE Senior Account Executive :Ria Komara

Traffic :Ahmad Harahap

HRD Manager :Karyadi

Financial Manager :Edi


(52)

Resource Division Manager Business Devt Division Manager

General Affair Finance Human Resource Sales Coordinator Off Air Officer Account Executive Traffic & Adm Cashier Book Keeper Collection Technician EDP Reception Security Driver Office Boy Announcer Reporter Web Dev’t Administration Production Operator Programme Division Manager General Manager Director

F. Profil Narasumber atau Penceramah

Ustad Murhali Barda lahir di Bekasi pada tanggal 20 Juni 1973. Beliau dibesarkan di Bekasi dalam keluarga yang sederhana, Orang Tuanya bekerja sebagai guru mengaji dilingkungannya. Pendidikan beliau adalah di Pesantren Modern Darussalam Gontor, beliau belajar banyak ilmu agama disana dan hingga saat ini diterapakan dilingkungannya. Murhali Barda muda sangat berbeda dengan kaum remaja seusianya pada saat itu. Ia taat beribadah, disamping mempunyai karakter dan akhlaq yang mulia. Hari-harinya dihabiskan


(53)

untuk belajar, membaca dan membaca. Bahkan di usianya yang sangat muda, ia telah memposisikan dirinya sebagai guru ditempat ia menuntut ilmu.Dunia ilmu adalah dunia yang sangat melekat dalam dirinya.

Dan beliau aktif di masyarakat contohnya sebagai ketua FPI (Front Pembela Islam) Bekasi Raya, kemudian pembina yayasan Darul Ihsan Babelan dan sebagai penyiar dan narasumber di Radio Dakta hingga saat ini. Saat ini beliau banyak menghabiskan waktunya di Radio Dakta baik Dakta off air maupun Dakta on air, beliau ditetapkan untuk terus mengisi acara Kajian Malam khususnya Kajian Malam Samara yang disiarkan setiap hari Senin. Dan beliau di Radio Dakta juga membuat acara semacam biro jodoh untuk ikhwan dan akhwat yang belum mempunyai jodoh dengan mencari jodoh lewat ajang ini dengan cara ta’aruf. Beliau juga membuat banyak buku salah satunya adalah buku Samara dan banyak lainnya.


(54)

46

BAB IV

PESAN DAKWAH DALAM SIARAN KAJIAN MALAM SAMARA DI RADIO DAKTA 107 FM

A. Deskripsi Pesan Dakwah Siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta

Dalam bab IV ini penulis mencoba menganalisa isi pesan dakwah yang terdapat pada siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta 107 FM selama 4 minggu di bulan Februari 2010. namun, sebelumnya penulis akan memaparkan satu persatu isi pesan dakwah yang terdapat dalam siaran Kajian Malam yang berbentuk transkip data siaran. Kemudian juri memberikan penilaian terhadap isi pesan dakwah yang disampaikan sesuai dengan kategorinya hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam menganalisis isi pesan dakwah tersebut.

1. Jangan Meniru Tanpa Ilmu Tentang Valentine Days Disiarkan : 1 Februari 2010

Narasumber : Ustad. Murhali Barda

Setiap manusia berkewajiban untuk menjauhi kemungkaran, yaitu dengan cara mentaati segala perintahnya dan menjauhi segala laranganNya Barang siapa yang melihat kemunkaran hendaklah ia rubah dengan tangannya jika tidak bisa hendaklah dengan lisannya dan jika tidak bisa hendaklah dengan hatinya itulah selemah-lemahnya iman. Ketika Aqidah sudah merosot dengan meniru-niru gaya Barat pasti lambat laun akan menimbulkan keburukan-keburukan. Islam mengajarkan kita agar berbuat baik kepada sesama manusia bukan hanya itu Islam juga mengajarkan kita agar berbuat baik kepada sesama makhluk Allah.

14 Februari atau hari Valentine adalah tanggal kematian Santo Valentaine seorang pemimpin gereja, sehingga dia meresmikan perayaan ini sebagai perayaan hari kasih sayang. Dalam Islam tidak ada istilah hari kasih sayang atau Valentine Days, itu adalah perayaan umat Nasrani barang siapa yang merayakannya berarti mereka mengikuti umat Nasrani, karena manusia yang mengikuti suatu kaum dia termasuk kaum itu jika tidak disertai dengan ilmu. Dan memakai moment Valentine Days untuk bakti sosial misalnya sebaiknya tidak dilakukan karena akan mengkhawatirkan adanya prasangka yang tidak baik (suudzon) dan penolakan terhadap Valentine Days harus di tegakkan karena perayaan ini akan merusak moral bangsa kita saat ini dan orang yang menolak kebenaran dalam Islam disebut kafir.56

56

Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 1 Februari 2010, di Jakarta


(55)

Tabel 3

Penilaian Juri terhadap Tema 1

Jangan meniru tanpa Ilmu tentang Valentine days

No. Juri

Kategorisasi Pesan Dakwah

Aqidah Syari’ah Akhlak

1 Juri I √ - -

2 Juri II √ - -

3 Juri III √ - -

Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati tema ke-1 berisi pesan dakwah tentang Aqidah

2. Pria Pesolek (Ketika Pria Semakin Cantik) Disiarkan : 8 Februari 2010

Narasumber : Ustad. Murhali Barda

Cinta dunia dan takut mati adalah virus bagi remaja saat ini, setiap manusia diwajibkan untuk mensucikan diri atau membersihkan diri. Rasulullah Saw menganjurkan manusia untuk memperbaiki keadaan, tetapi pria-pria saat ini memperbaiki keadaannya sudah berlebihan seperti Facial, memakai pemutih atau cream, kemudian melentikkan jari-jarinya, memakai perhiasan dan lain sebagainya. Dengan kata lain mereka menyerupai wanita. Pria yang sering bersolek kerojulannya (kelaki-lakiannya) akan semakin terkikis atau hilang dan Allah SWT melaknat pria yang berprilaku seperti wanita.

Dan pria-pria pesolek yang semakin cantik adalah perkara-perkara yang harus dihindari karena akan menimbulkan kemunkaran. Saat ini pria pesolek dinamakan pria metroseksual yaitu pria yang sangat memperhatikan penampilannya sehari-hari, pria yang sangat peduli terhadap kesempurnaan dan merawat tubuhnya yang tidak mau kalah dengan perempuan. Perkara-perkara ini adalah yang menyebabkan keburukan-keburukan dan sangat dibenci Allah SWT, seharusnya apa yang ada ditubuh kita harus disyukuri karena itu adalah suatu anugrah dari Allah SWT .57

57

Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 8 Februari 2010, di Jakarta


(56)

Tabel 4

Penilaian Juri terhadap Tema 2 Pria Pesolek (Ketika Pria Semakin Cantik)

No. Juri

Kategorisasi Pesan Dakwah

Aqidah Syari’ah Akhlak

1 Juri I - - √

2 Juri II - - √ 3 Juri III - - √

Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati tema ke-2 berisi pesan dakwah tentang Akhlak

3. Fenomena Pelaku Nikah Sirri, Nikah Mut’ah, dan Poligami Disiarkan : 15 Februari 2010

Narasumber : Ustad. Murhali Barda

Kini di masyarakat sedang hangat-hangatnya isu tentang poligami, nikah siri dan nikah mut’ah atau kawin kontrak. Nikah Sirri adalah nikah di bawah tangan yaitu nikah yang dirahasiakan atau diam-diam dan hanya diketahui pihak yang terkait dan pernikahan ini juga tidak dicatatkan secara resmi di KUA. Kemudian Nikah mut’ah adalah sebuah bentuk pernikahan yang dibatasi dengan perjanjian waktu dan upah tertentu tanpa memperhatikan perwalian dan saksi, untuk kemudian terjadi perceraian apabila telah habis masa kontraknya tanpa terkait hukum perceraian dan warisan. Dan Poligami menurut kaidah Islam adalah salah satu upaya untuk menyelamatkan kaum wanita yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan jumlah perempuan dengan laki-laki yang lahir dalam kurun waktu tertentu.

Dalam Islam pernikahan tidak boleh ada paksaan, mereka harus mempunyai tujuan untuk membangun keluarga yang Sakinah, mawaddah dan warahmah kemudian nikah Sirri sah menurut syari’at Islam, meski dianggap sah menurut agama, karena telah memenuhi syarat dan rukun nikah, tapi pernikahan ini masih menyisakan persoalan karena secara diam-diam atau dirahasiakan. Sehingga pelaku dianggap berdosa karena mengabaikan perintah Alquran untuk mengikuti aturan pemerintah (ulil amri) yang tidak tercatatnya di KUA. Kemudian nikah Mut’ah dalam Islam adalah hukumnya haram karena dalam perkawinannya tidak mengikuti syari’at Islam dan mengandung perzinahan. Dan Poligami adalah


(57)

sebagaian dari syari’at agama yang dihalalkan oleh Allah SWT karena adanya ketentuan-ketentuan tertentu..58

Tabel 5

Penilaian Juri terhadap Tema 3

Fenomena Pelaku Nikah Sirri, Nikah Mut’ah dan Poligami.

No. Juri

Kategorisasi Pesan Dakwah

Aqidah Syari’ah Akhlak

1 Juri I - √ -

2 Juri II - -

3 Juri III - √ -

Kesimpulan dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa ketiga Juri menyepakati tema ke-3 berisi pesan dakwah tentang Syari’ah

4. Menghindari Perbuatan Ghibah

Disiarkan : 22 Februari 2010 Narasumber : Ustad. Murhali Barda

Ghibah adalah menyebut kekurangan atau aib seseorang yang tidak disukai oleh orang tersebut. Kekurangan atau aib itu bisa terdapat dalam badan, pakaian, rumah, tindakan, agama, dan sebagainya. Dalam lisan, Allah SWT mengibaratkan orang yang yang melakukan ghibah sama saja dengan pemakan bangkai manusia. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita menghindari perbuatan tersebut.

Jika kita ingin terhindar dari perbuatan ini maka merenunglah dan lihatlah pada diri masing-masing apakah diri kita mempunyai aib, baik yang tampak secara lahiriyah maupun yang tersembunyi. Ghibah dipandang sebagai kemaksiatan yang besar, betapa pun seringnya orang yang melakukan ghibah memohon ampun kepada Allah SWT, Allah tidak akan mengampuninya sebelum orang yang dibongkar aibnya itu meridhoinya. 59

Tabel 6

Penilaian Juri terhadap Tema 4 Menghindari Perbuatan Ghibah.

58

Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 15 Februari 2010, di Jakarta

59

Transkirip Data Siaran Rekaman Dalam Siaran Kajian Malam Samara, Tanggal 22 Februari 2010, di Jakarta


(1)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah menganalisis dan menjelaskan mengenai isi pesan dakwah dalam siaran Kajian Malam Samara di Radio Dakta 107 FM , maka peneliti dapat merumuskan kesimpulan bahwa isi pesan dakwah tersebut mengandung tiga kategori ajaran Islam yaitu: Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Selanjutnya ketiga kategori tersebut dapat dirinci lagi sebagai berikut:

1. Pesan aqidah yang terdapat di dalam siaran Kajian Malam Samara terdapat pada tema-tema telah mengandung masalah keimanan yang terdapat pada rukun iman. Karena pengetahuan tentang ketauhidan ini merupakan inti dari ajaran Islam. Pesan aqidah ini sebesar 17,9%

2. Sedangkan pesan kategori Syari’ah dalam Siaran Kajian Malam sudah menunjukkan pembahasan mengenai pembagian syari’at yang merupakan pendorong kita untuk meningkatkan ketaatan pada perintah-Nya serta sebagai kekuatan untuk menjauhi segala sesuatu yang dilarangnya. Pesan syari’ah ini sama dengan aqidah yaitu sebesar 30,8%.

3. Dan pesan dakwah tentang akhlak dalan siaran Kajian Malam Samara ini sebagai bahan perenungan bagi seorang muslim dan seorang mu’min agar berprilaku sesuai dengan yang di amanatkan oleh Allah SWT dan yang telah dijelaskan serta dipraktekan oleh Rasulullah SAW yaitu harus mencontoh perangainya. Dan pesan akhlak mendominasi dengan prosentase terbesar sebesar 51,3%.


(2)

B. Saran-saran

1. Peneliti berharap kepada Radio Dakta 107 FM melalui siaran Kajian Malam Samara ini mampu meningkatkan pesan aqidah yang merupakan inti dari ajaran Islam. Karena hal ini berkenaan dengan keyakinan. Sehingga dapat memberikan kesadaran bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan.

2. Begitu juga untuk pesan Syari’ah lebih diperici lagi masalah-masalah yang berkaitan dengan ibadah ritual baik yang dilakukan dengan perbuatan maupun dengan lisan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3. Dan untuk pesan Akhlak, peneliti mengharapkan agar diperbanyak kisah-kisah mengenai akhlak Rasulullah SAW, para sahabatnya, dan orang-orang shaleh lainnya yang dapat dijadikan contoh dan bahan renungan bagi umat Islam dalam bersikap.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amza, 2008.

Anshari, Endang Saifuddin, Wawasan Islam, Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 1993.

---, Wawasan Islam, Jakarta: Rajawali, 1996.

Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993. Ar-Rafi’i, Mustofa, Potret Juru Dakwah, Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2002. Arifin, M, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rhineka Cipta, 1998

Azis, Moh, Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004.

Badruttamam, Nurul, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005.

Bakhtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997. Darmanto, Antonio, Teknik Penulisan Naskah Siaran Radio, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1998.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemanya, Jakarta: PT. Serajaya Santra, 1988.

Effendi, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Rosda Karya, 1994.

---, Ilmu, Teori dan Praktek Filsafat Komunikasi, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2003.

Hasannudin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2004.

Kusnawan et All, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah Press, 2004.


(4)

Lenggogeni, Sari, The beuty Of Metrosexual, Padang: Universitas Andalas, 2009 Misbahul Anam, Syaikh, Asfari, Syahrillah, Menjaga Cinta dan Ridha Allah Yang Abadi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005.

Mohd. Fachruddin, Fuad, Kawin Mut’ah Dalam Pandangan Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu, 1992.

Munir Amin, Samsul, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amza, 2009. Natsir, M, Fiqhud Dakwah, Solo: Ramadhani, 1978.

Nashih U’lwan, Abdullah, Hikmah Poligami Dalam Islam, Jakarta:Studia Press, 1997.

Oemar, Toha Yahya, Islam dan Dakwah, Jakarta: Al-Muwardi Prima, 2004. Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2000

---, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1993.

Syamsul M. Romli, Asep, Dasar-dasar Siaran Radio, Bandung: Nuansa, 2009. Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993.


(5)

Lampiran

Berita Acara Wawancara

Wawancara Dengan Narasumber Kajian Malam Samara Radio Dakta dengan Ustd. Murhali Barda

Nama Interviewer : Rusydiana

Nama Narasumber : Ustd. Murhali Barda

Waktu : 14 Febuari 2010- Pukul 15.00 WIB Tempat : Radio Dakta

T : Kapan dan berapa lama Kajian Malam Samara mengudara?

J : Program ini ada dan dibuat sejak 8 tahun yang lalu kira-kira dari tahun 2002 yang berawal penyiarnya adalah ustd. Abdurrahman, ustd. Syaikhu dan kemudian ustd. Murhali Barda samapai sekarang ini. Kajian Malam Samara ini mempunyai rating yang sangat baik mulai dari poling sms dan pertanyaan kajian ini adalah yang paling banyak dari program-program lainnya.

T : Apa alasan Ustad menamakan siaran ini dengan sebutan Kajian Malam Samara?

J : Samara adalah kata singkatan dari kata Sakinah Mawaddah Warrahmah alasannya dinamakan Samara karena untuk memberikan pengetahuan bagi remaja dan keluarga agar bisa terus menjaga keharmonisan dalam berkeluarga dan berprilaku sehari-hari.

T : Apa sajakah isi materi yang disampaikan pada acara Kajian Malam Samara? J : Isi materi yang dibahas dalam Kajian Malam Samara ini adalah lebih banyak pernikahan dari tata cara ta’aruf, nadzhor, tata cara bagaimana perempuan boleh dilihat oleh laki-laki, tata cara bagaimana hubungan yang harmonis dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kekeluargaan serta fenomena remaja muslim saat ini.

T : Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat acara siaran Kajian Malam Samara ini?


(6)

J : Pendukungnya lumayan banyak karena memang banyaknya peminat atau masyarakat yang mendengarkan acara siaran ini dan program ini didukung oleh radio Dakta sebagai program tetap. Kemudian penghambatnya menurut saya jelasnya tidak ada penghambatnya dalam mengisi Kajian Malam Samara ini. T : Siapa sajakah yang menjadi narasumber yang mengisi materi siaran Kajian Malam Samara ini?

J : Yang mengisi materi pada Kajian Malam Samara ini adalah ustad sendiri (Ustd. Murhali Barda) dahulu banyak yang mengisi materi di siaran ini tetapi karena kesibukan mereka maka ditetapkan hanya saya (Ustd. Murhali Barda) yang mengisi acara siaran ini.

T : Apa maksud dan tujuan diadakannya Kajian Malam Samara ini?

J : Tujuan dan maksudnya adalah untuk penyampaian informasi mengenai syari’at-syari’at Islam khhususnya mengenai pernikahan dan pergaulan kemudian sebagai pencerahan bagi masyarakat untuk menghindari perkara-perkara yang tidak sesuai dengan dengan syari’at agama.

T : Siapa target yang ingin dicapai pada acara siaran Kajian Malam Samara ini? J : Target pendengar yang ingin dicapai dalam acara ini adalah pelajar dan mahasiswa dan seluruh masyarakat Bekasi, terutama kaum muslimah yang kebanyakan ibu-ibu rumah tangga.

Jakarta,14 Februari 2010

Mengetahui Narasumber

Interviewer Ustad. Murhali Barda