1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap suatu perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan
direpresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, untuk itu para manajer berupaya untuk
menggunakan laporan keuangan yang merupakan cerminan keadaan perusahaaan, dan juga sebagai alat komunikasi antara pemilik dan pengelola
perusahaan sebagai media untuk mengkomunikasikan kepada pihak internal perusahaan dan pihak eksternal.
Kinerja keuangan adalah salah satu tolak ukur dalam menilai perusahaan, kondisi keuangan yang bagus cenderung menarik perhatian
investor, untuk itu manajemen berusaha untuk memenuhi harapan dari analis keuangan atau manajemen yang diwakili oleh peramalan laba oleh
publik hal ini yang mendorong para manajer untuk melakukan tindakan- tindakan sebagai upaya pemenuhan harapan investor yang salah satunya
adalah pengelolaan laba atau Earning Management.
2
Struktur kepemilikan saham dalam suatu perusahaan terdiri atas kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi dan kepemilikan saham oleh
publik, tipe kepemilikan saham di indonesia pada umumnya kepemilikan saham masih terkonsentrasi atau saham mayoritas dipegang oleh satu
lembaga tertentu, sedangkan kepemilikan publik cenderung menyebar, pada umumnya institusional ownership dianggap lebih mampu dalam mendeteksi
kesalahan, pemilik suatu entitas merupakan cerminan dalam mengelola perusahaannya meskipun seringkali timbul konflik antar principal.
Menurut Lemmon dan Lims 2003, struktur kepemilikan merupakan determinan pokok yang menentukan sejauh mana masalah
keagenan antara pemegang saham pengendali dengan investor luar minoritas ataupun pihak mayoritas ke dua. Perusahaan dengan presentase
kepemilikan institusional yang tinggi biasanya tidak memotong beban penelitian dan pengembangan guna menghindari terjadinya penurunan
dalam pelaporan laba Belkoui-Riahi, 2007. Pada umumnya tindakan pengelolaan laba terjadi karena adanya
asimetri informasi, untuk itu pemegang saham pengendali yang pada umumnya
merupakan pemilik
institusi dianggap
mampu untuk
meminimalisir tindakan manajemen. Hal ini dikarenakan investor institusi lebih berpengalaman dibandingkan dengan investor individual. dengan
demikian akan semakin membatasi manajemen dalam memainkan angka angka dalam laporan keuangan Agus, 2006. Manajemen laba akan
menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai
3
laporan keuangan yang mempercayai angka laba pada laporan keuangan dari hasil rekayasa tersebut.
Maksud dari menambah bias laporan keuangan adalah bahwa laporan tersebut menggunakan metode-metode akuntansi tertentu sehingga
timbul laporan-laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan investor atau keinginan manajer, sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan
tersebut dapat tergantung kepada pemakai laporan keuangan tersebut. Melalui pendekatan keagenan dan beberapa mekanisme lain yang
menjelaskan perbedaan atau hubungan dalam struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan Dewi, 2005.
Pada umumnya, teori keagenan digunakan untuk menganalisa hubungan antara principal dan agen, namun juga perlu dimengerti bahwa
dalam struktur kepemilikan terdapat konflik antar class of principal Bradley, 2009. Masalah agensi timbul karena adanya konflik kepentingan
antara shareholder dan manajer, karena tidak bertemunya utilitas yang maksimal antara mereka. Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung
jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik principal namun, disisi yang lain manajer juga mempunyai kepentingan memaksimumkan
kesejahteraan mereka. Penelitian Daouk dalam tulisannya the accounting review
melaporkan bahwa praktik manajemen laba terjadi hampir di semua korporasi dari 34 negara termasuk Indonesia selama 1984-1988 untuk tiga
dimensi pelaporan laba, yaitu agresifitas laba, penghindaran kerugian dan
4
perataan laba. Secara keseluruhan Indonesia menempati peringkat ketiga dalam kekurang informasian laba.
Jika suatu perusahaan melaporkan labanya secara signifikan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya ini akan menarik perhatian
pengguna laporan keuangan, mungkin saja manajemen telah merekayasa laba dengan cara-cara yang etis atau tidak etis, cara-cara etis yang yang bisa
ditempuh seperti income maximization yaitu dengan menggeser laba periode berikutnya ke periode sekarang sehingga laba yang dilaporkan meningkat
drastis banyak yang bisa dilakukan untuk itu, mengganti metode pencatatan persediaan, cara lain adalah dengan menunda pengeluaran yang memiliki
dimensi waktu seperti biaya riset dan development, biaya iklan, atau biaya- biaya lain untuk intangible asset.
Manajemen melakukan manajemen laba earning managements karena laba merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang
sering digunakan sebagai dasar penentuan kompensasi manajemen dan merupakan sumber informasi yang penting untuk melakukan praktik
perataan laba. Praktik perataan laba salah satu bentuk manajemen laba dilakukan secara artifisial oleh manajemen pada perusahaan yang listing di
BEI adalah sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang stabil memberikan persepsi pada investor
tingkat kinerja terlihat baik Daouk, et.,al.
5
Sebagai suatu masalah informasi, timbul ketika agen menggunakan informasi khusus yang tidak dapat diverifikasi oleh principal untuk
mengimplementasikan dengan sukses suatu aturan input-tindakan yang berbeda dengan yang diinginkan principal, dan karenanya menyebabkan
principal tidak mampu menetukan apakah agen telah membuat pilihan yang tepat. Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak
termasuk manajemen perusahaan itu sendiri. Pihak-pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan
adalah para pengguna eksternal. Laporan keuangan tersebut penting karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastian Ali,
2002. Para pengguna internal memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi
sehingga tingkat ketergantungan terhadap informasi akuntansi tidak sebesar external user.
Penelitian oleh Rudi 2008 yang menggunakan variabel struktur kepemilikan dan GCG sebagai variabel independen dan manajemen laba
serta ROA sebagai variabel dependen menyatakan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh secara positif signifikan, begitupun struktur
kepemilikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan manajemen laba juga tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Studi empiris mengenai
kepemilikan dengan kinerja keuangan menunjukkan tidak adanya hubungan antara kepemilikan dengan kinerja keuangan perusahaan.
6
Penelitian yang dilakukan Lee 2008 mengenai struktur kepemilikan dan kinerja keuangan ini menguji efek struktur kepemilikan
modal terhadap kinerja perusahaan yang diproxykan oleh ROA, sedangkan struktur kepemilikan dibagi dalam dua bagian yaitu institutional ownership
dan foreign ownership dengan periode penelitian 2000-2006, peneliti menemukan bahwa foreign ownership dan institusional ownership tidak
signifikan. Solechan 2009 meneliti pengaruh manajemen laba terhadap
return saham dengan IOS, rasio hutang, size, beta, dan jenis industri sebagai variabel control, dari semua variabel diatas hanya jenis industri yang
berpengaruh terhadap return saham, sedangkan manajemen laba yang diproxykan dengan discretionary accrual dan non discretionary accrual
tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah disebutkan diatas, perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menguji pengaruh 3 variabel, sampel yang berbeda dan periode yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan variabel kepemilikan publik, kepemilikan institusi, dan discretionary accrual sebagai proxy dari
manajemen laba dan kinerja perusahaan diukur dengan return saham. Pengujian hipotesis ini menggunakan regresi berganda dengan sampel
perusahaan manufaktur sector consumer goods dan periode penelitian selama tahun 2006, 2007, 2008. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik
7
untuk meneliti “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan”.
Isu yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana para pemegang saham dan tindakan pengelolaan laba dapat
mempengaruhi kinerja perusahaannya karena untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan motivasinya, hal ini akan mempengaruhi kinerja kualitas
kinerja yang dilaporkan oleh manajemen. Terkait isu manajemen laba yang terjadi di Amerika seperti kasus Enron, Merck, World com, sedangkan
beberapa kasus di indonesia seperti PT Lippo Tbk, dan kimia farma yang berawal dari terdeteksi nya manipulasi.
B. Perumusan Masalah