48
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penggabungan data pooling data. Data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan Indriantoro dan Supomo,2005 Sedangkan tipe data sekunder yang digunakan adalah data eksternal dan
pengambilan data berupa laporan keuangan tahunan annual report perusahaan yang go public yang terdaftar di BEI diperoleh dari situs
www.idx.co.id , dan dengan mendatangi Pusat Referensi Pasar Modal
Capital Market Reference Center.
D. Metode Analisis
Dalam penelitian
ini dilakukan
pengujian variabel-variabel
menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16.
1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
mendeskripsikan variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah nilai rata-rata, standar deviasi, nilai
minimum dan maksimum.
49 2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikolonieritas, uji heteroskedatisitas, dan uji
autokorelasi, karena data yang digunakan lebih dari satu tahun.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak Ghozali, 2005. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak mengunakan dua cara yaitu melalui analisis grafik dan
analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov- smirnov test dan grafik Q-Q Plot.
b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen Ghazali, 2005. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem
Multikolonieritas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Ada tidaknya
Multikolonieritas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF Variance Inflation Factor dan tolerance. Regresi yang
terbebas dari problem Multikolonieritas apabila nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,10.
50 c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada pola scatterplot antar SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah
residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar pengambilan keputusannya jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, atau menyempit, maka mengindikasikan
bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghazali, 2005. d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data pada suatu waktu tertentu dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode
sebelumnya atau lebih pada data runtut waktu. Penggunaan uji DW Durbin Waston untuk mendeteksi tidak adanya korelasi antar error,
51 maka nilai DW diharapkan berada di sekitar angka 2 dari 1,7 sampai
2,5. Panduan mengenai angka D-W Durbin-Watson untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada Tabel D-W, dengan
pengambilan keputusan berikut: a Jika nilai d lebih rendah dari dl atau lebih tinggi dari 4-dl, maka
signifikan terdapat autokorelasi; b Jika nilai d berada lebih besar dari du atau lebih kecil dari 4-du,
berarti tidak terdapat autokorelasi; c Jika nilai d berada antara du dan dl atau berada diantara 4-du dan
4-dl, maka dinyatakan sebagai daerah tidak dapat diambil kesimpulan atau ragu-ragu.
Tabel 3.1 Kriteria Autokorelasi
Kriteria autokorelasi DW DW
Kesimpulan 1.44
Ada autokorelasi positif 1.44-1.724
Tanpa kesimpulan 1.724-2.276
Tidak ada autokorelasi 2.276-2.586
Tanpa kesimpulan 2.586
Ada autokorelasi negatif Sumber: Bhuono, 2005
52 3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode regresi linear berganda, uji signifikansi parameter individual Uji
statistik t, uji signifikansi simultan Uji statistik F, dan koefisien determinasi:
a. Metode Regresi Linear Berganda Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau
rasio dalam suatu persamaan linier Indriantoro dan Supomo, 2002. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan: Y : Return saham
α : Konstanta β : koefisien regresi model
X
1
: kepemilikan publik X
2 :
kepemilikan institusi X
3
: Discretionary Accrual e : error term model variabel residual
b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai
Y =
α
+
β
X
1
+
β
X
2
+
β
X
3+
e
53 determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2005.
c. Uji signifikansi parameter individual Uji stastistik t Menurut Ghozali et.,al uji stastistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima koefisien
regresi signifikan. d. Uji signifikansi simultan Uji stastistik F
Menurut Ghozali 2005 uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan
dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
significance level 0,05 α=5. Ketentuan peneriman atau
penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
54 1. Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis diterima koefisien
regresi tidak signifikan. 2. Jika nilai signifikan
≤ 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi signifikan.
E. Operasional Variabel Penelitian