Teknik Analisis Data Metode Penelitian

pengertian perlindungan hukum, tinjauan hukum, konsep perlindungan hukum dan masa berlakunya perlindungan hak cipta. BAB III : Permasalahan yang akan di bahas yaitu, Bagaimana bentuk penghimpunan dan pendistribusian royalti lagu oleh YKCI Surabaya kepada rumah karaoke di Jawa Timur ? dalam penghimpunan dan pendistribusian perlu adanya pendataan yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai berapa banyak jenis acara yang sifatnya mengumumkan musik atau lagu. Data-data yang didapatkan tersebut merupakan variabel bebas yang nantinya akan digunakan dalam penghitungan besarnya jumlah royalti yang harus dibayarkan oleh pengguna user. Sebelum royalti dipungut dari pemakaian user, untuk kemudian dibayarkan pada pencipta di perlukan data, nama- nama pencipta atau pemegang hak cipta, laporan pemakaian musik atau lagu oleh pemakai serta beberapa kali pemakaiannya. Factor – factor apa saja yang menghambat YKCI Surabaya dalam menghimpun, mendistribusikan dan menarik royalti dari rumah karaoke di Jawa Timur ? Adanya UUHC yang terbaru tidak mengurangi sebuah tujuan untuk merangkai suatu tahapan agar lebih sistematis dan terencana. Namun dalam operasionalnya, terkadang sebuah mekanisme dapat melenceng dari proses yang diharapkan, begitupula dengan penghimpunan dan Pendistribusian Royalti lagu oleh YKCI Surabaya kepada rumah karaoke di Jawa Timur. Adanya benturan terhadap realitas kenyataan, tidak menjadikan sistem harus berhenti, sehingga dalam menyiasatinya harus menyesuaikan. Benturan terhadap realitas kenyataan seperti ini lazim disebut pula dengan kendala. Berikut akan dibahas mengenai kendala atau hambatan yang ditemui dalam menghimpun, mendistribusikan dan menarik royalty dari rumah karaoke di Jawa Timur BAB IV : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat penulis merumuskan bahwa : Mekanisme penggunaan royalti terhadap rumah karaoke dilakukan berdasarkan perjanjian lisensi antara YKCI Surabaya dangan pihak perusahaan rumah karaoke. Dan dapat menarik saran dari penulisan ini adalah Banyaknya celah hukum dan ketentuan yang belum diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta membuat pelaksanaan UndangUndang Hak Cipta menjadi mandul. Dan mengingat banyaknya kasus hak cipta yang menimbulkan problem hukum, maka dalam hal ini Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual Ditjen HKI tampaknya harus bekerja keras untuk menerapkan UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang saat ini berlaku. Adapun poin yang harus menjadi prioritas nantinya adalah tentang pengaturan dan mekanisme pemungutan royalti, baik yang dilakukan perseorangan maupun oleh lembaga profesi.