dapat diintepretasikan bahwa material bumi sebagai media penjalaran gelombang- gelombang badan tidak homogen isotropis secara keseluruhan, akan tetapi merupakan
struktur perlapisan yang tersusun atas material dengan kecepatan seismik yang tidak sama.
Gambar 3.1 Suatu diagram yang menunjukkan bagaimana struktur kecepatan bagian dalam bumi dinyatakan oleh berkas seismik Sumner, 1970.
B. PENGGUNAAN NOTASE FASE PADA SEISMOGRAM
Berbagai tipe gelombang seismik yang dibangkitkan oleh gempa bumi akan direkam oleh seismograf. Hasil rekamannnya berupa seismogram yang berupa pola garis-
garis bergelombang sebagai visualisasi gerakan gerakan tanah yang tercatat oleh jarum seismograf. Dalam tampilan seismogram, setiap energi gelombang yang terekam oleh
seismograf, didindikasikan terjadinya lonjakan pada pola garis tersebut, hal ini disebut fase.
Pada pembacaan seismogram, fase-fase yang terekam diberi notasi tertentu untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi. Notasi fase ini bersesuaian dengan tipe
gelombang seismik yang terekam dan karakteristik perlakuan yang dialami gelombang tersebut selama penjalarannya di dalam bagian-bagian bumi.
Beberapaketentuan pemberian notasi fase yang digunakan, dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu :
1. Gelombang-gelombang yang menjalar di luar bagian inti. Beberapa notasi yang
digunakan adalah :
26
a. Notasi P dan S, mengindikasikan bagian dari gelombang P dan S yang menjalar
dari fokus menuju ke bawah dan kemudian dipantulkan ke atas. b.
Notasi p dan s, mengindikasikan bagian dari gelombang P dan S yang menjalar dari fokus dan langsung ke permukaan.
c. Notasi group yang dinyatakan dengan huruf yang sama, seperti PP, pP, SS, sS,
mengindikasikan bagian dari gelombang P atau S yang telah mengalami pemantulan pada bidang batas permukaan. Sedangkan notasi group yang
dinyatakan dengan huruf yang berbeda, seperti PS, SP, pS, sP, mengindikasikan bagian gelombang P atau S yang telah mengalami mode conversion ketika
melewati bidang batas. Beberapa contoh penggunaan notasi fase pada kategori ini, ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Penggunaan notasi fase untuk gelombang-gelombang yang menjalar di luar bagian inti bumi Bullen, 1963.
2. Gelombang-gelombang yang menembus bagian inti bumi. Pada kategori ini ketentuan
pada kategori 1 tetap berlaku. Sedangkan notasi-notasi baru yang digunakan adalah a.
Notasi c, mengindikasikan bagian gelombang yang dipantulkan oleh bidang batas antara mantel dan inti bumi.
b. Notasi K, mengindikasikan bagian gelombang yang menembus inti luar bumi
tipe gelombang P.
27
c. Notasi i, mengindikasikan bagian gelombang yang dipantulkan oleh bidang batas
antara inti luar dan inti dalam. d.
Notasi I, mengindikasikan bagian gelombang yang menembus inti dalam tipe gelombang P, sedangkan untuk gelombang S yang muncul di inti dalam
diindikasikan dengan notasi J. Beberapa contoh penggunaan Fase untuk kategori ini ditunjukkan pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Penggunaan notasi fase untuk gelombang-gelombang yang melewati bagian inti bumi Bullen, 1963.
Pada umumnya, bagian awal seismogram dari suatu gempa menampilkan event- event gelombang P dengan indikasi amplitudo lebih kecil dan periode lebih pendek
daripada event-event yang akan muncul kemudian. Fase berikutnya adalah PP dan kemudian PPP.
Setelah event gelombang P, fase berikutnya yang teramati adalah fase S, yaitu gelombang S yang mempunyai kurva lintasan waktu terpendek. Karena kecepatan
gelombang ini kira-kira setengahnya kecepatan gelombang P, maka untuk mencapai stasiun yang sama dibutuhkan waktu sekitar dua kali waktu tempuh gelombang P. Urutan
berikutnya adalah fase PS dan kemudian SS. Event terakhir yang teramati adalah gelombang permukaan yang dijalarkan
dengan kecepatan relatif lambat sepanjang keliling lingkaran bumi. Gelombang- gelombang ini mempunyai periode yang panjang dan amplitudo yang besar, sehingga
28
bersifat destruktif, karena dapat merobohkan bangunan-bangunan di permukaan. Bagian ini berhubungan dengan bagian penting dari suatu seismogram Dobrin, 1960. Fase
gelombang permukaan dinotasikan sebagai fase LQ untuk gelombang Love dan fase LR untuk gelombang Rayleigh. Salah satu contoh tampilan seismogram dari suatu gempa
bumi, ditunjukkan pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Seismogram dari gempa bumi berskala 5.9 yang terjadi di pantai barat Sumatera pada tanggal 21 Agustus 1967. Direkam di Charters Towers,
Queensland stasiun CTA pada jarak 6100 km, Δ = 54.90 Stacey, 1977.
C. KURVA WAKTU TEMPUH DAN PENENTUAN EPISENTER