12
2.2.3. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan suatu pernyataan yang jelas dan menunjukan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai
hasil belajar Percival F, Hellington H dalam B. Uno, 2006: 35. Secara lebih spesifik tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga taksonomi
pembelajaran dalam tiga kawasan yaitu kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik Bloom dan Krathwhol dalam B. Uno, 2006: 35-38.
1. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan
dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas enam tingkatan secara
hirarkis berurut, mulai dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
2. Kawasan afektif yaitu ranah dominan yang bekenaan dengan sikap, nilai,-nilai
interes, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan kawasan afektif dibagi menjadi lima tingkatan yaitu kemauan menerima, kemauan menanggapi,
berkeyakinan, penerapan karya, ketekukan dan ketelitian. Kawasan psikomotor merupakan tujuan yang berkaitan dengan keterampilan
skill yang bersifat manual atau motorik. Tingkatan dalam ranah ini dibagi menjadi tujuh tingkatan yaitu, persepsi, kesiapan melakukan kegiatan, mekanisme, respons
terbimbing, kemahiran, adaptasi serta organisasi.
13
2.2.4. Komponen Pembelajaran
Menurut Rifa’i 2009: 39-41 komponen-komponen sistem pembelajaran yaitu sebagai berikut.
2.2.4.1. Menciptakan iklim belajar dan sruktur organisasi Tahap pertama di dalam rancangan pembelajaran orang dewasa adalah
menciptakan lingkungan belajar agar partisipan merasa senang dan termotivasi untuk beajar. Iklim belajar yang kondusif dipengaruhi oleh tata ruang, fasilitas belajar, dan
hubungan antar manusia. Di dalam tahap ini juga perlu diciptakan struktur organisasi yang mengatur mekanisme kerja antara pendidik dan partisipan di dalam melaksanakan
aktifitas belajar bersama. Dengan cara ini aktifitas pembelajaran akan berlangsng secara efektif dan efisien.
2.2.4.2. Identifikasi dan diagnosis kebutuhan belajar Tahap ini sangat penting untuk diperhaikan oleh pendidik, karena orang dewasa
di dalam mengikuti proses pembelajaran adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi atau masalah yang harus dipecahkan. Di dalam tahap ini pendidik perlu mendorong
partisipan untuk mengidenifikas an mendiagnosisi kebutuhan belajanya sendiri. 2.2.4.3. Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan perbahan perilku yang diperoleh partisipan setelah menalami proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini dirumuskan
14
berdasarkan pada kebuuhan belajar yang telah diidentifikasi dan diagnosis. Di dalam merumuskan tujuan pembelajaran itu perlu memperhatikan perilaku yang akan
dipelajari, kondisi yang harus ada, dan kriteria keberhasilan. 2.2.4.4. Merancang pengalaman belajar
Pola-pola pengalaman belajar yang perlu diperhatikan adalah pengorganisasian kurikulum dan format belajar yang akan diikuti oleh partisipan. Di dalam mengorganisir
kurikulum perlu memperhatikan prinsip-prinsip kontinyuitas, urutan, dan keterpaduan yang dilandasi oleh aspek-aspek psikologis orang dewasa. Penetapan format belajar juga
perlu memperhatikan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2.2.4.5. Mengelola kegiatan belajar
Penjabaran rancangan pola-pola pengalaman belajar ke dalam urutan kegiatan belajar memerlukan adanya pengambilan keputusan mengenai kemampuan pendidik,
pemanfaatan fasilitas belajar, dan tehnik pembelajaran yang palng efektif untuk mencapa tujuan pembelajaran. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa dalam
kedudukan pendidi dalam pembelajaran orang dewasa adalah sebagai fasilitator belaja dan sekaligus menjadi nara sumber.
2.2.4.6. Evaluasi dan diagnosis kembali kebutuhan belajar Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk evaluasi formatif dan sumatif.
Evalusi formatif dignakan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan komponen-komponen pembelajaran. Evaluasi sumatif digunakan digunakan untuk
15
mengidentifikasi efektivitas pembelajaran yang ditunjukkan oleh kemampuan partisipan di dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, evaluasi sumatif baru
dilaksanakan setelah terlebih dahulu pendidik melaksanakan evaluasi formatif. Kemudian karena pendidikan orang dewasa merpakan perwujudan dari proses
pendidikan sepanjang hayat, maka pada akhir pembelajaran perlu dilakukan identifikasi
dan diagnosis kembali kebutuhan belajar partisipan. 2.2.5.
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan sinequa non untuk suksesnya suatu difusi, adopsi, impleentasi, dan institusi inovasi pendidikan. Pengertian
perencanaan dalam hal ini ialah suatu persiapan dan pengembilan keputusan untuk berbuat secara sistematik yaitu merupakan serangkaian keaktifan berkelanjutan dan
saling melengkapi untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan merupakan proses yang berkesinambungan yang berupa kegiatan-kegiatan diagnosa, pengumpulan data, analisis
data, perumusan masalah perumusan kebutuhan, peninjauan dan pemilihan sumber, penentuan faktor penunjang dan penghambat, alternatif pemecahan masalah inovasi,
pengambilan keputusan, pembuatan jadwal kegiatan, monitoring, balikan, dan evaluasi. Menurut Degeng dalam B. Uno 2008: 83-84 pembelajaran atau pengajaran
adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
16
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan- kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Perencanaan adalah proses sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu akan datang. Disebut sistematis karena
perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan pronsip-prinsip tertentu. Prinsip- prinsip tersebut mencakup proses pengamblan keputusan, penggunaan pengetahuan dan
teknik secara alamiah serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi Sudjana, 2006: 2.
2.2.6. Pengorganisasian