1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di negara-negara maju, hasil dari pemanfaatan teknologi digital electronic digital service telah melahirkan sebuah bentuk mekanisme birokrasi
pemerintahan yang baru, yang mereka istilahkan sebagai electronic government e-government. Berbagai definisi yang ada mengenai e-government tergantung
dari negara yang bersangkutan memperlihatkan sebuah keinginan yang sama, yaitu bertransformasinya bentuk-bentuk interaksi antara pemerintah dengan
masyarakatnya yang terlampau birokratis, menjadi mekanisme hubungan interaksi yang jauh lebih bersahabat.
Perkembangan Teknologi Informasi TI yang demikian pesat telah membuka peluang bagi seluruh institusi pemerintahan maupun swasta untuk
memanfaatkannya. Kemajuan TI memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan dalam kegiatan pemerintahan. TI dapat dimanfaatkan untuk membantu instansi
pemerintahan dalam mengolah data dan mengelola informasi dengan lebih baik. Pemanfaatan TI secara luas dapat membuka peluang bagi pengaksesan,
pengolahan, dan pendayagunaan informasi yang besar secara cepat dan akurat. Potensi TI dapat dikembangkan untuk mendukung hubungan antara pemerintah
dengan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan publik.
Pemanfaatan TI dalam pemerintahan dikenal dengan electronic Government e-Government. e-Government seperti yang disebutkan dalam Inpres
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government merupakan suatu upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan
pemerintahan yang berbasis elektronik. Kebijakan penerapan e-Government dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi dan birokrasi. Kebijakan penerapan e-Government dikembangkan untuk membentuk jaringan sistem
manajemen dan proses kerja instansi pemerintah secara terpadu. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut meliputi pengolahan data, pengelolaan informasi,
sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik. Keberadaan kebijakan penerapan e-Government merupakan salah satu infrastruktur penting dalam
pemerintahan. Kebijakan penerapan e-Government telah menjadi kebutuhan sekaligus tuntutan publik yang menginginkan informasi secara akurat, transparan
serta accountable. E-government
menjadi salah
satu upaya
Pemerintah dalam
penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektik dan efesien . e-
Government merupakan penggunaan teknologi informasi oleh kantor-kantor pemerintahan untuk pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, dunia usaha
dan untuk memfasilitasi kerjasama antar insitusi pemerintah. Kecenderungan- kecenderungan masyarakat yang terjadi dari masa ke masa dapat termotivasi
sejalan dengan kemajuan teknologi. Masyarakat melakukan tuntutan terhadap
kualitas dan pelayanan dari pemerintah. Para aparatur diharapkan dapat memperbaiki suatu kinerja yang mengacu pada perkembangan teknologi
informasi.
Sesuai dengan Undang-Undang UU Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan perubahan lingkungan strategis baik lokal, regional,
nasional, maupun global, untuk pengelolaan kependudukan dan KB, dilahirkan UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga pada 29 Oktober 2009. Sebagai pengganti UU Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera. Dengan UU itu diharapkan dapat lebih memperkokoh arah dan tujuan pengendalian penduduk dan penyelenggaraan program KB dalam mendukung
pembangunan nasional yang berwawasan kependudukan. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah kependudukan khususnya di
Kota Bandung telah disusun strategi dan kebijakan kependudukan yang tertuang dalam Arah Kebijakan Umum Tahun 2010 dengan sasaran prioritas Pengendalian
Laju Pertumbuhan Penduduk dan Peningkatan Keluarga Sejahtera. Untuk mencapai sasaran diatas telah disusun dalam 5 lima program pokok Keluarga
Berencana dan data mikro keluarga sebagai landasan dalam penetapan kebijakan dan strategi operasional Program Keluarga Berencana.
Untuk memenuhi kebutuhan data mikro keluarga, maka Pendataan Keluarga merupakan bagian dari informasi manajemen Program Keluarga
Berencana yang dilaksanakan setiap tahun sejak Tahun 1985, kegiatan Pendataan ini mengalami perubahan sesuai dengan dinamika perkembangan program.
Kegiatan Pendataan Keluarga Tahun 2010 merupakan kegiatan strategis yang memiliki intergritas dalam Program Keluarga Berencana Nasional yang
mampu menyajikan informasi data Mikro Keluarga yang meliputi data demografi walaupun secara sederhana, Tahapan Keluarga Keluarga Sejahtera, Jumlah
Pasangan Usia Subur dan Kesertaan ber KB serta data Individu Keluarga yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat terutama para stakeholder. Data dan
informasi yang diperoleh dari hasil pendataan keluarga mempunyai kekuatan yang luar biasa, antara lain merupakan milik masyarakat karena pengumpulannya
dilakukan oleh kader masyarakat sendiri, sangat rinci, merupakan bagian opersional, dapat dipertanggung jawabkan, dan dapat melengkapi serta
menyempurnakan data lain yang telah ada di tingkatb RTRW. Data dan informasi hasil pendataan keluarga ini selain digunakan untuk
keperluan operasional Program KB, juga telah banyak dimanfaatkan oleh sektor pembangunan lainnya, khusus untuk menentukan sasaran program dukungan
pemberian bantuan kepada keluarga Pra KS yang dapat dikatagorikan sebagai keluarga miskin atau tidak mampu.
BPPKB Kota Bandung, Badan yang Membantu Walikota dalam menyelenggarakan Pemerintahan Kota dibidang keluarga berencana meliputi
bidang informasi keluarga, pengendalian keluarga berencana dan pemberdayaan keluarga. Dalam rangka memberikan informasi tentang keluarga berencana yang
lebih optimal kepada masyarakat. Pelaksanaan pemutakhiran dan pemeliharaan data base penduduk dan
keluarga di setiap wilayah pemutakhiran dan pendataan, khususnya yang
mengalami mutasi perbaikan, perubahan dan pembaharuan data keluarga; meliputi data Demografi, KB, Tahapan KS dan individu anggota keluarga dalam
kurun waktu satu tahun masa priode pemutakhiran dan pendataan keluarga sebelumnya.
Pemutakhiran dan pemeliharaan data base penduduk dan keluarga merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan dengan pelaksanaan operasional
program KB, baik dimasa lalu maupun saat ini dalam suasana dan nuansa otda, karena pemutahiran data keluarga memiliki nilai strategis untuk membuat
perencanaan yang tepat, pelaksanaan yang benar dan dukungan yang efektif, sehingga dapat memenuhi saran yang dituju. Sehingga pelaksanaan pemutakhiran
dan pemeliharaan data base dan keluarga dalam pengolahannya menggunakan sistem komputerisasi dalam rangka peningkatan kualitas data, sehingga
memudahkan penganalisaannya. Melalui dukungan teknologi informasi, dari pendataan sebelumnya telah dapat dihasilkan data keluarga seluruh wilayah Kota
Bandung, namun belum seluruh keluarga dapat dientry melalui data base komputer.
SITIKENCANA merupakan sistem informasi yang menginformasikan mengenai data demografis, keluarga berencana, tahapan keluarga sejahtera dan
lain-lain, data tersebut di tampikan melalui SITIKENCANA dan dapat diakses secara online melalui http:www.bppkbkotabandung.go.id Kota Bandung.
Kendala yang dihadapi dalam penerapan e-government melalui SITIKENCANA di BPPKB Kota Bandung tersebut hendaknya tidak dijadikan
alasan tertundanya sebuah pemerintahan yang menerapkan e-government. Inpres
No 3 Tahun 2003 menekankan setiap intansi pemerintah harus menerapkan e- government. Melihat dari kebijakan penerapan e-government yang ada di
Indonesia dapat di lihat bahwa penerapan e-government di BKKBN telah berjalan sejak Tahun 2003 sampai dengan sekarang berarti sudah tujuh tahun di terapakan.
Pemerintah hendaknya mencari solusi yang tepat agar penerapan e-government tersebut efektif.
Kebijakan e-Government diantaranya diimplementasikan dalam proses pelayanan kesehatan keluarga yang diberikan oleh BPPKB Kota Bandung.
BPPKB Kota Bandung. BPPKB merupakan Badan yang menyelenggarakan dibidang keluarga berencana meliputi bidang informasi keluarga, pengendalian
keluarga berencana dan pemberdayaan keluarga, Pelaksanaan Pengelolaan informasi keluarga, pengendalian keluarga berencana serta pemberdayaan
keluarga serta Pelaksanaan pelayanan teknis Ketatausahaan Badan. Dalam mengimplementasikan SITIKENCANA jelas tertera berapa jumlah
wanita dewasa yang telah menikah dan menggunakan alat kontrasepsi dikota bandung, namun tidak semua kecamatan memiliki datanya hal tersebut
mengakibatkan ada sebuah kendala dalam pengumpulan data tentang keluarga berencana melalui sistem informasi.maka perlu adanya komunikasi dari aparatur
dalam memberikan arahan tentang bagaimana pengumpulan data yang perlu dilakukan.
SITIKENCANA menyajikan data mengenai jumlah demografi yang meliputi kelompok umur, kelompok umur kerja, anak tidak sekolah , dan anak
usia sekolah, Jumlah pengguna alat kontrasepsi dan jumlah keluarga sejahtera.
Kendala yang signifikan dalam penerapan e-government melalui SITIKENCANA ini adalah kemampuan sumber daya manusia, yang terkadang tidak sesuai dengan
apa yang dibutuhkan oleh BPPKB Kota Bandung. Kendala teknis yang dihadapi dalam BPPKB dalam melaksanakan e-government melalui SITIKENCANA yakni
seperti komputer yang di pakai rusak atau kena virus. Kendala teknis lain yang dihadapi belum siapnya aparatur bidang
informasi keluarga BPPKB Kota Bandung dalam melaksanakan tugas pemerintah dalam mengelola data KB melalui sistem informasi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengambil judul :
“Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Keluarga Berencana SITIKENCANA di Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana BPPKB Kota Bandung ”.
1.2 Identifikasi Masalah