jawab dalam tindakan audit pada aktivitas manajemen. Biasanya komite audit terdiri dari tiga sampai lima orang atau terkadang terdiri dari tujuh orang
dewan yang tidak tergabung dalam bagian manajemen perusahaan. Komite Nasional Kebijakan Governance 2006 dalam Pedoman UmumGood
Corporate Governance Indonesia menyatakan bahwa komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk
mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggung
jawab membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.
Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggungjawab kepada deewan komisaris dengan tugas dan tanggung jawab utama untuk
memastikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terutama transparency dan disclousure diterapkan secara konsisten dan memadai oleh
para eksekutif Tjager dkk, 2003. Keberadaan komite audit diharapkan mampu memberikan kontribusi yang tinggi dalam menerapkan prinsip-
prinsip Good Corporate Governanceindependency, transparency, accountability and responsibility, and fairness.
2.1.3.2 Struktur dan Keanggotaan Komite Audit
Berdasarkan Surat Edaran Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No.SE-339BEJ 07 -2001 tanggal 21 Juli 2001 menyatakan bahwa:
1. Komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang
2. Seorang komisaris independen menjadi ketua
3. Anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen
4. Sekurang-kurangnya satu orang memiliki kemampuan di bidang akuntansi
danatau keuangan. Untuk menjadi anggota komite audit, ada beberapa persyaratan sebagai bahan
pertimbangan kualifikasi keanggotaan komite audit. Persyaratan ini juga ditujukan supaya komite audit memiliki kompetensi yang tinggi dalam fungsi
pengendalian perusahaan. Adapun persyaratan untuk menjadi anggota komite audit, yaitu:
1. Memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman kerja
yang cukup di bidang pengawasan atau pemeriksaan dan bidang-bidang lainnya yang dianggap perlu.
2. Tidak memiliki kepentingan atau keterikatan pribadi yang dapat
menimbulkan dampak negatif dan konflik kepentingan. 3.
Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik.
4. Mampu berkomunikasi secara efektif.
2.1.3.3 Peran dan Tanggung Jawab Komite Audit
Ikatan Komite Audit Indonesia 2010 menyatakan bahwa keberadaan komite audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengawasan internal
perusahaan, serta mengoptimalkan mekanisme check and balances, yang pada akhirnya ditujukan untuk memberi perlindungan kepada para pemegang
saham dan stakeholder lainnya. Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian