PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: GUNAWAN WIBISONO

F0308117

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA GUNAWAN WIBISONO F0308117 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh earnings management terhadap nilai perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan sampel adalah perusahaan manufaktur dari tahun 2007-2010. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 40 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linier sederhana.

Hasil pengujian data menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan tidak terjadi multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas, sedangkan pengujian hipotesis, secara parsial earnings manajemen mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Kata kunci : Manajemen Laba, Kinerja Perusahaan.

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA GUNAWAN WIBISONO F0308117 ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of earnings management on the value of the companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The population used in this study is a manufacturing company which listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI), while the sample is a manufacturing company of the year 2007-2010. Sampling was done by purposive sampling method and obtained the sample of 40 companies. Hypothesis testing is done by

a simple

linear

regression analysis. The results of the test data showed that the data were normally distributed and there is no multicollinearity, autocorrelation and heteroscedasticity, while hypothesis testing, partial earnings management has a significant positive effect on corporate performance.

Keywords: Earnings management, Corporate Performance.

“New Life, Next Life, and Go Hard to take”

(Gunawan)

Apapun yang dapat kau lakukan, atau yang kau harap dapat kau lakukan,

mulailah. Keberanian memiliki kejeniusan, kekuatan,

dan keajaiban di dalamnya. “Mulailah Sekarang dan Pantang Menyerah”

Jati diri kita adalah sama-sama manusia. Tidak ada alasan untuk merasa kecil dan kerdil dibanding dengan orang lain. Jika orang lain bisa sukses, kita pun bisa sukses!

(Andry Wongso)

Karya ini penulis persembahkan kepada : - Eyang Kakung dan Eyang Uti tersayang - Mamaku tersayang - Sahabat, Kekasih serta Teman-temanku yang telah mengisi hari-hariku, dan - Almamater tercinta Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan hormat, Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Earning Management

Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

sebagai tugas akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkat yang penulis terima.

2. Eyang Kakung dan Eyang Uti serta Ibu dan keluarga saya yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, dukungan, semangat serta doa yang luar biasa dan tiada hentinya.

3. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

4. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

5. Bapak Drs. Eko Arief Sudaryono, Msi.Ak. selaku pembimbing skripsi, atas semua kritik, perhatian dan sarannya yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

yang telah membimbing penulis selama studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

7. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta karyawan FE UNS yang telah memberikan ilmu dan bantuannya selama penulis duduk di bangku kuliah.

8. Sahabat-sahabatku yang sudah mengisi hari-hariku selama empat tahun ini (Annas Sedayu, Susiana Wijaya, Oktavia Mustika Sari, Eka Widayati, Leonardus Wisnu) dan kekasihku Bernadeta Tri Rahmawati. YOU ARE THE BEST FOR ME GUYS I will always remember you. Kalian yang telah memberikan doa, semangat, nasehat serta dukungannya selama ini. Thanks a lot for everything.

9. My Close Friends JetZ Auto Club

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan demi perbaikan yang berkelanjutan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.

Surakarta, Januari 2013 Penulis,

(Gunawan Wibisono)

3. Hasil Hipotesis................................................................................. 33

C. Pembahasan ..........................................................................................

35 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...........................................................................................

37

B. Keterbatasan .........................................................................................

37

C. Saran .....................................................................................................

38

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

39

LAMPIRAN .....................................................................................................

41

Tabel Halaman

Tabel IV. 1 Sampel Penelitian.................................……………………. 30 Tabel IV. 2 Uji Normalitas……………………………………………... 31 Tabel IV. 3 Uji Autokorelasi…………………………………………… 31 Tabel IV. 4 Uji Heteroskedastisitas……………………………………. 32 Tabel IV. 5 Uji Koefisien Determinasi…………………………………. 34 Tabel IV. 6 Uji Signifikansi t…………………………………………… 35

Gambar Halaman

Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran…………………………………… 14

Lampiran Halaman

Lampiran. I Daftar Perusahaan.......................................................... 41 Lampiran. II

Data Mentah …………………………………………

42 Lampiran. III SPSS…………………………………………………

61

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA GUNAWAN WIBISONO F0308117 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh earnings management terhadap nilai perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan sampel adalah perusahaan manufaktur dari tahun 2007-2010. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 40 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linier sederhana.

Hasil pengujian data menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan tidak terjadi multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas, sedangkan pengujian hipotesis, secara parsial earnings manajemen mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Kata kunci : Manajemen Laba, Kinerja Perusahaan.

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA GUNAWAN WIBISONO F0308117 ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of earnings management on the value of the companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The population used in this study is a manufacturing company which listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI), while the sample is a manufacturing company of the year 2007- 2010. Sampling was done by purposive sampling method and obtained the sample of 40 companies. Hypothesis testing is done by a simple linear regression analysis.

The results of the test data showed that the data were normally distributed and there is no multicollinearity, autocorrelation and heteroscedasticity, while hypothesis testing, partial earnings management has a significant positive effect on corporate performance.

Keywords: Earnings management, Corporate Performance.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Kemakmuran pemilik atau pemegang saham tercermin dalam harga saham di pasar modal. Semakin tinggi harga saham berarti kesejahteraan pemilik semakin meningkat.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan yang go public dikelola dengan memisahkan antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan atau manajerial. Pemisahan fungsi tersebut membentuk suatu hubungan keagenan yaitu suatu hubungan di mana pemegang saham (principal) mempercayakan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh orang lain atau manajer (agent) sesuai dengan kepentingan pemilik (principal), dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent (Jensen dan Meckling, 1976 : 305).

Pihak agent atau manajer perusahaan sering mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama manajemen perusahaan yang tidak selalu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, melainkan lebih mementingkan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Para manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain. Perilaku seperti ini menimbulkan

kepentingan semakin meningkat terutama karena pemegang saham (principal) tidak dapat memonitor aktivitas manajer sehari-hari untuk memastikan bahwa manajer bekerja sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent . Di lain pihak, agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent. Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal (pemegang saham) dan mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent dan laporan keuangan.

Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan sering menjadi target rekayasa manajemen. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan oleh manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan yaitu dengan earnings management yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan pada saat tertentu. Manajemen laba dapat dilakukan dengan mempercepat pengakuan pendapatan dan menunda pengakuan beban, Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan sering menjadi target rekayasa manajemen. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan oleh manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan yaitu dengan earnings management yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan pada saat tertentu. Manajemen laba dapat dilakukan dengan mempercepat pengakuan pendapatan dan menunda pengakuan beban,

Penelitian yang dilakukan oleh Teoh dan Wong (1998) membuktikan semakin tinggi informasi asimetri, maka semakin tinggi kemungkinan penggunaan manajemen laba. Oleh karena itu fokus penelitian ini adalah pendeteksian pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan.

Earnings management dapat menimbulkan masalah-masalah keagenan (agency cost) yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan pengelola atau manajemen perusahaan (agent). Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki informasi tentang perusahaan lebih banyak dan lebih dahulu daripada pemegang saham, sehingga terjadi asimetri informasi yang memungkinkan manajemen melakukan praktik akuntansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu. Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya oportunistik manajemen yang akan mengakibatkan laba yang dilaporkan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga akan menyebabkan nilai perusahaan berkurang di masa yang akan datang.

Praktik earnings management dipengaruhi oleh konflik antara kepentingan manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat Praktik earnings management dipengaruhi oleh konflik antara kepentingan manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat

Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba atau laba yang dilaporkan semu. Rendahnya kualitas laba tersebut berakibat pada kesalahan pembuatan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut seperti para investor dan kreditor sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoeds, 2006). Berdasarkan uraian tentang praktik earning management, terdapat potensi bahwa peran praktik earnings management yang dilakukan manajemen akan mempengaruhi atau meningkatkan nilai perusahaan.

Teoh dan Wong (1998) meneliti tentang manajemen laba (earning management ) dan kinerja pada waktu penawaran perdana (IPO) . Dalam penelitian ini memberikan bukti bahwa penerbit penawaran umum perdana (IPO) dapat memberikan informasi secara positif bagi pemegang saham, manajemen laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan setelah IPO.

(1998). Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian Teoh dan Wong (1998) yaitu terletak pada penawaran umum perdana (IPO), dalam penelitian Teoh dan Wong (1998) meneliti perusahaan manufaktur pada saat penawaran umum perdana (IPO) sedangkan pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini tidak terbatas pada saat penawaran umum perdana (IPO) dan menggunakan populasi yang sama yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui gambaran mengenai perlakuan perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengenai earning management dan pengaruh terhadap nilai perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka judul penelitian ini adalah ”Pengaruh

Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang mengenai pengaruh praktik earnings management terhadap nilai perusahaan tersebut di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah earnings management berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris pengaruh earnings management terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian yang dilakukan diharapkan akan dapat memberi kontribusi bagi literatur mengenai era yang berbasis pada teori keagenan. Tidak hanya itu juga, diharapkan juga dapat memberikan masukan kepada Akademisi yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau pertimbangan untuk penelitian.

TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976 : 305) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Timbulnya manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi. Sebagai agen manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan investor (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan di mana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Kewajiban manajer adalah membuat laporan keuangan tahunan yang merupakan alat untuk mengetahui Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976 : 305) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Timbulnya manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi. Sebagai agen manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan investor (principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan di mana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Kewajiban manajer adalah membuat laporan keuangan tahunan yang merupakan alat untuk mengetahui

Asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings management) dalam rangka menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi perusahaan.

2. Earnings Management

Earnings management adalah campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri (atau perusahaannya sendiri). Peluang untuk mendistorsi laba tertentu tersebut timbul karena metode akuntansi memberikan peluang pada manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda dan peluang bagi manajemen untuk melibatkan subjektivitas dalam menyusun estimasi. Healy (1985 : 87) menyatakan bahwa earnings management terjadi ketika manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana bonus (bonus plan based ) berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan bonus yang akan diterimanya. Dari sudut penetapan standar, earnings management terjadi ketika manajer menggunakan kebijakan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan dalam

stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi contractual outcomers yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1998 : 365). Didasarkan dari berbagai definisi pengelolaan laba tersebut, beberapa karakteristik tentang pengelolaan laba yaitu: (1) dilakukan dengan mendasarkan pada proses dimensi waktu; (2) sebagai pilihan terhadap kebijakan akuntansi perusahaan untuk tujuan pelaporan keuangan ; (3) ada aspek perilaku manajer yang mengelola laba (earnings) dengan berbagai motif, misalnya mengambil keuntungan dengan adanya asimetri informasi atau untuk menyembunyikan kinerja yang buruk. Menurut Scott (2002 : 351) motivasi perusahaan dalam hal ini manajer melakukan earnings management adalah sebagai berikut:

a. Bonus scheme (rencana bonus) Manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan berusaha mengatur laba agar dapat memaksimumkan bonus yang akan diterimanya.

b. Debt Covenant Clause (kontrak utang jangka panjang) Motivasi sejalan dengan hipotesa debt covenant dalam teori akuntansi positif yang semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran perjanjian hutang maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode berjalan sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak.

c. Political motivation (motivasi politik) Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis cenderung menurunkan laba untuk mengurangi tingkat kemakmuran, khususnya

selama periode pada saat mencapai kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah.

d. Taxation motivation Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Dengan mengurangi laba yng dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah.

e. Pergantian Chief Executif Officer(CEO) CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya. Demikian pula dengan CEO yang kinerjanya kurang baik, ia akan cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya.

3. Nilai Perusahaan

Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1967). Rasio ini dinilai dapat memberikan informasi yang paling baik, karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1967). Rasio ini dinilai dapat memberikan informasi yang paling baik, karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai

Brealey dan Myers (dalam Sukamulja, 2004) menyebutkan bahwa perusahaan dengan nilai Q yang tinggi biasanya memiliki brand image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Q yang rendah umumnya berada pada industri yang sangat kompetitif atau industri yang mulai mengecil. Secara umum Tobin’s Q hampir sama dengan market to book ratio, namun menurut James Tobins (dalam Sukamulja, 2004), Tobin’s Q memiliki karakteristik yang berbeda antara lain sebagai berikut:

a. Replacement Cost vs Book Value Tobin’s Q menggunakan (estimated) replacement cost sebagai denominator, sedangkan market to book ratio menggunakan book value of total equity . Penggunaan replacement cost membuat nilai yang digunakan untuk menentukan Tobin’s Q memasukkan berbagai faktor, sehingga nilai yang digunakan mencerminkan nilai pasar dari aset yang sebenarnya di masa kini, salah satu faktor tersebut adalah inflasi. Proses perhitungan untuk menentukan replacement cost merupakan suatu proses yang panjang dan rumit.

b. Total Asset vs Total Equity Market-to-book-value hanya menggunakan faktor ekuitas (saham biasa dan saham preferen) dalam pengukuran. Penggunaan faktor ekuitas ini menunjukkan bahwa market-to-book-ratio hanya memerhatikan satu tipe investor saja, yaitu investor dalam bentuk saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Tobins’ Q memberikan wawasan yang lebih luas terhadap pengertian investor. Perusahaan sebagai entitas ekonomi, tidak hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai kegiatan operasionalnya, namun juga dari sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, penilaian yang dibutuhkan perusahaan tidak hanya dari investor ekuitas saja, tetapi juga dari kreditor. Semakin besar pinjaman yang diberikan oleh kreditur, menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki nilai pasar yang lebih besar lagi. Dengan dasar tersebut, Tobin’s Q menggunakan market value of total asset. Jadi rasio-q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Lindenberg dan Rose (1981 : 29) yang dikutip oleh Darmawati (2004), menunjukkan bagaimana rasio-q dapat diterapkan pada masing-masing perusahaan. Mereka menemukan bahwa beberapa perusahaan dapat mempertahankan rasio-q yang lebih b. Total Asset vs Total Equity Market-to-book-value hanya menggunakan faktor ekuitas (saham biasa dan saham preferen) dalam pengukuran. Penggunaan faktor ekuitas ini menunjukkan bahwa market-to-book-ratio hanya memerhatikan satu tipe investor saja, yaitu investor dalam bentuk saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Tobins’ Q memberikan wawasan yang lebih luas terhadap pengertian investor. Perusahaan sebagai entitas ekonomi, tidak hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai kegiatan operasionalnya, namun juga dari sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, penilaian yang dibutuhkan perusahaan tidak hanya dari investor ekuitas saja, tetapi juga dari kreditor. Semakin besar pinjaman yang diberikan oleh kreditur, menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki nilai pasar yang lebih besar lagi. Dengan dasar tersebut, Tobin’s Q menggunakan market value of total asset. Jadi rasio-q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Lindenberg dan Rose (1981 : 29) yang dikutip oleh Darmawati (2004), menunjukkan bagaimana rasio-q dapat diterapkan pada masing-masing perusahaan. Mereka menemukan bahwa beberapa perusahaan dapat mempertahankan rasio-q yang lebih

B. Pengembangan Hipotesis

Morck, Shleifer & Vishny (1988 : 293) dalam Bernhart & Rosenstein (1998 : 16) yang menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan komposisi dewan komisaris terhadap nilai perusahaan menemukan bahwa nilai perusahaan meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan manajerial sampai dengan 5%, kemudian menurun pada saat kepemilikan manajerial 5%-25%, dan kemudian meningkat kembali seiring dengan adanya peningkatan kepemilikan manajerial secara berkelanjut

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding pemilik (pemegang saham) sehingga menimbulkan asimetri informasi. Manajer diwajibkan memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan merupakan cerminan nilai perusahaan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi pengguna eksternal perusahaan karena kelompok itu berada dalam kondisi yang paling tidak tinggi tingkat kepastiannya.

Earnings Management dapat menimbulkan biaya-biaya keagenan (agency cost) yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan

memiliki informasi tentang perusahaan lebih banyak dan lebih dahulu daripada pemegang saham, sehingga terjadi asimetri informasi yang memungkinkan manajemen melakukan praktik akuntansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu. Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya oportunistik manajemen yang akan mengakibatkan laba yang dilaporkan semua tidak benar, sehingga akan menyebabkan nilai perusahaan berkurang di masa yang akan datang. Hipotesis 1: Earnings Management berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan.

C. Kerangka Pikir

Kerangka Pemikiran memberikan dasar konseptual bagi penelitian yang mengidentifikasikan jaringan hubungan antara variable yang dianggap penting bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun kerangka pemikiran yang memperlihatkan pengaruh earnings management terhadap nilai perusahaan, dapat dilihat dalam skema dibawah ini.

Gambar II. 1 Kerangka Pikir

Earning Manajemen

Nilai Perusahaan (Tobins’Q) Nilai Perusahaan (Tobins’Q)

Earnings management terjadi ketika manajer yang bekerja di perusahaan dengan terpengaruh rencana bonus (bonus plan based) berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan bonus yang akan diterimanya. Dari sudut penetapan standar, earnings management akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan di masa yang akan datang dan akan mempengaruhi para pengambil keputusan dalam pengambilan keputusan.

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, manajemen laba sebagai variabel independennya sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Manajemen Laba

Variabel independen yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian ini adalah manajemen laba. Scott (2002 : 351) mendefinisikan earnings management sebagai tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu. Salah satu tujuannya untuk memaksimalkan kesejahteraan dan nilai pasar perusahaan. Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proxy discretionary accruals (DA). Pengukuran dengan discretionary accruals saat ini telah dipakai secara luas untuk menguji hipotesis manajemen laba. Perhitungan discretionary accruals menggunakan

(1995 : 201). Dalam perhitungan discretionary accrual dengan model Jones yang telah dimodifikasi oleh Dechow et al. ini perubahan pendapatan disesuaikan dengan perubahan piutang karena dalam pendapatan tidak hanya berasal dari penjualan tunai tetapi juga berasal dari penjualan kredit. Pengurangan ini akan menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima benar-benar bersih. Perhitungannya yaitu sebagai berikut:

1). Menghitung total akrual

TACC it

NI – it

CFO it

Yang terdiri dari:

TACC it = Total akrual perusahaan i pada tahun t

NI it

= Laba bersih perusahaan i pada tahun t

CFO it

= Kas dari operasi (cash flow operation) perusahaan

i pada tahun t

2). Menghitung tingkat akrual yang normal Tingkat akrual yang normal dapat dihitung dengan memisahkan discretionary accrual dengan non discretionary accrual, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

TACC / it

- it TA it = 1 a (1/

- it TA it )+ 1 b ((

REV D REV )/

- it TA it )+ 2 b( PPE / it

- it TA it )+ it e

Yang terdiri dari:

TACC it

= Total akrual perusahaan i pada tahun t

- it TA it `

= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1 REV D REV = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi

pendapatan t-1 REC D REC = Piutang usaha perusahaan i pada tahun t dikurangi

t-1

PPE it

= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t

e it = error term perusahaan i pada tahun t Jadi, total akrual merupakan penjumlahan antara non descretionary

accrual dengan discretionary accrual yang dinyatakan pada persamaan sebagai berikut:

TACC it

NDA + it

DA it

Yang terdiri dari:

TACC it

= Total akrual perusahaan i pada tahun t

NDA it

= Non discretionary accrual perusahaan i pada

tahun t

DA ` it

= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t

DA it =

TACC / it

Yang terdiri dari:

DA ` it

= Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t TACC it = Total akrual perusahaan i pada tahun t

- it TA it `

= Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1 REV D REV = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi

pendapatan tahun t-1 REC D REC = Piutang usaha perusahaan i pada tahun t dikurangi

piutang usaha tahun t-1

PPE it

= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t

b. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dalam penelitian ini digunakan sebagai variabel dependen. Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai nilai perusahaan adalah nilai pasar (Nurlela dan Islahudin, 2008). Nilai perusahaan ini dihitung dengan menggunakan model Tobin’s Q. Rasio yang dikembangkan oleh James Tobin (1967) ini menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini. Bila rasio Q di atas satu maka hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva akan menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi dari pengeluaran investasi, hal ini akan menarik Nilai perusahaan dalam penelitian ini digunakan sebagai variabel dependen. Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai nilai perusahaan adalah nilai pasar (Nurlela dan Islahudin, 2008). Nilai perusahaan ini dihitung dengan menggunakan model Tobin’s Q. Rasio yang dikembangkan oleh James Tobin (1967) ini menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini. Bila rasio Q di atas satu maka hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva akan menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi dari pengeluaran investasi, hal ini akan menarik

D) (EBV

D) (EMV

Keterangan: Q

= nilai perusahaan

EMV = nilai pasar ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham

beredar)

D = nilai buku dari total hutang

EBV

= nilai buku dari total aktiva

Closing price (harga penutupan saham) adalah harga saham yang diperoleh pada saat penutupan perdagangan pada akhir periode perdagangan di bursa saham.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2010. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan pendekatan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010.

2. Menyediakan laporan tahunan yang lengkap selama tahun 2007- 2010.

pengamatan 2007-2010.

4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. (variabel independen dan dependen)

5. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan (annual report ) yang ber-akhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan 2007 - 2010.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari sumber yang telah ada. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui data-data dan laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdapat di Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Bursa Efek Indonesia (BEI), situs resmi perusahaan dan berbagai sumber lainnya.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan tahunan perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Setelah itu menelusuri laporan tahunan tersebut untuk menentukan nilai perusahaan dan mengukur discretionary accruals (DA) per tahun yang merupakan proxy dari manajemen laba.

1. Uji Kualitas Data

Sebelum menguji hipotesis yang diajukan, dilakukan uji kualitas data terhadap data yang telah dikumpulkan dengan melakukan screening data untuk mendeteksi adanya data outlier dan melakukan uji asumsi klasik.

a. Data Outlier

Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi. Deteksi terhadap univariate outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized atau yang biasa disebut z-score, yang memiliki nilai means (rata-rata) sama dengan nol dan standar deviasi sama dengan satu (Ghozali, 2011 : 41). Setelah outlier teridentifikasi langkah berikutnya adalah tetap memper- tahankan data outlier atau membuang data outlier. Secara filosofi seharusnya outlier tetap dipertahankan jika data outlier itu memang representasi dari populasi yang kita teliti. Namun demikian outlier harus kita buang jika data outlier tersebut memang tidak menggambarkan observasi dalam populasi (Ghozali, 2011 : 43).

Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk menguji dan mengetahui kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini juga digunakan untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan di dalam model ini benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2011 : 104). Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan proses uji regresi sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan langkah kerja yang sama dengan uji regresi.

1). Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil (Ghozali, 2011 : 160). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2011 : 163) adalah sebagai berikut: 1). Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil (Ghozali, 2011 : 160). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2011 : 163) adalah sebagai berikut:

b). Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati, secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan menilai nilai kurtosis dan skewness dari residual (Ghozali, 2011 : 163). Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis (Ghozali, 2011 : 164) sebagai berikut:

H ₀ : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal 2). Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang tetap, maka disebut Homoskedasitisitas dan jika H ₀ : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal 2). Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang tetap, maka disebut Homoskedasitisitas dan jika

3). Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011 : 110). Uji Autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner yang pengukuran semua variabelnya dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan.

c. Analisis Deskriptif

Untuk analisis deskriptif menggunakan statistik deskriptif yang digunakan untuk mengetahui tingkat manajemen laba dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standard deviation.

1) Analisis Regresi

Dalam penelitian ini model regresi yang akan dianalisis yaitu model pengaruh antara manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana (simple regression analysis ) dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + e Keterangan:

a = Konstanta b1 = Koefisien regresi

= Kinerja Perusahaan (Tobin’s Q) X1 = Earnings Manajemen

e = Error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nila rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2011 : 95). Hal ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t.

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011 : 97). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Dalam penelitian ini karena menggunakan variabel independen hanya satu variabel, maka menggunakan R square. (Ghozali, 2011 : 97).

2) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011 : 98). Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

a). Bila t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dalam hal ini hipotesis ditolak.

berpengaruh terhadap variabel dependen atau dalam hal ini hipotesis diterima.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sampel

Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang telah dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan dari seluruh perusahaan manufaktur yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2010. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan pendekatan purposive sampling dengan kriteria perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010, menyediakan laporan tahunan yang lengkap selama tahun 2007-2010, perusahaan manufaktur harus memperoleh laba selama periode pengamatan 2007-2010, memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. (variabel independen dan dependen) dan perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) yang berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan 2007-2010.

Populasi yang digunakan sebagai sampel frame penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun data diperoleh sebanyak 40 perusahaan yang mempunyai kriteria sampel dengan mengacu pada perusahaan-perusahaan yang termuat di dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan bantuan program SPSS 17 for Windows.

data yang diperoleh sebanyak 40 perusahaan yang memenuhi persyaratan adalah sebagai berikut:

Tabel IV. 1 Sampel Penelitian

Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas Pengujian hipotesis dalam peneltian ini dilakukan dengan terlebih dahulu menguji normalitas data dengan menggunakan metode Kolmogorov-smirnov dengan tingkat signifikansi 5%. Data dikatakan berdistribusi normal jika Pvalue (asymptotic significance) > 0,05.

Kriteria Sampel

Jumlah Perusahaan

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2007-2010

148

Perusahaan yang tidak menghasilkan laba tahun 2007 Perusahaan yang tidak menghasilkan laba tahun 2008 Perusahaan yang tidak menghasilkan laba tahun 2009 Perusahaan yang tidak menghasilkan laba tahun 2010

(34) (28)

(9) (4)

Perusahaan yang annual report-nya tidak dapat diperoleh

(33)

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel

40

Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 160

Normal Parameters a,,b Mean

Std. Deviation

.21101844 Most Extreme Differences

-.045 Kolmogorov-Smirnov Z

1.000 Asymp. Sig. (2-tailed)

.270 Sumber: Hasil pengolahan data

Hasil uji normalitas menunjukkan nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 1,00 dengan asymptotic 0,2 70 > α 0,05, yang berarti data berdistribusi normal.

2. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Autokorelasi Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW Test).

Tabel IV. 3 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary b

Mode l

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .267 a .071

b) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedasitisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji glejser yaitu dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Variabel independen dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas, jika tidak signifikan secara statistik yaitu p value lebih besar dari 0,05

Tabel IV. 4 Uji Heteroskeastisitas

Standardized Coefficients

Sig.

Std. Error

Manajemen Laba

a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Hasil pengolahan data

0,141 > 0.05, maka tidak terjadi heteroskedasitas dalam persamaan regresi yang digunakan pada penelitian.

3. Pengujian Hipotesis Alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi yang diformulasikan sebagai berikut:

Y= β 0 +β 1 X1 + e

Di mana: Y

= Kinerja Perusahaan (Tobin’s Q)

bo

= Konstanta b1 = Koefesien Regresi X1 = Earnings management

e = error term Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh persamaan regresi sebagai