Pengertian Portofolio Tingkat Pengembalian return

IKK = KK 1+R 1 1+R 2 …. 1+R n ………..……….. 2.3 Keterangan : IKK = indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari periode pertama sampai ke n, KK = kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp.1, R t = return periode ke t, mulai dari awal periode t=1 sampai ke akhir periode t=n. d. Return disesuaikan Return disesuaikan dapat dihitung dengan rumus : R IA = 1+ � 1+ � - 1 ………………………………………… 2.4 Keterangan : R IA = return disesuaikan dengan tingkat inflasi, R = return nominal, IF = tingkat inflasi. 2. Return ekspektasian ecpected return Adalah return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasian merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. Return ekspektasian dapat dihitung dengan rumus : � = � . � � =1 ……………………………………… 2.5 Keterangan : ER i = return ekspektasiansuatu aktiva atau sekuritas ke-i, R ij = hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i, P j = probabilitas hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i, n = jumlah dari hasil masa depan.

2.2.3 Risiko Risk

Menurut Horne dan Wachowics dalam Jogiyanto 2010 mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Pada David dan Kurniawan 2010 risiko didefinisikan sebagai the possibility of suffering harm or loss The American Heritage Dictonary. Dalam konteks investasi, kondisi harm atau loss dapat berupa kondisi di mana investor menerima keuntungan yang lebih kecil dari yang di isyaratkan. Dari pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa di dalam berinvestasi kita akan dihadapkan oleh ketidakpastian, yaitu penyimpangan dari yang kita harapkan. Jadi risiko adalah suatu penyimpangan dari apa yang kita harapkan, dan biasanya penyimpangan itu bersifat negatif atau merugikan pihak investor. Berbagai macam metode pengukuran risiko yang dapat digunakan yaitu deviasi standar standard deviation yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Kemudian risiko juga dapat dinyatakan dalam bentuk varian variance. Varian adalah kuadrat dari deviasi standar. Jogiyanto, 2010. Varian saham dapat dihitung dengan rumus Jogiyanto, 2010 : VarRi = [� − � ] 2 . � � = …………………………... 2.6 Maka Rumus deviasi standar adalah akar dari varian sebagai berikut : σ = ���� ………………..………………………………. 2.7 keterangan : σ = deviasi standar, ER i = return ekspektasian suatu aktiva atau sekuritas ke-i, R ij = hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i, P j = probabilitas hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i n = jumlah dari hasil masa depan. Menurut Halim 2005 terdapat beberapa risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi, antara lain : 1. Risiko bisnis business risk, merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten. 2. Risiko likuiditas liquidity risk, risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti. 3. Risiko tingkat suku bunga interest rete risk, merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrument pasar modal. 4. Risko pasar market risk,merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian Negara berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain. 5. Risiko daya beli purchasing power-risk, merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. 6. Risiko mata uang currency risk, merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik misalnya rupiah terhadap mata uang Negara lain misalnya dolar amerika serikat. Di dalam konteks portofolio, risiko dibedakan menjadi dua Halim, 2005, yaitu : 1. Risiko sistematis systematic risk Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah,dan sebagainya. 2. Risiko tidak sistematis unsystematic risk Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industry tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham lainnya.

2.2.4 Portofolio yang Efisien

Portofolio efisien efficient portfolio dapat didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasian terbesar dengan risiko yang tertentu atau portofolio yang yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasian yang sama Jogiyanto, 2010. Portofolio yang efisien ini memiliki asumsi bahwa investor yang rasional ini memilih portofolio yang efisien karena portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasian atau risiko portofolio. Jadi portofolio yang efisien ini adalah portofolio yang hanya melihat pada return yang besar dan meminimalkan risiko dengan ekspektasi return tertentu.

Dokumen yang terkait

PENGGUNAANCAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM YANG EFISIEN (Studi pada Indeks LQ-45 yang Listing di Bursa Efek Indonesia)

1 8 21

PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DALAM MENENTUKAN EXPECTED RETURN SAHAM PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Asuransi yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004)

0 26 1

Analisis pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi pengembalian 14 saham LQ-45 di BEI periode 2004-2008 dengan menggunakan path analyisis

1 14 124

Analisis perbandingan keakuratan Capital Asset Pricing Model(CAMP)dan Arbitrage Pricing Theori(APT)dalam memprediksi Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia

4 33 175

Perbandingan Metode Capm Dan Apt Dalam Menghitung Return Saham Jii

7 57 130

ANALISIS KOMPARATIF CAPITAL ASSET PRICING MODEL DENGAN ARBITRAGE PRICING THEORY DALAM MEMPREDIKSI RETURN DAN RISIKO SAHAM (Studi pada Perusahaan Food and Baverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

4 12 80

ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM LQ 45 DI BURSA EFFEK JAKARTA

0 1 14

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM LQ 45 DI BURSA EFFEK JAKARTA PERIODE 2003-2005.

0 0 8

PENGGUNAAN METODE ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) UNTUK MENILAI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 - 2015

0 0 5

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO (BETA) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45

0 0 20