Faktor-faktor dalam Menentukan Penyusutan Pengelompokan Aktiva Tetap pada PT. TASPEN Persero Pengakuan dan Pengukuran Aktiva Tetap pada PT. TASPEN Persero

Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

2. Faktor-faktor dalam Menentukan Penyusutan

Dalam menentukan penyusutan periodik aktiva tetap ada faktor-faktor yang harus dipertimbangkan. Menurut Harahap 1999, beberapa faktor untuk menentukan beban penyusutan sebagai berikut. a. Harga pokok Harga pokok merupakan hal yang penting dalam menghitung biaya penyusutan, b. Nilai residu residual salvage value Nilai residu adalah nilai taksiran realisasi penjualan melalui kas aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaannya atau pada saat mana aktiva tetap itu harus ditarik dari kegiatan produksi. Nilai residu ini tidak mesti ada, bisa saja harga pada saat dibesituakan adalah nihil, c. Umur teknis Umur teknis adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi. Umur yang dimaksud disini ada dua yaitu: 1 umur fisik, berarti berapa lama aktiva tetap itu secara fisik mampu memberikan sumbangan terhadap kegiatan produksi, 2 umur fungsional, berarti berapa lama aktiva tetap itu mampu memproduksi barang-barang yang dapat ditawarkan dan diterima masyarakat, d. Pola pemakaian Pola pemakaian aktiva tetap itu dalam kegiatan produksi harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi. Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

3. Metode Penyusutan

Metode Penyusutan dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut.

a. Berdasarkan waktu

1 Metode garis lurus straight line method Metode garis lurus adalah metode yang paling umum digunakan. Disamping mudah penerapannya, metode ini juga akan memberikan beban yang adil pada masa-masa penggunaan aktiva. Kelemahan dari metode ini adalah apabila diterapkan pada aktiva tetap yang semakin lama memberikan jasa semakin kecil sehingga beban yang sama akan tidak adil. Metode ini sangat tepat untuk aktiva tetap yang kerusakannya lebih disebabkan oleh waktu bukan oleh penggunaan seperti gedung atau bangunan. Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut: n S C D − = atau 100 d n persentase dalam = = Keterangan: D = Beban penyusutan depreciation C = Harga pokok aktiva S = Nilai residu salvage value n = Umur ekonomis useful life Contoh: Sebuah aktiva dibeli dengan harga Rp 100.000,- nilai residu ditaksir Rp 5.000,- sedang umur penggunaannya ditaksir 5 tahun. Beban penyusutannya pertahun adalah sebagai berikut. Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 diketahui: C = Rp 100.000,- S = Rp 5.000,- n = 5 penyelesaian: n S C D − = − = − − = , 000 . 19 5 , 000 . 5 , 000 . 100 Rp Rp Rp D atau 100 d n persentase dalam = = − = − = − − = , 000 . 19 , 000 . 95 20 , 000 . 5 , 000 . 100 20 5 100 Rp Rp x Rp Rp x Daftar penyusutan menurut metode garis lurus adalah sebagai berikut. Tahun Harga pokok Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku Rp 100.000,- - - Rp 100.000,- 1 Rp 100.000, Rp 19.000,- Rp 19.000,- Rp 81.000,- 2 Rp 100.000, Rp 19.000, Rp 38.000,- Rp 62.000,- 3 Rp 100.000, Rp 19.000, Rp 57.000,- Rp 43.000,- 4 Rp 100.000, Rp 19.000, Rp 76.000,- Rp 24.000,- 5 Rp 100.000, Rp 19.000, Rp 95.000,- Rp 5.000,- Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 2 Metode pembebanan yang menurun Metode pembebanan yang menurun dijelaskan sebagai berikut. a Metode jumlah angka tahun sum of the years digit method Dalam metode ini beban penyusutan pada mulanya tinggi dan selanjutnya semakin menurun. Beban penyusutan ini dihitung dengan cara menjumlahkan semua angka digit umur aktiva tersebut. Menurut Harahap 1999 jumlah angka tahun dapat dicari dengan formula sebagai berikut. n x n 2 1 + n = Jumlah perkiraan umur ekonomis Contoh: C = Rp 100.000,- S = Rp 5.000,- n = 5 jumlah angka tahun = n x n 2 1 + = 5 2 1 5 x + = 15 Maka besarnya nilai penyusutan dapat dihitung dengan 00 , 667 . 31 , 000 . 5 , 000 . 100 15 5 arg Rp Rp Rp x D residu nilai perolehan a h x tahun angka jumlah ekonomis umur D = − − = − = Daftar penyusutan menurut metode jumlah angka tahun adalah sebagai berikut. Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 Tahun Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku - - Rp 100.000,- 1 515 x Rp 95.000,- = Rp 31.667,- Rp 31.667,- Rp 68.333,- 2 415 x Rp 95.000,- = Rp 25.333,- Rp 57.000,- Rp 43.000,- 3 315 x Rp 95.000,- = Rp 19.000,- Rp 76.000,- Rp 24.000,- 4 215 x Rp 95.000,- = Rp 12.667,- Rp 88.667,- Rp 11.333,- 5 115 x Rp 95.000,- = Rp 6.333,- Rp 95.000,- Rp 5.000,- b Metode saldo menurun declining balance method Dalam metode ini beban penyusutan dihitung dengan persentase tertentu yang dihitung melalui rumus tertentu dan dikalikan dengan nilai buku. Oleh karena itu beban penyusutan semakin lama semakin mengecil. Filosofinya sama dengan metode jumlah angka tahun. Persentasenya dihitung sebagai berikut: n C S r : 1 − = r = rate = persentase penyusutan Contoh: C = Rp 100.000,00 S = Rp 5.000,00 n = 5 tahun 45 4507 , 5493 , 1 05 , 1 00 , 000 . 100 : 00 , 000 . 5 1 1 : 1 5 5 Dibulatkan Rp Rp r C S r n = = − = − = − − = − = Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 Perlu ditambahkan bahwa persentase ini dapat dibulatkan untuk menghindari angka-angka pecahan. Daftar penyusutannya menurut metode saldo menurun ini adalah sebagai berikut. Tahun Beban Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku - - Rp 100.000,00 1 45 x Rp 100.000,00 = Rp 45.000,00 Rp 45.000,00 Rp 55.000,00 2 45 x Rp 55.000,00 = Rp 24.750,00 Rp 69.750,00 Rp 30.250,00 3 45 x Rp 30.250,00 = Rp 13.612,00 Rp 83.362,00 Rp 16.637,50 4 45 x Rp 16.637,50 = Rp 7.486,88 Rp 90.849,38 Rp 9.150,62 5 45 x Rp 9.150,62 = Rp 4.117,78 Rp 94.967,16 Rp 5.032,84 Jika tidak ada pembulatan maka nilai buku pada akhir tahun ke-5 menjadi sama dengan nilai residu yaitu sebesar Rp 5.000,- bukan menjadi Rp 5.032,84 seperti dalam tabel. c Saldo menurun ganda double declining balance method. Metode ini hampir sama dengan metode saldo menurun seperti yang dijelaskan di atas. Perbedaannya hanya dalam menentukan persentase. Dalam menentukan persentase dalam metode ini dihitung dengan cara melipatduakan persentase penyusutan menurut straight line. Contoh perhitungan persentase metode saldo menurun berganda adalah sebagai berikut. Umur Garis Lurus Saldo Menurun Berganda 3 100 : 3 = 33 13 66 23 4 100 : 4 = 25 50 Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 5 100 : 5 = 20 40 10 100 : 10 = 10 20 Persentase ini dikalikan dengan nilai buku aktiva. Berdasarkan contoh diatas maka dapat disusun tabel penyusutan sebagai berikut. Tahun Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku - - Rp 100.000 1 40 x Rp 100.000 = Rp 40.000 Rp 40.000 Rp 60.000 2 40 x Rp 60.000 = Rp 24.000 Rp 64.000 Rp 36.000 3 40 x Rp 36.000,= Rp 14.400 Rp 78.400 Rp 21.600 4 40 x Rp 21.600 = Rp 8.640 Rp 87.040 Rp 12.960 5 40 x Rp 12.960 = Rp 5.184 Rp 92.224 Rp 7.776 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai buku pada akhir tahun ke-5 adalah sebesar Rp 7.776. Jumlah ini lebih besar Rp 2.776 dari nilai residu sebesar Rp 5.000. Untuk menghindari perbedaan ini kita dapat mengubah metode penyusutan saldo menurun berganda itu dengan metode penyusutan lain yang sesuai dengan prinsip akuntansi.

b. Berdasarkan penggunaan

1 Metode jam jasa service hours method Metode ini beranggapan bahwa nilai aktiva tetap merupakan sejumlah jam produksi, sehingga taksiran umur aktiva tetap itu tergantung pada jumlah jam Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 kerja produksi yang dipakainya. Dalam hal ini beban penyusutan dihitung sesuai dengan penggunaan jam kerja aktiva itu yang dipakai dalam berproduksi. Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut. seluruhnya produktif Kerja jam Taksiran S C D − = Contoh : C = Rp 100.000,00 S = Rp 5.000,00 n = 5 tahun Taksiran jam kerja produktif seluruhnya = 50.000 jam Penyelesaian: Maka beban penyusutan per jamnya adalah: seluruhnya produktif Kerja jam Taksiran S C D − = jam per Rp Rp Rp D 9 , 1 000 . 50 00 , 000 . 5 00 , 000 . 100 = − = Beban penyusutan selama 5 tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini : No Jam Kerja Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku - - - 100.000 1 12.000 12.000 x 1,9 = 22.800 22.800 77.200 2 8.000 8.000 x 1,9 = 15.200 38.000 62.000 3 9.000 9.000 x 1,9 = 17.100 55.100 45.900 Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 4 14.000 14.000 x 1,9 = 26.600 81.700 18.300 5 7.000 7.000 x 1,9 = 13.300 95.000 5.000 50.000 50.000 x 1,9 = 95.000 - - 2 Metode jumlah unit produksi productive output method. Metode ini hampir sama dengan metode jam jasa. Jika pada metode tersebut jam kerja dijadikan sebagai dasar perhitungan, pada metode ini jam kerja tersebut digambarkan oleh output atau produksi dalam unit. Jadi penyusutan dihitung dengan cara total produksi dalam tahun yang bersangkutan dikali rate penyusutan per output produk. Tingkat penyusutan per output : tan bersangku yang aktiva produksi output taksiran Total S C − Contoh : C = Rp 100.000,00 S = Rp 5.000,00 Total taksiran output = 500.000 unit Penyelesaian : Maka tingkat penyusutan per output adalah : tan bersangku yang aktiva produksi output taksiran Total S C D − = output per Rp Rp Rp D 19 , 000 . 500 000 . 5 00 , 000 . 100 = − = Jika dalam tahun pertama produksi 150.000 unit, maka penyusutan menjadi: Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 150.000,- x Rp 0,19 = Rp 28.500,- dan seterusnya. Daftar penyusutannya menurut metode jumlah unit produksi adalah sebagai berikut. Tahun Output Penyusutan Ak. Penyusutan Nilai Buku - - - 100.000 1 150.000 150.000 x 0,19 = 28.500 28.500 71.500 2 100.000 100.000 x 0,19 = 19.000 47.500 52.500 3 80.000 80.000 x 0,19 = 15.200 62.700 37.500 4 75.000 75.000 x 0,19 = 14.250 76.950 23.050 5 95.000 95.000 x 0,19 = 18.050 95.000 5.000 500.000 95.000 - -

c. Berdasarkan kriteria lainnya

1 Metode berdasarkan jenis dan kelompok group and composite method Pada metode group depreciation aktiva yang sejenis dikelompokkan sebagai suatu kelompok tersendiri. Penyusutannya digabungkan dalam satu perkiraan tersendiri dan tingkat penyusutannya dihitung berdasarkan rata-rata umur seluruh aktiva. Sebagai contoh, misalkan 10 mesin yang rata-rata umurnya 5 tahun dibeli seharga Rp 400.000,-. Dari jumlah ini 3 mesin ditarik pada akhir tahun keempat. 4 buah mesin pada akhir tahun kelima dan sisanya pada akhir tahun keenam. Berdasarkan metode unu maka tabel penyusutannya adalah sebagai berikut. Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 Akhir tahun Penyusutan 20 per tahun Cost Ak. Penyusutan Mutasi Mutasi Dr. Cr. Sisa Dr. Cr. Sisa 400.000 - 400.000 - - - 400.000 1 80.000 - - 400.000 - 80.000 80.000 320.000 2 90.000 - - 400.000 - 80.000 160.000 240.000 3 80.000 - - 400.000 - 80.000 240.000 160.000 4 80.000 - 120.000 280.000 120.000 80.000 200.000 80.000 5 56.000 - 160.000 120.000 160.000 56.000 96.000 324.000 6 24.000 - 120.000 - 120.000 240.000 - - Catatan: untuk 10 mesin penyusutannya adalah Rp 80.000,- atau Rp 8.000,- per unit. Tahun pertama, kedua, ketiga dan keempat mesin yang dipakai adalah 10 buah sehingga penyusutannya Rp 80.000,- 20 x 400.000,-, tahun kelima mesin yang dipakai adalah 7 buah sehingga penyusutannya Rp 56.000,- 20 x 280.000,-. Tahun keenam mesin yang dipakai adalah 3 buah sehingga penyusutannya Rp 24.000,- 20 x 120.000,-. Pada metode composite depreciation aktiva yang dikelompokkan itu tidak sejenis. Penyusutan dihitung dengan mencari rate lebih dahulu. Rate ini dapat dihitung sebagai berikut. Contoh: Aktiva Harga pokok Nilai residu Yang dihapuskan Taksiran umur Penyusutan per tahun Mesin 100.000,- 5.000,- 95.000,- 5 19.000,- Equipment 300.000,- 20.000,- 280.000,- 7 40.000,- Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 Alat-alat 600.000,- 40.000,- 560.000,- 10 56.000,- Total 1.000.000,- 65.000,- 935.000,- 115.000,- Dari contoh diatas composite depreciation yang dihitung dari cost adalah 115.000 : 1.000.000 = 11,5. Sedangkan rata-rata umur aktiva tetap adalah 935.000 : 115.000 = 8, 13 tahun. 2 Metode anuitas annuity method. Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sebagai aktiva yang akan memberikan kontribusi selama umur teknisnya. Harga perolehan dianggap sebagai present value yang didiskontokan dari jasa yang akan diberikannya secara merata selama umur teknisnya. Dalam metode ini penyusutan dianggap merupakan angka bunga yang diperhitungkan atas harga pokok aset yang belum disusutkan ditambah akumulasi penyusutan. Biaya penyusutan dihitung dengan rumus sebagai berikut. i n PVIF residu nilai value present pokok a h D . arg − = Contoh: Sebuah peralatan yang dibeli sebesar Rp 800.000,- dari PT. Borcha ditaksir nilai residunya Rp 67.388,- tingkat bunga 10. Taksiran umur 5 tahun. Hitunglah beban penyusutannya. Maka penyusutannya dapat dihitung sebagai berikut: D = 10 . 5 10 . 5 388 . 67 000 . 800 PVIF PV − = 790787 , 3 620921 , 388 . 67 000 . 800 x − Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 = 790787 , 3 834 . 41 000 . 800 − = Rp 200.000,- Beban penyusutan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tahun Beban Penyusutan Implicit Interest Revenue 10 Akum. Peny. Per tahun Akumulasi Penyusutan Nilai Buku - - - - Rp 800.000 1 Rp 200.000 Rp 80.000 Rp 120.000 Rp 120.000 Rp 680.000 2 Rp 200.000 Rp 68.000 Rp 132.000 Rp 252.000 Rp 548.000 3 Rp 200.000 Rp 54.800 Rp 145.200 Rp 397.200 Rp 402.800 4 Rp 200.000 Rp 40.280 Rp 159.720 Rp 556.920 Rp 243.080 5 Rp 200.000 Rp 24.308 Rp 175.692 Rp 732.612 Rp 67.388 Rp 1.000.000 Rp 267.388 Rp 732.612

4. Pengelompokan Aktiva Tetap pada PT. TASPEN Persero

Aktiva tetap pada PT. TASPEN Persero Cabang Utama Medan dikelompokkan sebagai berikut: a. tanah, b. bangunan, c. kendaraan, d. komputer, dan e. inventaris kantor. Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009

5. Pengakuan dan Pengukuran Aktiva Tetap pada PT. TASPEN Persero

Menurut Surat Keputusan Direksi PT. TASPEN Nomor : SK-53DIR2007 pengakuan dan pengukuran aktiva tetap pada PT. TASPEN Persero yaitu. a. Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga perolehannya yaitu harga barang dan jasa serta seluruh beban yang terjadi sampai aktiva tetap siap digunakan, kecuali pajak-pajak yang dapat dikreditkan. Khusus aktiva tetap berupa tanah harga perolehannya meliputi beban pembebasan, beban pematangan, beban pengurusan sertifikat dan beban pengurusan pertama kali, b. Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian, diakui pada saat aktiva tetap yang bersangkutan dinyatakan diterima sebesar harga perolehannya, termasuk beban-beban yang timbul sampai aktiva tersebut dapat digunakan, c. Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibangun, baik dibangun sendiri swakelola maupun pengadaan yang bersifat kontrak, diakui pada saat aktiva tetap yang bersangkutan siap digunakan dioperasikan dan dinilai sebesar akumulasi beban yang dikeluarkan, d. Aktiva tetap diperoleh melalui cara pembayaran angsuran installment Method diakui pada saat aktiva tetap dinyatakan diterima sebesar nilai tunai. Selisih total pembayaran dengan nilai tunai dicatat sebagai beban, e. Aktiva tetap yang diperleh melalui sewa guna usaha Financial Capital Lease diakui pada saat aktiva tetap dinyatakan diterima sebesar nilai tunai Andri Mayprizal : Akuntansi Penyusutan Aktiva Tetap Pada PT. Taspen Persero Cabang Utama Medan, 2009. USU Repository © 2009 angsuran ditambah nilai tunai opsi pembelian pada akhir masa sewa guna usaha, f. Aktiva tetap yang diperoleh dari mutasi pengiriman dari kantor lain diakui pada saat aktiva dinyatakan diterima sebesar nilai bukunya dengan mencatat harga perolehan, akumulasi penyusutan dan umur ekonomisnya, g. Aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan aktiva tetap lain diakui pada saat terjadinya pertukaran sebesar nilai buku aktiva tetap yang dilepas ditambah dikurangi dengan jumlah kas yang dikeluarkan diterima.

6. Penambahan Harga Perolehan