METODE PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN DAN MADU TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DIET TINGGI LEMAK

d. Kelompok D diberikan diet tinggi lemak dengan dosis 3 mlekorhari dan madu sebanyak 1,35 mlekorhari menggunakan sonde lambung dengan rentang pemberian 6 jam; e. Kelompok E diberikan diet tinggi lemak dengan dosis 3 mlekorhari dan kombinasi minyak zaitun sebanyak 1 mlekorhari serta madu sebanyak 1,35 mlekorhari menggunakan sonde lambung dengan rentang pemberian 6 jam; III.5.2 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari variabel perlakuan independen dan variabel respon dependen. a. Variabel perlakuan independen adalah pemberian minyak zaitun, madu dan kombinasi minyak zaitun dan madu. b. Variabel respon dependen adalah kadar Trigliserida pada tikus putih jantan Rattus norvegicus jantan galur Sprague dawley III.5.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Untuk memudahkan penelitian dan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas, maka dibuat definisi operasional sebagai berikut : Tabel 6 . Definisi operasional variabel Definisi operasion al Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala Minyak zaitun Minyak zaitun yg diberikan pada klmpk C dan E dosis 1 ml Minyak zaitun ditakar mencapai volume 1ml Spuit 0: ya 1: tidak Numerik Madu Madu yang diberikan pada klmpk D dan E dosis 1,35 ml Minyak zaitun ditakar mencapai volume 1,35 ml Spuit 0 : ya 1: tidak Numerik Kadar Trigliser ida Kadar optimal trigliserida 46,89 mgdl Metoda GPO - PAP Spekto fotome ter 0 : Normal 1: peningk atan 2: penuru nan Numerik III.6 Prosedur Penelitian III.6.1 Prosedur pemberian dosis minyak zaitun Dosis pemberian minyak zaitun merupakan hasil perhitungan konversi dosis manusia ke hewan coba. Penentuan dosis minyak zaitun untuk tikus putih galur sprague dawley ini berpedoman pada dosis rata-rata minyak zaitun yang dikonsumsi masyarakat mediterania yaitu 25-50 ml per hari. Dalam penelitian yang dilakukan Nugraheni 2012, dosis yang paling efektif adalah 50 mlhari yang dikonversikan kepada dosis tikus dengan berat rata-rata 200 gram menjadi 0,9 mlhari, pada penelitian ini peneliti memutuskan untuk mengambil dosis 1 mlhari. III.6.2 Prosedur pemberian dosis madu Madu yang digunakan pada penelitian ini adalah madu kelengkeng. Dosis pemberian madu ini merupakan hasil perhitungan konversi dari manusia ke hewan coba. Penentuan dosis madu untuk tikus putih Rattus novergicus galur Sprague dawley ini berpedoman pada dosis yang efektif yang sudah dilakukan penelitian ke manusia dan dapat menurunkan kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta menaikkan kadar HDL yaitu 75 ghari atau sama dengan 75 mlhari Bagdanov, 2012. Pada penelitian ini dilakukan pengkonversian dosis 75 mlhari kepada tikus dengan berat badan rata-rata 200 gram dengan dikalikan faktor konversi dari manusia ke tikus yaitu 0,018 menurut Laurence Bacharach 1964 Ekawati, 2012, sehingga didapatkan dosis 1,35 mlhari. a. Prosedur pemberian dosis kombinasi minyak zaitun dan madu Dosis kombinasi pemberian minyak zaitun dan madu adalah sesuai dengan dosis pada masing-masing dosis yang telah diberikan pada kelompok sebelumnya, kemudian digabungkan menjadi satu. b. Prosedur pemberian diet tinggi lemak Pada penelitian Pratama dan Probosari 2012 digunakan pakan tinggi kolesterol berupa suspensi otak sapi sebanyak 2 ml per hari. Otak sapi diolah dengan cara dikukus dan diblender dengan penambahan air dengan perbandingan 1:1. Dalam 100 gram otak sapi mengandung sekitar 2 gram kolesterol dan 2,9 gram asam lemak jenuh. Berdasarkan kandungan tersebut, suspensi otak sapi yang diberikan mengandung 20 mg kolesterol dalam 2 ml suspensi otak. Pemberian suspensi otak sapi tersebut selama 15 hari terbukti meningkatkan kadar kolesterol darah tikus secara bermakna. Pada penelitian ini digunakan suspensi otak sebanyak 3 ml dengan perbandingan otak sapi dengan air 2:1 sehingga mengandung 40 mg kolesterol untuk memberi efek hiperkolesterolemia yang lebih tinggi pada tikus selama 15 hari. c. Alur penelitian 1. Mengukur berat badan 30 ekor tikus percobaan 25 yang diuji, 5 sebagai cadangan sebelum perlakuan; 2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian minyak zaitun, madu, dan kombinasi minyak zaitun dan madu dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok A, B, C, D dan E. Tikus-tikus tersebut dipelihara dalam suhu kamar dan pencahayaan yang cukup pada siang hari selama 7 hari dan diberi pakan pelet dicampur gabah dan minum ad libitum; 3. Kemudian kelompok A diberi diet standard sebagai kontrol negatif sedangkan kelompok B diberi diet tinggi lemak yaitu suspensi otak sapi sebanyak 3 ml per tikus per hari sebagai kontrol positif. 4. Pada waktu yang bersamaan kelompok C diberi diet tinggi lemak yaitu suspensi otak sapi sebanyak 3 ml per tikus per hari dan minyak zaitun dengan dosis 1 mlekorhari, kelompok D diberi diet tinggi lemak yaitu suspensi otak sapi sebanyak 3 ml per tikus per hari dan madu dengan dosis 1,35 mlekorhari, dan kelompok E diberi diet tinngi lemak yaitu suspensi otak sapi sebanyak 3 ml per tikus per hari dan kombinasi minyak zaitun dengan dosis 1 mlekorhari dan madu dengan dosis 1,35 mlekorhari setiap hari selama 15 hari. 5. Pada hari ke 23 sampel dipuasakan terlebih dulu selama 10 jam kemudian dinarkosis menggunakan ketamine + xylazine dengan dosis 75-100 mgkgbb dan 5-10 mgkgbb secara intraperitoneal., Setelah itu tikus di-euthanasia menggunakan metode cervical dislocation dengan cara ibu jari dan jari telunjuk ditempatkan dikedua sisi leher ditekan ke dasar tengkorak dan tangan lainnya pada pangkal ekor atau kaki belakang dengan cepat ditarik sehingga menyebabkan pemisahan antara tulang leher dan tengkorak AVMA, 2013. Setelah tikus dipastikan mati, darah di ambil melalui jantung dengan menggunakan spuit 1ml sebanyak 2 ml, kemudian langsung dimasukkan ke dalam vacutainer SSTYellow Top yang sudah berisi Clot activator dan Inner separator. 6. Darah sebanyak 2 ml didiamkan terlebih dahulu selama 30 menit, kemudian disentrifugasi menggunakan sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit untuk mendapatkan serumnya. Pengukuran kadar trigliserida tikus dilakukan di laboratorium Gladish Medical Center GMC Pesawaran. Kemudian data ditabulasi untuk menganalisis secara statistik pengaruh pemberian minyak zaitun, madu, dan kombinasi minyak zaitun dan madu terhadap kadar trigliserida darah dan selanjutnya hasil pemeriksaan ditabulasi dan dianalisis statistik. Gambar 6 . Diagram alur penelitian. B D E A Kelompok A diberi diet standard, kelompok B diberi diet tinggi lemak, kelompok C diberi diet tinggi lemak dan minyak zaitun, kelompok D diberi diet tinggi lemak dan madu, dan kelompok E diberi diet tinggi lemak dan kombinasi minyak zaitun dan madu selama 15 hari A B D E tikus yang hanya diberi makan biasa tikus yang diberi makanan biasa ditambah diet tinggi lemak tikus diberi makanan tinggi lemak dan madu 1,35 mlhari tikus diberi makanan tinggi lemak dan kombinasi minyak zaitun 1 mlhari dan madu 1,35mlhari Periksa kadar Trigliserida darahpost test pada hari ke 23 Analisis Hasil Tikus diadaptasi dengan lingkungan selama 7 hari C C tikus diberi makanan tinggi lemak dan minyak zaitun 1 mlhari III.7 Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian diuji analisis statistik menggunakan aplikasi pengolah data. Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Saphiro-Wilk dan uji homogenitas Levene. Jika data berdistribusi normal serta homogen p0,05, maka dilanjutkan dengan uji beda lebih dari dua sampel, yaitu uji analisis varian satu arah one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95 sehingga dapat diketahui apakah perbedaan yang diperoleh bermakna atau tidak. Uji ANOVA akan dianggap bermakna bila p0,05 dan selanjutnya dilakukan uji post hoc. Jika salah satu syarat untuk uji ANOVA tidak terpenuhi, maka dilakukan uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui adanya perbedaan. Apabila terdapat perbedaan bermakna, dilakukan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antar tiap kelompok perlakuan Dahlan, 2010. III.8 Etika Penelitian Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan menerapkan prinsip 3R dalam protokol penelitian, yaitu: 1. Replacement, adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan oleh makhluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan. 2. Reduction, adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini sampel dihitung berdasarkan rumus Frederer yaitu r-1t- 1 ≥ 15, dengan r adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan. 3. Refinement, adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi, dengan prinsip dasar membebaskan hewan coba dalam beberapa kondisi, yaitu: a. Bebas dari rasa lapar dan haus, pada penelitian ini hewan coba diberikan pakan standar dan minum secara ad libitum. b. Bebas dari ketidak-nyamanan, pada penelitian hewan coba ditempatkan di animal house dengan suhu terjaga 20-25°C, kemudian hewan coba terbagi menjadi 3-4 ekor tiap kandang. Animal house berada jauh dari gangguan bising dan aktivitas manusia serta kandang dijaga kebersihannya sehingga, mengurangi stress pada hewan coba. c. Bebas dari nyeri dan penyakit dengan menjalankan program kesehatan, pencegahan, dan pemantauan, serta pengobatan terhadap hewan percobaan jika diperlukan, pada penelitian hewan coba diberikan perlakuan dengan menggunakan sonde lambung dilakukan dengan mengurangi rasa nyeri sesedikit mungkin, dosis perlakuan diberikan berdasarkan pengalaman terdahulu maupun literatur yang telah ada. Prosedur pengambilan sampel pada akhir penelitian telah dijelaskan dengan mempertimbangkan tindakan manusiawi dan anesthesia serta euthanasia dengan metode yang manusiawi oleh orang yang terlatih untuk meminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan coba sesuai dengan International Animal Care and Use Committe IACUC Ridwan, 2013.

V. SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian minyak zaitun dan madu terhadap kadar trigliserida pada tikus putih Rattus novergicus jantan galur Sprague dawley yang diberikan diet tinggi lemak diperoleh simpulan sebagai berikut: a. Terdapat penurunan kadar trigliserida pada tikus putih Rattus novergicus jantan galur Sprague dawley yang diinduksi diet tinggi lemak pada perlakuan minyak zaitun sebesar 44,95. b. Terdapat penurunan kadar trigliserida pada tikus putih Rattus novergicus jantan galur Sprague dawley yang diinduksi diet tinggi lemak pada perlakuan madu sebesar 59,26. c. Terdapat penurunan kadar trigliserida pada tikus putih Rattus novergicus jantan galur Sprague dawley yang diinduksi diet tinggi lemak pada perlakuan minyak zaitun dan madu sebesar 41,01.

V.2 Saran

Untuk pengembangan dan perbaikan penelitian ini, penulis menyarankan : a. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan membandingkan pengaruh pemberian minyak zaitun dan madu dengan obat sintetik yang sering digunakan sebagai terapi dislipidemia untuk mengetahui yang manakah lebih efektif dalam menurunkan kadar trigliserida. b. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak zaitun ektra murni dan madu terhadap kadar VLDL, LDL, HDL dan trigliserida. c. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan coba lain yang lebih tinggi tingkatannya dan bisa juga menggunakan tingkatan efek dosis. DAFTAR PUSTAKA Adam, JMF. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat. Internal Publishing.hlm ;1985 Jilid 3 Al-Hefni AM. 2008. Sarang Lebah dan Keajaiban Al- Qur’an. Maktabah Abu Salma Al-Atsari. hlm 1 American Heart Association. 2009. Heart Disease and Stroke Statistics: 2009 Update at A Glance. American Heart Association. Hlm;1-36. Anwar BT. 2004. Manfaat Diet pada Penanggulangan Hiperkolesterolemia. Repository USU. hlm 4-5. Ajibola, A., Chamunorwa, JP., Erlwanger, KH. 2012. Nutraceutical Values Of Natural Honey and its Contribution to Human Health and Wealth. Nutr Metab Lond. Hlm ; 9: 61. Asih, IARA., Ratnayani K., Swardana IB. 2012. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Flavanoid Dari Madu Kelengkeng Nephelium longata L.. Jurnal Kimia. Bukit Jimbaran : Fakultas Kimia Universitas Udayana. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Balitbangkes. 2004. Status kesehatan masyarakat Indonesia. Volume 2. Halaman : 34-6. Badan Standar Nasional. 2008. Persyaratan Mutu Madu berdasarkan SNI 01- 3545-2004. Diakses tanggal 14 Oktober 2012 Bhatnagar, D., Soran, H., Durrington. 2008. Hypercholesterolaemia and its management. Hlm; 337:993. Bogdanov, S., Tomislav, J., Robert, S., Peter, G. 2008. Honey for Nutrition and Health: a Review. American Journal of the College of Nutrition. Hlm; 677- 689 Cicerale, S., Conlon, X., Barnett, N., Sinclair, A., Keast, R. 2008, The influence of heat on biological activity and concentration of oleocanthal – a natural anti-inflammatory agent, in Asia Pacific journal of clinical nutrition : proceedings of the Nutrition Society of Australia, HEC Press, McKinnon, Vic. Dahlan, MS. 2010. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta. Salemba medika. Depkes. 2008. Ringkasan Hasil Prevalensi Penyakit Tidak Menular. Riset Kesehatan Dasar. Djoerban, Z. 2011. Cegah Sejak Dini. Jakarta selatan. Mahaka Publishing. Hlm; 118-119. Ekawati, N. 2012. Peningkatan kadar trombosit oleh kapsul monascus powder MP pada hewan uji tikus putih Sprague dawley. Bogor. Repository IPB. Estruch, R., Gonzales, MAM., Corella, D., Salvado, JS., Gutierrez, VR., Covas, MI. 2006. Effects of a Mediterranean Style Diet on Cardiovascular Risk Factors. Annals of internal medicine. Fito, M., Torre, RDL., Albaladejo, MF., Khymenetz, O., Marrugat, J., Covas, MI. 2007. Bioavailability and antioxidant effects of olive oil phenolic compounds in humans. 43, no. 4 : 375-381. Ghanbari, R., Anwar, F., Alkharfy, KM., Gilani, AH., Saari, N. 2012. Valuable Nutrients and Functional Bioactives in Different Parts of Olive Olea europaea L.: A Review. Int. J. Mol. Sci. 13, 3291-3340. Gustiani, SH. 2008. Study Ekstrasi dan Penentuan Sifat Fisiko Kimia serta Komposisi Asam Lemak Penyusun Trigliserida dari Lemak Biji Kelengkeng. Skripsi. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Indonesia. Guyton, AC., Hall, JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC. hlm 891-892. Hammad, S. 2007. Terapi Madu. Jakarta : Pustaka Iman. Hammad, S. 2009. 99 Resep Sehat dengan Madu. Solo: Aqwamedika. Haryati, LF. 2010. Aktivitas Antibakteri Berbagai Jenis Masu Terhadap Mikroba Pembusuk Pseudomonas f;ourescens FNCC 0071 dan Pseudomonnas putida FNCC 0070. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Hasibuan, MM. 2008. Analisis permintaan madu mutiara tugu ibu oleh konsumen rumah tangga di Kota Depok dan Bogor. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Diakses tanggal 13 oktober 2012. Huang, CL., Sumpio, BE. 2008. Olive Oil The Mediterranean Diet and Cardiovaskuler Health. Collecting Review. The American Collage of Surgeon. Iman, S. 2004. Penyakit jantung koroner serangan jantung. Jakarta. Gramedia pustaka utama. hlm 63-81. Inayah, Marianti, A., Lisdiana. 2012. Efek Madu Randu dan Kelengkeng dalam Menurunkan Putih Hiperkolesterolemik. Semarang. Unnes Journal of Life Science. 1 1. Kommoun, N., 2012. ExtraVirgin Olive Oil: Characterization Quality Improvement and Valorisation. Mediteranian Diet Forum. Tunisia: Olive Instituse of Sfax. Khalil, MI., Sulaiman, SA. 2010. The potential role of honey and its polyphenols in preventing heart diseases : A Review. Afr J Tradit Complement Altern Med. 74: 315 –321. Libby, P. 2004. Artherosclerosis: the new view. Halaman 51-59 Madja. 2007. Lemak dalam tubuh : http:madja.wordpress.com. Di unduh tanggal 11 bulan November tahun 2013. Pukul 24.15 WIB Marks, DB., Marks, AD., Smith CM. 2000. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta. EGC. Mayes, PA. 2003. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. Biokimia Haper. Edisi 24. Lange EGC. Halaman 260-278. Molan, PC., 2006. Honey and Medicine: Past, Present and Future. Kelantan. First North-South Conference Workshop on Pharmacogenetic. Moniruzzaman M., Sulaiman SA., Khalil MI., Gan SH. 2013. Evaluation of Physicochemical and Antioxidant Properties of Sourwood and Other Malaysian Honey: a Comparison with Manuka Honey. Kelantan: Chemical Center Journal. Mora, E., Emrizah., Selpas, N., 2013. Isolasi dan Karakteristik Asam Oleat dari Kulit Buah Kelapa Sawit Elais guinensis. Pekanbaru: Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia. Murray, R.K., Ganer, D.K., Rodwell,V.W. 2009. Biokimia Harper, Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nakbi, A., Tayeb, W., Dabbou, S., Issaoui, M., Grissa, AK., Attia, N., et al. 2010. Dietary Olive Oil Effect on Antioxidant Status and Fatty acid Profile in Erythrocyte of 2,4-Dexposed Rats. Journal Lipid in Health and Diseases. Noorozi, M., Zavoshy R., Jahanihashemi H. 2012. Effect of Olive Oil with Low Calorie Diet on Blood Lipids in Hyperlipidemic Patients. Iran. Nugraheni, K. 2012. Pengaruh pemberian minyak zaitun ekstra virgin terhadap profil lipid serum tikus putih rattus norvegicus strain sprague dawley hiperkolesterolemia. Semarang [ Artikel Penelitian]. Orey, C. 2008. Khasiat Minyak Zaitun Resep Umur Panjang Ala Meditreania. Penerbit Hikmah PT Mizan Publika. Jakarta Owen, RW., Mier W., Giacosa, A., Hule, WE., Spiegelhalder, B., Bartsch, H. 2000, Phenolic compounds and squalene in olive oils: the concentration and antioxidant potential of total phenols, simple phenols, secoroids, lignans and squalene. Food Chem Toxicol 38;;647-59. Parwata, IMOA., Ratnayani, K., Listya, A. 2010. Aktivitas Antiradikal Bebas Serta Kadar Beta Karoten pada Madu Randu Ceiba pentandra dan Madu Kelengkeng Nephelium Longata L.. Jurnal Kimia. Bukit Jimbaran : Fakultas Kimia Universitas Udayana. Pratama, SE., Probosari, E. 2012. Pengaruh pemberian kefir susu sapi terhadap kadar kolesterol LDL tikus jantan Sprague dawley hiperkolesterolemia. Semarang. Journal of nutrition college. 11 : hlm 358-364. Rader, JD., 2006. Molecular regulation of HDL metabolism and function: implications for novel therapies . Hlm 116 12 : 3090-3100. Reiner, Z., Catapano, AL., Backer, GD., Graham, I., Tazkinem, RM., Wiklud, O. 2011. ESCEAS Guidelines for The Management of Dyslipideamias: Addenda. Eouropan Heart Journal. hlm 1783-1789. Salamah, E., Eka A., Sri P. 2008. Pelapisan Awal Komponen Bioaktif dari Kijing Taiwan Anodonta woodian Lea Sebagai Senyawa Antioksidan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol XI No 2. Bogor. Departemen Teknologi Hasil Perairan Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROTEKTIF PEMBERIAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL (EVOO) DAN MADU TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DIET TINGGI KOLESTEROL

8 66 65

PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL, MADU DAN KOMBINASI EXTRA VIRGIN OLIVE OIL DAN MADU TERHADAP KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DIET TINGGI KOLESTEROL

3 15 56

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithechellobium lobatum Benth.) Terhadap Kadar Trigliserida pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley yang Diinduksi Aloksan

1 25 63

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP KADAR HDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

1 10 59

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI MIOKARDIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 4 65

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP KETEBALAN DINDING AORTA ABDOMINAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 5 72

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 13 66

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 26 71

PENGARUH PEMBERIAN DIET TINGGI LEMAK TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Lemak Terhadap Kadar Trigliserida Pada Tikus.

1 2 12

PENGARUH MINYAK ZAITUN TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN DIET TINGGI LEMAK SKRIPSI

1 1 63