Prosedur Penelitian METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian

b. Tampak depan Gambar 14. Mesin pencacah yang akan diuji

E. Parameter Pengukuran 1. Keseragaman Hasil Cacahan

Hasil cacahan dari tiap ulangan kemudian dikelompokkan ke dalam tingkatan ukuran dengan panjang 2 cm, 2 – 5 cm dan 5 cm. Ukuran yang diinginkan adalah 2 – 5 cm sesuai dengan SNI 7785.1:2003 tentang persyaratan hasil cacahan mesin pencacah hijauan pakan tipe vertikal. Persentase dapat dihitung dengan rumus: P1 = x 100 ...................................................................... 2 P2 = x 100 ...................................................................... 3 P3 = x 100 ...................................................................... 4 P1 = persentase hasil cacahan panjang 2 cm P2 = persentase hasil cacahan panjang 2 – 5 cm P3 = persentase hasil cacahan panjang 5 cm W1 = berat hasil cacahan dengan panjang 2 cm W2= berat hasil cacahan dengan panjang 2 – 5 cm W3 = berat hasil cacahan dengan panjang 2 cm. 2. Kapasitas Kerja Pencacahan Kapasitas kerja mencacah dihitung dengan cara melakukan kerja mencacah bahan selama 1 jam kemudian menimbang bahan hasil cacahannya. Berat hasil yang cacahan yang telah ditimbang inilah kemudian dibagi dengan waktu proses pencacahan yaitu sebesar 1 jam. Adapun rumus untuk menghitung kapasitas pencacahan yaitu: Ka = ................................................................................................... 5 Ka = kapasitas pencacahan kgjam Bk = berat hasil cacahan kg t = waktu pencacahan bahan selama 1 jam jam

3. Denyut Nadi Operator

Pengukuran ini dilakukan setelah operator selesai memasukkan bahan ke dalam hopper kemudian diukur tepat di lengan tangan operator selama satu menit. Hari pertama adalah pada saat pencacahan menngunakan batang jagung segar, hari kedua pada saat menggunakan batang jagung layu sehari dan hari ketiga pada saat pencacahan dengan batang jagung layu dua hari. Beban kerja yang dibawa oleh operator adalah batang jagung sebanyak 8 kg.

4. Konsumsi Bahan Bakar Konsumsi bahan bakar dihitung dengan cara membagi volume bahan bakar yang

terpakai dibagi dengan lama waktu mesin beroperasi. Volume bahan bakar terpakai dapat dihitung dengan mengukur tinggi akhir dari bahan bakar yang ada di dalam tangki kemudian dikalikan dengan panjang dan lebar tangki. Tinggi akhir merupakan selisih dari tinggi awal dikurang tinggi akhir bahan bakar di dalam tangki sebelum mesin dihidupkan dan juga setelah mesin dimatikan. Penghitungan pada pengamatan ini dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Rumus untuk menghitung pemakaian bahan bakar: Fc = .................................................................................................... 6 Fc = konsumsi bahan bakar literjam Fv = volum bahan bakar terpakai liter t = waktu beroperasi mesin jam

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Hasil cacahan ukuran 2 – 5 cm paling banyak didapat pada kecepatan 1400 rpm untuk batang jagung segar dan layu sehari yaitu dengan persentase masing-masing 32,19 dan 39,69, sedangkan untuk batang jagung layu dua hari menggunakan kecepatan 1800 rpm yaitu dengan persentase sebesar 30,12. 2. Hasil perhitungan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa keseragaman cacahan ukuran 2 – 5 cm berbeda. 3. Hasil perhitungan denyut nadi menunjukkan bahwa beban kerja seberat 8 kg dengan lama waktu pencacahan ± 1,5 menit pada kecepatan 800 dan 1400 rpm masuk kategori sangat ringan, sedangkan pada 1800 rpm termasuk ringan. 4. Kapasitas kerja pencacahan dan konsumsi bahan bakar pada kecepatan 1400 rpm yaitu rata-rata sebesar 834 kgjam dan 2,17 literjam.

B. Saran

Sebaiknya perlu ditambahkan mata pisau atau dipertajam lagi mata pisaunya secara berkala sehingga didapatkan cacahan 2 – 5 cm dengan persentase yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Allaily, N. Ramli, dan R. Ridwan. 2011. Kualitas Silase Ransum Komplit Berbahan Baku Pakan Lokal The Quality of Complete Ration Silage Use Traditional Local Feed Materials. Agripet. Vol. 11, No. 2: 35 – 40. Astuti, R.D. 2007. Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat Terhadap Kelelahan Muskuloskeletal. Gema Teknik. No. 2: 27 – 32. Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Daging Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak ton. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. http:www.bps.go.id [diakses 10 April 2014]. Billah, T.M., 2013. Statistik Makro Sektor Pertanian 2013. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta. 102 hlm. Budiman, D.A., M. Hidayat, dan Handaka. 2009. Evaluasi Kinerja Mesin Pencacah Jerami Chopper Studi Kasus di KTT Andhini Mukti, Srandakan, Bantul. Jurnal Enjiniring Pertanian. Vol. VII, No. 1: 11 – 22. Direktorat Jenderal Peternakan dan Fakultas Peternakan UGM. 1982. Laporan Survei Inventarisasi Limbah Pertanian. Direktorat Jenderal Peternakan dan Fakultas Pertanian UGM, Jakarta. Di dalam Syamsu, J.A., A. Lily, Sofyan, K. Mudikdjo, dan E.G. Sa’id. 2003. Daya Dukung Limbah Pertanian Sebagai Sumber Pakan Ternak Ruminansia di Indonesia. Wartazoa. Vol. 13, No.1: 30 – 37. Ginting, S.P. 2011. Teknologi Peningkatan Daya Dukung Pakan di Kawasan Hortikultura Untuk Ternak Kambing. Wartazoa. Vol. 21, No. 3: 99 – 107. Haditia, I.P. 2012. Analisis Pengaruh Suhu Tinggi Lingkungan dan Beban Kerja Terhadap Konsentrasi Pekerja. Skripsi. Program Studi Teknik Industri. Fakultas Teknik. Universitas Indonesia. Hariyati, M. 2011. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kelelahan Kerja pada Pekerja Linting Maual di PT Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta. Skripsi. Program Diploma IV Kesehatan Kerja. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.