Analisis Konflik dan Watak Tokoh Utama Novel “Bekisar Merah” Karya Ahmad Tohari

(1)

62 Telangkai Bahasa dan Sastra, Juli 2014, 62-73

Copyright ©2014, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1978-8266

ANALISIS KONFLIK DAN WATAK TOKOH UTAMA NOVEL “BEKISAR MERAH” KARYA AHMAD TOHARI

Khatib Lubis

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan chatiblubis@ymail.com

Abstract

This article was written to describe the nature of the conflict and that happens to the main character in the novel " Bekisar Merah " by Ahmad Tohari . The research method used was qualitative research that produces descriptive data in the form of words written or spoken of figures and observed behavior . Measures used in the data analysis is to analyze all the data in accordance with the conflict and the nature of the conflict and then interpret the main character and conclude the data analysis, the main

instruments are the author's own research.

From the description of the data and data analysis that has been done found that some conflict between Lasi with his mother, Darsa, Kanjat and Handarboni. Later in the novel “Bekisar Merah” is also found several characters ; Lasi a beautiful woman , honest and patient in the face of suffering and betrayal of her husband , a responsible Darsa but less scrupulous in the face of something and Kanjat a man humble, she, and smart.

Kata Kunci: Konflik, Tokoh, watak.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

“Bekisar merah” adalah novel karya Ahmad Tohari yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia pada tahun 2005. Karya lain Ahmad Tohari antara lain: “Ronggeng dukuh paruk”, “Lintang kemukus dini hari” dan “Jantera bianglala”.

Novel “Bekisar merah” bercerita tentang arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit tokoh utama Lasi yang tinggal di kaki pegunungan vulkanik desa Karangsoga, ditemukan adanya beberapa konflik yang terjadi antara Lasi dan suaminya. Kemudian dalam pelariannya, ia bertemu dengan seorang pria kaya dan menikahinya. Lagi-lagi ia mengalami konflik dalam pernikahannya. Ditengah kekecewaannya ia menyimpan harapan pada seorang pria teman masa kecilnya dikampung untuk dapat mengeluarkan dan membantunya dari permasalahan yang ia alami. Selain konflik ditemukan juga bagaimana watak para tokohnya.

Hal ini menjadi dasar dilakukan penelitian ini karena ingin melihat konflik dan watak yang dialami tokoh utama dalam novel ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan watak dan konflik yang dialami tokoh utama novel ”Karya Ahmad Tohari”.

Tokoh dalam Bekisar Merah merupakan unsur penting dalam karya sastra ini. Tema, jalinan cerita (plot) terjadi karena adanya tokoh kekayaan batin tokoh dapat


(2)

63

dirasakan pembaca. Pembaca yang benar-benar dapat memahami jalan pikiran pengarang lebih banyak memperoleh nilai-nilai psikologis.

Hal ini menjadi dasar dilakukan penelitian ini karena ingin melihat konflik dan watak yang dialami tokoh utama dalam novel ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan watak dan konflik yang dialami tokoh utama novel “Bekisar Merah” karya Ahmad Tohari. Bagaimanakah konflik yang terjadi pada tokoh utama novel “Bekisar Merah” karya Ahmad Tohari dan bagaimanakah watak tokoh utama novel “Bekisar Merah” karya Ahmad Tohari?”

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Novel dan Konflik

Novel merupakan salah satu hasil karya sastra jenis prosa yang berbentuk fiksi yang berisi gambaran kehidupan manusia. Novel sangat berarti bagi pembacanya untuk dipahami, dinikmati dan dimanfaatkan bilamana novel itu menggambarkan kehidupan atau kenyataan sosial yang ada dalam kehidupan nyata.

Berbicara mengenai sastra, maka fungsi novel sebagai alat pendidikan juga salah satu unsur penting dan harus dikembangkan karena sastra dan bahasa terjalin hubungan yang sangat erat bahkan tidak terpisahkan. Oleh sebab itu, penyajiannya dalam pendidikan formal, sastra dan bahasa tidak dapat dipisahkan.

Sastra diberikan sebagai salah satu aspek pengajaran bahasa yang lain, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis, mendukung tujuan pengajaran bahasa yang sangat luas dan utuh, yaitu siswa memiliki pengetahuan berbahasa. Jadi, dapat diketahui bahwa pengajaran novel tidak terlepas dari bahasa, karena hal ini akan memberikan dampak positif terutama dalam mengarahkan anak didik ke arah apresiasi yang jujur, efektif, dan fungsional sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Tokoh merupakan unsur penting dalam karya sastra termasuk novel. Tema, jalinan cerita (plot) terjadi karena adanya tokoh kekayaan batin tokoh dapat dirasakan pembaca. Pembaca yang benar-benar dapat memahami jalan pikiran pengarang lebih banyak memperoleh nilai-nilai psikologis. Nilai-nilai ini dapat berkembang menurut jalan pikiran tokoh cerita baik akibat tekanan dari luar atau pihak lain. Pengarang mampu mengembangkan kepribadian tokoh, tokoh itu bertindak secara wajar sesuai dengan nilai psikologis yang berkembang di masyarakat.

(Abd Syukur Ibrahim:13) mengatakan novel yang baik adalah: “Novel yang berisi dengan kekayaan batin. Kekayaan batin yang berupa nilai-nilai psikologis, pembaca tidak hanya sekadar menikmati peristiwa-peristiwa yang ditampilkan pengarang, tapi dapat mengambil manfaat yang berarti dalam kehidupan berupa ide, pesan atau gagasan.

Analisis terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya agar dapat menguraikan gejala keadaan yang sebenarnya untuk dipahami lebih dalam.

Konflik adalah suatu pertikaian atau pertentangan didalam cerita, pertentangan antara beberapa kekuatan yang merangsang perhatian kita untuk melihat bagaimana situasi ini akan diselesaikan.

Wellek dan Warren (1995) menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang dramatik,mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Sedangkan Soekanto dalam Gerungan (2004) menyebutkan bahwa konflik sebagaisuatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha untuk


(3)

64

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 2, April 2014

memenuhi tujuannya denganjalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.

Konflik dapat dibagi atas 3 macam, yaitu: a. Konflik melawan alam

Konflik melawan alam adalah suatu pertarungan yang dilakukan oleli seorang tokoh atau manusia secara sendiri-sendiri atau bersama-sama melawan kekuatan alam yang mengancam hidup manusia itu sendiri.

b. Konflik antar manusia

Konflik antar manusia adalah pertarungan seorang melawan seorang manusia yang lain, seorang melawan kelompok yang lain yang berkuasa atau suatu kelompok melawan kelompok yang lain.

c. Konflik batin

Konflik batin adalah suatu pertarungan individual melawan dirinya sendiri dalam konflik ini timbul kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan dalam batin seseorang, keberanian melawan ketakutan, kejujurwk melawan kecurangan, kekikiran melawan kedermawanan dan sebagainya.

Pengertian Watak Tokoh Utama

Watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku seperti budi pekerti dua tabiat. Sedangkan tokoh utama udalah tokoh yang menggambarkan karakter untuk pelaku utama. Pelaku bisa diketahui karakternya dan cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal (Rustamaji, Agus Priantoro)

Dalam novel ada beberapa tokoh yang ditemukan yaitu:

a. Protagonis adalah tokoh yang memiliki karakter yang baik. b. Antagonis adalah tokoh yang memiliki karakter jahat;

c. Tritagonis adalah tokoh yang memiliki sebagian sifat tokoh antagonis dan protagonis.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Bog dan Taylor (dalam Moleong, 2002:3) menyatakan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Oleh sebab itu cara yang tepat digunakan dalam mencapai sasaran sehingga dapat memahami suatu objek yang dikehendaki yang biasa disebut dengan metode. Oleh karena itu, metode yang digunakan adalah metode deskriptif.

Sumber data dalam penelitian ini diambil dari sebuah novel “Bekisar Merah” karya Ahmad Tohari. Sebuah novel untuk dewasa yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2005. Jumlah halaman novel ini sebanyak 312 halaman dengan tebal 18 Cm dan memiliki ukuran kertas 10 x 15 cm. Sedangkan objek penelitiannya adalah berupa dialog-dialog dalam novel yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun 2005 di Jakarta.

Fokus penelitian atau yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah konflik dan watak tokoh utama dalam novel “Bekisar Merah” karya Ahmad Tohari.


(4)

65

Instrumen penelitian ini oleh penulis sendiri. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Membaca dan memahami novel secara keseluruhan.

b. Mencatat dan menandai objek penelitian yang telah ditemukan. c. Mengelompokkan data sesuai dengan objek penelitian.

d. Mengklasifikasi data yang berhubungan dengan konflik dan watak pada tokoh utama novel.

Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Sesuai pendapat Moleong (2000: 121) yang mengatakan, bahwa peneliti merupakan perencana, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Selanjutnya penulis mencatat data-data selama penelitian untuk mengumpulkan data seperti:

Mereka tahu apa dan siapa kamu sebenarnya. Tetapi aku tak tahu mengapa mereka lebih suka cerita palsu, barangkali untuk menyakiti aku dan kamu. Sudahlah, biarkan mereka. Kita sebaiknya nrima saja. Kata orang, nrima ngalah luhur wekasasane, orang yang mengalah akan dihormati pada akhirnya.(Bekisar Merah, 2005:40)

Kemudian penulis sendiri yang akan mengolah dan menginterpretasikan data secara detail. Data yang diolah dan diinterpretasikan sudah ada dalam teks novel.

ANALISIS DATA

Langkah-langkah yang digunakan dalam teknik analisis data adalah:

a. Menganalisis semua data yang telah dikelompokkan sesuai dengan konflik. b. Menginterpretasi konflik dan watak tokoh utama sebagai bentuk kejadian. c. Menyimpulkan secara keseluruhan hasil analisis data.

Teknik pengujian keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lahir di luar data itu untuk mengetahui terhadap kebenaran data yang telah diperoleh dari penelitian. (Moleong, 1990:178).

PEMBAHASAAN

Novel “Bekisar Merah” karya Ahmad Tohari ini adalah sebuah karya sastra yang mengungkapkan tentang kehidupan manusia dengan segala macam problematika kehidupannya. Di dalam novel ini ditemukan berbagai gambaran konflik dan watak yang dialami oleh tokoh utama.

Adanya tokoh dalam cerita ini sangat besar fungsinya demi terbentuknya konflik dalam pemunculan peristiwa dalam cerita. Masing-masing tokoh menjalankan perannya sesuai dengan karakter yang telah diberikan pengarang. Tokoh-tokoh dalam cerita tersebut disimpulkan dengan watak yang berbeda-beda. Tokoh yang terlibat dalam novel antara lain Lasi, Darsa, dan Kanjat oleh sebab itu penulis mengkaji konflik batin dan watak tokoh utama dalam novel “Bekisar Merah” karya Ahmad Tohari.


(5)

66

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 2, April 2014

Berikut ini akan dianalisis konflik internal dan watak tokoh utama dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari.

Analisis Konflik Internal

a. Konflik Internal Lasi Dengan Teman sekolahnya

Data 1 halaman 32

“Lasi-pan, si Lasi anak jepang”

Ujar satu anak sambil memonyongkan mulut dan menuding wajah Lasi

“Emakmu diperkosa orang Jepang, maka pantas, matamu rapat seperti Jepang” ejek yang satu lagi

Dari data di atas, dapat diinterpretrasikan bahwa teman-teman sekolah Lasi selalu mengejek Lasi dan mengata-mengatai Lasi anak Jepang, karena rupa Lasi yang berbeda dari orang-orang Karangsoga. Lasi dikata-katai anak Jepang karena orang-orang menganggap emak Lasi diperkosa oleh seorang serdadu Jepang dan Lasilah anak hasil perkosaan tersebut sehingga rupa Lasi seperti orang Jepang, berkulit putih, bermata kaput atau sipit. Hal ini sangat menyiksa Lasi, selalu menjadi bahan ejekan dan caci maki orang-orang disekitarnya tiada hari tanpa ejekan dari teman-temannya sering Lasi menangis mendengar ejekan tersebut. Ini benar-benar membuat Lasi sakit hati dan kecewa terhadap teman-temannya.

b. Konflik internal antara Lasi dengan orangtuanya

Data 2 halaman 36

“Anak-anak mengganggumu lagi?”

“Selalu!” jawab Lasi tajam sinar kemarahan masih terpancar dari matanya terasa ada tuntutan yang runcing dan menusuk diajukan oleh Lasi, mengapa dia harus menghadapi ejeken dan celoteh orang setiap hari dan mbok Wiryaji seakan mendengar anaknya berteriak.

“Kalau bukan karena engkau, takkan aku mengalami semua kesusahan ini!”

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa Lasi marah dan kecewa pada ibunya karena Lasi merasakan semua penderitaan dan ocehan teman-temannya adalah karena ibunya. Lasi diejek teman-temannya sebagai anak Jepang karena ibunya mbok Wiryaji diperkosa oleh seorang serdadu Jepang dan Lasi adalah anak hasil perkosaan tersebut, mbok Wiryaji menderita menghadapi ocehan orang-orang tentang dirinya dan ibunya. Wanita ini paham dan menghayati sepenuhnya kesusahan yang selalu mengusik hati Lasi. Mbok Wiryaji juga sadar, amat sadar kesusahan Lasi adalah perpanjangan kesusahan Mbok Wiryaji sendiri, kesusahan yang sudah puluhan tahun mengeram dalam jiwanya.

c. Konflik Internal Lasi dengan Darsa Data 3 halaman 73

“Oalah, Lasi, anakku karuaya temen awakmu! Sial amat peruntunganmu!” “Apa, mak? Sebutnya ada apa, mak?”

“Gusti, jadi kamu belum tahu? Darsa suamimu, tengik! Dia bacin! Dia kurang ajar, Sipah sedang menuntutnya agar dikawini, kamu tidak usah pulang kerumahmu, kamu harus minta cerai.


(6)

67

Dari data di atas dapat dilihat bahwa ibunya Lasi begitu kecewa pada Darsa suami Lasi yang telah mengkhianati Lasi dengan menghamili Sipah, anak Bunek seorang tukang urut yang selama ini telah mengurut Darsa sampai sembuh. Dan Mbok Wiryaji kasihan melihat Lasi, anaknya yang telah mendapatkan pengkhianatan besar-besaran dari suaminya dan sialnya Lasi belum mengetahui hal ini sementara orang-orang Karangsoga sudah mengetahuinya, mendengar cerita dari ibunya dunia Lasi rasanya berbalik, berputar-putar dan dipandangnya Lasi melihat semua orang, pohonan, dan burung-burung menyeringai mengejeknya, dan Mbok Wiryaji menyarankan agar Lasi minta cerai dari suaminya.

d. Konflik Internal Lasi dengan Kanjat Data 4 halaman 257

“Kamu mau bilang apa, Jat?”

“Banyak yang ingin kukatakan kamu bisa merasakannya?” Lasi mengangguk. “Jadi masih perlukah aku mengatakannya?” Lasi mengeleng.

“Jat, itu tak mungkin.”

“Tak mungkin? Siapa bilang?”

“Aku sendiri, aku seorang, janda dan usiaku lebih tua, kamu perjaka, terpelajar, dan anak orang berada. Pokoknya aku tak pantas buat kamu, dan sangat banyak gadis sepadan yang lebih pantas jadi istri kamu.”

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa diantara Lasi dan Kanjat saling mencintai dan menyayangi tanpa diutarakan pandangan kata-kata mereka sudah sama-sama dapat merasakan perasaan masing-masing, saat pertemuan mereka Kanjat ingin bicara dan mengutarakan apa yang dirasakannya pada Lasi namun tanpa dijelaskanpun Lasi sudah mengetahui dan merasakannya. Karena Lasi pun merasakan hal sama, tapi sayang Lasi tak dapat menerima cinta Kanjat karena menurut Lasi, ia tak pantas untuk dicintai Kanjat karena status Lasi yang seorang janda dan perbedaan usia mereka yang terpaut 2 tahun, Lasi lebih tua dari Kanjat sedangkan Kanjat masih jejaka, terpelajar dan anak orang kaya, sungguh sesuatu yang tak mungkin dipersatukan dan terlebih masih banyak gadis lain yang sepadan dengan Kanjat dibandingkan dengan dirinya. Hal ini membuat Kanjat kecewa dengan penolakan Lasi pada dirinya.

Data 5 halaman 258

“Kita harus berani melupakan keinginan yang sekuat apapun bila kita tak mau menyesal kelak.”

“Tidak, apa yang kamu katakan tadi sudah lama tak kupedulikan.”

“Tetapi jangan lupa, ini Karangsoga, pernah kamu dengan seorang jejaka mengawini janda disini?

“Itu pun sudah lama tak kupirkan.” “Tetapi orangtuamu?

Dari data di atas dapat dilihat bahwa Lasi sungguh-sunguh menolak perasaan cinta Kanjat padanya, namun Kanjat bersikeras meyakinkan Lasi dengan perasannya. Lasi merasa tak pantas untuk menjadi istri Kanjat karena perbedaan dianatra mereka sangat jauh. Lasi seorang janda, anak orang miskin, tidak sekolah dan usianya lebih tua dari Kanjat. Sedangkan Kanjat masih jejaka, terpelajar dan anak orang berada, terlebih-lebih di desa mereka Karangsoga belum pernah ada seorang jejaka menikahi seorang janda. Hal ini pulalah yang menjadi bahan pertimbangan Lasi namun Kanjat sudah lama tak mempedulikan itu, tapi bagaimana nantinya tanggapan orang tua Kanjat dengan hubungan mereka? Lasi tak ingin kembali jadi gunjingan orang-orang desa apabila mereka pacaran dan terlebih-lebih nanti mereka akan menikah, dan Kanjat terus meyakinkan Lasi bahwa Kanjat tak peduli dengan semua yang dikatakan Lasi dengan


(7)

68

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 2, April 2014

ketakutannya itu, yang penting baginya mereka dapat bersatu. e. Konflik Lasi dengan Handarboni

Data 8 halaman 270

“Kamu boleh minta kepuasan kepada lelaki lain yang penting kamu jaga mulut dan tetap tinggal jadi istriku dirumah ini”

Kenapa sih, Mas Han suka bilang seperti itu?” “Kenapa?”

“Ya, kenapa?”

“Karena aku tahu kamu masih sangat muda, juga karena aku tidak merasa keberatan selama kamu jaga mulut dan tidak minta cerai, jelas?

Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa Lasi marah dan sakit hati pada suaminya yang menyarankan Lasi untuk minta kepuasan lelaki lain dan suaminya tidak akan marah apalagi keberatan selama Lasi bisa jaga mulut dan tidak minta cerai padanya. Hal in benar-benar membuat Lasi sakit hati, dan merasa jijik pada Handarboni yang menyarankan hal konyol seperti itu padanya. Usaha Lasi untuk menghentikannya tak dihiraukan oleh Handarboni. Lasi protes. Lasi uring-uringan. Saat Lasi bilang bahwa ia benar-benar tidak mau lagi mendengar Handarboni menawarkan peluang nyeleweng. Lasi menangis karena sangat sulit percaya bahwa yang ia dengar itu betul-betul keluar dari mulut suaminya. Dunia yang baginya terasa begitu ganjil tiba-tiba terbentang dan Lasi dipersilahkan masuk Lasi protes lebih keras.

Gambaran Watak Tokoh Utama a. Tokoh Kanjat

Data 1

“Las aku tidak ikut nakal” ujar Kanjat

“Kamu tidak marah padaku, bukan?” (Bekisar Merah, halaman 33)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Kanjat berusaha meyakinkan Lasi bahwa ia tidak ikutan-ikutan mengejak Lasi seperti teman-teman mereka yang lain, ia tidak nakal ia teman Lasi jadi ia membelanya dan tidak ikut mengejek jadi Kanjat berharap Lasi tidak marah padanya.

Data 2

“Maaf, Las, bagaimana bila foto ini kuminta?” (Bekisar Merah, halaman 179)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Kanjat adalah lelaki yang sopan, bahkan sampai meminta foto Lasi untuk disimpannyapun ia meminta izin dulu pada siempunya foto, yaitu Lasi.

Data 3

“Terus terang, ya maka aku sesungguhnya merasa kasihan, dan khawatir Lasi akan dijadikan perempuan yang nggak benar. Menurut kamu apa perasaanku ini berkelebihan?”

(Bekisar Merah, halaman 191)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Kanjat adalah lelaki yang baik, penyayang, dan pemgiba, ia kasihan dan keadaan Lasi dan sangat khawatir bila terjadi sesuatu pada


(8)

69

Lasi selama ia tinggal di rumah Bu Lanting, hingga perasaan curiga timbul dihatinya. Ia curiga pada sikap Bu Lanting yang begitu baik pada Lasi.

Data 4

“Lebih dari satu tahun aku dan beberapa teman mencoba berbuat sesuatu bagi para penyadap nihil. Kami hanya berhasil memperkenalkan bahan kimia pengawet nira serta bahan untuk membantu mengeraskan gula. Kami juga membuat tungku hemat kayu api, tetapi sudah ku bilang, para penyadap tidak mudah menerima perubahan, maka hanya ada beberapa penyadap yang mau menggunakan tungku buatan kami” (Bekisar Merah, halaman 288-289)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Kanjat adalah lelaki yang pintar, bijak, cepat tanggap dalam menyikapi permasalahan para kaum penyadap hingga ia tahu masalah yang sekecil apapun yang terjadi pada mereka. Ia juga lelaki yang baik mau membantu mereka untuk bisa keluar dari masalah-masalah yang ada. Tapi Kanjat mesti menelan kekecewaan karena penelitian dan percobaan yang ia lakukan dengan teman-temannya mengalami kegagalan karena tidak semua orang Karangsoga bisa menerima perubahan yang mereka berikan untuk kesejahteraan mereka sendiri.

b. Tokoh Lasi Data 1

“Terserah, Kang, tetapi kurang pantas dalam cuaca seperti ini kamu bekerja juga” “Hujan masih lebat Kang” (Bekisar Merah, halaman 10)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah seorang istri yang penurut dan penyabar dan sangat menghormati suaminya.

Data 2

“Saya ingin dia dirawat sampai sembuh untuk Kang Darsa, apakah kebun kelapa saya tidak bisa dijual?”

“Tetapi, Mak, kasihan Kang Darsa” (Bekisar Merah, halaman 49-50)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah adalah istri yang setia pada suaminya. Dia berusaha keras bagaimana caranya agar suaminya bisa cepat sembuh karena ia sangat sedih dicelana, cairan itu keluar begitu saja akibat jatuh dari pohon kelapa saat mengambil pongkor-pongkor nira dari pohon kelapa.

Data 3

“Mas Pardi, bumi-langit jadi saksi bahwa aku pergi atas kemauanku sendiri. Ayolah atau bila kalian keberatan aku akan turun dan duduk di depan roda, bagaimana?” (Bekisar Merah, halaman 82)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah orang yang keras kepala. Ia tetap memaksa Pardi agar ia bisa ikut dengan mobil yang dikendarai oleh Pardi menuju Jakarta, sampai-sampai ia bersumpah dan mengancam bila Pardi tidak mengizinkannya ikut ke Jakarta.

Data 4

“Bu Konong, saya hanya seorang perempuan dusun, melihat suami bertindak begitu, paling saya bisa purik seperti ini”


(9)

70

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 2, April 2014 “Entahlah, bu, tetapi dikampungku sebutan janda tak enak disandang, terlalu banyak mata menyorot, terlalu banyak telinga nguping, berjalan selangkah atau berucap sepatah serba dinilai orang” (Bekisar Merah, halaman 95).

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah seorang yang penyabar, ia sabar, dan pasrah saja terhaap pengkhianatan suaminya. Lasi memang sakit hati, sedih dan terpuruk atas perlakuan suaminya tapi ia hanya sabar dan pasrah saja, tanpa membalas lagi perbuatan suaminya itu, ia hanya mampu kabur, melarikan diri dari orang-orang yang menghina, mencemooh dan memandang aneh padanya di desa Karangsoga, pikiran dan hatinya benar-benar kalut dan kacau sekali.

Data 5

“Di, aku belum tahu apa keperluanmu datang kemari, namun terimalah uang itu lebih dulu agar utangku kepadamu lunas, dan terimakasih atas kebaikanmu.” (Bekisar Merah, halaman 250)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah seorang yang bertanggung jawab, tidak suka ingkar janji dan tahu batas budi atas kebaikan orang padanya, Lasi membayar utangnya pada Pardi yang dulu pernah ia pakai saat ia kabur dari kampungnya menuju Jakarta dengan mengenderai truk yang membawa gula kelapa ke Jakarta yang dikenderaan oleh Pardi, dulu, saat menerima uang pemberian Pardi, ia berjanji akan mengembalikan uang itu dan sekarang Lasi menepati janjinya serta membalas kebaikan Pardi padanya.

Data 6

“Jat, itu tak mungkin”

“aku sendiri aku seorang janda dan usiaku lebih tua. Kamu perjaka, terpelajar, dan anak orang berada. Pokoknya aku tak pantas buat kamu. Dan sangat banyak gadis sepadan yang lebih pantas jadi istri kamu”

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi seorang yang rendah hati, tahu diri dengan keadaan dirinya yang tidak sepadan mendampingi Kanjat yang seorang terpelajar, anak orang kaya dan masih perjaka sedangkan dirinya seorang janda, orang miskin dan umurnya lebih tua dari Kanjat sehingga ia menolak perasaan Kanjat karena ia tak ingin jadi bahan omongan orang-orang dan orangtua Kanjat yang pasti tidak akan setuju, terlebih janji yang terlanjur diucapkannya. Lasi bukanlah orang yang ingkar janji.

Data 7

“Masalahnya bukan alim atau tidak alim, melainkan lebih sederhana. Melakukan hal seperti itu, bahkan baru membayangkannya, bagi saya terasa sangat ganjil, itu saja” (Bekisar Merah, halaman 269)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi benar-benar wanita yang baik dan masih mengingat etika meskipun ia sudah hidup dengan kemewahan dan berada di dunia yang serba glamor dan praktis, Lasi menolak keras tawaran suaminya untuk mencari borahi bebas di luar sana dan Bu Lanting mendukung usul itu. Lasi menolak, ia tak sanggup melakukan itu bahkan membayangkannya saja baginya sesuatu yang ganjil Lasi masih eling.


(10)

71 Data 8

“Kang Mukri bilang, surau Eyang Mus perlu dipugar, betul?”

“Eyang Mus tidak ingin surau kita berlantai tegel dan berdinding tembok? Surau berdinding bambu sudah ketinggalan zaman”

“Kalau begitu, bagaimana bila saya membeli pengeras suara untuk surau kita? Eyang Mus, dimana-mana orang memasang pengeras suara untuk mesjid dan surau mereka” (Bekisar Merah, halaman 278-279)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi bukan lah orang yang lupa kacang pada kulitnya, meskipun ia sudah makmur, ia mau membantu orang-orang di desanya, terutama niatnya yang ingin memperbaiki surau Eyang Mus, walaupun beliau menolak tawaran Lasi tersebut Lasi berusaha menyakinkan Eyang Mus bagaimana caranya agar suraunya diperbaiki dengan menawarkan hal-hal yang dibutuhkan surau untuk kepentingan orang-orang didesanya.

Data 9

“Jat, bila aku mau jadi orang nggak benar, sangat gampang, aku boleh dibilang punya semua kemudahan untuk melakukan hal itu, bahkan sudah kubilang, suamiku pun mengizinkannya,, tetapi, Jat aku masih eling, masalahnya, kalau ada orang benar yang mau membawaku keluar dari persoalan ini, sampai kapankah aku bisa bertahan eling? Jelasnya, bila aku sudah jadi janda lagi nanti, apa yang mungkin akan terjadi pada diriku? Jat, kamu bisa mengatakannya?” (Bekisar Merah, halaman 296)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi seorang yang jujur dan terbuka, ia mengemukakan segala permasalahannya yang terjadi pada rumah tangganya yang menurutnya sangat aneh dan ganjil. Sebuah perkawinan main-main membuatnya menderita dan tak tahan menjalani pernikahan seperti itu. Lasi berterus terang pada Kanjat dan menginginkan kejujuran Kanjat padanya juga, ia ingin Kanjat membantunya, mengeluarkan ia dari persoalan ini, namun ia menyesal telah jujur pada Kanjat karena Kanjat tidak menanggapi kata-katanya, tapi dugaan Lasi salah, Kanjat tahu bagaimana perasaan Lasi padanya.

Data 10

“Berikan uang ini kepada Kang Darsa. Uang itu cukup untuk makan kalian selama setahun bila kalian gunakan untuk menyewa pohon kelapa. Sudah, jangan terus menangis.”

(Bekisar Merah, halaman 304-306)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah seorang yang pengiba dan penuh kasih sayang, meskipun ia pernah disakiti Darsa, mantan suaminya. Lasi tidak mendendam ia justru prihatin dan perhatian pada nasib keluarga Darsa, masih mau membantu mereka, meskipun ia sudah makmur ia tidak sombong dan masih mau membantu orang yang kesusahan, walaupun orang tersebut pernah menyakitinya.


(11)

72

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 2, April 2014

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan penulis menyimpulkan: 1. Gambaran Konflik

Lasi tak menyangka kesetiaannya dibalas dengan pengkhianatan dari suaminya. Darsa berbuat kesalahan hingga Sipah, gadis pincang itu hamil serta merta meminta pertanggung jawaban dari Darsa, suami Lasi. membuat hidup Lasi porak poranda, hancur dan sakit hati karena ulah suaminya. Keadaan ini membuat Lasi nekat kabur dan tak tahu kemana tujuan, hingga ia bertemu dengan Pardi yang sedang mengenderai truk yang membawa gula kelapa menuju kota, Lasi ikut dengan Pardi yang akan ke kota Jakarta mengantarkan gula kelapa.

Pada saat berada di Jakarta Lasi diperkenalkan dengan seorang pria kaya bernama Handarboni tak disangka menyukai Lasi dan menikahinya. Namun setelah menikah dengan Handarboni Lasi mengalami kekecewaan, karena pernikahannya hanya pernikahan main-main, longgar, dan dimata Lasi sangat ganjil hingga muncul Kanjat dan Lasi berharap Kanjat dapat membantunya untuk keluar dari masalahnya.

Sejak kecil Kanjat telah menyukai Lasi, gadis keturunan Jepang teman masa kecilnya dulu, hingga dewasa Kanjat masih menyimpan perasaan itu. Namun tak kesampaian karena Lasi menikah dengan Darsa dan Kanjat sendiri meneruskan pendidikannya ke bangku kuliah di Universitas Jenderal Sudirman, teknik pertanian, Purwokerto, setelah kuliahnya selesai, Kanjat kembali kekampungnya untuk keluar dari problematika mereka sebagai penyadap nira kelapa, berbagai percobaan mereka lakukan untuk meringankan beban para penyadap itu, mulai dari memperkenalkan bahan kimia pengawet nira serta bahan untuk membantu mengeraskan gula. Berbagai macam penelitian Kanjat dan teamnya lakukan, membuat tungku hemat kayu bakar, tetapi ternyata hasilnya boleh dibilang nihil, karena para penyadap tidak mudah menerima perubahan, maka hanya ada beberapa penyadap yang mau menggunakan tungku buatan Kanjat dan teamnya. Hal ini membuat Kanjat sadar bahwa permasalahan para penyadap disini memang besar dan rumit, sehingga tak bisa diselesaikan dengan cara kecil-kecilan.

Ketika Kanjat mengetahui Lasi sudah menjadi janda, ia datang menemui Lasi dan mengutarakan perasaannya pada gadis pujaannya, namun Kanjat harus menelan kekecewaan karena Lasi menolaknya, sebab Lasi sudah mempunyai rencana dengan pria lain. Penolakan Lasi membuatnya tak ingin pacaran dan mengenal gadis lain bahkan memikirkannya pun tak ada dibenaknya.

Waktu berselang, Lasi ingin menemui Kanjat setelah Lasi menikah dengan lelaki lain, dipertemuan mereka tersebut, Lasi mengutarakan semua permasalahan yang ia alami dalam pernikahannya yang treasa aneh, ganjil dan main-main dari penuturannya. Lasi ingin Kanjat menolongnya keluar dari permasalahan yang ia hadapi. Lasi juga mengutarakan perasaannya pada Kanjat. Membuatnya berada dalam keadaan yang sulit, dilema, bebannya terasa makin berat belum lagi masalah para penyadap yang terus memanggil keterpihakan Kanjat, sudah menjadi kesadaran yang mendalam dihati Kanjat bahwa para penyadap menyimpan piutang yang sangat besar pada orang-orang dari lapisan yang lebih makmur, termasuk Kanjat sendiri yang seorang anak tengkulak gula di Karangsoga. Ia merasa gagal membayarnya kembali. Keringat para penyadap itu mungkin akan menjadi utang abadi baginya.


(12)

73 2. Gambaran Watak

Lasi, seorang wanita yang cantik, baik dan penurut. Ia seorang istri yang setia, menurut pada suaminya, selalu sabar menghadapi kesulitan hidupnya sebagai istri seorang penyadap. Walaupun suaminya pernah mengkhianati dan menyakitinya ia tak pernah menyimpan dendam malah ia mau membantu kesulitan keluarga mantan suaminya itu, karena ia orang yang pengiba pada kesulitan orang lain.

Ia seorang yang tahu balas budi, menghargai orang yang pernah membantunya, tapi ia seorang yang keras kepala mempertahankan pendapat dan keyakinannya dan berusaha untuk menempati janji yang pernah ia ucapkan dan mempertanggung jawabkan setiap kata-kata dan perbuatannya.

Kanjat, seorang pemuda yang baik, penuh perhatian dan tanggung jawab pada orang yang lemah yang mengalami kesulitan, ia selalu berusaha membantu orang-orang yang kesusahan dengan penuh semangat. Kanjat pria yang lembut, sopan, dan penyayang. Walaupun ia mengalami kekecewaan ia tetap sabar dan bijaksana mengatasi kekecewaan hatinya. Ia pria yang pintar dan cepat tanggap dalam memahami dan mengatasi permasalahan orang-orang di desanya, para kaum penyadap, meskipun ia mengalami kegagalan membantu kesulitan yang menghimpit mereka tetap semangat ingin membantu karena ia orang yang pengiba dengan kesusahaan orang-orang disekelilingnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1998. ________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta, 2006.

Hamzah Adjib, A, Pengantar Bermain Drama, Bandung: CV. Rosda, 1985.

Ibrahim, Syukur ABD, Kesusastraan Indonesia Sajian Latih Ajar Mandiri, Surabaya: Usaha Nasional, 1987.

Keraf, Gorys, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia, 2007. __________, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia, 2006.

__________, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.

Saini dan Sumardjo Jakob, Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: Gramedia. 1991. Tarigan, Henry Guntur, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa, 1991. Tohari, Ahmad, Bekisar Merah, Jakarta: Gramedia, 2005.

Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Http://sahabatblogspot.com/2008/04/Pengertian-novel.html diakses tanggal 10 Oktober 2010.


(13)

(1)

69

Lasi selama ia tinggal di rumah Bu Lanting, hingga perasaan curiga timbul dihatinya. Ia curiga pada sikap Bu Lanting yang begitu baik pada Lasi.

Data 4

“Lebih dari satu tahun aku dan beberapa teman mencoba berbuat sesuatu bagi para penyadap nihil. Kami hanya berhasil memperkenalkan bahan kimia pengawet nira serta bahan untuk membantu mengeraskan gula. Kami juga membuat tungku hemat kayu api, tetapi sudah ku bilang, para penyadap tidak mudah menerima perubahan, maka hanya ada beberapa penyadap yang mau menggunakan tungku buatan kami” (Bekisar Merah, halaman 288-289)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Kanjat adalah lelaki yang pintar, bijak, cepat tanggap dalam menyikapi permasalahan para kaum penyadap hingga ia tahu masalah yang sekecil apapun yang terjadi pada mereka. Ia juga lelaki yang baik mau membantu mereka untuk bisa keluar dari masalah-masalah yang ada. Tapi Kanjat mesti menelan kekecewaan karena penelitian dan percobaan yang ia lakukan dengan teman-temannya mengalami kegagalan karena tidak semua orang Karangsoga bisa menerima perubahan yang mereka berikan untuk kesejahteraan mereka sendiri.

b. Tokoh Lasi Data 1

“Terserah, Kang, tetapi kurang pantas dalam cuaca seperti ini kamu bekerja juga” “Hujan masih lebat Kang” (Bekisar Merah, halaman 10)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah seorang istri yang penurut dan penyabar dan sangat menghormati suaminya.

Data 2

“Saya ingin dia dirawat sampai sembuh untuk Kang Darsa, apakah kebun kelapa saya tidak bisa dijual?”

“Tetapi, Mak, kasihan Kang Darsa” (Bekisar Merah, halaman 49-50)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah adalah istri yang setia pada suaminya. Dia berusaha keras bagaimana caranya agar suaminya bisa cepat sembuh karena ia sangat sedih dicelana, cairan itu keluar begitu saja akibat jatuh dari pohon kelapa saat mengambil pongkor-pongkor nira dari pohon kelapa.

Data 3

“Mas Pardi, bumi-langit jadi saksi bahwa aku pergi atas kemauanku sendiri. Ayolah atau bila kalian keberatan aku akan turun dan duduk di depan roda, bagaimana?” (Bekisar Merah, halaman 82)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah orang yang keras kepala. Ia tetap memaksa Pardi agar ia bisa ikut dengan mobil yang dikendarai oleh Pardi menuju Jakarta, sampai-sampai ia bersumpah dan mengancam bila Pardi tidak mengizinkannya ikut ke Jakarta.

Data 4

“Bu Konong, saya hanya seorang perempuan dusun, melihat suami bertindak begitu, paling saya bisa purik seperti ini”


(2)

70

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 2, April 2014 “Entahlah, bu, tetapi dikampungku sebutan janda tak enak disandang, terlalu banyak mata menyorot, terlalu banyak telinga nguping, berjalan selangkah atau berucap sepatah serba dinilai orang” (Bekisar Merah, halaman 95).

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah seorang yang penyabar, ia sabar, dan pasrah saja terhaap pengkhianatan suaminya. Lasi memang sakit hati, sedih dan terpuruk atas perlakuan suaminya tapi ia hanya sabar dan pasrah saja, tanpa membalas lagi perbuatan suaminya itu, ia hanya mampu kabur, melarikan diri dari orang-orang yang menghina, mencemooh dan memandang aneh padanya di desa Karangsoga, pikiran dan hatinya benar-benar kalut dan kacau sekali.

Data 5

“Di, aku belum tahu apa keperluanmu datang kemari, namun terimalah uang itu lebih dulu agar utangku kepadamu lunas, dan terimakasih atas kebaikanmu.” (Bekisar Merah, halaman 250)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah seorang yang bertanggung jawab, tidak suka ingkar janji dan tahu batas budi atas kebaikan orang padanya, Lasi membayar utangnya pada Pardi yang dulu pernah ia pakai saat ia kabur dari kampungnya menuju Jakarta dengan mengenderai truk yang membawa gula kelapa ke Jakarta yang dikenderaan oleh Pardi, dulu, saat menerima uang pemberian Pardi, ia berjanji akan mengembalikan uang itu dan sekarang Lasi menepati janjinya serta membalas kebaikan Pardi padanya.

Data 6

“Jat, itu tak mungkin”

“aku sendiri aku seorang janda dan usiaku lebih tua. Kamu perjaka, terpelajar, dan anak orang berada. Pokoknya aku tak pantas buat kamu. Dan sangat banyak gadis sepadan yang lebih pantas jadi istri kamu”

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi seorang yang rendah hati, tahu diri dengan keadaan dirinya yang tidak sepadan mendampingi Kanjat yang seorang terpelajar, anak orang kaya dan masih perjaka sedangkan dirinya seorang janda, orang miskin dan umurnya lebih tua dari Kanjat sehingga ia menolak perasaan Kanjat karena ia tak ingin jadi bahan omongan orang-orang dan orangtua Kanjat yang pasti tidak akan setuju, terlebih janji yang terlanjur diucapkannya. Lasi bukanlah orang yang ingkar janji.

Data 7

“Masalahnya bukan alim atau tidak alim, melainkan lebih sederhana. Melakukan hal seperti itu, bahkan baru membayangkannya, bagi saya terasa sangat ganjil, itu saja” (Bekisar Merah, halaman 269)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi benar-benar wanita yang baik dan masih mengingat etika meskipun ia sudah hidup dengan kemewahan dan berada di dunia yang serba glamor dan praktis, Lasi menolak keras tawaran suaminya untuk mencari borahi bebas di luar sana dan Bu Lanting mendukung usul itu. Lasi menolak, ia tak sanggup melakukan itu bahkan membayangkannya saja baginya sesuatu yang ganjil Lasi masih eling.


(3)

71 Data 8

“Kang Mukri bilang, surau Eyang Mus perlu dipugar, betul?”

“Eyang Mus tidak ingin surau kita berlantai tegel dan berdinding tembok? Surau berdinding bambu sudah ketinggalan zaman”

“Kalau begitu, bagaimana bila saya membeli pengeras suara untuk surau kita? Eyang Mus, dimana-mana orang memasang pengeras suara untuk mesjid dan surau mereka” (Bekisar Merah, halaman 278-279)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi bukan lah orang yang lupa kacang pada kulitnya, meskipun ia sudah makmur, ia mau membantu orang-orang di desanya, terutama niatnya yang ingin memperbaiki surau Eyang Mus, walaupun beliau menolak tawaran Lasi tersebut Lasi berusaha menyakinkan Eyang Mus bagaimana caranya agar suraunya diperbaiki dengan menawarkan hal-hal yang dibutuhkan surau untuk kepentingan orang-orang didesanya.

Data 9

“Jat, bila aku mau jadi orang nggak benar, sangat gampang, aku boleh dibilang punya semua kemudahan untuk melakukan hal itu, bahkan sudah kubilang, suamiku pun mengizinkannya,, tetapi, Jat aku masih eling, masalahnya, kalau ada orang benar yang mau membawaku keluar dari persoalan ini, sampai kapankah aku bisa bertahan eling? Jelasnya, bila aku sudah jadi janda lagi nanti, apa yang mungkin akan terjadi pada diriku? Jat, kamu bisa mengatakannya?” (Bekisar Merah, halaman 296)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi seorang yang jujur dan terbuka, ia mengemukakan segala permasalahannya yang terjadi pada rumah tangganya yang menurutnya sangat aneh dan ganjil. Sebuah perkawinan main-main membuatnya menderita dan tak tahan menjalani pernikahan seperti itu. Lasi berterus terang pada Kanjat dan menginginkan kejujuran Kanjat padanya juga, ia ingin Kanjat membantunya, mengeluarkan ia dari persoalan ini, namun ia menyesal telah jujur pada Kanjat karena Kanjat tidak menanggapi kata-katanya, tapi dugaan Lasi salah, Kanjat tahu bagaimana perasaan Lasi padanya.

Data 10

“Berikan uang ini kepada Kang Darsa. Uang itu cukup untuk makan kalian selama setahun bila kalian gunakan untuk menyewa pohon kelapa. Sudah, jangan terus menangis.”

(Bekisar Merah, halaman 304-306)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa Lasi adalah seorang yang pengiba dan penuh kasih sayang, meskipun ia pernah disakiti Darsa, mantan suaminya. Lasi tidak mendendam ia justru prihatin dan perhatian pada nasib keluarga Darsa, masih mau membantu mereka, meskipun ia sudah makmur ia tidak sombong dan masih mau membantu orang yang kesusahan, walaupun orang tersebut pernah menyakitinya.


(4)

72

Telangkai Bahasa dan Sastra, Tahun Ke-8, No 2, April 2014 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan penulis menyimpulkan: 1. Gambaran Konflik

Lasi tak menyangka kesetiaannya dibalas dengan pengkhianatan dari suaminya. Darsa berbuat kesalahan hingga Sipah, gadis pincang itu hamil serta merta meminta pertanggung jawaban dari Darsa, suami Lasi. membuat hidup Lasi porak poranda, hancur dan sakit hati karena ulah suaminya. Keadaan ini membuat Lasi nekat kabur dan tak tahu kemana tujuan, hingga ia bertemu dengan Pardi yang sedang mengenderai truk yang membawa gula kelapa menuju kota, Lasi ikut dengan Pardi yang akan ke kota Jakarta mengantarkan gula kelapa.

Pada saat berada di Jakarta Lasi diperkenalkan dengan seorang pria kaya bernama Handarboni tak disangka menyukai Lasi dan menikahinya. Namun setelah menikah dengan Handarboni Lasi mengalami kekecewaan, karena pernikahannya hanya pernikahan main-main, longgar, dan dimata Lasi sangat ganjil hingga muncul Kanjat dan Lasi berharap Kanjat dapat membantunya untuk keluar dari masalahnya.

Sejak kecil Kanjat telah menyukai Lasi, gadis keturunan Jepang teman masa kecilnya dulu, hingga dewasa Kanjat masih menyimpan perasaan itu. Namun tak kesampaian karena Lasi menikah dengan Darsa dan Kanjat sendiri meneruskan pendidikannya ke bangku kuliah di Universitas Jenderal Sudirman, teknik pertanian, Purwokerto, setelah kuliahnya selesai, Kanjat kembali kekampungnya untuk keluar dari problematika mereka sebagai penyadap nira kelapa, berbagai percobaan mereka lakukan untuk meringankan beban para penyadap itu, mulai dari memperkenalkan bahan kimia pengawet nira serta bahan untuk membantu mengeraskan gula. Berbagai macam penelitian Kanjat dan teamnya lakukan, membuat tungku hemat kayu bakar, tetapi ternyata hasilnya boleh dibilang nihil, karena para penyadap tidak mudah menerima perubahan, maka hanya ada beberapa penyadap yang mau menggunakan tungku buatan Kanjat dan teamnya. Hal ini membuat Kanjat sadar bahwa permasalahan para penyadap disini memang besar dan rumit, sehingga tak bisa diselesaikan dengan cara kecil-kecilan.

Ketika Kanjat mengetahui Lasi sudah menjadi janda, ia datang menemui Lasi dan mengutarakan perasaannya pada gadis pujaannya, namun Kanjat harus menelan kekecewaan karena Lasi menolaknya, sebab Lasi sudah mempunyai rencana dengan pria lain. Penolakan Lasi membuatnya tak ingin pacaran dan mengenal gadis lain bahkan memikirkannya pun tak ada dibenaknya.

Waktu berselang, Lasi ingin menemui Kanjat setelah Lasi menikah dengan lelaki lain, dipertemuan mereka tersebut, Lasi mengutarakan semua permasalahan yang ia alami dalam pernikahannya yang treasa aneh, ganjil dan main-main dari penuturannya. Lasi ingin Kanjat menolongnya keluar dari permasalahan yang ia hadapi. Lasi juga mengutarakan perasaannya pada Kanjat. Membuatnya berada dalam keadaan yang sulit, dilema, bebannya terasa makin berat belum lagi masalah para penyadap yang terus memanggil keterpihakan Kanjat, sudah menjadi kesadaran yang mendalam dihati Kanjat bahwa para penyadap menyimpan piutang yang sangat besar pada orang-orang dari lapisan yang lebih makmur, termasuk Kanjat sendiri yang seorang anak tengkulak gula di Karangsoga. Ia merasa gagal membayarnya kembali. Keringat para penyadap itu mungkin akan menjadi utang abadi baginya.


(5)

73 2. Gambaran Watak

Lasi, seorang wanita yang cantik, baik dan penurut. Ia seorang istri yang setia, menurut pada suaminya, selalu sabar menghadapi kesulitan hidupnya sebagai istri seorang penyadap. Walaupun suaminya pernah mengkhianati dan menyakitinya ia tak pernah menyimpan dendam malah ia mau membantu kesulitan keluarga mantan suaminya itu, karena ia orang yang pengiba pada kesulitan orang lain.

Ia seorang yang tahu balas budi, menghargai orang yang pernah membantunya, tapi ia seorang yang keras kepala mempertahankan pendapat dan keyakinannya dan berusaha untuk menempati janji yang pernah ia ucapkan dan mempertanggung jawabkan setiap kata-kata dan perbuatannya.

Kanjat, seorang pemuda yang baik, penuh perhatian dan tanggung jawab pada orang yang lemah yang mengalami kesulitan, ia selalu berusaha membantu orang-orang yang kesusahan dengan penuh semangat. Kanjat pria yang lembut, sopan, dan penyayang. Walaupun ia mengalami kekecewaan ia tetap sabar dan bijaksana mengatasi kekecewaan hatinya. Ia pria yang pintar dan cepat tanggap dalam memahami dan mengatasi permasalahan orang-orang di desanya, para kaum penyadap, meskipun ia mengalami kegagalan membantu kesulitan yang menghimpit mereka tetap semangat ingin membantu karena ia orang yang pengiba dengan kesusahaan orang-orang disekelilingnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1998. ________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Praktik, Jakarta: Rineka

Cipta, 2006.

Hamzah Adjib, A, Pengantar Bermain Drama, Bandung: CV. Rosda, 1985.

Ibrahim, Syukur ABD, Kesusastraan Indonesia Sajian Latih Ajar Mandiri, Surabaya: Usaha Nasional, 1987.

Keraf, Gorys, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia, 2007. __________, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia, 2006.

__________, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.

Saini dan Sumardjo Jakob, Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: Gramedia. 1991. Tarigan, Henry Guntur, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa, 1991. Tohari, Ahmad, Bekisar Merah, Jakarta: Gramedia, 2005.

Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Http://sahabatblogspot.com/2008/04/Pengertian-novel.html diakses tanggal 10 Oktober 2010.


(6)

Dokumen yang terkait

Konflik batin tokoh utama dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari serta implikasinya terhadap pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di MTS Al-Mansuriyah, Kec Pinang, Kota Tangerang

4 44 99

PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI TINJAUAN : SASTRA FEMINIS DAN Perspektif Gender Dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari Tinjauan : Sastra Feminis Dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra Di Sma.

3 10 20

PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI TINJAUAN : SASTRA FEMINIS DAN Perspektif Gender Dalam Novel Bekisar Merah Karya Ahmad Tohari Tinjauan : Sastra Feminis Dan Implementasinya Pada Pembelajaran Sastra Di Sma.

0 3 15

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastr

0 2 12

DIMENSI JENDER DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI: KRITIK SASTRA FEMINIS.

1 0 25

KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MERPATI BIRU KARYA AHMAD MUNIF.

0 4 114

UNSUR STRUKTURAL DAN GAMBARAN PERJUANGAN PEREMPUAN DALAM NOVEL BEKISAR MERAH DAN BELANTIK (BEKISAR MERAH 2) KARYA AHMAD TOHARI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 9

ANALISIS GENDER DALAM NOVEL DWILOGI BERKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI

1 0 9

PERIHAL SUFISTIK DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI: SEBUAH PENDEKATAN SEMIOTIKA

0 0 26

ANALISIS KONFLIK DAN WATAK TOKOH UTAMA NOVEL “BEKISAR MERAH” KARYA AHMAD TOHARI Khatib Lubis

0 3 13