TINJAUAN KRITIS Critical Review Jurnal Potensi Pengemban

4 EKONOMI KOTA yang dapat mendorong industri kreatif untuk tampil menjadi pengusaha handal. Pemerintah Kota Bandung juga telah memberikan upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, walaupun oleh para pelaku ekonomi kreatif belum terlihat hasilnya. Salah satu upaya yang dipandang akan mampu meningkatkan kegiatan industri kreatif di Kota Bandung adalah dengan menjalankan program perjalanan intensif incentive travel bagi para perusahaan yang ingin melakukan perjalanannya di Kota Bandung. Incentive travel atau perjalanan intensif adalah suatu kegiatan perjalanan wisata yang unik dan khusus dalam rangka strategis untuk memotivasi karyawankepentingan manajemen perusahaan. Insentif adalah paket wisata yang ditawarkan sebagai alat memanajemen modern untuk memotivasi suatu perusahaan dengan tujuan meningkatkan gairah kerja, meningkatkan produksi dan penjualan, serta meningkatkan daya beli konsumen. Untuk menunjang kegiatan tersebut maka telah dipilih beberapa lokasi wisata yang mampu menunjang kegiatan perjalanan intensif ini, diantaranya adalah kawasan dataran tinggi Ciloke Lembang, Cileunca Pangalengan, Cisangkuy Banjaran, wisata belanja, dan atraksi wisata Saung Angklung Udjo SAU.

IV. TINJAUAN KRITIS

Industri kreatif dipercaya pemerintah sebagai harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing, dan meraih keunggulan dalam ekonomi global. Maria Elka Pangestu mengatakan bahwa sumbangan ekonomi kreatif sebesar 4,75 pada tahun 2006 atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar sebesar 5,6. Sektor ekonomi kreatif terbukti mampu menyerap sekitar 3,7juta tenaga kerja atau setara dengan 4,7 total penyerapan tenaga kerja baru. Pengembangan ekonomi kreatif di beberapa kota di Indonesia yang memiliki ‘iklim kreatif’ yang menonjol seperti Bandung, Bali, dan Yogyakarta. Richard Florida dalam The Rise of Creative Class 2003, menyatakan saat ini masyarakat dunia memasuki transformasi besar dalam ekonomi, yaitu ekonomi kreatif. Karena itu, kota tidak cukup hanya mengandalkan insentif ekonomi bila ingin menarik investasi di wilayah mereka. Dalam bukunya, Florida juga menegaskan bahwa kota-kota harus lebih menumbuhkan ‘iklim orang-orang’ daripada iklim bisnis. Itu artinya membangun ‘infrastruktur’ untuk mendukung kreatifitas di semua ini dan membangun komunitas perlu untuk dapat menarik orang-orang kreatif. Bandung sejak dulu dikenal sebagai kota yang memiliki ‘iklim kreatif’ yang kondusif. Ridwan Kamil 2011 mengemukakan, “Kosmopolitan dan kontenporer adalah karakter khas Bandung”. Irisan dan persilangan khas Bandung ini melahirkan banyak peluang terutama yang berkaitan dengan kekuatan ekonomi yang lahir dari tingginya kreatibitas dan inovasi generasi mudanya. Di Kota Bandung berkembang peluang-peluang ekonomi kreatif berbasis gaya hidup, antara lain seperti industri clothing, factory outlet, industri music, dan kuliner, 5 EKONOMI KOTA Menciptakan Ekologi Kota Kreatif dan Kebijakan Kota Kreatif Untuk mengembangkan kota kreatif, Simatupang menyatakan bahwa ada 2 prasyarat utama yang harus terpenuhi, yakni terciptanya ekologi kota kreatif dan adanya kebijakan kota kreatif. Ekologi kota kreatif terdiri dari mengembangkan sistem pendukung kreatif, mengembangkan program-program kreatif, menata ulang ruang fisik kota, dan mendorong terjadinya sistem inovasi kota yang didukung oleh pendidikan dan pelatihan kratif. Sedangkan untuk kebijakan kota kreatif terdiri dari mengembangkan modal kreatif, mendorong kemampuan menghadirkan modal finansial, menggerakkan kepemimpinan kreatif dan kolaborasi antar sektor industri kreatif, dan memperkuat citra Kota Bandung sebagai kotaa kreatif yang bermartabat. Gambar 1. Tabel Inovasi Pengembangan Kota Kreatif Sumber : http:www.slideshare.net Dalam pengembangan kota kreatif melalui metode ekologi kreatif diperlukan empat prinsip pokok yang harus diterapkan, antara lain prasarana, tempat, program, dan aset. Aspek prasarana yaitu yang mempengaruhi sistem pendukung industri kreatif supaya dapat lebih berkembang, seperti tersedianya fasilitas yang memadai, pendanaan yang cukup, ruang kreatif, dan kemudahan akses ke pasar. Sedangkan untuk aspek tempat ArtePolis yaitu sarana tempat yang dapat mendukung terciptanya kesan kreatif, seperti contohnya gedung yang artistik, ornamen kota artistik, ruang kratif untuk publik, galeri dan gedung pertunjukan, tata kota yang menyiratkan kesan kreatif, koridor kreatif, dan pelestarian lingkungan hidup. Untuk aspek program yaitu suatu aspek yang berpengaruh terhadap pengalaman kreatif yang dapat menarik pengunjung atau pembeli untuk datang dan 6 EKONOMI KOTA membeli sesuatu dari industri kreatif dalam suatu kota tersebut. Dalam aspek ini meliputi peristiwa, festival, kontes, dan expo. Aspek program ini sangat penting untuk ditonjolkan mengingat aspek ini dapat membawa suatu kota itu memiliki citra yang kreatif atau tidak. Sedangkan untuk aspek keempat yaitu aset InnoPolis, yaitu suatu aspek yang lebih menekankan pada seni dan sains yang mengubah gagasan, metode, atau objek yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru dengan nilai tambah yang lebih tinggi dan dapat ditawarkandiperoleh orang lain. Kota inovasi InnoPolis ini mendorong pendekatan yang holistik dan berkelanjutan terhadap inovasi secara teknologi, sosial, dan budaya. Dalam aspek ini terdiri dari industri kreatif, pendidikan, pemerintah, dan komunitas. Tujuan dari dibentuknya kota inovasi InnoPolis diantaranya adalah: - Bertindak sebagai katalis dalam mendorong kolaborasi antar otoritas dan organisasi supaya menjadi sinergi inovasi lintas daerah dan perusahaan. - Mendorong inisiatif riset dan pengembangan teknologi berbasis budaya lokal. - Mengembangkan ruang dialog tentang daya saing, inovasi, dan nilai-nilai sosial diantara pemegang kepentingan termasuk pemerintah, industri, pendidikan, dan masyarakat kreatif. - Mendorong partisipasi perusahaan dalam kegiatan inovasi yang dapat melestarikan identitas budaya, kebhinekaan, dan lingkungan hidup. - Mendorong partisipasi lembaga swadaya masyarakat dan nirlaba dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan inovasi yang menyangkut bidang atau daerah mereka. Untuk menunjang terwujudnya kegiatan InnoPolis tersebut, maka dibentuklah kebijakan inovasi dan inovasi sosial. Kebijakan inovasi ini dilakukan dengan cara meningkatkan kesadaran inovasi, pelatihan dan pendidikan inovasi, dan proyekjejaring inovasi. Sedangkan untuk inovasi sosial dilakukan dengan mengembangkan metode inovasi untuk manajemen budaya, kepariwisataan budaya yang berkelanjutan, dan inovasi, kebudayaan, dan teknologi komputer dan informasi. Dari penjelasan diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan tentang pengembangan kota kreatif melalui pendekatan ekologi kota kreatif, bahwa dalam pendekatan ini ada empat tahap yang perlu dilakukan, yaitu mengembangkan sistem pendukung kreatif, mengembangkan program-program kreatif, menata ulang ruang suatu kota ArtePolis, dan mendorong terjadinya sistem inovasi kota yang didukung oleh pendidikan dan pelatihan kreatif InnoPolis. Metode atau cara kedua yang perlu dikembangkan yaitu dengan membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung iklim ekonomi kreatif. Kebijakan adalah rencana pelaksanaan yang dikembangkan dengan tujuan untuk memandu keputusan dan mencapai 7 EKONOMI KOTA hasil yang rasional. Kebijakan dapat diartikan juga sebagai sebuah mekanisme untuk membuat keputusan secara politik, manajemen, finansial seperti penentuan prioritas pengeluaran, dan administrasi yang dubuat untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam menciptakan kebijakan kreatif, terdapat empat hal yang harus ditingkatkan, antara lain modal kreatif, modal finansial, kepemimpinan, dan pencitraan. Dalam mengembangkan modal kreatif, diperlukan pekerja-pekerja yang kreatif, pewirausaha kreatif, dan komunitas kreatif. Urgensi untuk dibentuknya komunitas kreatif ini adalah sebagai habitat untuk membangun identitas kreatif tertentu dan membidani lahirnya pekerja kreatif serta pewirausaha kreatif. Aktivitas-aktivitas yang dapat mendorong lahirnya pewirausaha kreatif ini diantaranya adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan, dialog dan diskusi, perekrutan anggota baru, keanggotaan, kepemimpinan, festivalkontespemberian penghargaan, dan penyediaan ruang untuk berkreasi. Pengembangan modal finansial dimaksudkan untuk dapat mendorong kemampuan untuk menghadirkan modal finansial. Untuk dapat menghadirkan modal tersebut diperlukan sumber daya public dan pribadi termasuk modal ventura, dan intensif. Melalui kebijakan modal finansial ini, diarapkan para pewirausaha kreatif akan mendapat kemudahan untuk mendapatkan sumber permodalan, kemudahan dalam perpajakan, dan semakin banyak mendapat dukungan terhadap incubator ventura kreatif. Sedangkan dalam mengembangkan karakter kepemimpinan dimaksudkan agar pengusaha dapat menggerakkan jiwa kepemimpinan kreatif dan kolaborasi antar sektor industri kreatif. Agar hal ini dapat terwujud, maka diperlukan kepeloporan, kejuangan, kolaborasi, dan pengakuan. Untuk dapat menjaring bibit-bibit pemimpin kreatif diperlukan jiwa yang mau dan berani serta turut membangun kemampuan komunitas untuk mengembangkan keterampilan kreatif yang dimilikinya, membangun kolaborasi, dan menciptakanmemanfaatkan pengetahuan secara inovatif dan efektif. Dan untuk hal yang terakhir, untuk memperkuat citra Kota Bandung sebagai kota kreatif yang bermartabat maka setiap pengusaha harus mampu menciptakan pencitraan kota yang baik terhadap kota tersebut. Agar hal ini dapat terwujud, maka diperlukan logo, semboyan, strategi pemasaran yang terstruktur, kualitas pelayanan yang dapat bersaing, kualitas hidup yang layak, informasi ekonomi kreatif, dan indeks kreativitas. Selain diperlukan strategi-strategi pengembangan untuk menunjang iklim kota kreatif, diperlukan juga peran pemerintah yang diyakini akan membawa pengaruh yang cukup besar. Peran yang tepat bagi pemerintah adalah sebagai suatu katalis dan penantang dengan maksud untuk memperkuat atau bahkan mendorong perusahaan untuk meningkatkan aspirasi mereka dan bergerak menuju tingkat kerja kompetitif yang lebih tinggi. Terdapat beberapa prinsip dasar yang sederhana bahwa pemerintah seharusnya mencakup untuk memainkan peran yang mendukung dan tepat bagi daya saing nasional 8 EKONOMI KOTA yang mendorong perubahan, mempromosikan persaingan domestic, dan merangsang inovasi. Keberhasilan Penerapan Kebijakan Kota Kreatif di Negara Lain Salah satu bukti efektifknya peran pemerintah dalam meningkatkan kebijakan industri kreatif ini terdapat di pemerintahan Inggris. Pemerintah Inggris telah lama mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk membuat industri kreatif menjadi berkembang. Dimulai dengan strateginya membentuk gugus kreatif dan Depatemen Kebudayaan, Media dan Olahraga, kemudian dilakukan pemetaan industri kreatif dan akhirnya diluncurkan program ekonomi kreatif. Meskipun pemerintah Inggris baru memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan kebijakan industri kreatif sejak tujuh belas tahun terakhir, tetapi kini industri kreatif di negara ini mampu berkembang pesat. Sedangkan di Singapura telah menugaskan Kementerian Informasi, Komunikasi, dan Seni untuk mengembangkan indutri kreatif melalui pemanduan seni, bisnis, dan teknologi. Visi Negara Singapura dalam mengembangkan industri kreatif ini adalah menjadikan klaster kreatif untuk menunjang ekonomi kreatif Singapura. Negara ketiga yang telah berhasil mengembangkan kebijakan kota kreatif adalah China. PBB menyatakan China kini telah berkembang menjadi eksportir tingkat dunia dari produk-produk kreatif karena salah satu peran pemerintahnya yang telah berhasil membuat kebijakan yang menyokong perkembangan industri kreatif. China merupakan negara pertama yang membangun sebuah pusat kegiatan dan industri kreatif, yaitu Shanghai Creative Industry Chenter SCIC dpada tahun 2004. SCIC memfasilitasi interaksi antara kebijakan pemerintah dengan mengkoordinasikan kerjasama antara pemerintah dengan lembaga swasta. China membangun klaster-klaster kreatif dengan adanya taman-taman kreatif dan distrik-distrik kreatif yang digunakan sebagai wadah untuk menyatukan para creator dan menyediakan fasilitas untuk mereka agar dapat berbagi pengalaman, peralatan, dan teknologi. Pemerintah China menunjukkan perhatiannya terhadap industri kreatif di dalam rencana lima tahunannya dengan menyebutkan industri kreatif sebagai strategi pengembangan. Pemerintah Negara Bagian Australia Selatan mengemukakan ada beberapa hal mendasar sehubungan dengan kebijakan mereka mengenai industri kreatif, diantaranya adalah sebagai berikut: - Memastikan formulasi kebijakan yang berdasarkan informasi akurat melalui pemeliharaan data industri kreatif yang selalu diperbarui. Pengumpulan dan analisis data sebisa mungkin untk dilakukan secara kuantitatif. - Mempermudah jalur melalui pemerintah agar industri lebih mudah untuk berinteraksi dan membangun hubungan yang bermakna dan dengan demikian dapat 9 EKONOMI KOTA meningkatkan kapabilitas untuk melakukan fokus, berkembang, dan negosiasi untuk kebijakan yang relevan dan efektif. - Klarifikasi portofolio tanggung jawab pemerintah untuk setiap segmen industri kreatif. - Mengidentifikasi perlunya fleksibilitas dan variasi dalam strategi-strategi dan bantuan pengembangan untuk keberagaman dalam sektor industri kreatif. - Mengakui perbedaan perkembangan dari setiap sektor dan menyediakan kebijakanregulasi yang sesuai. - Melakukan penilaian akuntabilitas dan evaluasi mekanisme pendanaan publik. Dari penjelasan diatas menggambarkan bahwa telah banyak negara yang sukses menerapkan kebijakan mengembangkan industri kreatif, baik itu di Inggris, Singapura, China, dan Negara Bagian Australia Selatan. Hal ini dapat menjadikan motivasi untuk Indonesia untuk segera menerapkan dan mengembangkan metode kebijakan industri dan kota kreatif ini demi terciptanya kehidupan ekonomi kreatif yang kondusif dan dapat bersaing di Kota Bandung secara khususnya dan di Indonesia secara umumnya. Pada jurnal “Potensi Kota Bandung Sebagai Destinasi Incentive Melalui Pengembangan Ekonomi Kreatif” menyebutkan bahwa Kota Bandung memiliki potensi yang sangat besar di bidang industri kreatif karena banyak subsektor industri kreatif unggulan yang sampai saat ini telah banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan Kota Bandung. Karena potensi besar yang dimilikinya tersebut, maka penulis memberikan rekomendasi khusus agar pemerintah ikut membantu dalam hal menciptakan ekologi kota kreatif dan kebijakan kota kreatif demi keberlanjutan industri yang sangat potensial di Kota Bandung ini. Dengan kekuatan kebijakanregulasi yang dibangun, maka dapat diyakini iklim industri kreatif di Kota Bandung menjadi sangat kuat dan dapat memberikan pengaruh besar untuk perkembangan Kota Bandung nantinya.

V. PENUTUP