Bank Dunia Bidang Ekonomi

d. WTO

WTO merupakan singkatan dari World Trade Organization. Artinya, Organisasi Perdagangan Dunia. Organisasi ini memiliki kewenangan mengatur dan mengawasi persetujuan perdagangan bebas antar negara. WTO juga bertugas menjadi penengah bila terjadi perselisihan antara anggotanya. Organisasi ini resmi berdiri tahun 1995, menggantikan GATT. Organisasi awal ini merupakan singkatan dari General Agreement on Tariffs and Trade. Artinya, Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan. GATT memuat aturan-aturan sistem perdagangan internasional. Indonesia telah menjadi anggota WTO sejak tahun 1995. Posisi dasar Indonesia pada beberapa masalah utama. Di bidang pertanian, kita memperjuangkan penurunan tarif produk pertanian di negara maju. Kita juga memperjuangkan penghapusan subsidi pertanian di negara maju. Di bidang jasa, kita memperjuangkan perlindungan industri jasa di negara berkembang. Hal ini mengingat melimpahnya impor jasa akibat liberalisasi perdagangan. Di bidang kesehatan, kita berupaya mendapatkan obat-obatan dengan harga murah.

5. Bidang Sosial

Di bidang sosial, peran Indonesia pada era global tentunya banyak sekali. Di sini kita batasi pada partisipasi aktif Indonesia dalam berbagai kegiatan internasional. Bentuk kegiatannya antara lain memperkuat pelaksanaan HAM, dan aktif dalam Dewan HAM PBB. Upaya pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia merupakan prioritas penting. UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan tentang HAM mengamanatkan hal tersebut. Komitmen terhadap pelaksanaan HAM juga sejalan dengan proses reformasi dan demokratisasi. Konsep HAM sendiri bukan merupakan hal yang baru bagi bangsa kita. Indonesia telah melewati perjuangan panjang melawan penjajahan. Kita memperjuangkan hak untuk menentukan nasib sendiri. Hak untuk merdeka dari penjajahan asing adalah salah satu hak manusia yang paling asasi. Reformasi yang bergulir semakin memantapkan tekad Indonesia dalam penghormatan HAM. UUD 1945 telah memuat jaminan perlindungan HAM secara global. Perubahan kedua UUD 1945 merumuskan HAM di dalam bab tersendiri yang terdiri dari sepuluh pasal. Indonesia telah meratifikasi 6 dari 7 instrumen pokok HAM internasional, yaitu tentang: Penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Misalnya, perbedaan perlakuan dalam bekerja dan menempuh pendidikan. Hak anak. Misalnya, hak untuk bersekolah, mendapatkan pengasuhan orang tua. Menentang bentuk perlakuan tidak manusiawi atau merendahkan. Misalnya, penyiksaan terhadap pembantu, penolakan orang miskin berobat di rumah sakit. Penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial. Misalnya, mengutamakan etnis tertentu dalam menerima pekerja. Hak Sipil dan Politik. Misalnya, hak untuk memperoleh kartu identitas, mengikuti pemili- han umum secara bebas. Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Misalnya, hak mendapatkan pekerjaan, asuransi kesehatan, membuat karya seni. Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Rencana Aksi Nasional HAM RANHAM. Konsepnya mengedepankan pemberdayaan dan peningkatan hubungan antara pemerintah dan organisasi HAM. RANHAM tersebut menjadi Gerakan Nasional. Pemerintah Indonesia sejak tahun 2005 telah membentuk panitia RANHAM di tingkat provinsi dan kabupaten. Tujuannya, meyakinkan pelaksanaan RANHAM di daerah. Hak ini untuk menjamin bahwa tidak ada peraturan daerah yang bertentangan dengan HAM. Hingga saat ini lebih dari 300 panitia RANHAM daerah sudah terbentuk yang juga melibatkan akademisi dan LSM daerah. ■ ■ ■ ■ ■ ■ Tahun 2006 Indonesia telah terpilih sebagai anggota Dewan HAM. Pemilihan ini dilakukan oleh Majelis Umum PBB. Hal ini merupakan bukti nyata kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia.

6. Bidang Keamanan

Indonesia memiliki cita-cita ikut mewujudkan perdamaian dunia. Untuk itu banyak upaya dilakukan Indonesia. Diantaranya, upaya memberantas terorisme internasional. Kita juga mendukung perlucutan senjata. Upaya perdamaian dunia yang dilakukan PBB pun kita dukung dengan mengirimkan Pasukan Garuda.

a. Pemeliharaan Perdamaian Dunia

Partisipasi aktif Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian dunia sejalan dengan komitmen bangsa. Di antara komitmen itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Komitmen itu adalah turut serta menciptakan perdamaian dunia. Perdamaian yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tahun 1945 bangsa Indonesia mengumandangkan proklamasi kemerdekaan. Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan itu. Indonesia akhirnya mengangkat seorang kuasa usaha sebagai perwakilan Indonesia di Mesir. Perwakilan ini membawa misi diplomatik untuk seluruh negara Arab. Jalinan diplomatik yang akrab ini ternyata kemudian menjadi penting. Ketika Indonesia dan Belanda bersengketa di PBB, negara-negara Arab mendukung kita. Pada tahun 1956 pasukan Inggris, Perancis, dan Israel ditarik dari wilayah Mesir. Hal ini didasarkan atas keputusan PBB. Indonesia mendukung keputusan itu. Inilah saatnya bagi kita membalas budi. Tahun 1957, Indonesia untuk pertamakalinya mengirimkan Kontingen Garuda KONGA. Lokasinya ke wilayah sengketa di Mesir tersebut. Demikianlah, pengiriman pasukan KONGA sangat dirasakan manfaatnya oleh PBB. Tahun 2007, KONGA XXIIIA dikirim ke Libanon. Berarti, Indonesia sudah mengirimkan pasukan perdamaian 23 kali. Pasukan Perdamaian PBB bertugas untuk memelihara atau memulihkan perdamaian di suatu wilayah. Pasukan ini biasanya terdiri dari dua kelompok. Pertama, pengamat yang tidak bersenjata Kedua, personil militer dengan senjata ringan. Pasukan PBB memasuki wilayah konflik setelah pihak yang bertempur menyatakan gencatan senjata. Pada tahun 1988, pasukan pemelihara perdamaian PBB mendapat hadiah nobel perdamaian. Sumber: tnilebanon dan Encarta 2007 Gambar No.25. Kiri Anggota pasukan kontingen Garuda XXIIIA di Libanon sedang melakukan pertandingan persahabatan dengan anggota pasukan dari negara lain. Kanan Pasukan pemelihara perdamaian PBB di Bosnia tahun 1996.