g. Sifat penyangga
Pada tanah organik lebih banyak diperlukan belerang atau kapur yang digunakan untuk perubahan pH pada tingkat nilai yang sama dengan
tanah mineral. Hal ini disebabkan karena sifat penyangga tanah ditentukan oleh besar kapasitas tukar kation, dengan demikian tanah
organik umumnya memperlihatkan gaya resistensi yang nyata terhadap perubahan pH bila diandingkan dengan tanah mineral.
3. Identifikasi Organik
Terdapat dua sistem penggolongan utama yang dilakukan, yakni sistem
penanggulangan AASHTO metode AASHTO M 145 atau penandaan ASTM D-3282 dan sistem penggolongan tanah bersatu penandaan
ASTM D-2487. Dalam metode AASHTO, tidak tercantum untuk gambut dan tanah yang organik, sehingga ASTM D-2487 harus digunakan sebagai
langkah pertama pada pengidentifikasian gambut.
Tabel 4. Penggolongan tanah berdasarkan kandungan organik KANDUNGAN ORGANIK
KELOMPOK TANAH
≥ 75 GAMBUT
25 - 75 TANAH ORGANIK
≤ 25 TANAH DENGAN KANDUNGAN
ORGANIK RENDAH
SUMBER : PEDOMAN KONSTRUKSI JALAN DI ATAS TANAH GAMBUT DAN ORGANIK, 1996
Pada penelitian ini tanah yang digunakan adalah tanah dari Rawa Seragi Lampung Timur dengan kandungan kimia seperti terlihat pada tabel 5.
Tabel 5. Kandungan unsur kimia tanah organik
Unsur Kimia Persentase
Organik Tanah 60,303
Unsur magnesium Mg 17,815
Unsur Kalium K 10,561
Unsur Ferrum Fe 5,676
Unsur Kalsium Ca 1,896
Lain – lain
3,749
Sumber : Ave 2009
D. Stabilisasi Tanah
Stabilisasi tanah adalah suatu proses untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dengan menambahkan sesuatu pada tanah tersebut, agar dapat menaikkan
kekuatan tanah dan mempertahankan kekuatan geser. Adapun tujuan stabilisasi tanah adalah untuk mengikat dan menyatukan agregat material yang
ada sehingga membentuk struktur jalan atau pondasi jalan yang padat. Sifat –
sifat tanah yang telah diperbaiki dengan cara stabilisasi dapat meliputi kestabilan volume, kekuatan atau daya dukung, permeabilitas, dan kekekalan
atau keawetan. Menurut Bowles, 1991. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk
menstabilisasikan tanah adalah sebagai berikut : 1.
Meningkatkan kerapatan tanah. 2.
Menambah material yang tidak aktif sehingga meningkatkan kohesi danatau tahanan gesek yang timbul.
3. Menambah bahan untuk menyebabkan perubahan-perubahan kimiawi
danatau fisis pada tanah. Pada umumnya cara yang digunakan untuk menstabilisasi tanah terdiri dari
salah satu atau kombinasi dari pekerjaan-pekerjaan berikut Bowles, 1991 : 1.
Mekanis, yaitu pemadatan dengan berbagai jenis peralatan mekanis seperti mesin gilas roller, benda berat yang dijatuhkan, ledakan, tekanan statis,
tekstur, pembekuan, pemanasan dan sebagainya. 2.
Bahan Pencampur Additiver, yaitu penambahan kerikil untuk tanah kohesif, lempung untuk tanah berbutir, dan pencampur kimiawi seperti
semen, gamping, abu vulkanikbatubara, gamping danatau semen, semen aspal, sodium dan kalsium klorida, limbah pabrik kertas dan lain-lainnya.
Metode atau cara memperbaiki sifat – sifat tanah ini juga sangat
bergantung pada lama waktu pemeraman, hal ini disebabkan karena didalam proses perbaikan sifat
– sifat tanah terjadi proses kimia yang dimana memerlukan waktu untuk zat kimia yang ada didalam additive
untuk bereaksi.
E. Cornice Adhesive
Cornice Adhesive adalah bubuk plaster yang berdaya rekat kuat, sangat dianjurkan dalam aplikasi di atas permukaan papan gypsum, semen, dan
plasterglass. Komposisi Cornice Adhesive tersebut terdapat pada tabel 6. sebagai berikut