ANALISIS DETERMINAN PERMINTAAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI PROVINSI LAMPUNG PERIODE 2009: 01 – 2014: 09

(1)

PADA BANK UMUM DI PROVINSI LAMPUNG PERIODE 2009: 01–2014: 09

Oleh Desi Wijayanti

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. Variabel bebas yang digunakan adalah suku bunga kredit investasi, PDRB Provinsi Lampung, inflasi Provinsi Lampung, nilai tukar danBi-Rates. Penelitian ini menggunakan datatime series

periode Januari 2009 sampai September 2014. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskripsi kuantitatif pada analisis jangka pendek dan jangka panjang. Alat analisis yang digunakan adalahError Correction Model(ECM) untuk analisis jangka pendek dan regresi linier berganda dengan metodeOrdinary Least Square

(OLS) untuk jangka panjang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, suku bunga kredit investasi, inflasi Provinsi Lampung dan Bi-Ratesberpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung, sedangkan variabel PDRB Provinsi Lampung dan nilai tukar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. Dalam jangka panjang, suku bunga kredit investasi, inflasi Provinsi Lampung dan

Bi-Ratesberpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. PDRB berpengaruh positif dan signifikan dan nilai tukar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung.

Kata kunci: Permintaan kredit investasi, suku bunga kredit investasi, PDRB Provinsi Lampung, inflasi Provinsi Lampung, nilai tukar dan Bi-Rates, Error Correction Model(ECM),Ordinary Least Square


(2)

LOANS OF COMMERCIAL BANKS IN THE PROVINCE OF LAMPUNG PERIOD OF 2009:01- 2014:09

By Desi Wijayanti

This research aims to know and analyze the determinant demand for investment loans of commercial banks in the Province of Lampung. Independent variables in this research are interest rate of investment loans, Gross Domestic Regional Product Province of Lampung, Inflation Province of Lampung, exchange rates and BI-Rates. Data used in this research wastime-series datain research periode of January 2009 until September 2014. Data analysis method used in this research was descriptive quantitative analysis method for short term and long term. Tools analysed used in this research wasError Correction Model(ECM) for short term analysed and liniear regression with methodOrdinary Least Square(OLS) for long term. Result of the research shows in short term, interest rate of investment loans, Inflation Province of Lampung, and BI-Rates have negative and not

significanly affect toward demand for investmen loans of commercial banks in the province of Lampung, meanwhile Gross Domestic Regional Product Province of Lampung and exchange rate have positive and not significanly affect. In long term, interest rate of investment loans, Inflation Province of Lampung, and BI-Rates have negative and significanly affect toward demand for investmen loans of commercial banks in the Province of Lampung. Gross Domestic Regional Product Province of Lampung have positive and significanly affect and exchange rate have positive and not significanly affect toward demand for investmen loans of commercial banks in the Province of Lampung.

Key words:Demand for investmen loans, interest rate of investment loans, Gross Domestic Regional Product Province of Lampung, Inflation

Province of Lampung, exchange rate and BI-Rates, Error Correction Model (ECM), Ordinary Least Square (OLS).


(3)

(4)

(5)

(6)

Penulis dilahirkan di Desa Adijaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah pada tanggal 15 Desember 1993, sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sugeng dan Ibu Saminem.

Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1998 di Taman Kanak-kanak (TK) Dharma Wanita Bumi Dipasena Utama, Rawajitu, Tulang Bawang, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SDN 1 Bumi Dipasena Utama, Rawajitu pada tahun 1999. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 3 Terbanggi Besar, Lampung Tengah dan selesai pada tahun 2008. Tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Terbanggi Besar, Lampung Tengah dan selesai pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Undangan.

Pada tahun 2013 penulis melakukan kunjungan ke Bank Indonesia, Kementrian Koperasi dan UKM, dan Badan Kebijakan Fiskal. Pada Januari 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Ketang, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Tahun 2015, Penulis menjadi Surveyor Bank Indonesia Kantor Perwakilan Lampung.


(7)

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Shalawat beserta

salam selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Bapak dan Mamak tercinta, terima kasih telah mendidik, menyayangi, dan mengajariku banyak hal. Selalu memberikan limpahan kasih sayang, do’a, kesabaran, perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa.Walaupun tidak sebanding, semoga ini dapat membuat Bapak dan Mamak bahagia, karena kebahagiaan Bapak dan Mamak adalah alasanku untuk tetap berjuang dan

bertahan pada situasi tersulit sekalipun.

Adikku Krisna Wijaya, yang selalu memberikan dukungan serta semangat untuk terus berusaha, berjuang dan tidak putus asa

Sahabat-sahabat tersayang, yang selalu menemani hari-hariku. Kebersamaan dengan kalian tidak akan tergantikan dan terlupakan.

Almamater tercinta, Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(8)

“Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan ilmu,

barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan pada keduanya maka haruslah

dengan ilmu.”

(HR. Ibn Asakir)

“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran (yang kamu

jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kamu lupa perihnya rasa sakit.”

(Imam Ali Bin Abi Thalib AS)

“Terkadang bukan fisik yang membuat seseorang menjadi menarik daninspiratif, melainkan adanya perjuangan, semangat, ketulusan, karya, kebaikan, kekuatan

hati, intelektualitas, kesabaran, cinta, kasih, kejujuran dan kesetiaan.”

(R.A. Kartini)

“Segala sesuatu dapat terjadi dalam hidup, sekalipun jangan pernah merasa sendirian, Allah selalu ada didekatmu untuk merangkulmu dengan kasih sayang,

cinta, dan kehangatan. Tetap tersenyum dan nikmati setiap prosesnya. Karena hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti.


(9)

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang berjudul “Analisis Determinan Permintaan Kredit Investasi pada Bank Umum di Provinsi Lampung Periode 2009:01-2014:09”

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak terbantu dan didukung oleh berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.E.P. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Ir. Yoke Moelgini, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan


(10)

5. Bapak Muhiddin Sirat,S.E., M.P. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia menguji, dan memberikan arahan, masukan, serta perbaikan kepada penulis agar skipsi ini dapat selesai dengan hasil yang baik.

6. Bapak Prof. Dr.S.S.P. Pandjaitan, S.E, M.Sc, P.hd, selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing, memberikan perhatian, nasihat, motivasi dan semangat selama menjadi mahasiswa Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

8. Staf Bank Indonesia Cabang Lampung dan Staf Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung yang telah membantu penulis dalam mencari data penelitian.

9. Bapak dan Mamak tercinta, Sugeng dan Saminem. Terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang diberikan selama ini, serta doa yang tidak pernah putus untuk kebaikan dan kesuksesan anak-anaknya.

10. Adikku, Krisna Wijaya. Terimakasih atas dukungan, semangat dan motivasi untuk terus berjuang.

11. Seluruh keluarga besarku, mamak bapak putri, mamak cici, bapak mamud, mamah ratini, Pakde, Bude, Mbak Meri terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan kepadaku.

12. Keluarga kecilku, Sri Widiawati (Cici), Putri Dian Purnama (Dian), Mahmudah (Mamud), Tri Yuli Susanti (Yulianti), Arifa Rahmalia (Ipeh)


(11)

13. Sahabat-sahabat seperjuangan, Gita, Zahara, Tria, Oci, Wiwit, dan Mbak Dewi, termakasih telah berjuang bersama mulai semester awal hingga saat ini. Terimakasih untuk semua kecerian dan dukungannya.

14. Teman-teman kesayangan, Abang Genta, Endah Hapsari, Ahmad Zaini, Isnaeni Dwi, Elva Retnawati, Novita Widyaningrum, Leona Selfia, Wirda Sari, Leni Yuliani, Akang, Papah Fahry, Agung Susilo, Irvan, Yuni, terimakasih untuksemua semangat, do’a,inspirasi, dukungan serta bantuannya.

15. Keluarga besar Kosan Bu Ibnu Kak Novia, Nira, Mbak Esra, Mbak Pit, Ayu,Yolan, Esti, Ristya, Suci, terimakasih untuk kebersamaan dan dukungannya.

16. Teman-teman bimbingan 2011. Winda, Nanang, Yudha, Narmo, Tingut, dan Fadhil yang selalu siap memberikan semangat dan membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

17. Sahabat-sahabat seperjuangan seluruh angkatan 2011 Ekonomi Pembangunan, Yessi, Irma, Devi, Agil, Butet, Duwi, Dian Ayu, Nurul, Amri, Richard, Tari, Asih, Defti, Mul, Cella, Gita Leviana, Annisa, Nenek, Mega, Suci Yunita, Suci Melyani, Ika, Indah Fajri, Ayuni, Gella serta seluruh teman-teman EP’11

yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

18. Keluarga KKN Tematik Desa Ketang, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Erika, Miranti, Dewi, Kak Diok, Bang


(12)

19. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ekonomi Pembangunan, khususnya Ibu Hudaiyah, Mas Feri, Ibu Yati, Mas Usman,Mas Ma’ruf, Mbak Diah terimakasih atas semua bantuannya.

20. Kakak tingkat EP 2009 dan 2010 serta adik tingkat EP 2012, 2013, dan 2014. 21. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi dalam

penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan

do’a yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.Aamiin.

Bandar Lampung, 1 Juni 2015 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 16

C. Tujuan Penelitian ... 17

D. Kerangka Pemikiran ... 18

E. Manfaat Penelitian ... 21

F. Hipotesis ... 22

G. Sistematika Penulisan ... 23

II. TIJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 24

1. Teori Permintaan Uang ... 24


(14)

1.2.Pendekatan Cambridge ( The Cambridge Approach) ... 26

1.3.Teori Preferensi Likuiditas (LiquidityPreference Theory) .... 27

1.4.Teori Baumol-Tobin (The Inventory Theory) ... 31

1.5.Teori Permintaan Uang Modern ... 34

2. Kredit Investasi ... 35

3. Suku Bunga Kredit Investasi ... 37

4. Produk Domestik Regional Bruto ... 39

5. Inflasi ... 42

6. Nilai Tukar ... 43

7. BI-Rates ... 45

8. Bank Umum ... 46

9. Pengaruh Masing-Masing Variabel Terhadap Permintaan Kredit Investasi di Bank Umum Provinsi Lampung ... 46

B. Tinjauan Empiris ... 51

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 61

B. Definisi OperasionalVariabel ... 62

C. Batasan Variabel ... 64

D. Metode Analisis ... 66

E. Prosedur Analisis Data ... 68

1. Uji Stationary (Unit Root Test) ... 68

2. Uji Kointegrasi (Keseimbangan Jangka Panjang) ... 70


(15)

4. Model Koreksi Kesalahan (ECM) ... 72

5. Pengujian asumsi Klasik ... 73

5.1. Uji Normalitas ... 74

5.2. Uji Heteroskedastisitas ... 74

5.3. Uji Multikolinearitas ... 75

5.4. Uji Autokorelasi ... 76

6. Uji Hipotesis ... 77

6.1. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t-statistik) ... 77

6.2. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F-statistik) ... 78

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian ... 80

6. Uji Stasioner (Unit Root Test) ... 80

7. Uji Kointegrasi ... 81

8. Uji Lag Optimum ... 82

9. Hasil Estimasi Jangka Pendek Error Correction Model (ECM).. 83

10. Hasil Uji Regresi Kointegrasi Jangka Panjang ... 85

11. Uji Asumsi Klasik ... 87

6.1. Uji Normalitas ... 87

6.2.Uji Heteroskedastisitas ... 88

6.3.Uji Multikolinearitas ... 89

6.4.Uji Autokorelasi ... 90

12. Uji Hipotesis ... 91


(16)

7.2.Uji F-Statistik (Simultan) ... 94 B. Pembahasan ... 95

1. Pengaruh Suku Bunga Kredit Investasi terhadap Permintaan

Kredit Investasipada Bank Umum di Provinsi Lampung ... 95 2. Pengaruh PDRB Provinsi Lampungterhadap Permintaan

Kredit Investasi pada Bank Umum di Provinsi Lampung ... 98 3. Pengaruh Inflasi Provinsi Lampung terhadap Permintaan

Kredit Investasi ada Bank Umum di Provinsi Lampung ... 99 4. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Permintaan kredit Investasi

pada Bank umum diProvinsi Lampung ... 101 5. Pengaruh BI-Rates terhadap Pemintaan Kredit Investasi

pada Bank Umum di Provinsi Lampung ... 103

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 105 B. Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA


(17)

Tabel Halaman 1. Ringkasan Hasil Penelitian Empirik tentang Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Permintaan Kredit Investasi Pada Bank Umum di Provinsi Gorontalo (Sherly Djafar, Josep B Kalangi,

Avriano R Tenda) ... 52

2. Ringkasan Hasil Penelitian Empirik tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi Bank Persero

(Hedwigis Esti R dan Sari Wulandari) ... 53

3. Ringkasan Hasil Penelitian Empirik tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit perbankan studi pada Bank Umum di Indonesia periode tahun 2005-2009

(Billy Arma Pratama) ... 54

4. Ringkasan Penelitian Empirik tentang Analisis permintaan kredit investasi pada bank swasta nasional di Jawa Timur

(Daryanti Ningsih dan Idah Zuhroh) ... 55

5. Ringkasan Penelitian Empirik tentang Pengaruh Suku Bunga Kredit Investasi dan inflasi terhadap Permintaan Kredit Investasi pada PT.BankMandiri (persero)Tbk Imam Bonjol Medan

(Theresia Triarga Hutabarat) ... 56

6. Ringkasan Penelitian Empirik tentang Pengaruh Suku Bunga Kredit Investasi,Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan ekonomi Terhadap Jumlah Kredit Investasi yang Disalurkan Bank Umun di Indonesia


(18)

7. Ringkasan Penelitian Empirik tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Investasi pada Bank Umum di

Kota Ambon periode (2000-2009) (Taufik Tjio) ... 58

8. Ringkasan Penelitian Empirik tentang Analisis Faktor yang Mempengaruhi Investasi di Indonesia Tahun 1990-2010 : Metode

ECM (J.J Sarungu dan Maharsi Endah K) ... 59

9. Ringkasan Penelitian Empirik tentang Pengaruh Tingkat Inflasi, PDRB, Suku Bunga Kredit, serta Kurs Dollar terhadap

Investasi (Ni Made Krisna Marsela) ... 60

10. Deskripsi Data Input ... 61

11. Hasil Uji Stasioner dengan PendekatanAugmented Dickey-Fuller

(ADF) Pada Tingkat Level ... 80

12. Hasil Uji Stasioner dengan PendekatanAugmented Dickey-Fuller

(ADF) Pada TingkatFirst Difference ... 81

13. Hasil Uji Residual pada Tingkat Level ( Uji Kointegrasi

Engel-Granger) ... 82

14. Hasil Estimasi Jangka PendekError Correction Model(ECM) ... 83

15. Hasil Estimasi Uji Analisis Regresi Kointegrasi Jangka Panjang ... 85

16. Hasil Uji Heteroskedastisitas Jangka Pendek Menggunakan

UjiWhite ... 88

17. Hasil Uji Heteroskedastisitas Jangka Panjang Menggunakan

UjiWhite ... 88

18. Hasil Uji Multikolinearitas Jangka Pendek ... 89


(19)

20. Hasil Uji Autokorelasi Jangka Pendek ... 90

21. Hasil Uji Autokorelasi Jangka Panjang ... 90

22. Hasil Uji t-statistik Jangka Pendek ... 91

23. Hasil Uji t-statistik Jangka Panjang ... 93

24. Hasil Uji F-Statistik Jangka Panjang dan Jangka Pendek dan Jangka Panjang ... 95


(20)

Lampiran Halaman 1. Data Penelitian (Data Bulanan Permintaan Kredit Investasi, Suku

Bunga Kredit Investasi, PDRB Provinsi Lampung, Inflasi Provinsi

Lampung, Nilai Tukar dan Bi-Rate Periode 2009:01- 2014:09) ... L2

2. Hasil Uji Stasioner (Unit Root)Augmented Dickey-Fuller(ADF)

Pada Tingkat Level ... L4

3. Hasil Uji Stasioner (Unit Root)Augmented Dickey-Fuller(ADF)

Pada TingkatFirst Difference ... L7

4. Hasil Regresi KointegrasiEngel-Granger(EG) ... L10

5. Hasil Uji Residual pada Tingkat Level (Uji Kointegrasi

Engel-Granger) ... L11

6. Hasil Estimasi Jangka PendekError Correction Model(ECM) ... L12 7. UjiLag Optimum ... L13 8. Hasil Uji Asumsi Klasik Jangka Pendek (ECM) ... L14 9..Hasil Uji Asumsi Klasik Jangka Panjang (Regresi Kointegrasi) ... L18


(21)

Gambar Halaman 1. Perkembangan jumlah permintaan kredit investasi pada Bank umum

di Provinsi Lampung periode 2009: 01- 2014:09 ... 6

2. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan suku bunga kredit investasi periode

2009: 01- 2014:09 ... 10

3. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan PDRB Provinsi Lampung periode

2009:01- 2014:09 ... 11

4. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan inflasi Provinsi Lampung periode

2009: 01- 2014:09 ... 13

5. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di

Provinsi Lampung dan nilai tukar periode 2009: 012014: 09... 15

6. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di

Provinsi Lampung dan Bi-Rate periode 2009: 01–2014: 09 ... 16

7. Model Kerangka Pemikiran Analisis Determinan Permintaan Kredit Investasi pada Bank Umum di Provinsi Lampung Periode

2009: 12014: 9 ... 19


(22)

9. Tingkat Bunga dan Tingkat Investasi ... 39

10.Investasi Terpengaruh ... 41


(23)

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara dapat bersumber dari pembentukan modal atau investasi. Oleh karena itu, investasi merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara (Sarungu, 2013). Dalam teori ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan investasi

memiliki hubungan timbal balik yang positif (Zaenuddin, 2009). Hubungan timbal balik ini terjadi ketika pertumbuhan ekonomi semakin tinggi, maka akan semakin besar bagian pendapatan yang dapat ditabung, sehingga investasi yang tercipta semakin besar juga. Disisi lain, semakin besar investasi, berarti semakin tinggi pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai. Kegiatan investasi, khususnya

investasi di sektor riil akan mendorong kenaikan output dan secara otomatis akan meningkatkan permintaan input atau permintaan barang modal. Sejalan dengan hal tersebut, kegiatan investasi akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang berperan dalam meningkatkan jumlah pendapatan yang diterima masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi akan meningkat.

Menurut penggunaannya, investasi diartikan sebagai pembentukan modal tetap domestik. Investasi merupakan salah satu komponen penting dari permintaan agregat yang merupakan faktor krusial bagi suatu proses pembangunan


(24)

(sustainable development), atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pembangunan ekonomi melibatkan seluruh kegiatan produksi pada sektor

ekonomi. Kegiatan pembangunan ekonomi memerlukan dana untuk pembiayaan. Dana pembiayaan itu disebut dengan dana investasi (Tambunan, 2000).

Ketersediaan dana investasi ini sangat penting untuk keberlangsungan kegiatan investasi di suatu wilayah.

Sumber pendanaan investasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu investasi pemerintah dan investasi swasta. Investasi pemerintah adalah penempatan dana atau barang yang dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah yang umunya tidak untuk mencari keuntungan. Sedangkan investasi swasta adalah penempatan dana atau barang yang berasal dari perusahaan swasta yang umumnya berorientasi untuk mencari keuntungan. Investasi swasta ini dibagi menjadi dua, yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). PMDN adalah realisasi jumlah nilai investasi swasta yang berasal dari dalam negeri yang ditanamkan untuk kegiatan produksi. Sedangkan PMA adalah kegiatan investasi swasta asing yang realisasi jumlah investasinya berasal dari swasta luar negeri setiap tahunnya. PMDN dan PMA masing-masing telah diatur dalam Undang-undang. PMDN diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 (UU NO.6/1968) tentang Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) dan PMA diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 (UU No.1/1967) tentang Penanaman Modal Asing (PMA).


(25)

Selain bersumber dari pemerintah dan swasta, dana investasi juga diperoleh dari sektor perbankan. Berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dengan demikian, bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana (Sirait, 2012). Perbankan Indonesia memiliki tujuan sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi dan moneter di Indonesia, memberikan gambaran nyata betapa peran strategi sektor pebankan sangat penting. Ketika sektor perbankan terpuruk, perekonomian nasional juga ikut terpuruk.demikian sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi, sektor perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi tidak berjalan normal (Kiryanto, 2007).

Realisasi fungsi intermediasi perbankan dalam menyalurkan dana kepada masyarakat yang kekurangan dana salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat perseorangan atau badan usaha. Melalui fungsi ini bank berperan sebagaiAgent of Development(Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2006). Kredit perbankan memiliki peran penting dalam pembiayaan perekonomian nasional dan


(26)

merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan kredit memungkinkan rumah tangga untuk melakukan konsumsi yang lebih baik dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi yang tidak bisa dilakukan dengan dana sendiri. Selain itu dengan permasalahanmoral hazarddanadverse selectionyang umum terjadi, bank memainkan peran penting dalam

mengalokasikan kapital dan melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa dana masyarakat disalurkan pada kegiatan yang memberikan benefit optimal. Terlepas dari mulai meningkatnya peran pembiayaan melalui pasar modal, kredit perbankan masih mendominasi total kredit kepada sektor swasta dengan rata-rata sebesar 85% (Utari, 2012).

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan perbankan ada 3 jenis, yaitu kredit konsumsi, kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit investasi memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kredit ini merupakan sumber pendanaan kegiatan investasi yang diberikan oleh perbankan bagi masyarakat perseorangan, kelompok, maupun badan usaha yang memiliki kekurangan dana dalam melakukan investasi. Kredit investasi adalah kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barang-barang modal tetap dan tahan lama, seperti mesin, bangunan, pabrik, tanah, dan kendaraan.

Dari beberapa jenis perbankan yang ada di Indonesia, bank umum (Commercial Bank) memiliki peranan yang sangat penting dalam menggerakkan roda

perekonomian nasional, karena lebih dari 95% Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan nasional yang meliputi Bank Konvensional (Conventional Bank),


(27)

Bank Syariah (Sharia Bank), dan Bank Perkreditan Rakyat (Rural Bank) berada di Bank Umum (Statistik Perbankan Indonesia, 2010). DPK ini yang selanjutnya digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit produktif, salah satunya adalah kredit investasi. Bentuk-bentuk yang lebih spesifik dari kredit investasi adalah kredit yang dikeluarkan untuk membeli tanah untuk industri, tanah untuk pertambangan, maupun tanah perkebunan, pembelian mesin-mesin, alat-alat angkutan, dan peralatan-peralatan produksi, mendirikan bangunan gedung pabrik, bangunan hotel, rumah sakit, gudang perkantoran, proyek

pertokoan, penanaman tanaman-tanaman keras sampai menghasilkan laba secara ekonomis serta memproduksi sebuah kapal, pesawat terbang dan peralatan-peralatan kerja yang akan dipakai sendiri.

Provinsi Lampung adalah provinsi yang letak geografisnya berada di ujung selatan Pulau Sumatera. Dengan kondisi geografis ini, provinsi Lampung menjadi pintu gerbang utama Pulau Sumatera. Jaraknya yang sangat dekat dengan Jakarta menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah penyangga ibukota negara. Selain itu, Provinsi Lampung merupakan daerah penerima transmigrasi tertua serta daerah yang memiliki lahan potensial yang luas, namun sebagian besar lahan ini masih berbentuk hutan atau rawa dan belum dimanfaatkan secara

maksimal.

Potensi provinsi Lampung yang cukup banyak ini, mendorong semangat untuk memberdayakan wilayah ini dengan lebih baik lagi. Dalam mencapai tujuan itu, pemerintah Provinsi Lampung berupaya untuk senantiasa menciptakan iklim


(28)

usaha yang kondusif yang dapat meningkatkan kegiatan investasi dan mempermudah pendanaan investasi. Sumber pendanaan yang paling mudah diperoleh adalah dari perbankan. Bank Umum merupakan lembaga perbankan dengan penyaluran kredit investasi paling besar di Provinsi Lampung. Kredit investasi merupakan salah satu bentuk pendanaan kegiatan investasi dari

perbankan. Berikut adalah perkembangan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung.

.

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Permintaan kredit investasi pada Bank umum di Provinsi Lampung periode 2009: 01–2014: 09.

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Lampung, Bank Indonesia, Data diolah

Pada gambar 1 dapat dilihat perubahan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung periode bulan Januari tahun 2009 hingga bulan September 2014. Perubahan yang sangat fluktuatif terjadi pada tahun 2014. Triwulan I tahun 2009, permintaan kredit investasi mengalami peningkatan sebesar 19,2% dan pada triwulan II mengalami penurunan permintaan jumlah kredit investasi. Pada triwulan II tahun 2009 kredit investasi hanya meningkat sebesar 5,19%. Triwulan III dan IV permintaan jumlah kredit investasi cenderung

0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000 M a r-0 9 Ju n -0 9 S e p -0 9 De c-0 9 M a r-1 0 Ju n -1 0 S e p -1 0 De c-1 0 M a r-1 1 Ju n -1 1 S e p -1 1 De c-1 1 M a r-1 2 Ju n -1 2 S e p -1 2 De c-1 2 M a r-1 3 Ju n -1 3 S e p -1 3 De c-1 3 M a r-1 4 Ju n -1 4 S e p -1 4


(29)

stabil. Triwulan I dan II tahun 2010, permintaan kredit investasi masing-masing tumbuh sebesar 4,78%, 27,77%. Peningkatan jumlah permintaan kredit investasi menandakan aktifnya kegiatan investasi di Provinsi Lampung selain itu, akselerasi kredit investasi ini merupaka sinyal semakin maraknya realisasi investasi di Provinsi Lampung. Pada triwulan III, merupakan peningkata tertinggi permintaan kredit investasi pada tahun 2010. Namun, triwulan IV jumlah permintaan kredit investasi mengalami penurunan karena mayoritas kredit disalurkan pada kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Hal ini disebabkan oleh momen Hari Raya Idul Adha, Natal dan tahun baru yang mendorong aktiifitas konsumsi masyarakat dibandingkan dengan aktivitas investasi (Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung Triwulan IV, 2010).

Tahun 2011, terjadi peningkatan jumlah permintaan kredit investasi. Hal ini sehubungan dengan peningkatan aktifitas perekonomian dan dimulainya proyek pembangunan pemerintah dan swasta (Kajian Ekonomi Regional Provinsi

Lampung tahun 2011). Tahun 2012 triwulan I, permintaan kredit investasi tumbuh sebesar 7,27%, sedangkan pada triwulan II dan III turun, pertumbuhan masing-masing hanya sebesar 2,17% dan 2,13%. Namun, pada triwulan IV tumbuh lagi sebesar 18,57% (Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung, 2012). Pada tahun 2013 permintaan kredit investasi turun sebesar1,11% dan tahun 2014 tumbuh sebesar 17,2% (Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung, 2014).

Pertumbuhan permintaan kredit investasi ini diiringi dengan pembangunan infrastruktur di Provinsi Lampung. Pembagunan dan perbaikan infrastruktur


(30)

tersebut juga akan menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di Provinsi Lampung. Beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan adalah Jalan T ol Sumatera (JTS) yang menghubungkan Bakauheni (Lampung Selatan) hingga Terbanggi Besar (Lampung Tengah), pembangunan jaringan infrastruktur gas bumi terintegrasi di Provinsi Lampung yang dilintasi pipa gas Sumatera Selatan ke Jawa Barat (SSWJ) oleh PT.Perusahaan Gas Negara (PGN) yang terdiri darifoating storage regasification unit ( FSRU) dan jaringan pipa distribusi sepanjang 100km dengan kapasitas 2 juta metrik ton LNG pertahun (Kajian

Ekonomi Regional Provinsi Lampung Triwulan III, 2014).

Data Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Lampung menunjukkan bahwa permintaan kredit investasi bank umum di Provinsi Lampung mengalami peningkatan. Menurut Ryan Kiryanto, berdasarkan hasil pengamatan lembaga perbankan, permintaan kredit selalu berubah. Perubahan itu diakibatkan oleh perubahan suku bunga dari tahun ke tahun sebagai indikasi perubahan konsumtif, baik kebutuhan primer,sekunder maupun tersier (Daryati Ningsih, Idah Zuhroh, 2010). Menurut Okafor (2012) terdapat faktor-faktor yang menjadi pertimbangan investor dalam melakukan investasi pada suatu daerah. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi 2 bagian, yaitu faktor penarik (domestik) dan pendorong (global). Sedangkan menurut Sarungu (2010), proses pertumbuhan investasi dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan non-ekonomi. Faktor ekonomi terdiri dari kurs, inflasi, suku bunga, PDB, pertumbuhan ekonomi, kebijakan fiskal, laba perusahaan dan lain sebagainya. Sedangkan faktor non-ekonomi adalah keadaan sosial, budaya, politik, birokrasi , infrastruktur, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka


(31)

perubahan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi yang merupakan faktor penarik investasi. Faktor-faktor tersebut adalah suku bunga kredit investasi, PDRB Provinsi Lampung, inflasi Provinsi Lampung, nilai tukar danBI-Rates.

Permintaan kredit dipengaruhi oleh suku bunga (biaya untuk memegang uang), dimana semakin tinggi suku bunga kredit, maka permintaan kredit akan menurun. Artinya semakin tinggi suku bunga kredit yang menceminkan semakin mahalnya biaya maka akan menurunkan permintaan kredit, dan sebaliknya semakin rendah suku bunga kredit yang mencerminkan semakin murahnya biaya akan

meningkatkan permintaan kredit (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Fenomena ini mencerminkan bahwa masih tingginya suku bunga kredit saat ini menjadi salah satu pertimbangan bagi dunia usaha dalam melakukan permohonan kredit kepada bank. Suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman (Case dan Fair, 2007). Suku bunga yang dikenakan untuk tiap pinjaman (kredit) berbeda-beda. Untuk kredit investasi, suku bunga yang digunakan adalah suku bunga kredit investasi. Fluktuasi suku bunga kredit investasi sangat berpengatuh terhadap jumlah permintaan kredit investasi. Pergerakan suku bunga kredit investasi dengan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 memperlihatkan pergerakan suku bunga kredit investasi dan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung yang bertolak belakang.


(32)

Dari bulan Januari 2009 hingga September 2014 suku bunga kredit investasi mengalami penurunan. Secara umum, penurunan suku bunga kredit investasi akan diiringi dengan peningkatan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. Gambar 2 menunjukkan adanya pengaruh negatif antara suku bunga kredit investasi dan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung.

Gambar 2. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan suku bunga kredit investasi periode 2009:012014: 09.

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Lampung, Bank Indonesia, Data diolah.

Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah dapat dinilai dari tingkat pertumbuhan PDRB. PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha (sektor–sektor ekonomi) baik oleh pemerintah, swasta,

maupun masyarakat umum dalam suatu wilayah dan periode waktu tertentu. Oleh karena itu secara tidak langsung PDRB dapat digunakan sebagai suatu

0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 12.00% 14.00% 16.00% 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 Ja n -0 9 M a y -0 9 S e p -0 9 Ja n -1 0 M a y -1 0 S e p -1 0 Ja n -1 1 M a y -1 1 S e p -1 1 Ja n -1 2 M a y -1 2 S e p -1 2 Ja n -1 3 M a y -1 3 S e p -1 3 Ja n -1 4 M a y -1 4 S e p -1 4

Pergerakan Permintaan Kredit Investasi dan Suku Bunga Kredit Investasi pada Bank Umum di Provinsi Lampung


(33)

indikator dalam menilai hasil pembangunan perekonomian suatu daerah. Semakin tinggi PDRB maka pembangunan perekonomian daerah tersebut semakin baik sehingga akan menarik investor untuk melakukan investasi (Marsela, 2014). Selain itu, dengan mengetahui nilai PDRB di suatu daerah maka dapat ditaksir rata-rata pendapatan masyarakat di daerah tersebut. PDRB yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat dan selanjutnya kenaikan pendapatan masyarakat tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa. Jika permintaan akan barang dan jasa semakin besar, maka keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Hal ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan demikian, peningkatan jumlah PDRB akan menarik minat perusahaan untuk berinvestasi di daerah tersebut sehingga akan berdampak pada meningkatnya permintaan kredit investasi. Pengaruh antara PDRB Provinsi Lampung terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung ditunjukkan oleh gambar 3.

Gambar 3. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan PDRB Provinsi Lampung periode 2009: 01- 2014:09

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Lampung dan Kajian Ekonomi Regional, Bank Indonesia (data diolah).

0.00 5,000.00 10,000.00 15,000.00

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000

Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan PDRB Provinsi Lampung


(34)

Pada gambar 3 dapat dilihat pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan PDRB Provinsi Lampung PDRB Provinsi Lampung periode Januari 2009–September 2014. Pergerakan PDRB Provinsi Lampung sangat fluktuatif. PDRB Provinsi Lampung dan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung bergerak beriringan. Hal ini menunjukkan pengaruh positif dimana peningkatan PDRB Provinsi Lampung akan diiringi dengan peningkatan permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Lampung. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufik Tjio (2010) yang menyatakan bahwa PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Kota Ambon.

Pertimbangan para pelaku bisnis untuk melakukan investasi atau tidak dilakukan dengan melakukan suatu ekspektasi terhadap kondisi perekonomian suatu daerah dimasa depan. Salah satu indikator yang digunakan oleh pelaku ekonomi dalam menilai kondisi perekonomian suatu daerah adalah tingkat inflasi (Sulong dan Agus, 2005). Inflasi adalah kenaikan harga secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Ekspektasi tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan keinginan investor dalam melakukan investasi. Penurunan keinginan investasi akan

berpengaruh terhadap penurunan permintaan kredit investasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjio (2010) yang menyatakan bahwa variabel inflasi memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan kredit investasi yang disalurkan oleh bank umum di Kota Ambon. Tingkat inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi Provinsi Lampung.


(35)

pergerakan tingkat inflasi dan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dapat dilihat dalam gambar 4.

Gambar 4 merupakan pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan inflasi Provinsi Lampung periode Januari 2009 hingga September 2014. Pergerakan inflasi Provinsi Lampung sangat fluktuatif dan berpengaruh negatif. Januari 2009, inflasi mencapai 4,17%. Inflasi ini disebabkan terjadinya lonjakan harga pada komoditas sayuran dan ikan segar akibat faktor curah hujan dan tingginya gelombang air laut serta penurunan harga BBM mengakibatkan penurunan harga yang cukup signifikan. Tahun 2010 inflasi Provinsi Lampung mencapai 9,95%. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada sisi

supplykomoditas bahan pangan. Tahun 2011 dan 2012, tingkat inflasi Provinsi Lampung turun masing-masing menjadi 4,24% dan 4,30%. Tahun 2013, inflasi Provinsi Lampung kembali meningkat hingga 7,56% (Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung, 2013).

Gambar 4. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan inflasi Provinsi Lampung periode 2009:01-2014:09.

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Lampung, Bank Indonesia (data diolah), dan Lampung dalam angka, BPS Provinsi Lampung (data diolah).

-2.00% -1.00% 0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 Ja n -0 9 A p r-0 9 Ju l-0 9 O ct -0 9 Ja n -1 0 A p r-1 0 Ju l-1 0 O ct -1 0 Ja n -1 1 A p r-1 1 Ju l-1 1 O ct -1 1 Ja n -1 2 A p r-1 2 Ju l-1 2 O ct -1 2 Ja n -1 3 A p r-1 3 Ju l-1 3 O ct -1 3 Ja n -1 4 A p r-1 4 Ju l-1 4

Pergerakan Permintaan Kredit Investasi dan inflasi pada Bank Umum di Provinsi Lampung


(36)

Nilai tukar merupakan suatu indikator penting dalam perekonomian suatu negara, dimana penentuannya didasarkan atas permintaan serta penawaran yang terjadi di pasar. Nilai tukar dapat menjadi salah satu alat ukur atas kondisi perekonomian suatu negara (Marsela,2014). Nilai tukar yang terapresiasi menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang baik dan stabil (Dornbush,2008). Nilai tukar adalah harga dari satu mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Kondisi perekonomian yang stabil akan meningkatkan keinginan investor untuk melakukan investasi dan akan berpengaruh langsung terhadap permintaan kredit investasi. Kondisi tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harmanta dan Ekananda (2005), dimana nilai tukar mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara dan tingkat kepercayaan masyarakat.

Depresiasi nilai tukar suatu Rupiah terhadap Dollar mencerminkan kondisi perekonomian yang tidak menentu. Keadaan ini akan meningkatkan resiko berusaha dan menyebabkan penurunan permintaan kredit investasi. Gambar 5 menunjukkan pergerakan antara permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dengan nilai tukar yang sejalan atau positif. Apresiasi nilai tukar akan meningkatkan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung.

BI Ratesmerupakan suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter. BI-rate menjadi salah satu variabel penting yang mempengaruhi permintaan kredit investasi pada Bank Umum di Provinsi Lampung. Secara sederhana, BI-rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia


(37)

dalam upaya pencapaian target inflasi.BI Ratesmerupakan suku bunga acuan bagi Bank umum dalam menaikkan dan menurunkan tingkat suku bunga banknya. Kebijakan ini tentu berpengaruh terhadap suku bunga kredit investasi. Jika BI-rate naik, maka Bank umum akan ikut menaikkan suku bunga kredit investasi. Hal ini akan berpengaruh pada permintaan kredit investasi.

Gambar 5. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan Nilai Tukar periode 2009: 012014: 09

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Lampung, Bank Indonesia, www.bi.go.id, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, (data diolah).

Gambar 6 merupakan pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung danBI Ratesperiode Januari 2009September 2014 dimana pergerakannya bertolak belakang. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh negatif antaraBI Ratesdan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. Ketika Bank Indonesia menaikkan suku bunga kebijakannya, yaituBI Rates, maka bank umum akan mengikuti kebijakan tersebut dan ikut menaikkan tingkat suku bunganya. Peningkatan suku bunga bank umum ini,

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 1 -J a n -0 9 1 -M a y -0 9 1 -S e p -0 9 1 -J a n -1 0 1 -M a y -1 0 1 -S e p -1 0 1 -J a n -1 1 1 -M a y -1 1 1 -S e p -1 1 1 -J a n -1 2 1 -M a y -1 2 1 -S e p -1 2 1 -J a n -1 3 1 -M a y -1 3 1 -S e p -1 3 1 -J a n -1 4 1 -M a y -1 4 1 -S e p -1 4

Pergerakan Permintaan Kredit Investasi dan Nilai Tukar pada Bank Umum di Provinsi Lampung


(38)

khususnya suku bunga investasi akan memperbesar biaya yang harus dikeluarkan oleh investor sehingga akan berpengaruh terhadap permintaan kredit investasi

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Lampung, Bank Indonesia, www.bi.go.id (data diolah).

Gambar 6. Pergerakan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung danBI Ratesperiode 2009:-12014:09

Sumber : Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Lampung, Bank Indonesia, www.bi.go.id, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, (data diolah).

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah variabel suku bunga kredit investasi berpengaruh terhadap

permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang?

2. Apakah variabel PDRB Provinsi Lampung berpengaruh terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang ?

0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 Ja n -0 9 M a y -0 9 S e p -0 9 Ja n -1 0 M a y -1 0 S e p -1 0 Ja n -1 1 M a y -1 1 S e p -1 1 Ja n -1 2 M a y -1 2 S e p -1 2 Ja n -1 3 M a y -1 3 S e p -1 3 Ja n -1 4 M a y -1 4 S e p -1 4

Pergerakan Permintaan Kredit Investasi Bi-rate dan pada Bank Umum di Provinsi Lampung


(39)

3. Apakah variabel inflasi Provinsi Lampung berpengaruh terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang ?

4. Apakah variabel nilai tukar berpengaruh terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang ?

5. Apakah variabelBI Ratesberpengaruh terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang?

6. Apakah variabel tingkat suku bunga kredit investasi, PDRB Provinsi

Lampung, inflasi Provinsi Lampung,BI Ratesdan nilai tukar secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh variabel suku bunga kredit investasi terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang .

2. Pengaruh variabel PDRB Provinsi Lampung terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang.


(40)

3. Pengaruh variabel inflasi Provinsi Lampung terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang.

4. Pengaruh variabel nilai tukar rupiah per dolar AS terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang.

5. Pengaruh variabelBI Ratesterhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang. 6. Pengaruh semua variabel terhadap permintaan kredit investasi pada bank

umum di Provinsi Lampung secara bersama-sama dalam jangka pendek dan jangka panjang.

D. Kerangka Pemikiran

Kredit investasi yang dijadikan sebagai topik dalam penelitian ini adalah kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barang-barang modal tetap dan tahan lama, seperti mesin, bangunan, pabrik, tanah, dan kendaraan. Kredit

Investasi pada bank umum di Provinsi Lampung merupakan salah satu jenis kredit menurut penggunaan yang mempunyai peran signifikan dalam peningkatan

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. Fluktuasi permintaan kredit investasi investasi ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa faktor mempengaruhi permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung adalah suku bunga kredit investasi, PDRB Provinsi Lampung, inflasi Provinsi Lampung, nilai tukar atau kurs danBI-Rates.


(41)

Kerangka pemikiran yang dipakai untuk mengnalisis Determinan Permintaan Kredit Investasi pada Bank Umum di Provinsi Lampung Periode 2009: 12014: 9. dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Model Kerangka Pemikiran Analisis Determinan Permintaan Kredit Investasi pada Bank Umum di Provinsi Lampung Periode 2009: 1–2014: 9.

Suku bunga kredit investasi merupakan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh investor dalam melakukan investasi. Penurunan suku bunga kredit investasi akan diiringi dengan peningkatan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif antara suku bunga kredit investasi dan permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung.

PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha (sektor–sektor ekonomi) dalam suatu wilayah dan periode waktu tertentu.

Suku Bunga Kredit Investasi

PDRB Provinsi Lampung

Inflasi Provinsi Lampung

Nilai tukar BI-Rate

Permintaan Kredit Investasi pada Bank Umum di Provinsi Lampung


(42)

Dengan melihat nilai PDRB di suatu daerah maka dapat ditaksir rata-rata

pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Meningkatnya pendapatan merupakan salah satu implikasi adanya pertumbuhan PDRB pada suatu daerah yang ikut mendorong peningkatan permintaan kredit investasi. Semakin tinggi PDRB suatu daerah maka semakin tinggi permintaan kredit investasinya. Inflasi merupakan kenaikan harga secara bersamaan dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi adalah kenaikan harga secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Ekspektasi tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan keinginan investor dalam melakukan investasi. Penurunan keinginan investasi akan berpengaruh terhadap penurunan permintaan kredit investasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjio (2010) yang menyatakan bahwa variabel inflasi memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan kredit investasi yang disalurkan oleh bank umum di Sumatera Utara.

Nilai tukar merupakan faktor penting yang mempengaruhi permintaan kredit investasi menurut Harmanta dan Ekananda (2005), nilai tukar mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara dan tingkat kepercayaan masyarakat. Depresiasi nilai tukar suatu Rupiah terhadap Dollar mencerminkan kondisi perekonomian yang tidak menentu. Keadaan ini akan meningkatkan resiko berusaha dan menyebabkan penurunan permintaan kredit investasi.

Faktor yang terakhir adalahBI Rates.BI Ratesmerupakan suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pemengang tertinggi otoritas moneter di Indonesia dan menjadi suku bunga acuan yang diikuti oleh perbankan di


(43)

Indonesia. Kenaikan dan penurunanBI Ratesakan berpengaruh terhadap suku bunga yang ditetapkan oleh bank umum baik suku bunga pinjaman maupun suku bunga simpanan. Kenaikan suku bunga kredit, khususnya kredit investasi akan berpengaruh terhadap permintaan kredit investasi.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah :

1. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Sebagai bagian dari proses pembelajaran dan sarana untuk mendalami pengetahuan mengenai permintaan kredit investasi dan pengaruh dari tingkat suku bunga kredit investasi, PDRB Provinsi Lampung, inflasi Provinsi Lampung, bi-rate dan kurs terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung.

3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dengan obyek yang sama. 4. Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat tentang

pengaruh tingkat suku bunga kredit investasi, PDRB Provinsi Lampung, inflasi Provinsi Lampung, nilai tukar danBI Ratesterhadap permintaan kredit investasi kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung sehingga masyarakat atau investor dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai kredit investasi.


(44)

F. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yangdiajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diduga variabel tingkat suku bunga kredit investasi berpengaruh signifikan

dan negatif terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang.

2. Diduga variabel PDRB Provinsi Lampung berpengaruh signifikan dan positif terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang.

3. Diduga variabel inflasi Provinsi Lampung berpengaruh signifikan dan negatif terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang.

4. Diduga variabel nilai tukar berpengaruh signifikan dan positif terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. 5. Diduga variabelBI Ratesberpengaruh signifikan dan negatif terhadap

permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang.

6. Diduga terdapat pengaruh yang bersamaan dan signifikan dari variabel suku bunga kredit investasi, PDRB Provinsi Lampung, Inflasi Provinsi Lampung, kurs danBI Ratesterhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dalam jangka pendek dan jangka panjang .


(45)

G. Sistematika Penulisan BAB I: Pendahuluan

Menguraikan latar belakang,tujuan penelitian, hipotesis, kerangka pemikiran, manfaat penelitian, dan sitematika penulisan penelitian.

BAB II: Tinjauan Pustaka

Menguraikan tinjauan teoritis, yaitu teori-teori yang digunakan dengan penelitian yang diperoleh dari buku, jurnal dan sumber lainnya dan tinjauan empiris, yaitu hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian.

BAB III: Metode Penelitian

Menjelaskan prosedur pelaksanaan penelitian yang terdiri dari jenis dan sumber data, definisi operasional variabel, batasan variabel, model penelitian, prosedur analisis data.

BAB IV : Hasil perhitungan dan pembahasan

Menguraikan tentang pembahasan, dan deskripsi obyek penelitian serta hasil analisis data yang dilakukan, baik secara parsial maupun simultan, uji stasioner data, uji kointegrasi, uji ECM dan pengujian asumsi klasik.

BAB V: Penutup

Menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian serta saran bagi penelitian yang dilakukan di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(46)

A. Tinjauan Teoritis

1. Teori Permintaan Uang

Teori permintaan uang dikembangkan oleh para ekonom klasik pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Teori jumlah uang adalah suatu teori mengenai bagaimana nilai nominal dari pendapatan agregat ditentukan. Oleh karena itu, hal tersebut juga menjelaskan berapa banyak uang yangharus dipegang dengan jumlah pendapatan agregat tertentu, ini merupakan teori permintaan uang (Mishkin, 2008). Teori permintaan uang diawali dengan teori klasik yang dikembangkan oleh Irving Fisher, Alfred Marshal dan A.C.Pigou, kemudian teori permintaan menurut aliran Keynes dan yang terakhir adalah teori permintaan uang modern yang dikembangkan oleh Milton Friedman.

1.1. Teori Kuantitas Uang (The Quantity Theory of Money)

Teori klasik kuantitas uang ditemukan pertama kali dalam hasil riset ekonom Amerika, Irving Fisher dalam bukunya yang sangat berpengaruh, yaituThe Purchasing Power of Moneyyang dipublikasikan pada tahun 1911. Fisher membahas keterkaitan antara jumlah total uang ( uang beredar) dan total pengeluaran dari barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian


(47)

× , dimana adalah tingkat harga dan adalah output agregat (pendapatan). Pengeluaran total × juga disebut sebagai pendapatan agregat nominal untuk perekonomian atau sebagai PDB nominal. Konsep yang memfasilitasi keterkaitan antara dan × disebut sebagai percepatan uang (velocity of money) yang sering disebut percepatan saja, yaitu rata-rata jumlah berapakali per-tahun (perputaran) dari satu unit mata uang (misalnya dolar) digunakan untuk membeli total barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Percepatan ( velocity-v) dinyatakan secara lebih jelas sebagai total pengeluaran × dibagi dengan jumlah uang :

= × (2.1)

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan (2.1) dengan , akan diperoleh persamaan pertukaran (equation of change), yangmenghubungkan pendapatan nominal dengan jumlah uang dan percepatan:

× = × (2.2)

Persamaan pertukaran menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan jumlah berapa kali uang ini digunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan nominal (total nominal dari jumlah yang dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa dalam tahun itu). Namun, persamaan pertukaran tersebut tidak lebih dari suatu identitas suatu hubungan yang benarmenurut definisi. Untuk mengkonversi persamaan pertukaran (suatu identitas) ke dalam suatu pemahaman


(48)

mengenai faktor-faktor yangmenentukan percepatan perputaran uang. Menurut Irving Fisher bentuk institusi dan teknologi dari suatu perekonomian hanya akan mempengaruhi percepatan secara lambat sepanjang waktu, sehingga percepatan biasanya konstan dalam jangka pendek (Mishkin, 2008).

1.2.Pendekatan Cambridge (The Cambridge Approach)

The Cambridge Approach dikembangkan oleh sekelompok ekonom klasik di Cambridge, Inggris yang dipimpin oleh Alfred Marshall pada tahun 1923 dan A.C.Pigou pada tahun 1917. Kesimpulan yangdiperoleh hampir sama dengan pendekatan teori kuantitas Fisher, walaupun dengan alasan yang sedikit berbeda. Formulasi teori permintaan uang Alfred dan Pigou diperoleh dengan menurunkan persamaan (2.2), yaitu:

= × (2.3)

Persamaan ini disebut sebagaicash balance approach. Dalam persamaan ini, sering kali percepatan perputaran uang dalam bentuk kebalikan ( ) disebut dengan Cambridge , maka persamaannya menjadi :


(49)

Persamaan (2.4) menyatakan bahwa karena adalah sebuah konstanta, besarnya transaksi yang dihasilkan dari tingkat pendapatan nominal , menentukan jumlah uang yang diminta masyarakat (Mishkin, 2008).

Teori klasik menyatakan permintaan uang sepenuhnya merupakan fungsi dari pendapatan dan suku bunga tidak mempunyai pengaruh pada permintaan uang. Teori klasik meyakini bahwa orang memegang uang hanya untuk melakukan transaksi dan tidak mempunyai kebebasan dalam hal jumlah uang yang ingin dipegang. Dapat disimpulkan bahwa permintaan uang ditentukan oleh:

1) Besarnya transaksi yang dihasilkan oleh pendapatan nominal .

2) Institusi dalam perekonomian yang mempengaruhi cara orangbertransaksi dan dengan demikian menentukan percepatan ( ).

1.3.Teori Preferensi Likuiditas (Liquidity Preference Theory)

Teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes dalam bukunya yang terkenal di tahun 1936The General Theory of Employment, Interest, and Money. Keynes mengabaikan pandangan klasik mengenai percepatan adalan konstan dan

mengembangkan teori permintaan uang yang dia sebut sebagai teori preferensi likuiditas (Liquidity Preference Theory). Menurut Keynes, permintaan uang dipengaruhi oleh suku bunga dan percepatan perputaran uang tidak konstan. Ada 3 motif dalam memegang uang menurut Keynes, yaitu motif transaksi,motif berjaga-jaga dan motif spekulasi.


(50)

1) Motif Transaksi

Keynes menekankan komponen permintaan akan uang ditentukan oleh berapa besarnya tingkat transaksi seseorang. Oleh karena itu, Keynes setuju dengan teori permintaan uang klasik dimana komponen transaksi permintaan uang proporsional terhadap pendapatan. Maka persamaannya adalah :

= ( ) (2.5)

2) Motif Berjaga-jaga

Berbeda dengan panangan klasik, Keynes menyadari bahwa ada tambahan di luar memegang uang untuk transaksi sekarang, orang memegang uang sebagai antisipasi terhadap kebutuhan yang tidak terduga. Keynes meyakini bahwa orang memegang uang untuk berjaga-jaga dalam jumlah tertentu terutama ditentukan oleh tingkat transaksi yang akan mereka lakukan dimasa

mendatang. Sehingga, Keynes merumuskan bahwa permintaan untuk uang berjaga-jaga proporsional terhadap pendapatan. Persamaannya adalah sebagai berikut :

= ( ) (2.6)

3) Motif Spekulasi

Keynes berpandangan bahwa orangmemegang uang juga sebagai alat penyimpan kekayaan. Keynes menyebut alasan memeganguang ini sebagai


(51)

motif spekulasi.oleh karena itu, Keynes percaya bahwa kekayaan

terkaitdengan pendapatan, komponen spekulatif dari permintaan uang juga terkaitdengan pendapatan. tetapi, Keynes melihat lebih cermat faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang terhadap berapa banyak uangyang dipegang sebagai alat penyimpan kekayaan, yaitu suku bunga.

= ( ) (2.7)

Keynes membagi aset yang dapat digunakan untuk menyimpan kekayaan dalam 2 kategori, yaitu uang dan obligasi. Seseorang akan memegang uang jika tingkat pengembaliannya lebih tinggi daripada perkiraan tingkat pengembaliandari memegang obligasi. Keynes mengasumsikan bahwa

individu percaya bahwa suku bungaturun di bawah tingkat normal. Maka, jika suku bunga turun dibawah tingkat normal, indivisu berharap suku bunga obligasi akan naik di masa yangakan datang dan demikian pula berharap untuk mengalami kerugian modal dari memegang obligasi. Akibatnya, individu lebih suka memegang kekayaan dalam bentuk uang ketimbang obligasi dan

permintaan uang akan tinggi. Sebaliknya, pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi, mereka cenderung berharap untuk mendapatkan tingkat pengembalian dari memegang uang. Mereka akan memgang obligasi daripada uang, dan permintaan uang akan sangat kecil. Dari alasan keynes, kita dapat

menyimpulkan bahwa ketika suku bunga naik, permintaan uang turun, dan akibatnya permintaan uang berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga (Mishkin, 2008).


(52)

Dari ketiga motif permintaan uang tersebut, diperoleh kesimpulan yaitu

permintaan uang motif transaksi dipengaruhi oleh pendapatan, = ( ), motif berjaga-jaga dipengaruhi oleh pendapatan = ( )dan motif spekulasi dipengaruhi oleh suku bunga = ( ). Dengan menggabungkan ketiga motif permintaan uang, maka didapat total permintaan uang:

= + + = ( , ) (2.8)

Dalam menggabungkan ketiga motif untuk memegang uang secara besama-sama kedalam persamaan permintaan uang, Keynes cermat dalam membedakan antara jumlah nominal dan jumlah riil, dimana uang bukan hanya dinilai dari nominalnya saja, tetapi dinilai dari seberapa besar uang tersebut dapat digunakan untuk

membeli barang dan jasa. Keynes menyebutnya sebagai saldo uang riil (real money balances), yaitu suatu jumlah yang ditunjukkan oleh ketiga motifnya akan berhubungan dengan pendapatan riil dan dengan suku bunga . Keynes

menuliskan persamaan permintaan akan uang berikut ini,yang dikenaldengan fungsi preferensi likuiditas (Liquidity Preference), yang menyatakan bahwa permintaan akan saldo uang riil / adalah fungsi dari dan :

= ( , ) (2.9)

Dengan menurunkan fungsi preferensi likuiditas untuk percepatan / maka dalam teori Keynes mengenai permintaan akan uang mengimplikasikan bahwa


(53)

pecepatan tidaklah konstan, tetapi berfluktuasi dengan pergerakan suku bunga. Persamaan preferensi likuiditas dapat juga dituliskan sebagai:

=

( , ) (2.10)

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan dan mengganti dengan karena keduanya sama pada saatkeseimbangan pasaruang,kita bisa memperoleh persamaan untuk percepatan sebagai berikut :

= =

( , ) (2.11)

Berdasarkan persamaan diatas, diketahui bahwa kenaikan suku bunga mendorong masyarakat untuk mengurangi uang riil, pada tingkat pendapatan tertentu,dengan begitu, kecepatan perputaran uang akan meningkat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kecepatan perputaran uang tidak konstan, disebabkan oleh suku bunga yang nilainya berfluktuasi. Secara ringkas, teori preferensi likuiditas Keynes meumuskan tiga motif untuk memegang uang. Model permintaan uang Keynes mempunyai implikasi penting bahwa percepatan tidaklah konstan, tetapi berhubungan negatif dengan suku bunga yang berfluktuasi secara signifikan (Mishkin, 2008).

1.4.Teori Baumol-Tobin (The Inventory Theory)

Teori ini merupakan pengembangan teori permintaan uang Keynes. Sama seperti model permintaan uang Keynes, menurut Baumol-Tobin, permintaan uang


(54)

dilandasi oleh tiga motif yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi.

Pada model permintaan uang untuk motif transaksi, jumlah uang yang dipegang untuk motif transaksi sensitif terhadap tingkat suku bunga. Dalam

mengembangkan modelnya, Baumol-Tobin mengasumsikan seorang individu menerima pembayaran sekali dalam satu periode dan menghabiskannya dalam satu periode tersebut. Dalam model Baumol-Tobin, uang yang memberikan pendapatan suku bunga nol, dipegang hanya karena digunakan untuk melakukan transaksi.

0 1 2 0 1 1 2

Bulan Bulan

(a) (b)

Gambar 8. Saldo Kas dalam Model Baumol-Tobin ( Mishkin, 2008)

Dari gambar tersebut diketahui pada panel (a), pembayaran $1.000 pada awal bulan dipegang sepenuhnya dalam bentuk tunai dan dihabiskan pada laju yang konstansampai habis pada akhir bulan. Pada panel (b), separuh dari pembayaran

Saldo uang tunai ($)

1.000

500

✁✂✄o uang

tunai ($)

1000


(55)

bulanan dalam bentuk tunai dan separuhnya dalam bentuk obligasi.pada

pertengahan bulan,saldo menjadi noldan obligasi harus dijual untuk mendapatkan uang tunai sebesar $500.pada kahir bulan,saldo kembali menjadi nol.

Kesimpulan dari analisi Baumol-tobin dapat dinyatakan sebagai berikut: ketika suku bunga meningkat, jumlah dari uang tunai yang dipegang untuk transaksi jugaakan turun, yang berarti percepatan akan naik seiring dengan kenaikan suku bunga. Dengan kata lain,komponen transaksi dari permintaan akan uang negatif dengan tingkat suku bunga. Ide dasar dalam analisis Baumol-Tobin adalah terdapat biaya peluang dari memegang uang, danterdapat sebuah keuntungan untuk memegang uang. Ketika suku bunga meningkat, orang mencoba untuk meminimumkan jumlah uang yang dipegang untuk tujuan transaksi, karena biaya peluang dari memegang uang meningkat. dengan model sederhana Baumol-Tobin, diketahui bahwa bukan hanya permintaan uang untuk spekulasi yang sensitif dengan suku bunga, permintaan uang untuk ransaksi juga sensitif dengan suku bunga.

Dalam motif berjaga-jaga, masyarakat memegang uang dilandasi oleh motif transaksi di masa yang akan datang. Biaya peluang dari memegang uang adalah hilangnya pendapatan dari suku bunga.sehingga pada saat tingkat suku bunga meningkat maka biaya peluang memegang uang untuk berjaga-jaga akan meningkat, dengan begitu jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat akan menurun. Permintaan akan uang untuk berjaga-jaga berhubungan negatif dengan suku bunga.


(56)

Pada permintaan uang spekulatif, ide dasarnya adalah bahwa tidak hanya masyarakat peduli terhadap perkiraan tingkat pengembalian atas suatu aset terhadap aset lainnya ketika memutuskan apa yang harus dipegang dalam portofolionya, tetapi mereka juga peduli terhadap resiko tingkat pengembalian yang diperoleh dari masing-masing aset. Secara khusus, Tobin mengasumsikan bahwa sebagian besar orang adalah penghindar resiko. Analisis Tobin juga menunjukkan bahwa orang dapatmengurangi jumlah total resiko dalam suatu portofolio dengan melakukan diversifikasi. Oleh karena itu, model ini

menunjukkan bahwa individu akan memegang obligasi dan uang secara simultan sebagai penyimpan kekayaan (Mishkin, 2008).

1.5.Teori Permintaan Uang Modern

Pada tahun 1956, Milton Friedman mengembangkan suatu teori mengenai permintaan atas uang dalam artikelnyayangterkenal, “The Quantity Theory of Money: A Restatement”. Pandangan ini merupakan reaksi atas pandangan Keynes mengenai faktor-faktor yangmenentukan permintaan uang yang tidak disetujui sepenuhnya oleh Friedman. Dalam teori ini, Friedman lebih menyempurnakan analisis Keynes dengan melihat bukan hanya suku bunga obligasi, tetapi suku bunga aset lain seperti simpanan tetap. Teori Friedman lebih menekankan pada

permintaan uang riil “real balances”. Friedman berpendapat bahwamemegang uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Cara lainnya adalah dengan menyimpan dalam harta keuangan (financial assets) seperti obligasi, deposito tetapdan saham, menyimpan hartatetap ( tanah dan rumah). Modal fisikal ugadapat menghasilkan pendapatan ( seperti menyewakan rumah) dan


(57)

memiliki harta fisikal merupakan alternatif lain untuk menyimpan kekayaan selain dengan memegang uang.

Berdasarkan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang, teori kuantitas modern Friedman dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:

= ( , , ) (2.12)

dimana:

= Permintaan uang Riil = Tingkat Kenaikan Harga

= Tingkat Pengembalian Modal untuk Modal Fisikal = Nilai Pendapatan dan Kekayaan Riil

Menurut Friedman, nilai ( , )cukupstabil dan tidak banyak mengalami perubahan.perubahan hargadan suku bunga tidak akan banyak mempengaruhi permintaan uang riil. Seperti pendapat ahli ekonomiKlasik, Friedman berpendapat bahwapermintaan uang adalah proporsional dengan pendapatan nasional riil (Sukirno, 2000).

2. Kredit Investasi

Salah satu bentuk usaha dari bank adalah memberikan fasilitas kredit kepada nasabah. Berdasarkan penggunaannya, pemberian kredit oleh perbankan dibagi menjadi tiga, yaitu kredit modal kerja, kredit konsumsi dan kredit investasi. Kredit


(58)

investasi merupakan jenis kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau mebangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan

rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untukmembangun pabrik atau membeli mesin-mesin ( Kasmir, 2012)

Kredit Investasi adalah fasilitas kredit yang tujuannya untuk membiayai investasi untuk menunjang usaha yang bersangkutan dengan jangka waktu kredit lebih dari 1 tahun. Cara pelunasannya dilakukan dengan angsuran setiap bulannya berupa Pokok Plus Bunga ( Supriyono, 2011). Selain itu, kredit investasi adalah bantuan yang bersifat jangka menengah dan jangka panjang, sehingga kredit ini bukanlah untuk keperluan penambahan modal kerja, tetapi untuk mengganti ataupun menambah barang-barang modal beserta fasilitas yang erat hubungnnya dengan itu. Misalnya untuk pembangunan pabrik membeli atau mengganti mesin-mesin tersebut. Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Aryanti ( 2003:10 ) Kredit Investasi adalah kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang untuk modal tetap dan tahap lama seperti tanah dan bangunan, mesin-mesin, kendaraan dan lain sebagainya.

Kebutuhan pinjaman investasi digunakan untuk pembelian mesin, pembelian tempat usaha dan renovasi misalnya pabrik, gedung,toko, dan gudang, pembelian kendaraan dimana penggunaannya untuk usaha, modernisasi mesin, pembangunan gedung usaha, pembelian sistemhardwaremaupunsoftware,serta relokasi tempat usaha. Jenis pencairan dana kredit investasi berupa pinjaman langsung (cash loan). Hasil pencairan dana langsung di kredit ke rekening nasabah debitur.


(59)

Jenis angsuran kredit investasi dibagi menjadi 3 macam, yaitu anuitas, efektif, dan flat. Pada jenis angsuran anuitas, jumlah nominal angsuran sama besar setiap bulannya. Nasabah tidak perlu bingung untuk melihat tabel besarnya jumlah angsuran setiap bulannya, karena dari awal angsuran sampai dengan akhir

angsuran (lunas), besar angsuran sama dengan asumsi tidak ada perubahan tingkat bunga. Pada jenis angsuran efektif, jumlah nominal angsuran Rupiah (pokok + bunga) setiap bulannya tidaksama tetapi berbeda-beda, tergantung pada fungsi waktu. Tren nominal total angsuran semakin lama semakin menurun. Misalnya angsuran ke-2 akan lebih kecil dari angsuran ke-1, angsuran ke-3 akan lebih kecil dari angsuran ke-2 dan begitu seterusnya. Sedangkan pada jenis angsuran flat, sama seperti jenis angsuran anuitas dimana jumlah nominal angsuran yang dibayar sama besar setiap bulannya. Jenis fasilitas kredit investasi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu KAB (Kredit Angsuran Berjangka) dan KAB– Pembiayaan Konstruksi (Supriyono, 2011).

3. Suku Bunga Kredit Investasi

Pembayaran atas modal yang dipinjam dari pihak lain disebut bunga. Bunga biasanya dinyatakan sebagai persentasi dari modal yang dipinjam, misalnya 10 persen, 12 persen, atau 15 persen. Bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari modal dinamakan suku bunga.pada umumnya, persentasi yang dinyatakan menunjukkan suku bunga dari sejumlah modal dalam satu tahun (Sukirno, 2011). Sedangkan menurut (Dornbusch, 2008) tingkat suku bunga menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi lain, diatas perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan dalam persentase tahunan.


(60)

Suku bunga mempengaruhi keputusan individu dan perusahaan untuk melakukan investasi atau tidak. Hal ini karena suku bunga merupakan biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh investor. Besarnya suku bunga ditentukan oleh jenis pinjaman (kredit). Berdasarkan penggunaannya, kredit dibagi menjadi tiga yaitu kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit investasi. Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan perbankan untuk keperluan investasi, yaitu pembelian barang modal. Suku bunga yang digunakan untuk kredit investasi adalah suku bunga kredit investasi. Besarnya tingkat suku bunga kredit investasi mempengaruhi jumlah permintaan kredit investasi. Pengaruh suku bunga terhadap investasi ditunjukkan pada gambar 9.

Gambar 9 menunjukkan hubungan negatif antara tingkat bunga dan jumlah investasi. Ketika suku bunga berada pada maka jumlah investasi yang dilakukan sebanyak . Sedangkan ketika suku bunga naik menjadi , jumlah investasi yang dilakukan berkurang menjadi .


(61)

Gambar 9. Tingkat Bunga dan Tingkat Investasi (Sukirno, 2006)

4. Produk Domestik Regional Bruto

Secara umum pertumbuhan ekonomi suatu daerah didefenisikan sebagai peningkatan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi lebih kepada perubahan yang bersifat kuantitatif (quntitative change) dan bisanya dihitung dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam satu wilayah biasanya dalam jangka waktu satu tahun tanpa membedakan kepemilikan faktor-faktor produksi. Penilaian PDRB dibagi menjadi dua jenis , yaitu bedasarkan harga berlaku dan harga konstan. Sedangkan nilai PDRB dapat dihitung melalui 2 pendekatan, yaitu :

I=MEI

S

uku bung

a


(62)

4.1. Pendekatan sektoral

Nilai PDRB dalam pendekatan sektoral dihitung berdasarkan sumbe kegiatan ekonomi. Perhitungannya dengan menjumlahkan seluruh komponen nilai

tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya.

4.2. Pendekatan berdasarkan penggunaan

Pendekatan ini menjelaskan tentangpenggunaan dari nilai tambah tersebut. Penekatan berdasarkan penggunaan dirinci menurut komponen pengeluaran rumah tangga (termasuk lembaga nirlaba), pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (investasi), perubahan inventori, ekspordan impor. Persamaan ya adalah sebagai berikut:

= + + + ( ) (2.13)

PDRB merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena PDRB menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Pengaruh PDRB terhadap investasi juga sangat penting. Tingkat PDRB yang tingi akan memperbesar pendapatan

masyarakat dan selanjutnya kenaikan pendapatan masyarakat tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa. Jika permintaan akan barang dan jasa semakin besar, maka keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin tinggi. Hal ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan


(63)

kata lain, dalam jangka panjang apabila PDRB bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi juga (Sukirno, 2006).

Gambar 10 merupakan gambar investasi terpengaruh, dimana adalah fungsi investasi. Gambar tersebut menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan

nasional, maka makin tinggi juga tingkat investasi. Kenaikan pendapatan nasional dari menjadi menyebabkan investasi naik dari menjadi . Oleh karena itu, pendapatan yang tinggi sangat penting dalam upaya peningkatan investasi di suatu wilayah.

Gambar 10. Investasi Terpengaruh (Sukirno, 2006)

Jum

la

h

Inve

st

as

i


(64)

5. Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus (Sukirno:2006). Kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali kenaikan itu meluas kepada sebagian besar harga barang-barang lain. Kenaikan harga karena faktor musiman, misalnya kenaikan harga menjelang hari raya juga tidak bisa disebut sebagai inflasi.

Menurut teori Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya dan permintaan masyarakat akan barang-barangmelebihi jumlah barang yang tersedia. Sedangkan berdasarkan teori Struktural, teori ini lebih menekankan bahwa inflasi disebabkan oleh struktur perekonomian yang tidak mampu mengantisipasi secara cepat dan fleksibel atas perkembangan perekonomian yang ada terutama terjadi negara berkembang. Negara berkembang biasanya hanya menghasilkan hasil alam dan pertanian yang daya tukarnya tidak berkembang secepat produk industri yang di impor dari negara maju.

Berdasarkan sumber atau penyebab kenaikan harga yang berlaku, inflasi dibedakan menjadi tigabentuk, yaitu :

5.1. Inflasi Tarikan Permintaan

Inflasi jenis ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat dan pada masa perang atau terjadi ketidakstabilan politik yangterus menerus. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan


(65)

ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan ini akan menimbulkan inflasi.

5.2. Inflasi Desakan Biaya

Inflasi ini terutama berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran rendah. Pada masa ini, apabila perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah,mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji atau upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerjaan baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi meningkat yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga berbagai barang.

5.3. Inflasi Diimpor

Inflasi ini bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang diimpor. Inflasi dapat terjadi ketika barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peran penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan (Sukirno, 2000).

6. Nilai Tukar

Nilai tukar merupakan harga mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain. sistem nilai tukar tergantung pada kebijakan moneter yang dianut suatu negara. Bentuk sistem nilai tukar dapat dibagi menjadi :


(1)

106

diajukan, Dalam jangka panjang, variabel inflasi Provinsi Lampung

berpengaruh signifikan dan positif terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

4. Dalam jangka pendek dan jangka panjang, variabel nilai tukar berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang

diajukan.

5. Dalam jangka pendek, variabel Bi-Rate berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Sedangkan pada jangka panjang, variabel BIR berpengaruh signifikan dan negatif terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung dan sesuai dengan teori serta hipotesis yang diajukan.

6. Dalam jangka pendek dan jangka panjang, variabel suku bunga kredit investasi, PDRB Provinsi Lampung, inflasi Provinsi Lampung, nilai tukar dan Bi-Rate secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung.

B. Saran

Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan adalah:


(2)

107

Provinsi Lampung, dan Bi-Rate berpengaruh signifikan dan negatif terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung, sehingga variabel-variabel tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan besar kecilnya permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung.

2. Variabel PDRB Provinsi Lampung berpengaruh signifikan dan positif terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung, sehingga variabel tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan besar kecilnya permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. 3. Dalam penelitian ini,masih terdapat variabel yang tidak signifikan. Oleh karena

itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

4. Bagi masyarakat yang ingin melakukan kredit investasi sebaiknya mengetahui dengan baik informasi tentang suku bunga kredit investasi, tingkat inflasi, dan keadaan perekonomian Provinsi Lampung guna menekan resiko penyaluran kredit investasi.

5. Karena keterbatasan yang ada, penelitian ini hanya meneliti tentang variabel makroekonomi yang mempengaruhi permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung. Oleh karena itu, sebaiknya untuk penelitian selanjutnya diteliti juga variabel mikroekonomi yang dapat mempengaruhi permintaan kredit investasi pada bank umum di Provinsi Lampung.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Budiono. 2002. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis: Pengantar Ilmu Ekonomi No.1. BPFE, Yogyakarta.

Case, Karl E and Fair, Ray C. 2007.Prinsip-prinsip Ekonomi Jilid I, Edisi Kedelapan. Erlangga, Jakarta

Ditria, Yoda, Jenni Vivian, Indra Widjaja. 2008. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan.Journal of Applied Finance and Accounting, Vol.1 No.1. Binus Business School, Binus University. Jakarta.

Dornbusch, Rudiger dan Stanley Fischer. 2008. Exchange Rate and Current Account.American Economic Review.

Harmanta M.E dan Mahyus Ekananda. 2005. Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia Pasca Krisis 1997: Faktor Permintaan dan Penawaran Kredit. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Jakarta.

Hedwigis Esti R, Sari Wulandari. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Investasi Bank Persero.

Jelantik, I G A Utami Dewi dan nyoman Djinar Setiawina. 2012. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kredit Konsumtif pada Bank Umum di Bali Tahun 2004-2012.Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Bali Jurnal Ekonomi Pembangunan. 2013. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung. ISSN:2302-9595. Bandar Lampung.

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung Berbagai Edisi. Bank Indonesia. Kasmir. 2012.Dasar-Dasar Perbankan, Edisi Revisi. Rajawali Press, Jakarta. Kholisudin, Akhmad. 2012. Determinan Permintaan Kredit pada Bank Umum di

Jawa Tengah 2006-2010.Economic Development Analysis Journal. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Semarang.


(4)

Kiryanto, Ryan. 2007. Langkah Terobosan Mendorong Ekspansi Kredit. Economic Review No.208.

Lampung Dalam Angka. 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Bandar Lampung.

Latumaerisa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba 4, Jakarta.

Lean, Hooi Hooi, Bee Wah Tan. 2011. Lingkages Between Foreign Direct Investment,Domestic Investmentand Economic Growth in Malaysia. Journal of Economic Cooperation and Development. University Sains Malaysia. Malaysia.

Maggi, Rio, Birgitta Dian Saraswati. 2013. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia: Model Demand Pull Inflation. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan Vol.6 No.2 Agustus 2013. Program Studi Ekonomi fakultasEkonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Mankiw, N.Gregory. 2003.Teori Makroekonomi, Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta. ________________. 2003.Pengantar Ekonomi, Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta. ________________. 2007.Macroeconomics, Edisi Keenam. Erlangga, Jakarta. Marsela, Ni Made Krisna. 2014. Pengaruh Tingkat Inflasi, PDRB, Suku Bunga

Kredit, serta Kurs Dollar Terhadap Investasi. E-Jurnal EP Unud Vol.3, No. 3, Maret 2014. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Bali.

Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, Edisi 8. Salemba Empat, Jakarta.

Ningsih, Daryanti dan Idah Zuhroh. 2010.Analisis Permintaan Kredit Investasi pada Bank Swasta Nasional di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.8 No.2.Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Nugroho, Hariyatmoko Nurcahyo. 2009.Pengaruh Kebijakan Moneter (BI-Rates)

pada Suku Bunga KreditInvestasi BankUmum Indonesia 2005-2009. Tesis FE Universitas Indonesia.

Okafor, H.O. 2012. Do Domestic Macroeconomic Variables Matter for Foreign Direct Investment Inflow in Nigeria. Research Journal of Finance and Accounting.Nigeria: Departement of Economics, University of Ibadan Nigeria. Vol.3, (No.9).


(5)

Pratama, Billy Arma. Analisis Faktor-faktor yangMempengaruhi Keijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005-2009.

Pranita, Ratih. 2008. Analisis Penawaran dan Permintaan Kredit Investasi.Jurnal Fakultas ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi), Edisi Ketiga. LPFEUI, Jakarta. Rahmat, Firdaus, Maya Arianti. 2008. Manajemen Perkreditan Bank Umum

“Teori,Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya lengkap dengan Analisis Kredit”.ALFABETA, Bandung.

Rahmawati, Nirdukita dan Olty Tetya. 2006. Analisis Faktor-Faktor Penentu Tingkat Suku Bunga di Indonesia Periode 1990:01-2005:04. Media Ekonomi Vol.12 No.Desember 2006: 291-312.

Ruliansyah, Denny., H.A. Waris dan Jamaluddin. 2013. Analisis Hubungan antara PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto), Realisasi Investasi, Desentralisasi Fiskal dan Kesempatan Kerja di Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Magister Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.

Samuelson, Paul A. Nordhaus, William D. 2004. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Sarungu, JJ, Maharsi Endah K. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi di Indonesia Tahun 1990-2010: Metode ECM. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan Vol.6 No.2. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surakarta. Surakarta.

Setyawan, Erwin. 2006. Pengaruh Suku Bunga Kredit Investasi, Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah Kredit Investasi yang Disalurkan Bank Umum di Indonesia. Fakultas ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sherly Djafar, JosepB Kalangi, Avriano R Tenda. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Investasi pada Bank Umum di Provinsi Gorontalo. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Silaban, Putri Sari. 2010. Analisis Permintaan Kredit Modal Usaha pada Bank Pemerintah di Sumatera Utara. QE Journal, Vol.01- No.03. Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Medan.Medan.


(6)

Sirait, Rosana Junita. 2012. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), SBI terhadap Penyaluran Kredit di Indonesia. Magister Manajemen, Universitas Terbuka. Jakarta.

Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Lampung Berbagai Edisi. Bank Indonesia.

Studenmund, A.H. 2006.Using Econometric. Occidental Collage

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga Keynisian Baru. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2011.Mikroekonomi Teori Pengantar. Rajawali Pers, Jakarta. Sulong, Zunaidah dan Agus D. Harjito. 2005. “Linkages Between Foreign Direct

InvestAnd Its Determinants in Malaysia”.Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10 No. 1 Kajian Ekonomi Negara Berkembang.

Supriyono, Maryanto. 2011. Buku Pintar Perbankan. CV. ANDI, Yogyakarta. Susilo, Y.Sri Triandaru dan A. Toto Budi Santoso. 2006. Bank dan Lembaga

Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta.

Tambunan, Tulus. 2000. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran. Cetakan Pertama. LPFE-UI, Jakarta.

Tjio, Taufik. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Investasi Pada Bank Umum di Kota Ambon (2000-2009).Jurnal Ekonomi Vol.IV, No.2, Desember 2010. Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura. Ambon.

Utari, G.A Diah, Trinil Arimurti, Ina Nurmalia Kurniati. 2012. Pertumbuhan Kredit Optimal.Buletin Ekonomi Dan Perbankan. Bank Indonesia. Jakarta UU No.6 Tahun 1968 tentang PMDN

UU No.1 Tahun 1967 tentang PMA

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi Ketiga. Ekonosia, Yogyakarta.

Zaenuddin, Muhammad. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi PMA di Batam.JEJAK, Volume 2, Nomor2. Politeknik Batam.