ISSN 0853-0203
dari luar daerah seperti; Aceh dan daerah lainnya untuk memenuhi permintaaan masyarakat. Hal
ini menunjukkan
bahwa komoditi
kopi memiliki
potensi untuk dikembangkan
sebagai komoditi andalan di Sumatera Utara, sehingga
memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan petani kopi itu sendiri, oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan
untuk “Menganalisis Pengaruh Bebebarapa Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Permintaan Kopi di Sumatera Utara”
1.2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dirumuskan pernyataan penelitian yaitu, berapa besar pengaruh; Bebebarapa Faktor Ekonomi Terhadap Permintaan
Kopi di Sumatera Utara .
1.3. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Bebebarapa Faktor Ekonomi Terhadap Permintaan Kopi di Sumatera Utara.
1.4. Hipotesis Penelitian.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Faktor-faktor ekonomi berupa; harga kopi domestik, harga ekspektasi kopi domestic dan harga gula berpengaruh negatif terhadap permintaan kopi di Sumatera Utara, ceteris
paribus. 2. Faktor-faktor ekonomi berupa; harga teh dan Pendapatan perkapita masyarakat
berpengaruh positif terhadap permintaan kopi di Sumatera Utara, ceteris paribus.
1.5. Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah, 1 Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Sumatera Utara dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan
komoditi kopi, 2 Sebagai bahan masukan bagi petani dalam rangka pemenuhan permintaan kopi di Sumatera Utara, dan 3 menambah kazanah ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan komoditi kopi.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Permintaan.
Dalam analisis ekonomi bahwa permintaan seseorang masyarakat terhadap suatu barang jasa ditentukan oleh banyak faktor, antara lain; harga barang itu sendiri, harga
barang lain, pendapatan masyarakat, cita rasa masyarakat dan jumlah penduduk Nicholson, W. 1991.
Nicholson, W. 1995 menyampaikan bahwa terdapat dua model dasar permintaan yang berkaitan dengan harga, pertama adalah kenaikan harga menyebabkan pembeli mencari
barang lain sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga substitusi atau komplementer dan bila kenaikan harga suatu barang menyebabkan permintaan barang lain
meningkat hubungan positif, disebut barang substitusi.
Dan bila dua jenis barang saling melengkapi, penurunan harga salah satunya mengakibatkan kenaikan permintaan akan yang lainnya dan sebaliknya jika terjadi kenaikan
ISSN 0853-0203
harga salah satunya akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap barang yang lainnya dan bila kenaikan harga suatu barang menyebabkan permintaan barang lain menurun
hubungan negatif, maka disebut barang komplementer Nicholson, W. 1995. Sudarsono 1980, mengatakan bahwa tujuan dari teori permintaan adalah mempelajari
dan menentukan berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan. Faktor- faktor yang dimaksud adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain substitusi atau komplementer,
pendapatan dan selera konsumen. Sukirno 2002, menyampaikan bahwa permintaan suatu barang fluktuasinya akan sangat tergantung kepada beberapa faktor antara lain :
1. Perkembangan
dan perubahan
tingkat kehidupan
penduduk. Ketika
terjadi perkembangan tingkat kehidupan yang lebih baik, maka permintaan akan suatu barang
akan meningkat, khususnya barang-barang yang berkualitas. 2. Perkembangan dan peningkatan pendapatan perkapita penduduk. Ketika pendapatan
seseorang naik, akan meningkatkan jumlah konsumsi yang berarti juga akan meningkatkan permintaan terhadap suatu jenis barang.
3. Pergeseran dan kebiasaan, selera dan kesukaan penduduk. Pergeseran selera masyarakat terjadi karena adanya perubahan dalam faktor-faktor yang mendasari permintaan tersebut,
seperti kenaikan pendapatan. 4. Kegagalan produksi yang menyebabkan langkanya suatu produk di pasaran. Hal ini
akan menyebabkan meningkatnya permintaan akan barang tersebut hingga waktu tertentu. 5. Bencana alam dan peperangan. Terjadinya bencana alam dan peperangan dapat
mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap satu jenis produk, karena terhambatnya saluran distribusi atau aktivitas usaha.
6. Faktor peningkatan penduduk. Peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan peningkatan permintaan terutama kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang meliputi sandang,
pangan dan papan.
2.2. Konsepsi Elastisitas.
Reksoprayitno, S. 2002, menyampaikan bahwa intensitas reaksi pembeli terhadap perubahan harga suatu barang dapat diukur dengan suatu alat analisis yang disebut dengan
elastisitas. Sudarsono 1990, mengungkapkan terdapat tiga variabel yang mempengaruhi permintaan, yaitu harga barang itu sendiri, harga barang lainnya substitusi atau
komplementer dan pendapatan, maka atas dasar ini dikenal elastisitas harga barang itu sendiri price elasticity, elastisitas harga silang cross elasticity dan elastisitas pendapatan income
elasticity.
Elastisitas yang digunakan untuk mengukur intensitas reaksi konsumen pembeli adalah dalam bentuk perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga
suatu barang yang disebut dengan elastisitas harga permintaan price elasticity of demand atau disebut juga dengan elastisitas permintaan demand elasticity. Perubahan harga pada suatu
barang berpengaruh pada jumlah barang yang diminta, baik pengaruh substitusi maupun pengaruh pendapatan atau gabungan keduanya. Berdasarkan pengaruh harga ini, jika
dihubungkan dengan jumlah barang yang diminta oleh konsumen dapat dibedakan atas barang substitusi dan komplementer. Demikian juga pengaruh perubahan pendapatan terhadap jumlah
barang yang diminta oleh konsumen dapat dibedakan atas barang normal normal goods yaitu barang-barang yang permintaanya naik bila pendapatan lebih tinggi dan permintaannya akan
turun bila pendapatan lebih rendah, barang superior superior goods atau barang
mewah luxuries
goods, barang
inferior inferior
goods adalah
barang
ISSN 0853-0203
yang permintaanya cenderung turun bila pendapatan naik, barang giffen giffen goods dan sebagainya.
2.3. Komoditi Kopi Dan Aspek Ekonomisnya.