Analisis Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Produksi Ikan Tangkap Studi Kasus : (Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan)

(1)

Studi Kasus : (Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan)

S K R I P S I

Oleh : Novida Jutanti

030334016 SEP/AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRODUKSI IKAN TANGKAP

Studi kasus : (Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan)

S K R I P S I

Oleh :

Novida Jutanti 030334016 SEP/AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi) (Ir. Iskandarini, MM)

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

RINGKASAN

NOVIDA JUTANTI (030334016) dengan judul skripsi ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRODUKSI IKAN TANGKAP

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan mulai September sampai November 2007, dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir.Iskandarini, MM sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, sedangkan sampel ditentukan secara simple random sampling dengan besar sampel sebesar 30 sampel.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung berdasarkan kuisioner yang telah disiapkan. Data yang telah di peroleh dianalisis dengan Analisis Deskriptif dilakukan untuk mengetahui berapa besar kapal dan jumlah trip menangkap ikan. Analisis Regresi Linier Berganda yang kemudian dilakukan uji Fhitung untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara serempak dan uji thitunguntuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial berdasarkan data yang diperoleh di daerah penelitian.

Dari hasil penelitian ini di peroleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan kapal besar dengan Jumlah trip di daerah penelitian untuk menghasilkan produksi ikan terhadap nelayan, dimana rataan untuk kapal besar yang di peroleh sebesar 27.20 (Gt) sedangkan untuk rataan untuk jumlah trip yang diperoleh sebesar 114.80 / tahun.

2. Total biaya untuk produksi ikan tangkap bagi nelayan di daerah Penelitian cukup besar untuk jumlah rataan sebesar Rp 330, 935,139.50 /Tahun.

3. Pendapatan bersih untuk pertahunya sebesar Rp 10.541.120.486,89 hasil produksi untuk perbulanya yang dihasilkan nelayan sebesar Rp 1,108,258.05 adalah lebih Tinggi dari (Upah Minimum Provinsi ) yaitu sebesar Rp 820.00 / bulanya.

4. Secara parsial pengalaman melaut, umur alat tangkap, jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata untuk produksi ikan terhadap nelayan, secara Serempak pengalaman melaut, umur alat tangkap, berpengaruh nyata sedangkan untuk jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan di daerah penelitian.

5. usaha penanggkapan ikan yang dilakukan nelayan telah efisien dengan nilai ROI > dari tingkat suku bunga deposito di Bank/ tahunya .


(4)

RIWAYAT HIDUP

NOVIDA JUTANTI, lahir di Medan tanggal 17 November 1983, anak Ketiga dari lima bersaudara, putri dari Bapak P.Nainggolan dan Ibu T. Sibarani.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh Penulis hingga saat ini adalah: 1. Tahun 1990 memasuki Sekolah Dasar dan lulus tahun 1996 dari SD

Negeri 0666433 Medan.

2. Tahun 1996 memasuki Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan lulus tahun 1999 dari SLTP Negeri 29 Medan.

3. Tahun 1999 memasuki Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan lulus tahun 2002 dari SPP Panca Budi Medan.

4. Tahun 2003 diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian melalui Jalur Extensi.

Kegiatan yang pernah diikuti Penulis selama kuliah adalah:

1. Mengikuti PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Desa Sambaliang Kecamatan Berampu Kabupaten Dairi pada tahun 2007.

2. Melaksanakan Penelitian Skripsi di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kotamadya Medan mulai September sampai November 2007.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dan mengakhiri masa perkuliahan serta dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah Sarjana Pertanian di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan judul ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRODUKSI IKAN TANGKAP .

Tulisan ini merupakan hasil penelitian lapangan dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Ir. Rahmanta Ginting, MSi sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan masukan kepada penulis.

2. Ibu Ir. Iskandarini, MM sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan nasihat kepada penulis.

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP sebagai ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staf pengajar dan pengawai Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Nelayan di Kelurahan Bagan Deli dan nelayan di Gabion yang telah membantu mengambil data penelitian.

6. Seluruh instansi yang terkait dengan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.


(6)

7. Rekan-rekan Mahasiswa SEP angkatan 2003, atas bantuan dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada teman-teman devi.,renif putri,mona,rina yang telah benyak membantu dan memberikan dorongan dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya Bapak P. Nainggolan dan Ibunda T. Sibarani , adik- adik saya ,kakak saya dan kepada josep hutapea. Atas segala perhatian dan kasih sayang, dukungan moril dan materil serta doa yang telah diberikan kepada penulis hingga saat ini sampai dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari kekurangn dan keterbatasan dalam skripsi ini, oleh karena itu masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan kepentingan penelitian selanjutnya.

Medan, Juni 2008


(7)

DAFTAR ISI

Hal

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 6

Tujuan Penelitian ... 7

Kegunaan Penelitian... 7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka... 8

Landasan Teori... 10

Kerangka Pemikiran... 17

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 21

Metode Penentuan Sampel... 21

Metode Pengumpulan Data... 21

Metode Analisis Data... 22

Defenisi dan Batasan Operasional ... 24

Defenisi ... 24


(8)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian... 26

Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah ... 26

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... ... 27

Komposisi Penduduk Menurut Tinggkat Pendidikan ... 27

Sarana dan Prasarana ... 28

Karakteristik Nelayan Sampel ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN Besar Kapal dengan Jumlah Trip Menangkap ikan di laut .. 31

Biaya Produksi Ikan . . .. 32

Penerimaan dan Pendapatan Bersih Produksi Ikan Nelayan ... 33

Analisis Regresi Sosial Ekonomi Pengalaman Melaut, Umur Alat Tangkap,Jumlah Tenaga Kerja,Modal Terhadap Produksi Ikan Tangkap di daerah penelitian 34 Tingkat efisiensi (ROI) untuk penanggkapan ikan di laut di Daerah Penelitian .. 37

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .. 39

Saran 40 Kepada Nelayan 40 Kepada Pemerintah ... 40

Kepada Peneliti Selanjutnya . 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Produksi Ikan Laut Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2006 ... 3 2. Produksi Ikan Laut Menurut Kecamatan/Kota Medan di Sumatera

Utara Tahun 2006 ... 5 3. Komposisi Penduduk Kelurahan Bagan Deli Menurut Kelompok

Umur ... 27 4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 27 5. Karakteristik Nelayan Sampel ... 29 6. Rataan Besar Kapal dan Jumlah Trip Perbulan Untuk Menanggkap

Ikan di Laut DaerahPenelitian... 31 7. Rata-Rata Biaya Produksi Ikan/ Tahun... 32 8. Perimaan dan Pendapatan Bersih Rata-rata Produksi Ikan

Pertahun ... 33 9. Analisis Regresi Sosial Ekonomi Pengaruh Pengalaman Melaut,

Jumlah Tenaga Kerja, Modal Terhadap Produksi Ikan Tangkap ... 34 10. Rata-rata ROI untuk Usaha Penanggkapan Ikan di Laut DI Daerah


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal


(11)

RINGKASAN

NOVIDA JUTANTI (030334016) dengan judul skripsi ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRODUKSI IKAN TANGKAP

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan mulai September sampai November 2007, dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir.Iskandarini, MM sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, sedangkan sampel ditentukan secara simple random sampling dengan besar sampel sebesar 30 sampel.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung berdasarkan kuisioner yang telah disiapkan. Data yang telah di peroleh dianalisis dengan Analisis Deskriptif dilakukan untuk mengetahui berapa besar kapal dan jumlah trip menangkap ikan. Analisis Regresi Linier Berganda yang kemudian dilakukan uji Fhitung untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara serempak dan uji thitunguntuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial berdasarkan data yang diperoleh di daerah penelitian.

Dari hasil penelitian ini di peroleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan kapal besar dengan Jumlah trip di daerah penelitian untuk menghasilkan produksi ikan terhadap nelayan, dimana rataan untuk kapal besar yang di peroleh sebesar 27.20 (Gt) sedangkan untuk rataan untuk jumlah trip yang diperoleh sebesar 114.80 / tahun.

2. Total biaya untuk produksi ikan tangkap bagi nelayan di daerah Penelitian cukup besar untuk jumlah rataan sebesar Rp 330, 935,139.50 /Tahun.

3. Pendapatan bersih untuk pertahunya sebesar Rp 10.541.120.486,89 hasil produksi untuk perbulanya yang dihasilkan nelayan sebesar Rp 1,108,258.05 adalah lebih Tinggi dari (Upah Minimum Provinsi ) yaitu sebesar Rp 820.00 / bulanya.

4. Secara parsial pengalaman melaut, umur alat tangkap, jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata untuk produksi ikan terhadap nelayan, secara Serempak pengalaman melaut, umur alat tangkap, berpengaruh nyata sedangkan untuk jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan di daerah penelitian.

5. usaha penanggkapan ikan yang dilakukan nelayan telah efisien dengan nilai ROI > dari tingkat suku bunga deposito di Bank/ tahunya .


(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, mempunyai laut nasional seluas lebih dari 5,8 juta km2, termasuk kedalamannya Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). Panjang garis pantainya 80,791 km dengan berbagai sumber daya alam hayati dan nonhayati, baik yang bernilai ekonomis, maupun bernilai ekologis terdapat didalamnya (Mulyadi, 2005).

Pembangunan perikanan Sumatera Utara pada pelita IV terutama dilakukan melalui upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) perikanan, mensukseskan sistem agribisnis perikanan terpadu berlanjut dengan memanfaatkan secara optimal Sumber Daya Perikanan (SDI) yang diarahkan untuk memberikan pengembangan yang seimbang antara perusahaan skala besar dengan skala kecil, memperkuat struktur perekonomian rakyat dan menggunakan Sumber Daya Perikanan secara efisien dan efektif.

(Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan, 1998).

Sektor kelautan dan Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja. Bila sektor dikelola secara serius akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat mengentaskan kemiskinan masyarakat Indonesia terutama masyarakat nelayan dan petani ikan


(13)

Usaha Perikanan memiliki beberapa keuntungan antara lain sebagai berikut :

1. Ikan sebagai makanan sehat untuk dikonsumsi memiliki permintaan yang cenderung meningkat.

2. Perikanan, terutama dalam pengolahan perikanan merupakan sektor yang sedang berkembang dengan laju relatif cepat.

3. Potensti perikanan di Indonesia sangat besar dengan ribuan pulau dan luasnya lautan, termasuk keragaman hayati yang besar.

4. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak merupakan pasar potensial.

5. Indonesia berada di kawasan tropis dengan sinar matahari tersedia sepanjang tahun sehingga kegiatan produksi bisa berlangsung sepanjang tahun.

6. Kecenderungan politik nasional yang mulai memperhatikan potensi kelautan (Effendi dan Oktoriza, 2006).

Peluang untuk meningkatkan pembangunan perikanan di masa datang, masih cukup besar antara lain karena :

1. Hasil yang telah dicapai selama ini positif,

2. Sumber daya perikanan yang tersedia cukup besar potensinya, memiliki keunggulan komparatif dan belum sepenuhnya dimanfaatkan.

(Manggabarani dan Kadir, 1994).

Dari tabel 1 diketahui produksi ikan laut terbesar di Sumatera Utara pada tahun 2006 terdapat di Kota Medan dengan produksi sebesar 66.218,90 ton, dan kedua terbesar adalah Kabupaten Asahan sebesar 55.092,80 ton.


(14)

Tabel 1. Produksi Ikan Laut Menurut Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara Tahun 2006.

NO. KABUPATEN/KOTA PRODUKSI (TON)

1 Nias 5.707,30

2 Mandailing Natal 14.529,90

3 Tapanuli Selatan 495

4 Tapanuli Tengah 27.529,90

5 Tapanuli Utara

-6 Toba Samosir

-7 Labuhan Batu 23.320,00

8 Asahan 55.092,80

9 Simalungun

-10 Dairi

-11 Karo

-12 Deli Serdang 15.266,00

13 Langkat 19.235,90

14 Nias Selatan 10.938

15 Humbang Hasudutan

-16 Pakpak Barat

-17 Samosir

-18 Serdang Bedagai 22.406,10

19 Sibolga 31.207,70

20 Tanjung Balai 30.207,70

21 Pematang Siantar

-22 Tebing Tinggi

-23 Medan 66.218,90

24 Binjai

-25 Padang Sidempuan

-Jumlah 321.988,70

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera,2006

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar atau sama dengan 265,10 Km2 atau 3,6% dari total luas wilayah Propinsi Sumatera Utara. Selain memiliki kekuatan pembangunan dengan jumlah penduduk yang relatif besar yaitu sejumlah 2.010.676 jiwa pada tahun 2006, Kota Medan juga memiliki keterbatasan ruang sebagai daya dukung lingkungan, karena keterbatasan wilayah Kota Medan, untuk itu perlu dilakukan kerja sama dengan daerah lain yang


(15)

memiliki wilayah yang lebih luas untuk mengatasi keterbatasan ruang seperti dengan Kabupaten Deli Serdang yang memiliki yang luas 2.407,96 Km2.

Disamping itu secara administrasi Kota Medan berbatasan dengan :  Kabupaten Deli Serdang di sebelah Barat, Timur, dan Selatan  Selat Malaka di Sebelah Utara.

Secara relatif Deli Serdang memiliki daya dukung Sumber Daya Alam (SDA) yang relatif lebih besar, karenanya Kota Medan sesungguhnya perlu mengembangkan kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu adanya Selat Malaka tentunya juga menjadikan Kota Medan memiliki potensi perikanan yang dapat dikembangkan lebih baik (PEMKO Medan,2002).

Agar nelayan dapat memperoleh pendapatan yang lebih baik dari usaha penangkapan ikan maka harga di tingkat nelayan harus sesuai dengan biaya produksi atau dapat menutupi biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh nelayan. Biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh nelayan meliputi biaya untuk Tenaga Kerja, Biaya Operasional, Biaya Pemasaran, dan lain-lain.

(H.L.T. Gultom, 1996).

Dapat memperbaiki sistem pemasaran dapat dilakukan dengan menambah struktur pasar di suatu daerah. Sistem pemasaran yang memiliki perantara yang terlalu banyak dapat dipersingkat, dengan melibatkan Koperasi Unit Desa (KUD), dimana nelayan menjual langsung ke KUD atau melalui TPI (tempat pelelangan ikan) dengan sistem lelang dan dari sini barang dijual langsung ke pedagang-pedagang besar di kota, baik pedagang-pedagang antar kota maupun pedagang-pedagang Antar pulau/propinsi saja (H.L.T. Gultom, 1996).


(16)

Dari Tabel 2 diketahui produksi ikan laut terbesar di Kota Medan untuk Sumatera Utara pada tahun 2006 terdapat di Kecamatan Medan Labuhan dengan produksi sebesar 120,5 ton, Kecamatan Marelan sebesar 133,7 ton, dan Medan Belawan produksi sebesar 169,6 ton.

Tabel 2. Produksi Ikan Laut Menurut Kecamatan/Kota medan Di Sumatera Utara Tahun 2006.

NO. KECAMATAN / KOTA PRODUKSI (TON)

1 Medan Johor

-2 Medan Amplas

-3 Medan Denai

-4 Medan Kota

-5 Medan Maimun

-6 Medan Polonia

-7 Medan Baru

-8 Medan Selayang

-9 Medan Sunggal

-10 Medan Helvetia

-11 Medan Petisah

-12 Medan Barat

-13 Medan Timur

-14 Medan Perjuangan

-15 Medan Tembung

-16 Medan Deli

-17 Medan Area

-18 Medan Labuhan 120,5

19 Medan Marelan 133,7

20 Medan Belawan 169,6

Jumlah 423,8

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera, 2006.

Faktor sosial ekonomi masyarakat sangat berpengaruh terhadap alam dan lingkungan yang ada disekitarnya. Salah satu dari akibat tindakan Manusia dalam memenuhi tuntutan hidupnya dan untuk mengetahui sejauh mana faktor sosial ekonomi tersebut berpengaruh maka perlu dilakukan penelitian secara ilmiah. (PEMKO Medan, 2002).


(17)

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa permasalahan yang akan diteliti yaitu :

1. Berapa besar kapal dan jumlah trip menangkap ikan di laut di daerah penelitian

2. Berapa besar biaya produksi dan pendapatan bersih nelayan di daerah penelitian

3. Bagaimana pengaruh sosial ekonomi (Pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal ) terhadap produksi Ikan di daerah penelitian

4. Bagaimana tingkat efisiensi usaha penangkapan ikan di laut di daerah penelitian.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui :

1. Untuk mengindentifikasi besar kapal dan jumlah trip menangkap ikan di laut di daerah penelitian

2. Untuk mengindentifikasi biaya produksi dan pendapatan bersih nelayan di daerah penelitian.

3. Untuk mengindentifikasi pengaruh sosial ekonomi (Pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal ) terhadap produksi Ikan di daerah penelitian 4. Untuk mengindentifikasi tingkat efisiensi usaha penanggkapan ikan di laut


(18)

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun Nelayan yang berkaitan dalam mengambil kebijaksanaan dalam pengembangan dan peningkatan sosial ekonomi terhadap produksi ikan tangkap

2. Sebagai bahan studi referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

3. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Perikanan adalah suatu kegiatan ekonomi. Tujuan pembangunannya untuk Indonesia adalah sebagai devisa negara, sumber pendapatan nelayan dan sumber protein hewani bagi manusia. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu, produk-produk perikanan biasanya harus mengalami perpindahan pemilikan dari nelayan atau petani ikan sebagai produsen kepada penduduk sebagai konsumen. Perpindahan pemilikan yang dimaksud terjadi karena adanya pasar. Sebab itu pemasaran adalah mata rantai yang penting dalam suatu pembangunan perikanan.

(Evi,2001).

Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Dengan demikian, pada suatu saat produksi ikan sangat melimpah, banyak ikan yang tidak dimanfaatkan sehingga menjadi busuk. Hal ini sangat merugikan bagi nelayan atau pengusaha yang berkecimpung dalam dunia bisnis Perikanan.

(Daniel, 2002)

Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad yang lalu. Sebagai bahan pangan, Ikan mengandung zat gizi utama berupa protein, lemak, vitamin, dan mineral. (Junianto, 2003)

Perikanan masih mendominasi hasil produksi dan perolehan devisa di sektor perikanan, pada tahun 2003 produksi ikan dari hasil penagkapan ikan di laut 5,179 juta ton pertahu Jumlah ini masih relatif rendah di bandingkan dengan yang tersedia (Yaqin dkk, 2003).


(20)

Pertumbuhan yang amat cepat dari jumlah nelayan ternyata mempunyai dampak negatif bagi produktifitas nelayan termasuk juga menurunnya volume ikan yang di tangkap. Ini berarti bahwa mungkin motorisasi yang berjalan cukup cepat mengakibatkan segera tercapai MSY (Maximum suistanable yield)sehingga sumberdaya milik bersama ini perebutkan oleh lebih banyak nelayan. Menurunnya produksi dan produktifitas sebagai akibat motorisasi di sebabkan oleh dua faktor sebagai berikut :

1. Dengan motorisasi, ikan-ikan yang sebelumnya dapat ditangkap oleh nelayan tradisional akan disedot oleh nelayan dengan kapal-kapal modren bermesin dengan alat-alat yang berdaya tangkap besar. Apabila masih banyak nelayan tradisional, maka dapat terjadi kenaikan tingkat produktifitas beberapa orang pedagang menerapkan teknologi baru, terkalahkan dengan menurunnya tingkat produktifitas dan karena menurunnya sumber hidup di tarik masuk oleh trwl,trwl mini, kapal besar bermini dan lain-lain kapal bermesin.

2. Karena Faktor-Faktor alamiah, kenaikan produksi hanya terjadi sementara, tetapi diikuti oleh penurunan segera setelah tercapai MS (Mubyarto,1989). Kegiatan usaha penangkapan produksi ikan akan terus berkembang pada masa sekarang dan yang akan datang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan. Daerah operasi nelayan yng semula hanya berada di sepanjang pinggiran pantai, berubah ke perairan laut yaitu kesuatu daerah penangkapan yang lebih jauh lagi, bahkan mencapai daerah lain, propinsi atau berbatasan dengan mancanegara. Keadaan semacam ini sering kali menyebabkan


(21)

dasarnya laut tidak bisa di bagi-bagi karena merupakan satu kesatuan yang utuh (Tribawono, 2002).

Daerah penangkapan ikan di laut berkembang dari perairan dekat pantai hingga laut lepas,terdapat zona penangkapan menurut surat Menteri Pertanian tahun 2000, yakni jalur I hingga jalur III (Effendi dan Oktoriza,2006).

Dalam pembangunan untuk perikanan nasional ada lima tujuan yang harus di capai yaitu :

1. Pemenuhan kebutuhan konsumsi produk perikanan untuk dalam negeri. 2. Peningkatan perolehan devisa.

3. Peningkatan perolehan perikanan sesuai dengan potensi lestari dan daya lingkungan.

4. Pemeliharaan kelestarian stok ikan dan daya dukung lingkungannya. 5. Peningkatan kesejahteraan nelayan dan petani ikan (Mulyadi, 2005). Tinjauan Ekonomi

Prinsip ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam seharusnya dapat memberikan gambaran bagaimana mengambil keputusan penggunaan sumber daya alam yang terbatas baik yang bersifat dapat diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui, mampu memberikan informasi yang baik dan berguna untuk mengambil keputusan baik perorangan, maupun kelembagaan, meberikan kerangka pengelolaan sumber daya alam. Yang bersifat dapat diperbaharui dan terbatas secara berkelanjutan. Selain itu juga prinsip ekonomi dapat memberikan alternatif cara penggunaan sumber daya alam yang habis terpakai secara tepat waktu dan sebagai masukkan bagi pengambilan keputusan dalam membuat perencanaan yang berkaitan dengan sumber daya alam.


(22)

Landasan Teori

Produksi penangkapan ikan yang beroperasi di perairan Indonesia terutama pada periran pantai masih didominasi (85%) oleh armada penangkapan yang relatif kecil atau tradisional. Beberapa informasi dan data juga menyebutkan bahwa jumlah kapal yang beroperasi di perairan Indonesia oleh kapal-kapal asing yang diketahui tanpa surat izin beroperasi semakin meningkat, akibat lemahnya pengawasan dan penegakan hukum dilaut dalam kekuasaan untuk kelautan Indonesia (Mulyadi, 2005).

Daerah untuk menghasilkan ikan bagi nelayan tergantung pada besar kecilnya kapal, alat tangkap dan jenis ikan laut yang akan di tangkap. Nelayan yang mengunakan kapal tanpa motor umumnya menangkap ikan laut di pinggir pantai sekitar pantai, sedangkan nelayan yang menggunakan kapal motor < 5 GT melakukan menangkap ikan setelah kapal berlayar kearah tengah laut sejauh 100 m dari pantai dan daerah penangkapan dengan rata-rata sejauh 5760 m. Nelayan yang menggunakan kapal motor > 5 GT menangkap ikan setelah kapal bergerak ke tengah laut sejauh 500 m dari pantai dan daerah menangkap ikan dengan rata-rata sejauh 30.000 m (Simanjuntak, 2002).

Ongkos produksi dalam usaha nelayan terdiri dari dua kategori, yaitu ongkos berupa pengeluaran nyata (actual cost) dan ongkos yang tidak merupakan pengeluaran nyata (inputed cost) Dalam hal ini pengeluaran- pengeluaran kontan adalah bahan Bakar, dan oli, bahan pengawet (es dan garam), pengeluaran untuk makanan /konsumsi awak , pengeluaran untuk reparasi , pengeluaran untuk retribusi dan pajak. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak kontan adalah upah / gaji


(23)

awak nelayan, pengeluran pengeluaran yang tidak nyata ialah penyusutan dari boat/ sampan, mesin-mesin dan alat-alat penangkapan (Mulyadi,2005).

Rincian jenis biaya tetap, dan biaya variabel bidang usaha perikanan untuk produksi ikan :

1. Biaya investasi terdiri dari : - kapal

- Mesin - Alat tangkap

- Alat bantu penangkapan produksi. 2. Biaya tetap terdiri dari :

- Siup - Pas Biru

- Biaya perawatan kapal,mesin alat tangkap - Biaya penyusutan

3. Biaya variabel terdiri dari : - Oli

- Solar/bensin - Minyak tanah - Es

- Garam - Bekal Melaut (Effendi dan Oktoriza, 2006).

Dalam sistem bagi hasil, bagian yang dibagi ialah pendapatan setelah dikurangi ongkos-ongkos eksploitasi yang dilkeluarkan pada waktu beroperasi


(24)

ditambah dengan ongkos penjulan hasil, termasuk ongkos bahan bakar, oli, es dan garam, biaya lain yang masih termasuk ongkos eksploitasi seperti biaya reparasi seluruhnya tanggungan dari perikanan alat dan boat (Mulyadi, 2005).

Permasalahan dalam pembangunan perikanan dalam hal ini, di defenisikan sebagai segenap perbedaan antara kondisi yang diinginkan dengan kenyataan yang terjadi. Kondisi (sosok dan profil) pembangunan perikanan Indonesia yang diinginkan adalah suatu pembangunan perikanan yang dapat dimanfaatkan sumberdaya perikanan beserta ekosisitem perairanya untuk kesejahterahan umat manusia, terutama nelayan dan petani ikan secara berkelanjutan (Mulyadi,2005).

Permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan bidang perikanan dan kelautan dapat di kategorikan dalam empat aspek utama :

1. Aspek Fisik dan Prasarana 2. Aspek Ekonomi

3. Aspek Sosial

Aspek Fisik dan Prasarana meliputi :

1. Kualitas dan kuantitas dan sarana prasarana bidang perikanan dan kelautan yang belum memadai dalam mendukung laju pembangunan bidang perikanan dan kelautan .

2. Belum adanya integrasi secara terpadu antara pembangunan wilayah yang satu dengan lainya karena pada prinsipnya terdapat keterpaduan dan keterkaitan antara pembangunan kota dengan pembangunan wilayah lainya yang terletak di sekitar wilayah kota khususnya wilayah utara Kota Medan yang saling mendukung satu sama yang lainnya.


(25)

3. Belum adanya pemanfaatan, pengelolaan,dan pengendalian tata ruang lahan yang dijalankan dengan baik antara pemangku dan kepentingan di daerah pesisir dan pantai sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku sehingga pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir/ pantai belum dapat dilaksanakan dengan baik.

4. Pemanfaatan sumber daya perikanan yang berlebihan mempercepat berkurangnya spesies tertentu, hal ini terjadi pada hasil produksi nelayan di Belawan secara jenis telah mengalami penurunan.

Aspek Ekonomi:

1. Keterbatasan informasi pemasaran informasi produk perikanan dan kelautan, keterbatasan teknologi serta minimnya permodalan usaha merupakan faktor penghambat dalam bersaing dengan produk perikanan dan kelautan dengan sejenis dengan negara lain.

2. Kecenderungan terjadi konversi lahan dan pencemaran limbah menuju ke perairan laut yang mengakibatkan degradasi fisik di wilayah pesisir pantai, mengakibatkan penurunan produksi perikanan tangkap dan budidaya. 3. Sikap kewirausahaan masyarakat pesisir relatif sangant rendah sehingga

mempengaruhi kengganan investor untuk berinvestasi mengakibatkan rendahnya iklim usaha dan mempengaruhi tingkat lapangan kerja.


(26)

Aspek Sosial :

Tingkat pendidikan,Pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja yang berpengaruh dalam membantu perkembangan produksi ikan dan mempengaruhi tingkat produktifitas sehari-hari.

(Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan, 2006).

Keadaan sosial ekonomi memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan sehari-hari. Maka untuk menutupi kebutuhan ekonomi diperlukan kondisi sosial ekonomi yang memadai. Adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi keluarga akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam. Status sosial ekonomi masyarakat yang telah memadai merupakan salah satu faktor dalam perkembangan sosial, tingkat status sosial ekonomi ini sangat berkaitan dengan tingkat pendapatan yang diperoleh seseorang atau anggota masyarakat

(Mulyadi, 2005).

Pembangunan perikanan masih jauh dari harapan. Dikatakan demikian karena nelayan dan petani ikan sebagian masih merupakan penduduk miskin, perolehan devisa yang relatif masih kecil, sumbangan terhadap PDB nasional yang masih rendah, sementara beberapa stok ikan di beberapa kawasan perairan sudah mengalami kondisi tangkap lebih. Hal tersebut dapat terjadi terutama pada pengelolaan pembangunan yang selama ini yang di terapkan kurang besar. Dengan kata lain, selama ini telah terjadi mis manajemen pada pembangunan nasional (Mulyadi, 2005).


(27)

masyarakat dan stake holder terkait di sekitarnya.Untuk itu dalam pencairan di rumuskan kebijakan bidang perikanan dan kelautan yang mengarahkan bagaimana program dan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang di rencanakan sebagai berikut:

1. Mendorong peningkatan produksi perikanan dan kelautan serta komoditi ekspor baik secara kualitatif maupun kuantitatif sehingga meningkatkan kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah ikan.

2. Mendorong terciptanya kualitas sumberdaya masyarakat perikanan dan kelautan dalam penguasaan IPTEK bidang perikanan dan kelautan.

3. Mendorong terselenggaranya pemafaatan,pengelola dan pengendali sumber daya hayati perikanan dan kelautan secara efisien, lestari dan berbasis kerakyatan.

4. Mendorong terselenggaranya pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana bidang perikanan dan kelautan.

5. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang pesisir dan laut secara maksimal.

6. Mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) bidang perikanan dan kelautan.

(Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan, 2006).

Istilah faktor produksi sering disebut sebagai Korbanan Produksi , karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan produksi. Dalam bahasa inggris faktor produksi disebut sebagai Input , macam faktor produksi ini perlu diketahui kualitasnya dan jumlahnya oleh produsen. Oleh karena itu untuk menghasilkan suatu produk maka diperlukan pengetahuan


(28)

hubungan antara faktor produksi (Input) dan produk (Output). Hubungan antara input dan output ini disebut dengan faktor relationship (FR). Dalam rumus matematis, FR ini ditulis dengan : analisis statistik Uji Regresi linier berganda

sebagai berikut :

Y = f (X1,X2, X3, Xn)

Dimana : Y = Produk atau variabel yang dipengaruhi oleh faktor produksi X X = Faktor produksi atau variabel yang mempengaruhi Y

(Sudjana,1975).

Dalam proses produksi perikanan, maka Y dapat berupa Produksi Perikanan dan dapat berupa Lama melaut, umur peralatan, jumlah tenaga kerja. namun demikian dalam praktek ketiga faktor produksi tersebut belum cukup untuk dapat menjelaskan Y. Faktor-faktor dalam produksi, dan lain-lain berperan dalam mempengaruhi tingkat produksi (Sudjana,1975).

Pendapatan untuk produksi adalah selisih antara penerimaan dengan biaya-biaya produksi. Pernyataan ini dapat di tuliskan sebagi berikut:

Pd = TR TC

Dimana : Pd = Pendapatan/ kuntungan (Rp)

TR = Total Revenue / Total Penerimaan (Rp) TC = Total Cost / Total Biaya (Rp)

Untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan suatu produksi ikan pada nelayan, harus dilihat input yang masuk dalam proses produksi. Dengan demikian akan dapat mengetahui tingkat efisiensi yaitu dengan melihat tingkat kenaikan ROI (Return of invesment) dari masing-masing hasil produksi nelayan


(29)

Kerangka Pemikiran

Perikanan merupakan sumber mata pencaharian utama penduduk di daerah penelitian yang terletak di pantai timur Sumatera Utara. Dalam menangkap ikan nelayan mengunakan kapal dengan berbagai macam jenisnya yang akan mempengaruhi jumlah tangkapan nelayan. Semakin besar kapal maka semakin sedikit jumlah tripnya dan semakin besar kapal maka semakin lama berada di laut. Peningkatan produksi dan hasil yang baik bergantung pada penggunaan faktor- faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi ikan. Laut adalah sebagai faktor produksi utama di samping faktor produksi yang lain seperti kapal, dan sarana dan prasarana seperti kapal motor ,alat tangkap dan sebagainya sangat mempengaruhi terhadap produksi ikan terhadap nelayan, serta faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi seperti pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal jumlah tangkapan nelayan yang bersifat tidak tetap dan juga sangat bergantung kepada musim, dan faktor lain yang tidak dapat dikendalikan seperti cuaca.

Besar kapal dan sarana produksi yang berbeda dalam menjalankan usaha untuk produksi ikan laut akan mempengaruhi jumlah produksi tangkapan nelayan. Nelayan dengan kapal yang lebih besar akan mempunyai jumlah tangkapan yang menghasilkan produksi akan lebih besar di bandingkan dengan kapal yang kecil, namun belum tentup roduktifitasnya baik, Produktifitas adalah perbandingan jumlah produksi yang dihasilkan nelayan denagn besarnya kapal. Perbedaan dalam pengguanaan faktor-faktor produksi yang tersedia mempengaruhi terhadap produksi ikan.


(30)

Hasil tangkapan yang di dapat nelayan dijual kepada konsumen untuk mendapatkan penerimaan. Biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan nelayan untuk menjalankan hasil produksi ikan yang merupakan pengeluaran untuk memperoleh faktor- faktor produksi. Penerimaan dari hasil penjualan hasil produksi setelah dikurangi biaya produksi adalah pendapatan nelayan dari hasil produksi ikan laut yang di usahakan.

Untuk tingkat keberhasilan suatu produksi ikan pada nelayan dapat dilihat input yang masuk dalam proses produksi. Dengan demikian akan dapat mengetahui tingkat efisiensi yaitu dengan melihat tingkat efisiensi kenaikan ROI

(Return of invesment) dari masing-masing hasil produksi terhadap nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran berikut


(31)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran keterangan

: Saling berpengaruh ... : Kurang

Nelayan

Kapal yang di gunakan

Produksi ikan tangkap

Faktor mempengaruhi Sosial Ekonomi

1. Pengalaman melaut

2. Jumlah Tenaga Kerja

4. Modal

Pendapatan Bersih Jumlah trip

Penerimaan

Tingkat Efisiensi

Total Biaya Produksi


(32)

Hipotesis Penelitian :

1. Semakin besar kapal maka semakin rendah jumlah trip menangkap ikan di daerah penelitian.

2. Biaya produksi dan pendapatan bersih nelayan cukup besar di daerah penelitian 3. Ada pengaruh faktor sosial ekonomi ( pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal ) secara serempak dan parsial Terhadap Produksi Ikan tangkap di daerah Penelitian.

4. Tingkat Efisiensi usaha penangkapan ikan di laut cukup besar di daerah penelitian.


(33)

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah yang menjadi Tempat penelitian adalah Kota Medan yang ditentukan secara perposive (disengaja), maksudnya daerah dipilih berdasarkan tujuan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Dari data sekunder yang diperoleh penelitian dilakukan dikelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Karena tempat ini terdapat tempat pelabuhan yang cukup besar yang berukuran > 100 GT, dan kelurahan ini terdapat sebuah pelabuhan perikanan yaitu pelabuhan perikanan yang merupakan tempat kapal untuk menghasilkan produksi tangkapan ikan.

Metode Penentuan Sampel

Penelitian dilakukan di daerah Kelurahan Bagan Deli jumlah penduduk di daerah penelitian adalah dengan jumlah 365 KK. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah yang berprofesi sebagai nelayan dan yang menghasilkan produksi ikan tangkap dengan jumlah populasi 108 orang. Sampel diambil 30 % dari populasi dengan metodeSimple Random Sampling dengan jumlah sampel 30 sampel nelayan di daerah penelitian.

Metode Pengumpul Data

Jenis data yng digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data yaitu:


(34)

- Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada nelayan yang menjadi sampel dengan mengunakan daftar pertayaan yang telah dibuat.

- Data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau diambil dari Kantor Kecamatan, Dinas Perikanan, dan instansi lain yang ada kaitannya dengan penelitian.

Metode Analisis Data

Data primer yang telah di peroleh terlebih dahulu ditabulasikan, kemudian dianalisis dengan mengunakan alat uji statistik yang sesuai.

Unuk menguji hipotesis 1, Dianalisis dengan mengunakan metode analisis deskriptif

Untuk menguji hipotesis 2, dianalisis dengan mengunakan metode analisis dengan rumus :

Pd = TR TC

Dimana : Pd = Pendapatan (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total Biaya (Rp)

Sedangkan biaya dapat dihitung langsung dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi yang ada baik biaya-biaya tetap maupun biaya-biaya variabel

(Soekartawi,1995 : 54).

Untuk Menguji hipotesis 3, dianalisis dengan mengunakan metodeRegresi Linier Bergandadengan rumus :


(35)

Dimana :

Y = Produksi ikan tangkap (Kg) a0 = Koefesien Intercept

a1a2a3... = Koefesien Regresi

X1 = Pengalaman Melaut (Tahun)

X2 = Jumlah Tenaga Kerja (Jiwa)

X3 = Modal ( Rp)

e = error

Untuk melihat apakah variabel X berpengaruh secara serempak terhadap Y diuji F statistik dengan kriteria uji sebagai berikut :

Tabel hitung F

F  , maka Ho diterima, tidak ada pengaruh nyata secara simultan Tabel

hitung F

F  , maka Ho ditolak, ada pengaruh nyata secara simultan

) /( )

((reg)/(n k1) JkJk reg k

F

Dimana :

Jk (reg) : Jumlah kuadrat regresi Jk (reg) : Jumlah kuadrat galat

n : Jumlah sampel

k : Jumlah variabel

Untuk menguji secara parsial digunakan uji t dengan rumus sebagai brikut th = bi/ Sbi

Keterangan :

bi= Koefisien Regresi Dengan Kriteria uji :


(36)

Jika th > ttabelmaka H0ditolak dan H1diterima (Sudjana,1975).

Untuk Menguji hipotesis 4, dianalisis dengan menggunakan Metode ROI

(Return of Invesment)dengan Rumus :

ROI(Return of Ivesment)= tan ( ) x100%

Modalbersih laba Pendapa

Kriteria:

Jika ROI > tingkat suku bunga yang berlaku, maka untuk produksi ikan layak untuk di hasilkan atau diusahakan.

Jika ROI  tingkat suku bunga yang berlaku, maka produksi ikan tidak layak untuk dihasilkan atau diusahakan.

(Soekartawi, 1995).

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalah-pahaman mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Definisi

1. Nelayan sampel adalah orang yang menangkap ikan dan yang menghasilkan produksi ikan

2. Kapal adalah perahu atau kapal yang di gunakan untuk menghasilkan produksi ikan di laut

3. Umur peralatan adalah suatu bentuk yang digunakan untuk menangkap ikan dan berpengaruh untuk menghasilkan produksi ikan


(37)

4. Jumlah tenaga kerja adalah orang yang bekerja di kapal yang bekerja untuk menghasilkan produksi ikan dari laut

5. Pengalaman melaut adalah nelayan yang telah lama menjadi nelayan dan sering melakukan menangkap ikan di laut untuk menghasilkan produksi 6. Jumlah trip adalah Jumlah frekuensi nelayan pergi kelaut menangkap ikan

dan hasil lautnya.

7. Modal adalah biaya yang digunakan nelayan untuk menghasilkan produksi 8. Produksi adalah seluruh hasil tangkapan ikan yang di hasilkan oleh

nelayan dalam jumlah ton/kg.

9. Penerimaan adalah hasil penjualan hasil tangkapan nelayan sebelum di kurangi biaya produksi.

10. Pendapatan adalah hasil penjualan hasil produksi / penerimaan nelayan yang dikurangi dengan biaya produksi.

11. Biaya Produksi adalah biaya yang dapat dihitung langsung dengan menjumlahkan biaya tetap maupun biaya variabel.

12.Tingkat Efisiensi adalah selisih dari pendapatan bersih/ laba di bagi modal di kali 100 % .

Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan-Belawan Kotamadya Medan .

2. Waktu Penelitian adalah tahun 2007.

3. Populasi adalah Nelayan yang melakukan tangkapan ikan .

4. Nelayan (responden) adalah nelayan yang menghasilkan produksi ikan sebagai mata pencaharian utamanya


(38)

Deskripsi Daerah Penelitian

Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah

Pelabuhan perikanan merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di Indonesia yang berada di bawah naungan Direktorat Jendral Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. prasarana pelabuhan perikanan ini terdapat juga Tempat Pelelangan Ikan dimana TPI berada di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan. Tempat Pelelangan Ikan Seluas 64,70 Ha dan Letaknya dekat Pinggiran Pantai.

Dalam upaya peningkatan pendapatan, taraf hidup, dan kesejahteraan nelayan, serta untuk menciptakan Produksi yang layak bagi konsumen sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), semua hasil penangkapan Ikan di laut perlu dijual secara lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), ataupun di jual ke konsumen langsung yang disediakan oleh pemerintah daerah.

Kelurahan Bagan Deli mempunyai topografi pantai, dengan ketinggian 1 m diatas permukaan laut (dpl). Batas-batas kelurahan Bagan Deli adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Belawan 1  Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Deli

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Belawan II dan Belawan Bahari


(39)

Kelurahan Bagan Deli berjarak 3 km dari ibukota Kecamatan dan berjarak 26 km dari pusat kota Medan. TPI Berlamat di jalan Gabion Belawan Medan dan letak geografisnya TPI di 3046-22,5 LU dan 98041-59,33 BT.

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur :

Jumlah penduduk Kelurahan Bagan Deli tahun 2007 adalah 1.355 jiwa, dapat diketahui bahwa penduduk Kelurahan Bagan Deli paling banyak pada umur /usia produktif 15-58 yaitu 678 jiwa.

Tabel 3. Komposisi Penduduk Kelurahan Bagan Deli Menurut Kelompok Umur

No Umur Jumlah (Jiwa)

1 0-14 560

2 15-58 678

3 >59 117

Jumlah 1.355

Sumber : Profil Kelurahan Bagan Deli 2007

Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Sebagian besar penduduk Kelurahan Bagan Deli telah berpendidikan, hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 150 11,07

2 Tidak Sekolah 115 8,04

3 Tidak Tamat SD 150 11,07

4 SD 210 15,49

5 SLTP 365 26,93

6 SLTA 285 19,04

7 Diploma I-II 40 2,95

8 Diploma III 56 4,13

9 Sarjana (SI) 11 8,11

Jumlah 1.355 100


(40)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk Kelurahan Bagan Deli paling banyak berpendidikan setarap SLTP dengan jumlah persentase 26,93 % dengan banyak jumlah orangnya 365 jiwa.

Sarana

Fasilitas yang terdapat di pelabuhan kelurahan Bagan Deli terdiri dari :

 Fasilitas pokok, yaitu fasilitas yang utama di Tempat Pelelangan Ikan yang menjadikan lokasi sebagai pelabuhan perikanan.

 Fasilitas Fungsional, yaitu fasilitas yang berfungsi untuk mejalankan kegiatan operasional di pelabuhan perikanan, tanpa adanya fasilitas fungsional kegiatan operasional pelabuhan perikanan seperti bongkar muat, operasi kapal-kapal nelayan,penaganan hasil tangkapan tidak akan berjalan.

 Fasilitas penunjang, Fasilitas yang mendukung kegiatan operasional tempat pelabuhan ikan

Prasarana terdiri dari :

 Layanan bahan bakar yang mampu melayani permintaan solar hingga 5000 liter per harinya.

 TPI (Tempat Pelelangan ikan )seluas 800 m2 dengan jenis kontruksi baja.

 Layanan listrik di lengkapi dengan mesin genset dengan daya listrik total 30 KVA .


(41)

 Navigasi pelayaran dan komunikasi, yaitu rambu pelayaran sebanyak 2 unit, lampu suar 2 unit, 4 line telepon serta pemancar radio.

Bagian dari fasilitas penunjang adalah balai pertemuan Nelayan 200 m2 dengan konstruksi batu bata dan pagar kawat pembatas sepanjang 400 m dengan tinggi 2 m.

Daerah operasi kapal yang dilayani adalah wilayah laut teritoal, Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ) dan perairan internasional.dan Volume Ikan tangkapan yang didaratkan dusini rata-rata 60 ton perhari dan terdapat fasilitas pembinaan mutu hasil perikanan.

Karakteristik Nelayan Sampel

Karakteristik seseorang sangat mempengaruhi tindakan, serta wawasan yang dimilikinya. Berikut karakteristik nelayan yang menjadi sampel pada daerah penelitian yang meliputi Tingkat pendidikan, umur, jumlah tanggungan , pengalaman melaut. Karakteristik Nelayan sampel dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 5. Karakteristik Nelayan Sampel

No. Uraian Range Rataan

1 Tingkat Pendidikan (Tahun) 6-12 7.8 2 Umur (Tahun) 35-50 41.70 3 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 2-6 3.53 4 Pengalaman Melaut (Tahun) 1-11 4.57

Sumber : Analisis Data Primer, tahun 2007 Lampiran 1

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nelayan sampel di Kelurahan Bagan Deli pada Tingkat pendidikan nelayan sampel berkisar antara 6


(42)

12 tahun dengan rata-rata 7.8 tahun, hal ini menunjukkan bahwa nelayan sampel di daerah penelitian masih memiliki rata-rata tingkat pendidikan yang rendah yaitu setingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama).

Umur nelayan sampel berkisar antara 35-50 tahun dengan rata-rata 41.70 tahun, hal ini menunjukkan bahwa Nelayan sampel masih tergolong dalam kategori umur produktif sehingga dapat dikatakan bahwa Nelayan masih potensial untuk mengelola hasil produksinya.

Jumlah tanggungan nelayan sampel berkisar antara 2-6 jiwa dengan rata-rata 3.53 jiwa, dan pengalaman sebagai nelayan sampel berkisar antara 1-11 tahun dengan rata-rata 4.57 tahun. dimana pengalaman nelayan akan berpengaruh terhadap tingkat keterampilan nelayan dalam mengelola hasil produksi ikanya. Semakin lama nelayan mengusahakan perikanan lautnya maka semakin tinggi pula pengetahuan dan wawasannya sehubungan dengan produksi yang dikelola.


(43)

Besar Kapal dengan Jumlah Trip Menangkap Ikan di Laut di Daerah Penelitian.

Untuk mengetahui besar kapal dan jumlah trip menangkap ikan dalam menghasilkan produksi ikan tergantung dalam jumlah trip nelayan untuk pergi menangkap ikan ke laut dan tergantung dengan besar kapal yang digunakan oleh nelayan untuk mendapatkan produksi tangkapan yang banyak. trip menangkap ikan bagi nelayan beragam mulai dari 2 trip perbulan hingga 10 trip perbulan, untuk mengetahui bagaimana besar kapal yang digunakan dan jumlah trip di daerah peenlitian dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 6. Jumlah Range Besar Kapal dan Jumlah Trip Pertahun untuk Menangkap Ikan di Laut di Daerah Penelitian.

No. Uraian Range Rataan

1. Besar Kapal 5-94 27.20

2. Jumlah trip (Tahun) 60-120 114.80

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1.

Trip melaut Nelayan di daerah Penelitian juga bervariasi antara 2 hari sampai 10 hari untuk 1 trip. Pada waktu kapal tidak berangkat kelaut, waktu ini di maanfaatkan untuk membersihkan kapal dan memeriksa kondisi kapal.

Berdasarkan tabel 6, diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan rataan untuk besar kapal yan sering di gunakan oleh Nelayan untuk menghasilkan Produksi dengan besar kapal sebesar 5-94 Gt, dengan Jumlah rataan sebesar 27.20, sedangkan untuk jumlah trip menangkap Ikan yang di lakukan oleh Nelayan berkisar sebesar 60-120 trip per tahunnya dengan jumlah rataan sebesar 114.80


(44)

menangkap Ikan yang dilakukan oleh Nelayan sangat penting dalam menghasilkan produksi Ikan tangkap.

Biaya Produksi Ikan

Biaya produksi adalah seluruh total biaya variabel dan biaya tetap, selama proses produksi berlansung biaya variabel meliputi (minyak tanah, solar, bensin, garam, oli, bekal). Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan peralatan (kapal, mesin, alat tangkap) Biaya pemeliharaan peralatan, Biaya produksi ini sebagaian besar dilokasikan untuk pembelian BBM. dipengaruhi oleh komponen input produksi tersebut. Rata-rata biaya produksi ikan terhadap nelayan dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 7. Rata-rata biaya Porduksi Ikan /Tahun.

No Komponen Biaya Produksi

(Rp/ Thn)

Total Rataan

1 Biaya Variabel (Rp) 10,018,280.000 333,942.667 2 Biaya Penyusutan (Rp) 83,690,815.02 2,789,693.83 3 Biaya Pemeliharaan (Rp) 6,535,000.00 217,833.33 4 Biaya Perizinan (Rp) 90,225,815,02 4,511,290,75 5 Total Biaya Produksi (Rp) 9,837,828,369,96 327,927,612,33

Sumber : Anlisis Data Primer Lampiran 7.

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa biaya variabel rata-rata pertahun adalah sebesar 333,942.667, dan biaya penyusutan rata-rata pertahun sebesar 2,789,693.83, biaya pemeliharaan rata-rata pertahun sebesar 217,833.33, dan biaya perizinan rata-rata 4,511,290,75 dan total biaya produksi rata-rata pertahunnya sebesar 327,927,612,33. Berdasarkan tabel diatas maka biaya


(45)

Dari hasil tersebut dapat dibuat kesimpulan dalam menghasilkan produksi ikan banyak mengeluarkan biaya produksi. banyaknya biaya produksi yang dikeluarkan oleh nelayan untuk menghasilkan produksi ikan tangkap membuat para nelayan tidak berhenti untuk menangkap ikan dilaut, walaupun harga ikan dibawah normal apalagi keadaan cuaca buruk sehingga harga ikan akan semakin naik karena disebabkan kurangnya nelayan pergi melaut pada musim cuaca buruk, tetapi apabila keadaan cuaca baik nelayan pergi melaut juga banyak untuk menangkap Ikan dan harga ikan juga akan normal.

Penerimaan dan Pendapatan Bersih Produksi Ikan Penerimaan dan Pendapatan Bersih Produksi Ikan .

Penerimaan dalam produksi ikan adalah hasil kali antara total jumlah pertrip pertahun yang dilakukan oleh nelayan dan harga penerimaan per trip, yang diukur jumlah trip dalam satuan rupiah dan Pendapatan bersih produksi merupakan jumlah penerimaan dikurangi dengan seluruh biaya produksi. Rata-rata penerimaan dan pendapatan bersih pertahun pada produksi ikan dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 8. Penerimaan dan Pendapatan Bersih Rata-rata Produksi Ikan pertahun.

No Uraian Total Rataan

1 Jumlah Trip pertahun (kali) 2,296.00 114,80 2 Harga Penerimaan per trip (Rp) 214,069,000.00 7,135,633.33 3 Penerimaan ( Rp) 16,373,264,000.00 545,775,466.67 4 Biaya Produksi (Rp) 9,837,828,369,96 327,927,612,33 5 Pendapatan Bersih (Rp) 10,541,120,486,89 351,370,682,90

Sumber : Anlisis Data Primer Lampiran 8.

Berdasarkan dari tabel 8 diatas hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerimaan pertahunya sebesar Rp 16,373,264,00.00 dengan


(46)

rata- rata perbulanya sebesar Rp 1,543,655.36 dan pendapatan bersihnya sebesar Rp 10,541,120,486,89 dengan rata-rata sebesar Rp 351,370,682,90 dengan pendapatan bersih perbulanya sebesar Rp 1,108,258.05 adalah lebih besar dari (upah minimum provinsi ) yaitu sebesar Rp 820.000 / bulanya. adanya Hipotesis yang menyatakan bahwa penerimaan dan pendapatan bersih produksi ikan tangkap di daerah penelitian adalah tinggi ,di terima.

Analisis Regresi Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Pengalaman Melaut, Jumlah Tenaga Kerja, Modal Terhadap Produksi Ikan Tangkap di daerah Penelitian.

Hasil analisis Uji Regresi Linier Berganda Pengaruh Pengalaman melaut, jumlah tenag kerja, modal terhadap produksi ikan tangkap an dapat dilihat pada Tabel 9 :

Tabel 9 : Analisis Regresi Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Pengalaman Melaut, Jumlah Tenaga Kerja, Modal Terhadap Produksi Ikan Tangkap di daerah Penelitian.

Variabel Koefisien

Regresi Standar Error t-hitung Signifikansi

X1 0.654 0.841 1.754 *

X3 0.260 0.704 0.711 Tn

X4 0.409 0.000 -1.765 *

Intercept = 4.518 Multiple R = 0.103

R = 0.321 t- tabel (;0.05) = 1.701 F- hitung = 6.977 F tabel ( 1-) ; ( n-k-1) = 4.65

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9.

Keterangan : Tn = Tidak Nyata * = Nyata


(47)

Interpretasi terhadap hasil analisis adalah

1. Secara serempak

Secara serempak F- hitung = 4.518 > F-tabel = 4.65 dengan probabilitas 0.001 lebih kecil dari taraf nyata 0.05. hal ini menunjukan bahwa hubungan antara Pengalaman melaut (X1), jumlah tenaga kerja (X2), modal (X3) berpengaruh nyata terhadap produksi ikan tangkap di daerah Penelitian.

1. Secara Parsial di peroleh bahwa :

Variabel Pengalaman Melaut (X1) di peroleh t-hitung = 1.754 > t- tabel (;0.05) = 1.701 Berarti berpengaruh nyata terhadap produksi ikan tangkap. hal ini menandakan bahwa produksi perikanan tersebut memiliki respon terhadap Pengalaman melaut Koefisien regresi sebesar 0.654 artinya setiap ada penambahan pengalaman melaut sebesar 1 % maka akan menaikkan produksi ikan tangkap sebesar 0.654 %

Variabel Jumlah tenaga kerja (X2) di peroleh t-hitung = 0.711 < t-tabel (;0.05) = 1.701 berarti bahwa jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap Produksi ikan tangkap, variabel jumlah tenaga kerja tidak nyata karena penggunaan tenaga kerja sebesar 5.43 jiwa didaerah penelitian masih kurang dimana penggunaan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga nelayan di daerah penelitian lebih banyak digunakan pada pencucian kapal Koefisien regresi sebesar 0.260 dapat diartikan bahwa setiap ada penambahan tenaga kerja sebesar 1 % maka akan menaikkan produksi sebesar 0.260 %

Variabel Modal (X3) di peroleh 1.765 > t- tabel (;0.05) = 1.701 berarti bahwa modal berpengaruh nyata terhadap produksi ikan tangkap. hal ini


(48)

menandakan bahwa produksi ikan tersebut masih memiliki respon terhadap besarnya modal yang digunakan oleh nelayan Koefisien regresi sebesar 0.409 artinya setiap ada penambahan 1 % modal maka akan menaikkan produksi ikan tangkap sebesar 0.409 % di daerah penelitian.

Nilai koefisien determinasi (R2) = 0.103, dapat diartikan bahwa produksi ikan tangkap sebesar 10.3 % dapat dipengaruhi oleh pengalaman melaut ,umur peralatan, jumlah tenaga kerja, modal sedangkan sisanya sebesar 89.7 % dijelaskan oleh variabel lain diluar dari variabel yang digunakan terhadap produksi ikan tangkap tersebut tidak termasuk dalam penelitian ini.

Keeratan antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (Xi) dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0.321. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu Produksi (Y) memiliki keeratan hubungan dengan semua variabel independennya (pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal ) sebesar 32.1 %.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa pengalaman melaut (X1), modal (X3) secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi ikan dapat diterima (HO ditolak dan H1diterima), sedangkan variabel jumlah tenaga kerja (X2) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan tangkap sehingga hipotesis tidak dapat diterima (HOditerima, H1ditolak).

Tingkat Efisiensi (ROI) Usaha Penangkapan Ikan di Laut di Daerah Penelitian.

Analisis ROI bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat pengembalian modal untuk produksi ikan yang dihasilkan oleh nelayan di daerah penelitian,


(49)

maka produksi ikan yang dihasilkan tersebut efisien dan apabila ROI lebih kecil atau sama dengan satu, maka produksi yang di hasilkan nelayan tersebut tidak layak untuk untuk dikembangkan atau di usahakan. Besar ROI rata-rata pertahun pada produksi ikan di daerah penelitian dengan menggunakan Rumus ROI

(Return of Ivesment)= tan ( ) x100%

Modalbersih laba Pendapa

dapat dilihat pada Tabel 10:

Tabel 10.Rata-rata ROI Utuk Usaha Penangkapan Ikan di Laut di Daerah Penelitian / Tahun.

Uraian Total Rataan

ROI 5171.71 172.39

Sumber : Anlisis Data Primer Lampiran 8.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ROI untuk produksi ikan terhadap nelayan selama/ Tahun dengan total sebesar 5171.71 % dengan rata-rata produksi sebesar 172.39 %. berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa ROI pada produksi ikan terhadap nelayan di daerah penelitian lebih besar dari tingkat suku bunga deposito yang berlaku yaitu sebesar 8.25% Per Tahun. dengan demikian, maka produksi ikan terhadap nelayan di daerha penelitian layak untuk di usahakan oleh nelayan kalau dilihat dari aspek finansial.hal ini disebabkan oleh karena pada saat nelayan pergi untuk menangkap ikan dilaut pada musim ikan (sekitar bulan maret- juni ) sehingga produksi bisa meninggkat bisa mencapai 2-3 kali lebih besar di bandingkan dengan bulan lainya.


(50)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 6. Besar kapal yang digunakan di daerah penelitian sebesar 27.20 Gt.

Dengan hasil jumlah trip menangkap ikan sebesar 114.80 trip/tahunya 7. Total biaya untuk produksi ikan bagi nelayan di daerah Penelitian cukup

besar untuk jumlah rataan sebesar Rp 327,927,612,33 / tahun.

8. Pendapatan bersih untuk pertahunya sebesar 10.541.120.486,89 produksi ikan terhadap nelayan didaerah penelitian dengan demikian untuk pendapatan bersih yang dihasilkan nelayan perbulanya sebesar Rp 1,108,258.05 adalah lebih Tinggi dari (Upah Minimum Provinsi) yaitu sebesar Rp 820.00 / bulanya.

9. Secara parsial pengalaman melaut, umur alat tangkap, jumlah tenaga, kerja ,modal berpengaruh nyata untuk produksi ikan terhadap nelayan, secara Serempak pengalaman melaut, umur alat tangkap, modal berpengaruh nyata sedangkan untuk jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan di daerah penelitian.

10. Produksi ikan terhadap nelayan lebih efisien dengan nilai rataan sebesar 172.39 % ROI > dari tingkat suku bunga deposito di Bank 8.25 % per tahunya.


(51)

Saran

Kepada Nelayan

a. Nelayan diharapkan dapat lebih fokus dalam menangkap ikan dilaut dan memperhatikan lagi keadaan cuaca supaya dapat memperoleh hasil produksi yang lebih banyak.

b. Nelayan diharapkan dapat lebih memperhatikan kondisi keadaan kapal dan besarnya kapal yang digunakan dalam menangkap ikan supaya dapat meningkatkan jumlah trip menangkap ikan setiap tahunya

Kepada Pemerintah.

a. Pemerintah sebaiknya lebih mefokuskan untuk mengembangkan dan melengkapi sarana dan prasarana terhadap nelayan guna unuk meningkatkan hasil produksi.

b. Mengawasi penggunaan alat tangkap yang dilarang, manipulasi besar kapal, dan pelanggaran daerah penangkapan(fishing ground).

Kepada Peneliti Selanjutnaya

a. Meneliti lebih lanjut faktor apa saja yang mempengaruhi produksi ikan terhadap nelayan dan pemasaran tentang ikan laut dan manajemen ikan laut di daerah penelitian.

b. Meneliti efisiensi modal yang dikeluarkan untuk produksi ikan terhadap nelayan di daerah penelitian.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan, 2006.Rencana Kerja 2007, Medan Daniel, M, 2002.Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta

Effendi, dan W Oktariza, 2006.Manajemen Agribisnis Perikanan. Jakarta. Evi, 2001.Usaha Perikanan di Indonesia. PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta Gultom. H. L, T. 1996. Tata Niaga Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. USU.

Medan.

Manggabarani. H dan A. M. Kadir, 1994. Suatu Perikanan Pengembangan Perikanan. Perikanan di Sulawesi Selatan (Pelita VI. ProsidingRapat kerja Teknis). Evaluasi dan Pembahasan Program Penelitian Perikanan Budi Daya Pantai 5 7 Mei 1994.Mars.

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES, Yogyakarta. Mulyadi, 2005.Ekonomi Kelautan.PT. Rajagrafindo, Jakarta.

Pemerintah Kota Medan, 2002.Rencana Strategi Pemerintah Kota Medan Tahun 2001 2005.Medan.

Simanjuntak, H, 2002. Sistem Agribisnis Penangkapan Ikan Laut.Skripsi Universitas Sumatera Utara

Soekartawi 1995,Pembangunan Pertanian,Jakarta, Raja Grafindo Persada. Sudjana,1975.Metode Statistika.Tarsito.Bandung.

Yaqin, Sunarto, R. Tamburu, ongkers, I..I. Mahi, Saharia, Zulkifli, Taufan. Dan H. Pagaray, 2003, Rasionalisasi Jumlah Nelayan Sebagai Langkah Revitalisasi Sumber Daya Perikanan di Laut Jawa, Program Pasca Sarjana IPB, http//: www Tumotou. Net. (14 april 2006)


(1)

Interpretasi terhadap hasil analisis adalah 1. Secara serempak

Secara serempak F- hitung = 4.518 > F-tabel = 4.65 dengan probabilitas 0.001 lebih kecil dari taraf nyata 0.05. hal ini menunjukan bahwa hubungan antara Pengalaman melaut (X1), jumlah tenaga kerja (X2), modal (X3) berpengaruh nyata terhadap produksi ikan tangkap di daerah Penelitian.

1. Secara Parsial di peroleh bahwa :

Variabel Pengalaman Melaut (X1) di peroleh t-hitung = 1.754 > t- tabel (;0.05) = 1.701 Berarti berpengaruh nyata terhadap produksi ikan tangkap. hal ini menandakan bahwa produksi perikanan tersebut memiliki respon terhadap Pengalaman melaut Koefisien regresi sebesar 0.654 artinya setiap ada penambahan pengalaman melaut sebesar 1 % maka akan menaikkan produksi ikan tangkap sebesar 0.654 %

Variabel Jumlah tenaga kerja (X2) di peroleh t-hitung = 0.711 < t-tabel (;0.05) = 1.701 berarti bahwa jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap Produksi ikan tangkap, variabel jumlah tenaga kerja tidak nyata karena penggunaan tenaga kerja sebesar 5.43 jiwa didaerah penelitian masih kurang dimana penggunaan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga nelayan di daerah penelitian lebih banyak digunakan pada pencucian kapal Koefisien regresi sebesar 0.260 dapat diartikan bahwa setiap ada penambahan tenaga kerja sebesar 1 % maka akan menaikkan produksi sebesar 0.260 %

Variabel Modal (X3) di peroleh 1.765 > t- tabel (;0.05) = 1.701 berarti bahwa modal berpengaruh nyata terhadap produksi ikan tangkap. hal ini


(2)

menandakan bahwa produksi ikan tersebut masih memiliki respon terhadap besarnya modal yang digunakan oleh nelayan Koefisien regresi sebesar 0.409 artinya setiap ada penambahan 1 % modal maka akan menaikkan produksi ikan tangkap sebesar 0.409 % di daerah penelitian.

Nilai koefisien determinasi (R2) = 0.103, dapat diartikan bahwa produksi ikan tangkap sebesar 10.3 % dapat dipengaruhi oleh pengalaman melaut ,umur peralatan, jumlah tenaga kerja, modal sedangkan sisanya sebesar 89.7 % dijelaskan oleh variabel lain diluar dari variabel yang digunakan terhadap produksi ikan tangkap tersebut tidak termasuk dalam penelitian ini.

Keeratan antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (Xi) dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0.321. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu Produksi (Y) memiliki keeratan hubungan dengan semua variabel independennya (pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal ) sebesar 32.1 %.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa pengalaman melaut (X1), modal (X3) secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi ikan dapat diterima (HO ditolak dan H1diterima), sedangkan variabel jumlah tenaga kerja (X2) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan tangkap sehingga hipotesis tidak dapat diterima (HOditerima, H1ditolak).

Tingkat Efisiensi (ROI) Usaha Penangkapan Ikan di Laut di Daerah Penelitian.

Analisis ROI bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat pengembalian modal untuk produksi ikan yang dihasilkan oleh nelayan di daerah penelitian,


(3)

maka produksi ikan yang dihasilkan tersebut efisien dan apabila ROI lebih kecil atau sama dengan satu, maka produksi yang di hasilkan nelayan tersebut tidak layak untuk untuk dikembangkan atau di usahakan. Besar ROI rata-rata pertahun pada produksi ikan di daerah penelitian dengan menggunakan Rumus ROI (Return of Ivesment)= tan ( ) x100%

Modalbersih laba Pendapa

dapat dilihat pada Tabel 10:

Tabel 10.Rata-rata ROI Utuk Usaha Penangkapan Ikan di Laut di Daerah Penelitian / Tahun.

Uraian Total Rataan

ROI 5171.71 172.39

Sumber : Anlisis Data Primer Lampiran 8.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ROI untuk produksi ikan terhadap nelayan selama/ Tahun dengan total sebesar 5171.71 % dengan rata-rata produksi sebesar 172.39 %. berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa ROI pada produksi ikan terhadap nelayan di daerah penelitian lebih besar dari tingkat suku bunga deposito yang berlaku yaitu sebesar 8.25% Per Tahun. dengan demikian, maka produksi ikan terhadap nelayan di daerha penelitian layak untuk di usahakan oleh nelayan kalau dilihat dari aspek finansial.hal ini disebabkan oleh karena pada saat nelayan pergi untuk menangkap ikan dilaut pada musim ikan (sekitar bulan maret- juni ) sehingga produksi bisa meninggkat bisa mencapai 2-3 kali lebih besar di bandingkan dengan bulan lainya.


(4)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 6. Besar kapal yang digunakan di daerah penelitian sebesar 27.20 Gt.

Dengan hasil jumlah trip menangkap ikan sebesar 114.80 trip/tahunya 7. Total biaya untuk produksi ikan bagi nelayan di daerah Penelitian cukup

besar untuk jumlah rataan sebesar Rp 327,927,612,33 / tahun.

8. Pendapatan bersih untuk pertahunya sebesar 10.541.120.486,89 produksi ikan terhadap nelayan didaerah penelitian dengan demikian untuk pendapatan bersih yang dihasilkan nelayan perbulanya sebesar Rp 1,108,258.05 adalah lebih Tinggi dari (Upah Minimum Provinsi) yaitu sebesar Rp 820.00 / bulanya.

9. Secara parsial pengalaman melaut, umur alat tangkap, jumlah tenaga, kerja ,modal berpengaruh nyata untuk produksi ikan terhadap nelayan, secara Serempak pengalaman melaut, umur alat tangkap, modal berpengaruh nyata sedangkan untuk jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan di daerah penelitian.

10. Produksi ikan terhadap nelayan lebih efisien dengan nilai rataan sebesar 172.39 % ROI > dari tingkat suku bunga deposito di Bank 8.25 % per tahunya.


(5)

Saran

Kepada Nelayan

a. Nelayan diharapkan dapat lebih fokus dalam menangkap ikan dilaut dan memperhatikan lagi keadaan cuaca supaya dapat memperoleh hasil produksi yang lebih banyak.

b. Nelayan diharapkan dapat lebih memperhatikan kondisi keadaan kapal dan besarnya kapal yang digunakan dalam menangkap ikan supaya dapat meningkatkan jumlah trip menangkap ikan setiap tahunya

Kepada Pemerintah.

a. Pemerintah sebaiknya lebih mefokuskan untuk mengembangkan dan melengkapi sarana dan prasarana terhadap nelayan guna unuk meningkatkan hasil produksi.

b. Mengawasi penggunaan alat tangkap yang dilarang, manipulasi besar kapal, dan pelanggaran daerah penangkapan(fishing ground).

Kepada Peneliti Selanjutnaya

a. Meneliti lebih lanjut faktor apa saja yang mempengaruhi produksi ikan terhadap nelayan dan pemasaran tentang ikan laut dan manajemen ikan laut di daerah penelitian.

b. Meneliti efisiensi modal yang dikeluarkan untuk produksi ikan terhadap nelayan di daerah penelitian.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan, 2006.Rencana Kerja 2007, Medan Daniel, M, 2002.Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta

Effendi, dan W Oktariza, 2006.Manajemen Agribisnis Perikanan. Jakarta. Evi, 2001.Usaha Perikanan di Indonesia. PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta Gultom. H. L, T. 1996. Tata Niaga Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. USU.

Medan.

Manggabarani. H dan A. M. Kadir, 1994. Suatu Perikanan Pengembangan Perikanan. Perikanan di Sulawesi Selatan (Pelita VI. ProsidingRapat kerja Teknis). Evaluasi dan Pembahasan Program Penelitian Perikanan Budi Daya Pantai 5 7 Mei 1994.Mars.

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES, Yogyakarta. Mulyadi, 2005.Ekonomi Kelautan.PT. Rajagrafindo, Jakarta.

Pemerintah Kota Medan, 2002.Rencana Strategi Pemerintah Kota Medan Tahun 2001 2005.Medan.

Simanjuntak, H, 2002. Sistem Agribisnis Penangkapan Ikan Laut.Skripsi Universitas Sumatera Utara

Soekartawi 1995,Pembangunan Pertanian,Jakarta, Raja Grafindo Persada. Sudjana,1975.Metode Statistika.Tarsito.Bandung.

Yaqin, Sunarto, R. Tamburu, ongkers, I..I. Mahi, Saharia, Zulkifli, Taufan. Dan H. Pagaray, 2003, Rasionalisasi Jumlah Nelayan Sebagai Langkah Revitalisasi Sumber Daya Perikanan di Laut Jawa, Program Pasca Sarjana IPB, http//: www Tumotou. Net. (14 april 2006)


Dokumen yang terkait

Analisis Hasil Tangkapan Alat Penangkapan Jaring Insang Satu Lembar (Gillnet¬) dan Tiga Lembar (Trammel net) di Perairan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai

12 145 97

Analisis Ekonomi Usaha Penangkapan Ikan Laut Berdasarkan Jenis Dan Besarnya Investasi Alat Tangkap

0 34 104

TAP.COM - ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI ... - EPRINTS UNDIP

1 1 107

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 13

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 2

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 6

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 24

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai) Chapter III VI

0 0 27

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 3 3

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 11