VISI DAN MISI LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

4. VISI DAN MISI LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan LPS di Indonesia merupa pelaksanaan dari pasal 37 B UU No. 10 tahun 1998, yang secara umum disebutkan bahwa pemerintah akan membentuk LPS berdasarkan pada suatu Peraturan Pemerintah PP. Sebagaimana diketahui , UU No.10 tahun 1992 tentang perbankan. UU NO 10 tahun 1998 tersebut mulai berlaku sejak November 1998, yakni sekitar setahun setelah krisis moneter menerpa kawasan asia-pasifik. Masalah mendasar penyebad terjadinya krisis tesebut adalah hilangnya kepercayaan para penabung apada sistem perbankan nasional yang mengakibatkan deposan menarik dananya dari erbankan secara besar-besaran, dan pada saat yang bersamaan bank-bank di luar negeri membekukan credit line kepada perbankan di Indonesia. Sebagai kelanjutan dari yang dimanatkan oleh UU No. 10 Tahun 1998 tersebut, pemerintah menerbitkan UU No. 24 Tahun 2004 tentang lembaga penjaminan simpanan selain berfungsi untuk menjamin simpanan nasabah yang berada di perbankan , LPS juga diharapkan dapat turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankana sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya. Untuk memenuhi amanat yang diembannya menurut ketentuan perundangan- undangan, LPS merumuskan visinya yakni untuk menjadi lembaga penjamin dengan peran yang sangat strategis dalam sistem penjaminan simpanan nasabah perbankan serta dalam menjaga stabilitas perbankan nasional. Dalam rangka mencapai visi diatas, LPS merumuskan misinya yang sejalan dengan visi tersebut.Misi dimaksud adalah untuk melaksanakan program penjaminan simpanan nasabah secara efektif dan efisien, serta melaksanakan peran aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan dalam kerangka Jaringan Pengaman Sistem Keuangan JPSK. Berdasarkan misi tersebut diatas , diharapkan LPS akan dapat lebih menfokuskan diri untuk mencapai sasaran yang dikehendaki , sehingga fungsi lembaga tersebut dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, dengan misi yang diembanny diharapkan bahwa seluruh pemangku kepentingan stakeholders yang terkait dengan LPS dapat memahami lenih baik mengenai fungsi, peran , dan program kerja LPS. Visi dan misi yang disebutkan diatas akan diwujudkan dengan mengerahkan secara optimal seluruh sumber daya yang dimiliki, serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang dianut oleh LPS. Nilai-nilai yang ditetapkan sebagai pegangan bagi segenap jajaran LPS meliputi: a. Integritas; b. Profesionalisme; c. Independensi; d. Transparansi, dan; e. Akuntabilitas. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip-prinsip good corporate governance , yang antara lain mengacu kepada OECD Principles of corporate Governance. pada dasarnya senuah good corporate governance mengandung prinsip-prinsip transparency, fairness, responsibility, dan accountability. Apabila dilihat ketentuan yang tercantum pada pasal 2 ayat 3 UU No.24 Tahun 2004 menyebutkan bahwa LPS adalah lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas-tugas dan lembaga independen , transparan, akuntabel menurut UU tersebut harus selalu mengacu pada prinsip good corporate governance. Dalam rangka mencapai visi dan misi diatas , LPS telah menetapkan strategi yang mencakupkan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Merumuskan,menetapkan,dan melaksanakan kebijakan penjaminan simpanan; 2. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal yang tidak berdampat sistemik; 3. Merumusakan masalah untuk kebijakan komite koordinasi dalam rangka penangana bank gagal yang berdampak sistematik; 4. Memperkuat lembaga melalui tata kelola yang baik yang didukung dengan peningkatan kepasitas SDM dan pengembangan teknologi informasi yang andal; 5. Memperkuat kerja sama dan koordinasi dengan lembaga terkait; serta 6. Membangun komunikasi yang efektif atas kebijakan penjamin simpanan dan penyelesaian penanganan bank gagal. Visi, misi , nilai dan strategi LPS yang disebutkan di atas merupakan pedoman dan acuan bagi segenap jajaran LPS agar pelaksanaan fungis dan tugas LPS dapat sesuai dengan yang tertuang dalam UU No.24 2004, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap sistem penjaminan menjadi unsur penting yang menunjang stabilitas sistem perbankan yang pada gilirannya akan dapat mendorong terwujudnya perbankan yang sehat, bertumbuh dan berdaya guna bagi seluruh masyarakat Indonesia.

5. ORGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN