PENDAHULUAN ART Seto H Menyelami Benak Komunikator fulltext

77

1. PENDAHULUAN

Komunikasi pasti tidak akan per nah luput dalam kehidupan manusia. Sadar atau tidak sadar kita pasti akan ber komunikasi dengan sesama kita, bai k menggunakan media tr adisional atau media yang moder n. Secar a etimologis komunikasi ber asal dar i bahasa Latin yaitu cum , sebuah kata depan yang ar tinya dengan, atau ber sama dengan, dan kata umus , sebuah kata bilangan yang ber ar ti satu seper ti yang dikutip oleh Endang Lestar i G menur ut Hardjana 2003. Dua kata ter sebut membentuk kata benda communio , yang dalam bahasa Inggr is disebut communion , yang mempunyai makna keber samaan, per satuan, per sekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Kar ena untuk ber - communi o diper lukan adanya usaha dan ker ja, maka kata communion dibuat kata ker ja communicar e yang ber ar ti membagi sesuatu dengan seseor ang, tukar menukar , membicar akan sesuatu dengan or ang, member itahukan sesuatu kepada seseor ang, ber cakap-cakap, ber tukar pikir an, ber hubungan, atau ber teman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pember itahuan, pembicar aan, per cakapan, per tukar an pikir an atau hubungan. Komunikasi tidak hanya bisa digunakan dalam satu aspek atau bidang saja, melainkan di semua bidang. Sebagai contoh dalam kebudayaan, komunikasi memegang per anan penting, khususnya pada aspek seni dalam suatu kebudayaan seper ti yang diungkapkan oleh Sutan Takdir Alistahbana dalam bukunya “Puisi Bar u” 2 . Dimana beli au menjelaskan bahw a seni adalah penjelmaan r iak alun dan gelombang per asaan. Hal ini ber ar ti seni adalah sesuatu yang indah , mulia, dan sempur na baik bentuk maupun isinya. Seni dapat menimbulkan kehar uan, kepuasan, kenikmatan bagi siapa yang melihat, dan mendengar kan. Seni yang ada dalam masyar akat ber aneka r agam, seper ti 1 seni pahat, seni ukir , dan lukis; 2 seni tar i, 3 seni suar a ,4 seni sastr a atau seni kata, 5 2 Alisjahbana, Sut an Takdir. 2006. Puisi Baru. Jakart a: Dian Rakyat 78 seni per tunjukkan, dan lain-lain. Melalui seni inilah apa yang diinginkan atau diekspr esikan oleh or ang yang membuat atau melakukan seni dapat dipancar akan kepada audience . Dengan kata lain bahw a seni mer upakan suatu media untuk ber komunikasi, dimana ide maupun pesan yang ada di dalam benak atau dir i komunikator nya diter jemahkan melalui seni kepada yang menonton atau melihatnya audience . Akan tetapi ter kadang audience penonton sangat sulit dalam mener ima pesan yang ter kandung di dalam seni ter sebut. Sebagai contoh seni lukis, dimana pesan yang dikir imkan oleh pelukisnya belum tentu sama dengan yang diter ima oleh pener imanya audience . Atau dalam seni per tunjukan seper ti w ayang, mungkin w ayang sedikit lebih mudah untuk dipahami khususnya bagi yang menger ti mengenai jalan cer ita w ayang, kar ena sudah ada pakem 3 nya. Tapi belum tentu keadaan ini sama pada per tunjukan Wayang Waton, dimana pesan yang akan disampaikan dikir m oleh komunikator dalam hal ini adalah dalang ber beda dengan pakemnya, kar ena komunikator dalang Wayang Waton memiliki keleluasaan dalam mengolah pesan ter sebut sesuai dengan pikir an, ide dan batinnya. Wayang Waton 4 mer upakan per tunjukan yang memadukan antar a w ayang or ang dan w ayang kulit, akan tetapi penggunaan w ayang kulitnya tidak lengkap, hanya beber apa tokoh yang memang diper lukan dalam kisah lakon yang dimainkan dan dipadu dengan per mainan par a aktor . Per tunjukkan w ayang w aton tidak menghilangkan gebr e kelitr layar . Kar ena itu sesekali w ayang kulit juga dimainkan di belakang layar dan bolak-balik ber dialog dengan aktor . Dalam kata lain, w ayang w aton adalah kemasan per tunjukkan teater yang ber angkat dar i seni tr adisi dan mengambil kisah dalam cer ita w ayang, tetapi ditar uh pada konteks per soalan-per soalan sosial masyar akat 3 M enurut Kam us Besar Bahasa Indonesia, Pakem = Cerit a wayang yang asli 4 Sum ber: ht t p: arsip.t em bi.net id new s berit a-budaya w ayang-w at hon-t ut up-ngisor- 4508.ht m l 79 dan bisa saja pesan yang diambil dar i pakem w ayang bisa diubah atau dimodifikasi oleh dalangnya. Dar i ur aian diatas jelas bahw a didalam komunikasi per an komunikator sangatlah penting sebagai si pembuat pesan. Bentuk dan isi pesan dalam suatu komunikasi sangatlah ter gantung dar i seor ang komunikator . Seor ang komunikator yang handal akan membuat komunikasi ber jalan lebih indah, seper ti hal nya pesan yang dibuat oleh komunikator handal akan lebih mudah dicer na oleh audience . Sebenar nya kajian atau penelitian mengenai komunikasi sudah banyak, baik kajian mengenai komunikan audience , pesan message atau media channel, akan tetapi kajian mengenai komunikator atau si pembuat pesan sangatlah jar ang, sehingga akan menjadi menar ik apabila ada kajian mengenai bagaimana pesan yang ter dir i dar i gagasan atau ide ter sebut diolah oleh komunikator untuk menjadi suatu pesan menjadi menar ik untuk diikuti. Elabor asi lanjut tentang latar belakang di atas memunculkan per tanyaan penelitian sebagai ber ikut: 1. Bagaimana komunikator dalam per tunjukan Wayang Waton membuat suatu pesan?. Ber dasar kan per tanyaan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1 Mendiskr ipsikan dan menjelaskan mengenai komunikator dalam per tunjukan Wayang w aton dalam membuat suatu pesan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Makna Komunikasi