Epidemiologi Kanker Payudara Etiologi Kanker Payudara

2.1.3 Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi, yaitu 20 dari seluruh keganasan Tjahjadi, 1995. Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang Moningkey, 2000. Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker payudara dan 70 dari penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut Ana, 2007. The American Cancer Society memperkirakan hampir 1,4 juta kasus baru kanker payudara invasif pada tahun 2008. Selama 25 tahun terakhir, tingkat insidensi kanker payudara telah meningkat secara global, dengan tingkat tertinggi di negara-negara barat. Selain kanker payudara invasif, 62.280 kasus baru pada kanker payudara in situ terjadi di kalangan wanita di tahun 2009. Sekitar 85 di antaranya karsinoma duktal in situ DCIS. Swart, 2010 Secara keseluruhan, angka kejadian tahunan pada wanita Amerika-Afrika 119,4 dari setiap 100.000 dan perempuan Hispanik Latina 89,9 dari setiap 100.000 telah stabil sejak awal 1990-an dan lebih rendah daripada kejadian tahunan kanker payudara pada wanita kulit putih 141,1 dari setiap 100.000. Namun, Amerika - Afrika lebih mungkin untuk dapat didiagnosis dengan tumor stadium lanjut 5 cm, dibandingkan perempuan kulit putih. Tingkat insidensi di antara perempuan Asia dan Kepulauan Pasifik terus meningkat sebesar 1,5 per tahun 89 dari setiap 100.000 tapi masih jauh lebih rendah daripada wanita kulit putih. Namun, tingkat kematian karena kanker payudara telah terus menurun pada wanita sejak tahun 1990. Swart, 2010 Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Etiologi Kanker Payudara

Etiologi dan penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Namun, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Faktor-faktor resiko tersebut adalah : a Jenis kelamin Berdasarkan penelitian, wanita lebih beresiko menderita kanker payudara daripada pria. Prevalensi kanker payudara pada pria hanya 1 dari seluruh kanker payudara. b Faktor usia Resiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setiap sepuluh tahun, resiko kanker meningkat dua kali lipat. Kejadian puncak kanker payudara terjadi pada usia 40-50 tahun c Riwayat keluarga Adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara. d Riwayat adanya tumor jinak payudara sebelumnya Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi menjadi ganas. e Faktor genetik Pada suatu studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Bila terdapat mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, yaitu gen suseptibilitas kanker payudara, maka probabilitas untuk terjadi kanker payudara adalah sebesar 80. f Faktor hormonal Kadar hormon estrogen yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi perubahan hormon pada saat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. g Usia menarche Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penelitian, menarche dini dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Ini dikarenakan terlalu cepat mendapat paparan dari estrogen. h Menopause Menopause yang terlambat juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat, akan meningkatkan resiko kanker payudara 3 . i Usia pada saat kehamilan pertama 30 tahun. Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan usia wanita saat kehamilan pertamanya. j Nulliparabelum pernah melahirkan Berdasarkan penelitian, wanita nulipara mempunyai resiko kanker payudara sebesar 30 dibandingkan dengan wanita yang multipara. k Tidak menyusui Berdasarkan penelitian, waktu menyusui yang lebih lama mempunyai efek yang lebih kuat dalam menurunkan resiko kanker payudara. Ini dikarenakan adanya penurunan level estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selama menyusui. l Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama, diet tinggi lemak, alkohol, dan obesitas. Rasjidi, I., dan Hartanto, A., 2009. Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Faktor Resiko

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Angkatan Tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan Tentang Kanker Payudara Dan SADARI

2 70 72

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Fakultas Sastra USU Medan Angkatan 2008 Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Salah Satu Cara Untuk Mendeteksi Dini Kanker Payudara

1 36 70

Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Nilai Pengetahuan Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri di SMPN 3 Tangerang Selatan

3 21 120

Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010

0 5 73

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI PADA KADER POSYANDU Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku Sadari Pada Kader Posyandu Kecamatan Delanggu.

0 3 11

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI PADA KADER POSYANDU Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku Sadari Pada Kader Posyandu Kecamatan Delanggu.

0 2 14

Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010

1 1 10

Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010

0 0 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PERILAKU SADARI PADA MAHASISWI NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1 1 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI PADA MAHASISWI D III KEBIDANAN SEMESTER IV DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingakat Pengetahuan tentang Kanker Payudara dengan Perilaku Sadari pada Maha

0 0 12