Tentang Jaminan 4. Kendaraan Bermotor Sebagai Jaminan dalam Perjanjian Kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana Makmur Batam - Kepulauan Riau

Timbulnya kasus Bapindo misalnya adalah akibat pemberian kredit yang terlalu besar jika dibandingkan dengan aset modal yang dimilikinya. Bahkan dalam penyalurannya telah melampaui jumlah batas maksimum dalam pemberian kredit , penyaluran dananya pun dilakukan tidak sesuai dengan prosedurnya.

D. Tentang Jaminan 4.

Pengertian dan Kegunaan Jaminan Kredit Secara umum pengertian jaminan kredit adalah penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung kembali pembayaran suatu hutang.Berdasarkan Pasal 1 ayat 11 UU Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam - meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Hal ini dilakukan untuk memberikan jaminan hukum kepada pihak debitur akan dana yang dipinjamkannya sekaligus suatu kewajiban bagi debitur untuk melunasi utangnya. Berdasarkan pengertian tersebut, nilai dan legalitas jaminan yang dikuasai oleh bank atau disediakan oleh debitur harus cukup untuk menjamin fasilitas kredit yang diterima nasabah atau debitur. Barang - barang yang diterima bank harus dikuasai atau diikat secara yuridis, baik berupa akta di bawah tangan maupun akta otentik. Istilah jaminan sendiri merupakan terjemahan dari Bahasa Belanda, yaitu zeherheid atau cautie. Zeherheid atau cautie mencakup secara umum cara - cara kreditur menjamin dipenuhinya tagihan disamping pertanggung jawaban umum debitur terhadap barang - barangnya. Universitas Sumatera Utara Dalam KUH Perdata Pasal 1131 menyebut bahwa segala kebendaan pihak yang berutang debitur , baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak , baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. Lebih lanjut dalam Pasal 1132 KUH Perdata dinyatakan bahwa kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama- sama bagi semua orang yang mengutangkan kepadanya , pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi - bagi menurut keseimbangannya , yaitu menurut besar kecilnya piutang masing - masing , kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada alasan -alasan yang sah untuk didahulukan. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 8 menyebutkan : “ Dalam pemberian kredit , bank umum wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan” 47 Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan sebagai perubahan Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 8 ayat 1 menyebutkan:”Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis mendalam . Dalam penjelasannya, disebutkan bahwa penyertaan jaminan dalam pemberian kredit dimaksudkan agar bank dapat memperoleh keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Hal ini merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank. 47 ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal ini berlaku juga bagi Bank Perkreditan Rakyat. Hal ini terdapat dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Universitas Sumatera Utara atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan”. Dari uraian pasal - pasal tersebut , dapat diambil kesimpulan bahwa jaminan pemberian kredit itu lebih dititikberatkan pada keyakinan bank atas pelunasan kredit oleh nasabah , sedangkan untuk memperoleh keyakinan tersebut harus melalui penilaian terhadap watak , kemampuan , modal, agunan dan prospek usaha. Jaminan yang diberikan dalam perjanjian kredit haruslah memadai dalam aspek - aspek yang disebut di atas , hal ini dilakukan untuk menjamin fasilitas kredit yang diterima nasabah . Adapun kegunaan jaminan itu adalah : a Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dari hasil penjualan barang - barang jaminan tersebut, apabila nasabah cedera janji, yaitu tidak membayar kembal utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. b Menjamin agar nasabah berperan serta di dalam transaksi untuk membiayai usahanya , sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya, dapat dicegah atau sekurang - kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian diperkecil terjadinya. c Memberi dorongan - dorongan kepada debitur . Khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat - syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank.

2. Jenis - jenis Jaminan Kredit Bank

Universitas Sumatera Utara Undang - undang perbankan yang berlaku saat ini masih sangat menekankan pada arti pentingnya collateral sebagai salah satu sumber pemberian kredit dalam rangka pendistribusian dana nasabah yang terkumpul olehnya serta untuk menggerakkan roda perekonomian. Salah satu bentuk collateral yang sangat dipertimbangkan adalah dalam bentuk jaminan khusus di luar jaminan yang berlaku umum menurut ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata. Secara garis besar, pranata jaminan yang ada di negara kita dapat dibedakan ke dalam 48 a. Cara terjadinya : : 1 Yang lahir karena undang - undang. 2 Yang lahir karena diperjanjikan. b. Objeknya : 1 Yang berobjek benda bergerak. 2 Yang berobjek benda tidak bergerak atau benda tetap. c. Sifatnya : 1 Yang termasuk jaminan umum. 2 Yang termasuk jaminan khusus. 3 Yang bersifat kebendaan. 4 Yang bersifat perorangan. d. Kewenangan menguasai benda jaminan 1 Yang menguasai benda jaminannya. 2 Tanpa menguasai benda jaminannya. Adapun pengaturan aspek jaminan ini dalam praktek perbankan Indonesia yaitu : 48 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op Cit,hal 74 Universitas Sumatera Utara 1 Jaminan umum yang diatur dalam : Pasal 1131 KUH Perdata menyebutkan : “Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan”. Pasal 1132 KUH Perdata : “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama - sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya : pendapatan, penjualan benda - benda itu dibagi - bagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan”. 2 Jaminan khusus terdiri dari : a Jaminan orang, diatur dalam Pasal 1820 - 1850 KUH Perdata. Jaminan orang Borgtoch dapat berupa : 1. Surety Bond, yaitu perjanjian yang melibatkan tiga pihak, dimana pihak pertama SuretyPenjamin menjamin pihak kedua PrincipalTerjamin dalam hal ini perusahaan atau kontraktor yang mendapat kepercayaaan dari pihak ketiga Obligee Penerima Jaminan untuk menyelesaikan kewajibannya, apabila Principal wanprestasi atau gagal menyelesaikan kewajibannya, maka penjamin Surety yang lebih dahulu menyelesaikan kewajiban pihak kedua kepada pihak ketiga, kemudian pihak pertama menuntut ganti rugi kepada pihak kedua Principal karena dalam sistem penjaminan Surety Bond ini, resiko tetap berada di tangan Principal. Universitas Sumatera Utara 2. Bank Garansi, yaitu jaminan tertulis dari bank yang diberikan atau ditujukan kepada nasabahnya Terjamin untuk memenuhi suatu kewajiban, dan Apabila pihak Terjamin dikemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan persetujuan atau wanprestasi, maka bank sebagai penjamin dapat mengambil tindakan untuk menginkasokannya kepada pihak penerima jaminan Beneficiary 3. Asuransi Jaminan, yaitu pihak penerima jaminan krediturbank yang mengasuransikan jaminan dari debitur kepada perusahaan asuransi dengan tujuan menghindari risiko yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tidak tertentu terhadap objek jaminan. b Jaminan kebendaan : 1. Jaminan benda bertubuh yang dapat dibagi atas : a. Jaminan benda bergerak : meliputi gadai dan fidusia. b. Jaminan benda tidak bergerak : meliputi hipotik, hak tanggungan dan creditverband. 2. Jaminan benda tidak bertubuh meliputi surat berharga seperti : cek, wesel,deposito dan lain - lain. Menurut Ruddy Tri Santoso, MM dalam bukunya “ Mengenal Dunia Perbankan” menggolongkan jaminan atas dua bagian yaitu 49 a Jaminan material meliputi : : 1 Barang bergerak stok barang 2 Barang tidak bergerak tanah atau bangunan 49 Ruddy Tri Santoso, 1996, Mengenal Dunia Perbankan, Yogyakarta, Penerbit Andi Offset, hal 113 Universitas Sumatera Utara 3 Surat - surat berharga saham, obligasi,sertifikat deposito dan tagihan - tagihan dagang. b Jaminan non material : 1 Jaminan pribadi 2 Jaminan Perusahaan 3 Aval dengan segala bentuk jaminan nama baik, reputasi Secara garis besar jaminan dapat digolongkan atas : a. Jaminan pokok, yang terdiri dari barang - barang bergerak maupun barang - barang tidak bergerak dan tagihan yang langsung berhubungan dengan aktivitas usahanya yang dibiayai dengan kredit. b. Jaminan tambahan dapat berupa : 1 Jaminan perseorangan atau jaminan perusahaan yang dibuat secara notarial serta jaminan bank. 2 Barang - barang tidak bergerak dan barang - barang bergerak yang tidak dijaminkan sebagai jaminan pokok, pada umumnya berupa tanah,BPKB dan surat - surat bukti kepemilikan lainnya,harus disimpan dalam berkas khusus map warkat kredit yang tahan api. Ad. 1 Jaminan Perseorangan Pasal jaminan perseorangan adalah suatu perjanjian ketiga yang menyanggupi pihak berpiutang atau kreditur bahwa ia menanggung pembayaran suatu utang bila yang berutang tidak menepati kewajibannya Pasal 1820 BW. Dalam hal ini dapat menjamin pembayaran sepenuhnya atau suatu jumlah tertentu. Universitas Sumatera Utara Si penjamin berhak menuntut agar : a Si debitur ditagih terlebih dahulu, bila ada kekurangan barulah kekurangan tersebut ditagih kepadanya Pasal 1831 BW b Jika ada penjamin lainnya, utang tersebut dipecah - pecah atau dibagi - bagi diantara para penjaminPasal 1837 BW 50 Di dalam praktek lazim diperjanjikan bahwa penjamin menanggungkan kedua hak tersebut sehingga bila debitur cedera janji , maka kreditur dapat langsung menuntut penjamin untuk pelunasan utang seluruhnya. Jika seorang penjamin membayar utang debitur maka : . a Dapat menuntut kembali dari debitur atas pembayaran utang sepenuhnya yang terdiri dari utang pokok, berupa uang dan biaya - biaya. b Dapat dengan sendirinya mengambil alih segala hak - hak dari kreditur terhadap debitur, seperti gadai dan hipotik. Ad. 2 Jaminan Berupa Benda Jaminan Kebendaan Pemberian jaminan berupa benda berarti mengkhususkan suatu bagian dari kekayaan seseorang dan menyediakannya guna pemenuhan atau pembayaran kewajiban seorang debitur . Kekayaan ini dapat beraneka ragam bentuknya baik berupa benda bergerak, benda tidak bergerak serta benda yang tidak berwujud seperti piutang A. Bentuk Jaminan Benda Yang Tidak Bergerak. 1 Hipotik Hukum materil hipotik semula diatur dalam Buku II pada Bab XXI mulai dari pasal 1162 sampai dengan Pasal 1231 KUH Perdata.Pasal 1162 KUH Perdata 50 Thomas Suyatno,dkk, Op.Cit,hal 94 Universitas Sumatera Utara mendefenisikan hipotik sebagai suatu hak kebendaan atas benda - benda tidak bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan 51 Dalam perkembangannya, dengan berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Undang Hak Tanggungan , maka hak-hak atas tanah hanya dapat dibebani dengan hak tanggungan menurut ketentuan Undang - Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996. Dengan demikian pembebanan hipotik atas tanah beserta benda - benda yang berkaitan dengan tanah tidak berlaku lagi, sedangkan ketentuan hipotik atas kapal masih tetap berlaku. Dan dalam Pasal 314 sampai dengan 315 KUH Dagang, mengenai kapal dapat dianggap sebagai benda yang tidak bergerak bila berukuran 20 dua puluh meter kubik atau lebih dan telah didaftarkan . 52 2 Hak Tanggungan . Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah, maka pemberian jaminan atas hak-hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah sebagaimana diatur dalam Undang- undang Pokok Agraria hanya dapat dilakukan dengan hak tanggungan.Mengenai hak tanggungan dapat dilihat ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Hak Tanggungan yang berbunyi sebagai berikut :“Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah,yang selanjutnya disebut hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda 51 R. Surbekti dan R. Tjitrosudibio, Op.cit hal 291. 52 Muhammad Djumhana Op.Cit. hal 404 Universitas Sumatera Utara lain yang merupakan suatu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu , yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur - kreditur lain”. 53 3 Creditverband Dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya pemberian hak tanggungan selalu disertai dengan perjanjian utang - piutang atau perjanjian lainnya yang menerbitkan kewajiban pembayaran utang tertentu dan dengan tujuan untuk menjamin pelunasan utang piutang inilah, maka jaminan dengan hak tanggungan ini diberikan. Creditverband adalah jaminan yang ditujukan untuk golongan bumiputera yang meminjam uang dari lembaga perkreditan. Jaminan yang diberikannya berupa tanah adat, dengan demikian hampir sama dengan jamina hipotik. Creditverband merupakan jaminan atas tanah berdasarkan Koninklijk Besluit KM tanggal 6 Juli 1908 Nomor 50 dan diubah dengan Stb.tahun 1937 Nomor 190. Sebelum berlakunya Undang-undang Pokok Agraria,creditverband hanya dapat dibebankan atas tanah hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan yang berasal dari konversi hak atas tanah adat, tetapi setelah berlakunya Peraturan Menteri Agraria Nomor 15 tahun 1961 tentang Pembebanan dan Pendaftaran Hipotik, maka creditverband dapat juga dibebankan pada tanah hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha baik yang berasal dari hak-hak Barat maupun hak-hak tanah adat. B. Bentuk Jaminan Benda Bergerak 53 Gunawan Widjaja, Ahmad Yani , Op. Cit. hal 107 Universitas Sumatera Utara 1 Gadai Salah satu agunan kredit adalah gadai. Mengenai gadai diatur dalam Pasal 1150 sd 1160 KUHPerdata. Pengertian gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak ,yang diserahkan kepadanya oleh seorang debitur atau oleh seorang lain atas namanya pihak ketiga pemilik benda dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang- orang berpiutang lainnya dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan. Akta gadai dapat dibuat secara otentik atau dibawah tangan .Gadai termasuk hak-hak jaminan kredit sehingga termasuk perjanjian ikutan accesoir perjanjian ikutan dari perjanjian pokok , yaitu perjanjian kredit ikutan , maka dalam membuat akta gadai harus telah ada terlebih dahulu adanya perjanjian pokok. Namun dalam praktik, terdapat perjanjian kredit yang sekaligus memuat akta gadai di dalamnya , sehingga antara perjanjian pokok dan perjanjian accesoirnya terdapat dalam satu dokumen perjanjian yaitu perjanjian kredit.Hal demikian sebenarnya bertentangan dengan prinsip hak-hak jaminan kredit , yaitu prinsip bahwa perjanjian pokok harus ada terlebih dahulu sebelum adanya perjanjian ikutannya perjanjian gadai. Namun demikian mengingat pihak debitur tidak memahami mengenai hal ini dan ternyata atas dasar perjanjian tersebut, kreditur dapat melakukan eksekusi karena dananya ada pada kreditur , maka hal tersebut telah menjadi salah kaprah. Universitas Sumatera Utara Objek gadai adalah benda-benda bergerak ,baik bertubuh danatau tidak bertubuh , seperti saham. Perbedaan utama antara gadai dengan jaminan fidusia adalah pada gadai benda, yang dijadikan agunan kredit dikuasai oleh kreditur atau pihak ketiga lain yang disetujui ,sedangkan pada jaminan fidusia ,benda yang dijadikan jaminan kredit tetap dikuasai oleh pemilik benda semula .Namun demikian ,dalam hak-hak kebendaan tertentu ,seperti saham ,pengertian penguasaan oleh kreditur mempunyai pengertian yang berbeda karena penguasaan bukti kepemilikan Hak gadai atas benda-benda bergerak diletakkan dengan membawa benda yang digadaikan di bawah kekuasaan krediturbank atau seorang pihak ketiga, yaitu pihak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Dengan perkataan lain, barang yang digadaikan wajib disimpan oleh penerima gadai krediturbank atau seorang pihak ketiga ,yaitu pihak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.Gadai menjadi batal jika atas segala benda yang digadaikan , dibiarkan tetap dalam kekuasaan si berutang pemilik benda atau pemberi gadai ataupun benda tersebut kembali atas kemauan dari debiturpemilik benda. Bagi lembaga perbankan, jaminan berupa gadai tidak begitu populer. Objek gadai yang sering dimanfaatkan dalam praktik perbankan biasanya hanya deposito berjangka dan saham. Sekalipun boleh saja lembaga perbankan memanfaatkan objek gadai yang lain misalnya emas,berlian , kendaraan bermotor dan lain sebagainya ,tetapi sampai saat ini benda-benda tersebut jarang dimanfaatkan oleh lembaga perbankan karena tujuan pembiayaan fasilitas kredit Universitas Sumatera Utara yang diberikan oleh bank lebih pada keinginan perbankan untuk meningkatkan kesejahteraan dan oleh karena itu , faktor non agunan sangat dominan 54 Pasal 1977 KUH Perdata menyatakan bahwa terhadap benda bergerak yang tidak berupa bunga maupun piutang yang tidak harus dibayar kepada pembawa, maka barang siapa yang menguasainya dianggap sebagai pemiliknya.Hal tidak berkuasanya si pemberi gadai untuk bertindak bebas dengan barang gadai, tidaklah dapat dipertanggung jawabkan kepada si berpiutang yang telah menerima barang tersebut dalam gadai , dengan tak mengurangi hak si yang kehilangan atau kecurian barang itu untuk menuntutnya kembali.Namun demikian siapa yang kehilangan atau kecurian suatu barang di dalam jangka waktu 3 tiga tahun terhitung sejak hari hilangnya atau dicurinya barang itu dapatlah ia menuntut kembali barangnya yang hilang atau dicuri itu sebagai miliknya dari . Syarat gadai adalah bahwa barang gadai adalah hak kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh orang lain atas namanya , untuk mengambil pelunasan suatu utang dari hasil penjualan barang tersebut dengan memberi hak preferensi kepada kreditur terhadap kreditur lainnya. Adapun objek gadai tersebut adalah benda bergerak berwujud dan benda bergerak tidak berwujud misalnya tagihan. Hak gadai hapus apabila benda yang digadaikan keluar dari kekuasaan si penerima gadai.Jika benda tersebut hilang dari tangannya penerima gadai atau dicuri daripadanya,maka berhaklah ia menuntutnya kembali sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1977 ayat kedua KUH Perdata , sedangkan apabila barang gadai didapatnya kembali, hak gadai dianggapnya tidak pernah telah hilang. 54 Try Widiyono, 2009, Op. cit hal 238-239 Universitas Sumatera Utara siapa yang dalam tangannya ia ketemukan barangnya dengan tak mengurangi hak si yang tersebut belakangan ini untuk meminta ganti rugi pada orang dari siapa yang memperoleh barangnya , lagi pula dengan tak mengurangi ketentuan dalam Pasal 582. Pasal 582 KUH Perdata menyatakan bahwa “barang siapa menuntut kembalinya sesuatu kebendaan yang telah dicuri atau dihilangkan tak diwajibkan memberi pergantian kepada si yang memegangnya untuk uang yang telah dibayarkannya guna membelinya,kecuali kebendaan itu dibelinya di pasar tahunan atau pasar lainnya, di lelangan umum atau dari pedagang yang terkenal sebagai seorang yang biasanya mempedagangkan barang-barang sejenis itu”. Dengan demikian , dapat disimpulkan bahwa hak gadai hapus apabila benda yang digadaikan tidak lagi atau keluar dari kekuasaan si penerima gadai . Jika benda tersebut hilang dari pihak yang menyimpan objek gadai atau dicuri , maka yang bersangkutan berhaklah ia menuntutnya kembali sebagaimana disebutkan dalam pasal 1977 ayat kedua KUHPerdata. Selanjutnya apabila objek gadai telah didapatnya kembali, hak gadai dianggap tidak pernah telah hilang. Dalam hal objek gadai hilang atau dicuri , hak menuntut kembali kepada pihak yang menguasai objek gadai mempunyai persyaratan sebagai berikut : 1. Tuntutan dilakukan dalam kurun waktu 3 tiga tahun sejak hilangnya objek gadai tersebut. 2. Tanpa mengurangi hak dari seorang yang menguasai objek gadai , yaitu apabila pihak yang menguasai objek gadai membeli secara jujur , baik melalui pelelangan umum atau pembelian lain dari penjual yang resmi, maka yang menguasai benda atau objek gadai berhak untuk mendapatkan penggantian kerugianpembeliannya. Universitas Sumatera Utara Jika ternyata objek gadai tersebut tidaklah ditemukan , maka perjanjian gadai sebagai perjanjian accessoir menjadi hapus 55 2 Fidusia . Jaminan fidusia merupakan bentuk jaminan yang relatif baru yaitu secara resmi sejak lahirnya UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia selanjutnya disebut UUJF. Pasal 1 ayat 1 dan 2 UUJF menyebutkan : 1. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda. 2. Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia , sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu , yang memberi kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia , terhadap kreditur lainnya 56 Ini berarti Undang-undang Jaminan Fidusia secara tegas menyatakan jaminan fidusia adalah agunan atas kebendaan atau jaminan kebendaan yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia, yaitu hak yang didahulukan terhadap kreditur lainnya. Hak ini tidak hapus karena adanya kepailitan dan atau likuidasi pemberi fidusiaPasal 27 ayat 3 Undang-Undang Jaminan Fidusia. Jika dilihat dari sejarah perkreditan dalam praktik perbankan di Indonesia , maka kita dapat melihat adanya lembaga penjaminan yang mirip . 55 Ibid, hal 241-243 56 Indonesia, Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia Universitas Sumatera Utara dengan jaminan fidusia yang dikenal dengan FEO Fiduciare Eigendom Overdracht. FEO ini lahir untuk mengisi kekosongan hukum yang terdapat dalam KUH Perdata. Dalam KUH Perdata , untuk benda - benda bergerak , lembaga penjaminannya adalah dengan gadai, yang prinsip dasarnya berkaitan dengan penguasaan atas benda yang digadaikan yang diatur dalam Pasal 1152 ayat 2 KUH Perdata , bahwa tidak sah hak gadai atas segala benda yang dibiarkan tetap dalam kekuasaan si berpiutang atau si pemberi gadai ataupun yang kembali atas kemauan si berpiutang. Pada ayat 3 pasal tersebut menyatakan , hak gadai hapus , apabila barangnya gadai keluar dari kekuasaan si penerima gadai. Apabila barang tersebut hilang dari tangannya penerima gadai atau dicuri daripadanya , maka berhaklah ia menuntutnya kembali sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1977 ayat kedua , sedangkan apabila barang gadai didapatnya kembali, hak gadai dianggap tidak pernah hilang. Prinsip yang terdapat dalam gadai tersebut mengatur adanya kekuasaan atas benda yang digadaikan tidak boleh berada pada pemberi gadai. Hal ini dalam praktik perkreditan mempersulit pihak pemilik benda yang menjaminkan bendanya tersebut, terutama terhadap benda-benda yang dijadikan sebagai alat produksi dan atau digunakan dalam operasional usaha . Jika benda yang dijadikan jaminan tersebut, diserahkan kepada kreditur, maka debitur tidak dapat menjalankan usahanya. Hal ini tentu dapat menghambat penyaluran kredit dari lembaga perbankan.Tuntutan hukum masyarakat untuk dapat mempergunakan benda bergerak yang dijadikan operasional usaha dapat dijadikan jaminan kredit kian mengental. Oleh karena itu , lahirlah lembaga FEO yang kemudian diakui oleh jurisprudensi Belanda dalam Arrest Hoge Raad tanggal 25 Januari 1929 yang Universitas Sumatera Utara dikenal dengan nama Bierbrouwerij-arrest. Dalam praktik hukum di Indonesia lembaga FEO diakui oleh yurisprudensi berdasarkan Arrest Hoogerechtshof tanggal 18 Agustus 1932 .Berdasarkan yurisprudensi tersebutlah maka perkembangan FEO menjadi sedemikian pesat , untuk mendukung perkembangan ekonomi melalui pemberian kredit lembaga perbankan dengan jaminan fidusia FEO. Oleh karena itu, dalam penjelasan UUJF juga diterangkan bahwa jaminan fidusia telah digunakan di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda sebagai suatu bentuk jaminan yang lahir dari yurisprudensi . Bentuk jaminan ini digunakan secara luas dalam transaksi pinjam-meminjam karena proses pembebanannya dianggap sederhana , mudah dan cepat tetapi tidak menjamin adanya kepastian hukum. Mengingat landasan hukum lembaga jaminan FEO berupa yurisprudensi , maka secara praktik perbankan terdapat kendala-kendala dan tidak memberikan kepastian hukum. Dengan lahirnya UUJF, kini secara formal, lembaga jaminan fidusia telah dibakukan dalam hukum positif , yang diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan mendorong perkembangan penyaluran kredit , yang pada akhirnya dapat meningkatkan perkembangan ekonomi 57 Pasal 1 UUJF menjelaskan tentang prinsip dasar jaminan fidusia,dimana prinsip tersebut secara de factopada kenyataannya atau pada praktiknya telah diakui sejak zaman Romawi yang dikenal dengan fiducia com creditore contracta janji kepercayaan yang dibuat dengan kreditur. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pengalihan hak kepemilikan dimaksud tidak sebagaimana diatur dalam pasal 584 jo pasal 612 ayat 1 KUH Perdata untuk seterusnya, tetapi . 57 Try Widiyono, op.cit hal 190 Universitas Sumatera Utara semata-mata sebagai jaminan terhadap utang debitur. Dalam konstruksi hukum jaminan fidusia , paling tidak terdapat 2 dua pihak, yaitu pemilik benda sebagai pihak pemberi fidusia yang biasanya juga sebagai debitur dan sisi lain adalah lembaga pembiayaan bank sebagai pihak kreditur yang disebut juga sebagai penerima fidusia. Dalam lembaga jaminan fidusia memungkinkan kepada pemberi fidusia untuk menguasai benda yang dijaminkan , untuk melakukan kegiatan usaha yang dibiayai dari pinjaman dengan menggunakan jaminan fidusia. Dengan demikian , pemberian jaminan fidusia dapat berupa agunan pokok yaitu benda yang dijadikan jaminan fidusia tersebut merupakan benda yang dibiayai dari fasilitas kredit danatau agunan tambahan ,yaitu benda yang difidusiakan tersebut bukan merupakan benda yang dibiayai dari fasilitas kredit. Konstruksi hukum dalam lembaga jaminan fidusia tersebut memberikan keleluasaan kepada debitur untuk dapat memanfaatkan seoptimal mungkin benda yang dijadikan agunan pokok yang difidusiakan itu sebagai bagian dari usahanya , yang menghasilkan keuntungan sebagai sumber pelunasan fasilitas kredit. Prinsip dasar pemberian fidusia, di mana pemberi fidusia telah mengalihkan kepemilikannya berdasarkan kepercayaan kepada penerima fidusia , berarti pemberi fidusia pada saat itu tidak lagi dapat melakukan tindakan hukum terhadap benda yang difidusiakan kecuali dibolehkan oleh undang-undang.Karena untuk sementara , selama pemberian fidusia tersebut berlangsung ,pemberi fidusia seakan-akan tidak lagi sebagai pemilik benda , termasuk untuk mengalihkan benda itu, misalnya dijual. Namun demikian undang-undang memberikan pengecualian terhadap benda yang dijadikan jaminan fidusia karena sifat dan Universitas Sumatera Utara fungsinya memang benda itu untuk diperjualbelikan seperti benda-benda yang berstatus inventorypersediaan . Untuk benda-benda inventory, undang-undang membolehkan kepada pemberi fidusia untuk melakukan pengalihan hak atas benda tersebut,dengan kewajiban menambah kembali benda yang telah dijual sampai dengan jumlahdaftar inventory yang difidusiakan atau hasil penjualan atas benda inventory untuk membayar kewajibannya utangnya kepada kreditur. Oleh karena itu, hal penting untuk diperhatikan bahwa benda yang dijadikan jaminan fidusia terutama yang merupakan bagian dari kegiatan usaha itu, yakni sebagai inventorypersediaan dapat saja menjadi bertambah atau menyusut karena telah terjadi dan dibolehkan oleh undang-undang untuk dilakukan penjualan. Dalam hal ini , terdapat 2dua kemungkinan yaitu hasil penjualan atas benda tersebut menjadi piutang debitur karena penjualan atas benda itu dilakukan tidak secara kontan , tetapi pembayarannya berselang beberapa hari atau bulan. Namun , mungkin saja pembelian dilakukan secara cashtunai sehingga dapat meningkatkan likuiditas dari debitur. Kondisi tersebut di atas dapat berpengaruh terhadap pola pembayaran debitur kepada kreditur , yaitu kemampuan membayar fasilitas kredit debitur , yang dijamin oleh benda berupa inventory itu , yang tentunya digantungkan kepada kemampuan , kemauan dan kejujuran debitur dalam mengelola piutang atau cash flow atas hasil penjualan inventory itu. Kondisi demikian , akan merupakan sisi lain yang memerlukan perhatian khusus dari kreditur bank karena dalam praktik perbankan, ketika fasilitas kredit mulai bermasalah menunggak, maka inventorypersediaan debitur juga mulai berkurang dan Universitas Sumatera Utara bahkan menjadi habis , tanpa diketahui oleh bankkreditur hasil penjualan atas inventory tersebut 58 Sejalan dengan ketentuan yang mengatur mengenai hipotek , dan UU Hak Tanggungan , maka akta Jaminan Fidusia juga harus dibuat oleh dan atau di hadapan Pejabat yang berwenang . Pasal 1870 Kitab Undang-Undang Perdata menyatakan bahwa akta notaris merupakan akta otentik yang memiliki kekuatan pembuktian sempurna tentang apa yang dimuat di dalamnya di antara para pihak beserta para ahli warisnya atau para pengganti haknya. Itulah mengapa sebabnya UUJF menetapkan perjanjian fidusia harus ditetapkan dengan akta notaris. . Berdasarkan UUJF pasal 1 butir 2 dan 4 serta pasal 3 UUJF, dapat dikatakan bahwa yang menjadi objek jaminan fidusia adalah benda apapun yang dapat dimiliki dan dialihkan hak kepemilikannya. Benda itu dapat berupa benda berwujud maupun tidak berwujud , terdaftar maupun tidak terdaftar , bergerak maupun tidak bergerak, dengan syarat benda tersebut tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan atau hipotek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 314 Kitab undang-undang Dagang jjs pasal 1162 dst. Kitab Undang-Undang Perdata. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam UU jaminan fidusia , maka dapat diharapkan bahwa nantinya jaminan Fidusia akan menggantikan FEO dan cessie jaminan atas piutang zekerheidscessie van schuldvorderingen , fiduciary assignment of receivables yang dalam praktek pemberian kredit banyak digunakan. 58 ibid hal 191-193 Universitas Sumatera Utara Apalagi mengingat objek jaminan fidusia pada umumnya adakah barang bergerak yang tidak terdaftar, maka sudah sewajarnya bentuk akta otentiklah yang dianggap paling dapat menjamin kepastian hukum berkenaan dengan objek jaminan fidusia 59 Pasal 19 UUJF menetapkan bahwa pengalihan hak atas piutang yang dijamin dengan jaminan fidusia mengakibatkan beralihnya demi hukum segala hak dan kewajiban penerima fidusia kepada kreditur baru. Peralihan itu didaftarkan oleh kreditur baru kepada Kantor Pendaftaran Fidusia. Dalam ilmu hukum, “Pengalihan hak atas piutang” seperti yang diatur dalam Pasal 19 UUJF tersebut dikenal dengan istilah cessie yaitu pengalihan piutang yang dilakukan dengan akta otentik atau akta dibawah tangan . Dengan adanya cessie terhadap perjanjian dasar yang menerbitkan utang-piutang tersebut, maka Jaminan Fidusia sebagai perjanjian accessoir, demi hukum juga beralih kepada penerima kepada penerima hak cessie dalam pengalihan perjanjian dasar. Ini berarti pula , segala hak dan kewajiban kreditur sebagai penerima fidusia lama beralih kepada kreditur sebagai penerima fidusia baru . 60 1. hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia; . Jaminan fidusia yang memberikan hak preferent kepada pemegangnya menjadi hapus apabila : 2. pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia; atau 3. musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia berarti terkait dengan hapusnya perikatan sebagaimana diatur dalam Pasal 1381 KUHPerdata. Dengan 59 Gunawan Widjaja, Ahmad Yani , Op. Cit. hal 141-143 60 ibid hal 156 Universitas Sumatera Utara perkataan lain, hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia artinya hapusnya perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok . Hapusnya jaminan fidusia yang disebabkan pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima adalah pelepasan yang dilakukan oleh kreditur, baik oleh adanya penetapan pengadilan zuivering danatau oleh karena adanya royal partial danatau oleh sebab apa pun sehingga penerima fidusia melepaskan haknya sebagai pemegang jaminan fidusia. Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan juga mengakibatkan hapusnya jaminan fidusia. Musnahnya barang ini termasuk , tetapi tidak terbatas karena kebakaran , kehancuran, menguap dan lain sebagainya. Sesuai dengan sifat ikutan dari jaminan fidusia , maka keberadaannya tergantung pada adanya piutang yang dijamin pelunasannya. Apabila piutang perjanjian kredit hapus karena sebab-sebab sebagaimana diuraikan di atas , maka dengan sendirinya jaminan fidusia menjadi hapus.Yang dimaksud dengan hapusnya utang , antara lain karena pelunasan dengan bukti hapusnya utang berupa surat keterangan yang dibuat kreditur atau disebut surat roya 61 Selanjutnya dengan berakhirnya jaminan fidusia, maka penerima fidusia memberitahukan kepada kantor pendaftaran fidusia mengenai hapusnya jaminan . Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia tidak menghapuskan klaim asuransi. Dalam hal benda yang menjadi objek jamina musnah dan benda tersebut diasuransikan , maka klaim asuransi akan menjadi pengganti objek jaminan fidusia. 61 Pengertian Roya secara umum adalah pencoretan Hak Tanggungan yang melekat pada buku tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan, karena hapusnya Hak Tanggungan yang membebani atas tanah. Universitas Sumatera Utara tersebut dengan melampirkan pernyataan mengenai hapusnya utang, pelepasan hak , atau musnahnya benda yang menjadi objek jaminan 62

3. Syarat-Syarat Jaminan Dalam Pemberian Kredit Bank

. Adapun syarat-syarat jaminan dalam praktek perbankan yang harus dipenuhi adalah : a Syarat yang bersifat umum, diantaranya : 1. Mempunyai nilai ekonomis yang dapat diperjualbelikan secara umum dan bebas. 2. Nilai tersebut harus lebih besar dari jumlah kredit yang diberikan . 3. Barang jaminan tersebut harus mudah dipasarkan tanpa harus mengeluarkan biaya pemasaran yang cukup besar. 4. Kondisi serta lokasi barang jaminan cukup strategis. 5. Secara fisik jaminan itu tidak cepat rusak , dan lain-lain yang akan mengakibatkan pengurangan nilai ekonomisnya. b Syarat khusus atau juridis diantaranya : 1. Dapat tidaknya objek benda yang direncanakan sebagai jaminan kredit tersebut diikat secara yuridis sempurna. 2. Bentuk benda yang dijadikan agunan objek jaminan , misalnya benda bergerak atau benda tidak bergerak , serta kekhususan ciri yang dimiliki benda tersebut akan berpengaruh terhadap teknis pengikatannya. 3. Akta yang menyatakan bahwa benda tersebut diberikan sebagai jaminan kredit akta pembebanan hak tanggungan , akta 62 ibid hal 224 Universitas Sumatera Utara pembebanan jaminan fidusia , akta gadai dan akta pembebanan hipotek serta akta pembebanan resi gudang. 4. Tata cara pemberian akta pembebanan jaminan kredit,apakah menggunakan surat kuasa pembebanan jaminan kredit atau tidak. 5. Bentuk jaminan, yaitu hak tanggungan, jaminan fidusia, hipotek gadai dan resi gudang. 6. Pendaftarannya syarat publisitas,yaitu prosedur pendaftaran untuk pertama kali dan pendaftaran karena adanya perubahan-perubahan. 7. Tanda bukti haknya sertifikat, faktur dan lain-lain 63 . 63 ibid hal 89 Universitas Sumatera Utara BAB IV KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT DANA MAKMUR BATAM - KEPULAUAN RIAU C. Syarat Kendaraan Bermotor Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit Bank pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana Makmur Batam - Kepulauan Riau Sebelum penulis menjelaskan lebih jauh mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan PT. Bank Perkreditan Rakyat BPR Dana Makmur, baiknya terlebih dahulu penulis menjabarkan sekilas tentang BPR Dana Makmur. BPR Dana Makmur yaitu BPR yang terbentuk berdasarkan Akte PT No. 39 tanggal 07 Mei 2009 dan dengan Ijin Prinsip Bank Indonesia No. 11142DKBU di Jakarta pada tanggal 23 Februari 2009. BPR Dana Makmur beralamat di Panbil Plaza Jl. Jendral Ahmad Yani Muka Kuning Sei Beduk Batam - Kepulauan Riau Dalam menjalankan usahanya Bank Perkreditan Rakyat BPR Dana Makmur memberikan dua macam bentuk kredit secara umum yaitu : 1 Kredit Konsumtif consumer loan , yaitu kredit pinjaman yang diberikan kepada perorangan untuk pembelian barang yang bersifat komsumtiftidak untuk usaha, kredit ini dibagi lagi ke dalam 5 macam jenis produkfasilitas kredit secara khusus yaitu : 1. Kredit Pemilikan Sepeda Motor KPSM. 2. Kredit Pemilikan Mobil KPM. 3. Kredit Multi Guna KMG . Universitas Sumatera Utara 4. Kredit Pemilikan Rumah KPR. 5. Kredit Tanpa Agunan KTA. 2 Kredit Modal Kerja commercial loan, yaitu kredit pinjaman yang diberikan kepada debitur perorangan maupun kelompok yang bertujuan untuk : 1. Membuka usaha baru. 2. Menambah modal usaha yang telah ada. Kredit ini dibagi ke dalam 3 macam jenis produkfasilitas kredit secara khusus yaitu : 1. Kredit Angsuran Berjangka KAB. 2. Kredit Investasi KI. 3. Kredit Modal Kerja KMK. 4. Kredit UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Dalam menjalankan usahanya, Bank Perkreditan Rakyat BPR Dana Makmur mempunyai persyaratan yang harus dipenuhi oleh debitur berdasarkan bentuk pola perkreditan yang diminta.Persyaratan yang harus dipenuhi oleh debitur tersebut dibagi dalam 2 garis besar yaitu : 1 Bentuk Kredit Konsumtif Persyaratan umum yang harus dipenuhi debitur yaitu : 1. Perorangan dengan status WNI yang berdomisili di Batam minimal 1 Tahun. 2. Mempunyai identitas pribadi berupa KTP atau Paspor yang masih berlaku. Universitas Sumatera Utara 3. Usia minimum 21 Tahun pada saat pinjaman diajukan atau telah menikah untuk usia 21 tahun dengan maksimum 55 Tahun pada saat pinjaman lunas. 4. Lama bekerjausaha minimal 1 Tahun dan mempunyai pendapatan yang tetap. 5. Untuk calon debitur WNI yang memiliki KTP di wilayah Kepulauan Riau diperkenankan untuk mengajukan Kredit di BPR Dana Makmur. Persyaratan dokumentasi debitur 64 a Dokumentasi Debitur Fixed Income Earner. yang harus dipenuhi debitur yaitu : 1. Fotokopi KTP atau Paspor debitur dan suami atau istri debitur yang masih berlaku. 2. Fotokopi Akta Nikah atau Akta Kelahiran Anak atau Kartu Keluarga sepanjang dapat digunakan sebagai verifikasi suami istri yang sah , atau Akta Cerai bila telah bercerai atau Akta Kematian bila telah meninggal. 3. Fotokopi NPWP untuk pinjaman ≥ Rp. 100 Juta. 4. Slip Gaji Terakhir dan Surat Keterangan Bekerja. 5. Fotokopi Rekening Giro atau Tabungan 3 bulan terakhir. 6. Rekening AirListrikTelepon. 7. Pas Photo suamiistri. b Dokumentasi Non Fixed Income Earner. 64 Dokumentasi debitur adalah dokumen yang berhubungan dengan identitas diri debitur dan merupakan persyaratan yang harus dilengkapi dalam pengajuan kredit Universitas Sumatera Utara 1. Fotokopi KTP atau Paspor debitur dan suami atau istri debitur yang masih berlaku. 2. Fotokopi Akta Nikah atau Akta Kelahiran Anak atau Kartu Keluarga sepanjang dapat digunakan sebagai verifikasi suami istri yang sah, atau Akta Cerai bila telah bercerai atau Akta Kematian bila telah meninggal. 3. Fotokopi NPWP untuk pinjaman ≥ Rp. 100 Juta. 4. Fotokopi SIUP, TDP, Keterangan Domisili.Untuk pinjaman dibawah Rp. 100 juta, jika dokumen-dokumen tersebut tidak diperoleh , maka harus dilengkapi Surat Keterangan dari RTRW atau dari Kelurahan dan akan diverifikasi layak tidaknya usaha di dalam Laporan Survei. 5. Fotokopi Data Keuangan atau Rekening Giro dan Tabungan 3 bulan terakhir. 6. Rekening Air Listrik Telepon. 7. Pas Photo suamiistri. c Dokumentasi Profesional 1. Fotokopi KTP atau Paspor debitur dan suami atau istri debitur yang masih berlaku. 2. Fotokopi Akta Nikah atau Akta Kelahiran Anak atau Kartu Keluarga sepanjang dapat digunakan sebagai verifikasi suami istri yang sah, atau Akta Cerai bila telah bercerai atau Akta Kematian bila telah meninggal. Universitas Sumatera Utara 3. Fotokopi NPWP untuk pinjaman ≥ Rp. 100 Juta. 4. Perincian pendapatan Praktek setiap bulan atau slip gaji. 5. Fotokopi Surat Ijin Praktek. 6. Fotokopi Data Keuangan Rekening GiroTabungan 3 bulan terakhir. 7. Rekening Air Listrik Telepon. 8. Pas Photo suamiistri. Nb : Dokumen - dokumen tersebut merupakan dokumen identitas minimum yang wajib dipenuhi . Dalam praktek di lapangan , dapat saja beberapa dokumen lain di luar dokumen di atas. Misal untuk keperluan balik nama sertifikat tanah. Beberapa notaris masih memerlukan SKBRI dan ganti nama jika ada. Persyaratan dokumentasi Kredit 65 a Dokumen Pengikatan Kredit dan Jaminan yang harus dipenuhi debitur yaitu : 1. Surat Perjanjian Kredit SPK. 2. Akta Pengakuan Hutang. 3. Surat persetujuan suami istri terpisah atau tanda tangan langsung di SPK atau Surat Perjanjian Pisah Harta. 4. Pengikatan jaminan APHT SKPJF Akta Fidusia Gadai Deposito yang dilengkapi surat kuasa pencairan deposito. 5. Surat kuasa debet rekening dari debitur kepada bank dan perintah transfer. 65 Dokumentasi Kredit adalah dokumen yang berhubungan dengan dokumen - dokumen penting yang disertakan pada saat debitur ingin mengajukan kredit Universitas Sumatera Utara 6. Surat promes promisary notesurat sanggup atau media tanda terima uang lainnya 7. Berita acara serah terima jaminan kendaraan. b Dokumen lainnya 1. Aplikasi permohonan kredit atau surat permohonan kredit. 2. Laporan Fasilitas Kredit LAPORAN FASILITAS KREDIT. 3. Laporan Penilaian Jaminan LPJ. 4. Memo Analisa Kredit MAK. 5. Memorandum Keputusan Kredit MEMORANDUM KEPUTUSAN KREDIT. 6. Surat Penawaran Offering Letter SPKK. 7. Permohonan asuransi kerugian kendaraankebakaranasuransi jiwa kredit. 8. Surat persetujuan asuransi jiwa kredit dari perusahaan asuransi jiwa. 9. Otorisasi pembukuan. 10. Dokumentation check list. Persyaratan Dokumentasi Jaminan dan Pengikatannya 66 a Tanah dan Bangunan yang harus dipenuhi debitur yaitu 1. Akta Jual Beli atau Surat Pernyataan Cover Note dari notaris. 66 Dokumentasi Jaminan dan Pengikatannya adalah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan jaminan yang diberikan debitur kepada kreditur Universitas Sumatera Utara 2. Sertifikat Tanah Asli SHMHGB atau surat pernyataan penyerahan sertifikatCover Note dari developer atau NotarisPPAT. 3. Sertifikat Hak Tanggungan asli atau Surat Pernyataan Penyerahan dari Notaris atau PPAT. 4. Akta Pemberian Hak Tanggungan Asli APHT atau surat pernyataan penyerahan dari notaris PPAT. 5. IMB asli atau IP Izin Pendahuluan atau surat pernyataan penyerahan dari developer. b Kendaraan 1. BPKB asli atau Surat Penyerahan BPKB dari dealer langsung ke bank lain apabila BPKB telah selesai diurus,maksimum dalam waktu 3-6 bulan untuk mobil baru. 2. Faktur kendaraan bermotor asli atau Surat Penyerahan faktur kendaraan dari dealer langsung ke bank apabila BPKB telah selesai diurus untuk mobil baru 3. Form BB atau Form A khusus mobil import. 4. Blanko kwitansi yang asli bermaterai dengan tanda tangan pemilik kendaraan bermotor sesuai dengan BPKB untuk mobil bekas. 5. Pengikatan Fidusia Sesuai ketentuan yang berlaku. 6. Fotokopi STNK untuk pembiayaan jaminan mobil bekas. c Deposito 1. Bilyet Deposito Dana Makmur. Universitas Sumatera Utara 2. Gadai Deposito. 3. Blokir Deposito. 4. Surat Kuasa Pencairan Deposito. 2 Bentuk Kredit Modal Kerja Commercial Loan Persyaratan umum yang harus dipenuhi debitur yaitu : 1. Perorangan dengan status WNI yang berdomisili di Batam minimal 1 Tahun. 2. Mempunyai identitas pribadi berupa KTP atau Paspor yang masih berlaku. 3. Usia minimum 21 Tahun pada saat pinjaman diajukan atau telah menikah untuk usia 21 tahun dengan maksimum 55 Tahun pada saat pinjaman lunas. 4. Lama bekerjausaha minimal 1 Tahun dan mempunyai pendapatan yang tetap. 5. Untuk calon debitur WNI yang memiliki KTP di wilayah Kepulauan Riau diperkenankan untuk mengajukan Kredit di BPR Dana Makmur. Persyaratan dokumentasi debitur yang harus dipenuhi debitur yaitu : a Dokumentasi Debitur Fixed Income Earner. 1. Fotokopi KTP atau Paspor debitur dan suami atau istri debitur yang masih berlaku. 2. Fotokopi Akta Nikah atau Akta Kelahiran Anak atau Kartu Keluarga sepanjang dapat digunakan sebagai verifikasi suami istri Universitas Sumatera Utara yang sah , atau Akta Cerai bila telah bercerai atau Akta Kematian bila telah meninggal. 3. Fotokopi NPWP untuk pinjaman ≥ Rp. 100 Juta. 4. Slip Gaji Terakhir dan Surat Keterangan Bekerja. 5. Fotokopi Rekening Giro atau Tabungan 3 bulan terakhir. 6. Rekening AirListrikTelepon. 7. Pas Photo suamiistri. b Dokumentasi Non Fixed Income Earner. 1. Fotokopi KTP atau Paspor debitur dan suami atau istri debitur yang masih berlaku. 2. Fotokopi Akta Nikah atau Akta Kelahiran Anak atau Kartu Keluarga sepanjang dapat digunakan sebagai verifikasi suami istri yang sah, atau Akta Cerai bila telah bercerai atau Akta Kematian bila telah meninggal. 3. Fotokopi NPWP untuk pinjaman ≥ Rp. 100 Juta. 4. Fotokopi SIUP, TDP, Keterangan Domisili.Untuk pinjaman dibawah Rp. 100 juta, jika dokumen-dokumen tersebut tidak diperoleh , maka harus dilengkapi Surat Keterangan dari RTRW atau dari Kelurahan dan akan diverifikasi layak tidaknya usaha di dalam Laporan Survei. Untuk pinjaman Rp. 100 Juta keatas, dokumen-dokumen tersebut harus dilengkapi. Universitas Sumatera Utara 5. Fotokopi Data Keuangan atau Rekening Giro dan Tabungan 3 bulan terakhir. 6. Rekening Air Listrik Telepon. 7. Pas Photo suamiistri. c Dokumentasi Profesional 1. Fotokopi KTP atau Paspor debitur dan suami atau istri debitur yang masih berlaku. 2. Fotokopi Akta Nikah atau Akta Kelahiran Anak atau Kartu Keluarga sepanjang dapat digunakan sebagai verifikasi suami istri yang sah, atau Akta Cerai bila telah bercerai atau Akta Kematian bila telah meninggal. 3. Fotokopi NPWP untuk pinjaman ≥ Rp. 100 Juta. 4. Perincian pendapatan Praktek setiap bulan atau slip gaji. 5. Fotokopi Surat Ijin Praktek. 6. Fotokopi Data Keuangan Rekening GiroTabungan 3 bulan terakhir. 7. Rekening Air Listrik Telepon. 8. Pas Photo suamiistri. Nb : Dokumen - dokumen tersebut merupakan dokumen identitas minimum yang wajib dipenuhi . Dalam praktek di lapangan , dapat saja beberapa dokumen lain di luar dokumen di atas. Misal untuk keperluan balik nama sertifikat tanah. Beberapa notaris masih memerlukan SKBRI dan ganti nama jika ada. Universitas Sumatera Utara Persyaratan dokumentasi Kredit yang harus dipenuhi debitur yaitu : 1. Dokumen Pengikatan Kredit dan Jaminan. 2. Surat Perjanjian Kredit SPK. 3. Akta Pengakuan Hutang. 4. Surat persetujuan suami istri terpisah atau tanda tangan langsung di SPK atau Surat Perjanjian Pisah Harta. 5. Pengikatan jaminan APHT SKPJF Akta Fidusia Gadai Deposito yang dilengkapi surat kuasa pencairan deposito. 6. Surat kuasa debet rekening dari debitur kepada bank dan perintah transfer. 7. Surat promes promisary notesurat sanggup atau media tanda terima uang lainnya 8. Berita acara serah terima jaminan kendaraan. b Dokumen lainnya 1. Aplikasi permohonan kredit atau surat permohonan kredit. 2. Laporan Fasilitas Kredit LAPORAN FASILITAS KREDIT. 3. Laporan Penilaian Jaminan LPJ. 4. Memo Analisa Kredit MAK. 5. Memorandum Keputusan Kredit MEMORANDUM KEPUTUSAN KREDIT. 6. Surat Penawaran Offering Letter SPKK. 7. Permohonan asuransi kerugian kendaraankebakaranasuransi jiwa kredit. Universitas Sumatera Utara 8. Surat persetujuan asuransi jiwa kredit dari perusahaan asuransi jiwa. 9. Otorisasi pembukuan. 10. Dokumentation check list. Persyaratan Dokumentasi Jaminan dan Pengikatannya yang harus dipenuhi debitur yaitu : a Tanah dan Bangunan 1. Akta Jual Beli atau Surat Pernyataan Cover Note dari notaris. 2. Sertifikat Tanah Asli SHMHGB atau surat pernyataan penyerahan sertifikat Cover Note dari developer atau NotarisPPAT. 3. Sertifikat Hak Tanggungan asli atau Surat Pernyataan Penyerahan dari Notaris atau PPAT. 4. Akta Pemberian Hak Tanggungan Asli APHT atau surat pernyataan penyerahan dari notaris PPAT. 5. IMB asli atau IP Izin Pendahuluan atau surat pernyataan penyerahan dari developer. b Kendaraan 1. BPKB asli atau Surat Penyerahan BPKB dari dealer langsung ke bank lain apabila BPKB telah selesai diurus , maksimum dalam waktu 3-6 bulan untuk mobil baru. 2. Faktur kendaraan bermotor asli atau Surat Penyerahan faktur kendaraan dari dealer langsung ke bank apabila BPKB telah selesai diurus untuk mobil baru Universitas Sumatera Utara 3. Form BB khusus mobil import. 4. Blanko kwitansi yang asli bermaterai dengan tanda tangan pemilik kendaraan bermotor sesuai dengan BPKB untuk mobil bekas. 5. Pengikatan Fidusia Sesuai ketentuan yang berlaku. 6. Fotokopi STNK untuk pembiayaan jaminan mobil bekas. c Deposito 1. Bilyet Deposito Dana Makmur. 2. Gadai Deposito. 3. Blokir Deposito. 4. Surat Kuasa Pencairan Deposito. D. Prosedur Pemberian Kredit dengan Jaminan Kendaraan Bermotor pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana Makmur Batam - Kepulauan Riau Prosedur pemberian kredit dengan jaminan kendaraan bermotor pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana Makmur dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Prosedur Pemberian Kredit, prosesnya terdiri atas 3 tahapan yaitu : a. Tahap permohonan fasilitas kredit,mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 1. Berikan kelengkapan berkas permohonan yang akan diproses lebih lanjut untuk kepentingan penilaian permohonan kredit. Universitas Sumatera Utara 2. Jika diperlukan, lakukan wawancara, baik secara langsung maupun melalui telepon dengan calon debitur untuk melengkapi informasi awal yang dibutuhkan. 3. Lakukan BI Checking untuk verifikasi apakah calon debitur yang bersangkutan mempunyai kredit bermasalah. 4. Lakukan Survey kunjungan ke calon debitur untuk mengetahui watak, kemampuan , modal, kondisi , prospek usaha dan penilaian agunan sesuai ketentuan. 5. Lakukan analisis kelayakan atas permohonan kredit secara lengkap , akurat dan obyektif sesuai dengan ketentuan. 6. Buat laporan hasil analisa secara menyeluruh dalam bentuk catatan atau rekomendasi awal atas permohonan tersebut. b. Tahap penilaian permohonan kredit,mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 1. Berikan kelengkapan berkas permohonan yang akan diproses lebih lanjut untuk kepentingan penilaian permohonan kredit. 2. Jika diperlukan, lakukan wawancara, baik secara langsung maupun melalui telepon dengan calon debitur untuk melengkapi informasi awal yang dibutuhkan. 3. Lakukan BI Checking untuk verifikasi apakah calon debitur yang bersangkutan mempunyai kredit bermasalah. Universitas Sumatera Utara 4. Lakukan Survey kunjungan ke calon debitur untuk mengetahui watak, kemampuan , modal, kondisi , prospek usaha dan penilaian agunan sesuai ketentuan. 5. Lakukan analisis kelayakan atas permohonan kredit secara lengkap , akurat dan obyektif sesuai dengan ketentuan. 6. Buat laporan hasil analisa secara menyeluruh dalam bentuk catatan atau rekomendasi awal atas permohonan tersebut. c. Tahap pemutusan kredit, mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 1. Lakukan penilaian menyeluruh terhadap laporan hasil analisa dan rekomendasi awal yang diterima. 2. Jika jumlah kredit yang dimohon melebihi batas wewenang yang dimiliki, teruskan permohonan kepada pihak yang berwenang memutuskan. 3. Jika jumlah kredit yang dimohon masih dalam batas kewenangan yang dimiliki , berikan persetujuan atau penolakan atas permohonan tersebut dengan membubuhkan catatan keputusan dan tanda tangan pada laporan hasil analisa dan rekomendasi. 2 Prosedur Pengikatan Jaminan, prosesnya terdiri atas 2 tahapan yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Tahap pengikatan kredit legalisasi komitmen, mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 1. Untuk kerja pelaksanaan yang berwenang melakukan folloe up dan mengirimkan surat pemberitahuan kepada calon debitur berisi syarat-syarat kredit. 2. Pastikan semua syarat dan kelengkapan dokumen telah dipenuhi. 3. Persiapkan perjanjian kredit dan akte pengikatan jaminan. 4. Penandatanganan perjanjian kredit serta pengikatan jaminan di depan notaris apabila pengikatan kredit secara notariil atau di bawah tangan sesuai disposisi beserta akad lainnya. b. Tahap realisasi pencairan Kredit, mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pastikan seluruh persyaratan pencairan telah dipenuhi dan seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan kredit telah diselesaikan. 2. Menyerahkan kwitansi pencairan kredit dan jadwal angsuran kepada debitur beserta kelengkapan dokumen lainnya. 3. Kredit direalisasikan.

C. Pembatasan Pemberian Kredit pada PT Bank Perkreditan Rakyat Dana Makmur Batam - Kepulauan Riau.

Dokumen yang terkait

Pengawasan Kredit Suatu Studi Kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Perbaungan Hombar Makmur

1 30 78

ANALISA HUKUM PEMBEBANAN JAMINAN FIDUCIA DAN AKIBAT HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT JATIM CABANG BANYUWANGI

0 25 14

ANALISA HUKUM PEMBEBANAN JAMINAN FIDUCIA DAN AKIBAT HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT JATIM CABANG BANYUWANGI

0 4 14

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (Studi kasus di PT. Mandiri Tunas Finance).

0 2 10

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA (Studi kasus di PT. Mandiri Tunas Finance).

1 11 30

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 13

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT PARIANGAN DI KAB. TANAH DATAR.

0 0 10

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BANK SINARMAS, Tbk. CABANG DENPASAR.

1 1 12

PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA ATAS KENDARAAN BERMOTOR DI PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT MEKAR NUGRAHA CABANG BOYOLALI.

0 0 20

PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN KENDARAAN BERMOTOR SECARA FIDUSIA PADA BANK PERKREDITAN RAICYAT GUNUNG KINIBALU SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 132