E. Metode Penelitian
Metode dapat diartikan sebagai suatu cara untuk memperoleh sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode diartikan sebagai cara yang telah
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, cara menyelidiki. Soerjono Soekanto berpendapat menurut kebiasaan, metode dirumuskan dengan
dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian;
2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan;
3. Cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur.
7
Penelitian itu sendiri berasal dari bahasa Inggris “research” yang berasal dari kata re yang artinya kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan
demikian secara harfiah kata research berarti mencari kembali. Menurut H.L. Manheim, research penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan
seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah-masalah
tersebut.
8
Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima, ataupun mengubah dalil-dalil tersebut. Dari itu penelitian dapat
diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberian arti yang terus menerus terhadap sesuatu. Penelitian juga merupakan percobaan yang hati-hati dan kritis
untuk menemukan sesuatu yang baru.
7
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, hal
8
Sebagaimana dikutip oleh Soerjono Soekanto, ibid, hal 3
Universitas Sumatera Utara
Jadi, tujuan dari diadakannya penelitian oleh penulis adalah untuk menjawab setiap permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya. Agar
diperoleh data yang akurat, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara :
1. Penelitian Kepustakaan library research. Di dalam penelitian kepustakaan
terdapat 3 tiga jenis bahan hukum yang dapat digunakan, yaitu: 1
Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dan terdiri dari:
a. Norma atau kaidah dasar, yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
b. Peraturan Dasar, yaitu:
1 batang tubuh UUD 1945;
2 ketetapan-ketetapan MPRS;
c. Peraturan Perundang-undangan:
1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2 Undang-UndangPeraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang;
3 Peraturan Pemerintah;
4 Peraturan Presiden;
5 Peraturan Daerah.
d. Bahan hukum yang tidak dikodifikasikan, misalnya hukum adat;
e. Yurisprudensi;
f. Traktat;
g. Bahan hukum dari zaman penjajajahan yang hingga kini masih berlaku,
misalnya KUHP dan KUHPerdata;
Universitas Sumatera Utara
2 Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer, misalnya Rancangan Undang-Undang RUU, Rancangan Peraturan Pemerintah RPP, hasil penelitian hukum, hasil karya
ilmiah dari kalangan hukum, dan sebagainya. 3
Bahan hukum tertier, yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya:
kamus-kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan sebagainya. Agar diperoleh informasi yang terbaru dan berkaitan erat dengan
permasalahannya, maka kepustakaan yang dicari dan dipilih harus relevan dan mutakhir.
9
Di samping itu, penulis juga memanfaatkan artikel, koran dan majalah serta media elektronik untuk mendukung keakuratan data yang disampaikan.
Semuanya itu dimaksudkan untuk memperoleh data atau bahan yang bersifat teoretis yang berfungsi sebagai bahan dasar untuk melengkapi data dan bahan-
bahan yang diperoleh melalui penelitian lapangan.
2. Studi Lapangan Field Research . Melalui penelitian ini diperoleh data
primer dengan mengadakan penelitian ke lapangan yaitu ke PT. Bank Perkreditan Rakyat BPR Dana Makmur yang beralamat di Panbil Plaza Jl.
Jendral Ahmad Yani Muka Kuning Sei Beduk Batam - Kepulauan Riau dan dengan mengadakan wawancara dengan pihak BPR yaitu dengan Bapak
Rudi Butar-Butar, dalam hal ini sebagai Direktur PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana Makmur.
9
Bambang Sunggono, 2005. Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, hlm. 113
Universitas Sumatera Utara
F. Sistematika Penulisan