ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKANDEVIDENPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2011-2014

(1)

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2011-2014

ANALYSIS OF THE FACTORS THAT INFLUENCE THE DIVIDEND POLICY ON MANUFACTURE COMPANIES LISTED ON BURSA EFEK INDONESIA IN 2011-2014

Oleh : YUNI RAHAYU

20120410046

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA 2016


(2)

i

ANALYSIS OF THE FACTORS THAT INFLUENCE THE DIVIDEND POLICY ON MANUFACTURE COMPANIES LISTED ON BURSA EFEK

INDONESIA IN 2011-2014

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh : YUNI RAHAYU

20120410046

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA 2016


(3)

ii

DEVIDENPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2011-2014

ANALYSIS OF THE FACTORS THAT INFLUENCE THE DIVIDEND POLICY ON MANUFACTURE COMPANIES LISTED ON BURSA EFEK

INDONESIA IN 2011-2014

Diajukan oleh YUNI RAHAYU

20120410046

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

Alien Akmalia, SE.,M.Sc Tanggal 1 Agustus 2016


(4)

iii

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2011-2014

ANALYSIS OF THE FACTORS THAT INFLUENCE THE DIVIDEND POLICY ON MANUFACTURE COMPANIES LISTED ON BURSA EFEK

INDONESIA IN 2011-2014

Diajukan oleh YUNI RAHAYU

20120410046

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di Depan Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal ...

Yang terdiri dari :

Dr.Arni Surwanti, M.Si. Ketua Tim Penguji

Lela Hindasah, SE., M.Si Alien Akmalia, SE.,M.Sc

Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogayakarta

Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si NIK. 19660604199202143016


(5)

iv

Nama : Yuni Rahayu

Nomor Mahasiswa : 20120410046

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2011-2014tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam DaftarPustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 1 Agustus 2016


(6)

v

dan usaha yang disertai dengan doa, karena

sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan

berubah dengan sendirinya tanpa berusaha

“Do the best , be good, then you will be the best”

Lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik, maka kau

akan menjadi orang yang terbaik

Sesuatu yang belum dikerjakan, sesekali tampak

mustahil,

Kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukanya


(7)

vi

1. Allah SWT yang Maha Pemberi Petunjuk. Alhamdullillah Allah telah memberikan saya kekekuatan hati, kesabaran dan dimudahkan dalam segala hal.

2. Orang tua saya, Bapak Sartono dan Ibu Tentrem Rahayu, yang telah memberikan saya dukungan, doa dan nasihat. Serta dukungan financial yang cukup banyak. Saya sangat berterima kasih kepada bapak dan ibu karena sudah mau mengeluarkan banyak dukungan moril dan materi kepada anak bapak/ibu ini dalam mengejar gelar sarjana.

3. Kakak saya Dimas Prasetyo dan istrinya Rica Rahayu, serta adik bungsu saya Bagus Tri Yanto, terima kasih telah member dukungan agar saya cepat menjadi sarjana.

4. Nenek saya Ny. Boniah yang selalu member doa dan nasihat agar bias menjadi orang sukses dan berpendidikan tinggi.

5. Keluarga besarku, terima kasih atas dukungan dan doa kalian semua. 6. Seseorang yang selalu menyemangati saya, menemani saya, mendukung

saya saat mulai putus asa, insya Allah teman hidup saya kelak Dwi Oki Oktarinadi.

7. Dosen pembimbing saya Ibu Alien Akmalia, yang selama berbulan-bulan telah sabar member arahan dan saran dalam pengerjaan proposal sampai skripsi. Terima kasih atas semua yang diajarkan dan semoga Allah membalas jasa Ibu Alien Akmalia.

8. Dosen penguji saya Ibu Arni Surwanti, Ibu Lela Hindasah dan Ibu Alien Akmalia. Terima kasih telah menguji dan mengoreksi revisi saya. Serta semua dosen dan staff prodi Manajemen Fakultas Ekonomi UMY.

9. Sahabat saya TIM BOLE, Rina Eka Widjayanti, Linggar Saputri, Fitria Tsabita, Retmi Adilla, dan Moh. Zein yang selalu membatu dan mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan skripsi.

10.Teman manajemen kelas B, Rina, Linggar, Bita, Yesi, Enji, Asha, Suci, Dhanti, Hana, Gresia, Dewi, Anjar, Uli, Ana, Susi, Befi, Apip, Hilman, Satria, Hendra, Aditya, Arif, Zein, Erik, Ziadi, Dodok, Dhanta, Vhandy, Anwar, Zulfika, Gilang, Giffary, Ripul, Gustian, Imam, dan yang lainnya. Terima kasih telah menjadi sahabat, teman sekaligus rekan belajar saya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

11.Teman-teman manajemen angkatan 2012, yang sama-sama berjuang untuk mencapai kesuksesan dalam pembuatan skripsi.


(8)

vii

memberi saran dalam pengerjaan skripsi ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Terimakasih.


(9)

viii

diproksikan dengan ROA, leverage yang diproksikan dengan DER, ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE, dan pertumbuhan aset yang diproksikan dengan GROWTH pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan perusahaan manufaktur sebagai sampel. Penelitian ini mengunakan metode purposive sampling dengan 97 sampel dari 29 perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama proses penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan dan pertumbuhan asset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dengan nilai probabilitas kurang dari 5%.


(10)

ix

ROA, leverage which is proxied by DER, company size which is proxied by SIZE, and the asset growth which is proxied by GROWTH in manufacturing business registered in Indonesia Stock Exchange /Bursa Efek Indonesia (BEI) in the year of 2011- 2014.

The research population is public companies registered in Indonesia Stock Exchange in which manufacturing business as the samples. This study used purposive sampling method using 97 samples from 29 manufacturing business which shared dividends during the research process. The data analysis used in this study was classical assumption test and hypothesis test using multiple linear regression.

The result of the study shows that the profitability, the company size, and the asset growth have significant effect on the dividend policy with probability value less than 5%.


(11)

x

melimpahkan karunia Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis panjatkan pada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi kehidupan kita semua. Alhamdulilah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2014”. Tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari orang lain, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Retno Widowati PA, M.Si., Ph. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Alien Akmalia, SE., M.Sc. selaku dosen pembimbing , terima kasih atas saran dan kritik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Seluruh dosen Manajemen Fakultas Ekonomi UMY

5. Keluargaku terima kasih atas dukungan dan doa yang sangat besar. 6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama

proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penelitian yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca umumnya. Penulis sangat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 1 Agustus 2016 Penulis


(12)

xi

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ...iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi

INTISARI ...viii

ABSTRAK ...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian... 7

D.Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori ... 10

1. Dividen ... 10


(13)

xii BAB III METODE PENELITIAN

A.Obyek dan Subjek Penelitian ... 36

B.Teknik Pengambilan Sampel ... 36

C.Jenis Data ... 36

D.Variabel yang digunakan dan Pengukurannya ... 37

E. Metode Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 49

B.Statistik Deskriptif... 50

C.Uji Asumsi Klasik ... 52

D.Uji Hipotesis ... 57

E. Pembahasan ... 63

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Simpulan... 71

B.Keterbatasan Penelitian ... 73

C.Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(14)

xiii

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif... 50

Tabel 4.3. Uji Normalitas-Kolmogorov ... 53

Tabel 4.4. Uji Multikolinearitas ... 54

Tabel 4.5. Uji Autokorelasi ... 55

Tabel 4.6. Uji Heteroskedastisitas ... 56

Tabel 4.7. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 57

Tabel 4.8. Uji Statistik t ... 60

Tabel 4.9. Uji F Regresi ... 62


(15)

xiv


(16)

xv

Lamp 2 Data nilai DPR, ROA, DER, SIZE, GROWTH... 81

Lamp 3 Hasil Uji Statistik Deskritif... 84

Lamp 4 Hasil Uji Perhitungan Persamaan Regresi... 85

Lamp 5 Hasil Uji Normalitas... 86

Lamp 6 Hasil Uji Multikolinearitas... 87

Lamp 7 Hasil Uji Autokorelasi... 88

Lamp 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 89

Lamp 9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda... 90

Lamp 10 Hasil Uji t ... 91

Lamp 11 Hasil Uji F... 92


(17)

(18)

(19)

ix

registered in Indonesia Stock Exchange /Bursa Efek Indonesia (BEI) in the year of 2011- 2014.

The research population is public companies registered in Indonesia Stock Exchange in which manufacturing business as the samples. This study used purposive sampling method using 97 samples from 29 manufacturing business which shared dividends during the research process. The data analysis used in this study was classical assumption test and hypothesis test using multiple linear regression.

The result of the study shows that the profitability, the company size, and the asset growth have significant effect on the dividend policy with probability value less than 5%.


(20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan keuntungan, tentunya harus memutuskan kebijakan apa yang akan dilakukan terhadap uang dari keuntungan tersebut. Manajer sebagai peran utama dalam pengambilan keputusan perusahaan ,dapat melakukan menahan uang sebagai laba ditahan atau pun untuk membayar hutang perusahaan yang belum dilunasi. Perusahaan melakukan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan investasi yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan. Sehingga dapat menaikkan nilai perusahaan tersebut. Kebijakan yang berkaitan investasi perlu mempertimbangkan sumber penggunaan dana , yaitu sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Dana yang berasal atau dihasilkan sendiri oleh perusahaan yaitu dana yang berasal dari keutungan atau laba ditahan dan berasal dari depresiasi disebut dengan sumber dana internal. Sedangkan sumber dana eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan , yaitu dapat berasal dari penjualan saham, penjualan obligasi, hutang dengan supplier, hutang dengan bank dan perusahaan asuransi.

Kebijakan yang akan dilakukan suatu perusahaan yang sudah go publik juga harus memikirkan beberapa hal, yaitu apabila sahamnya telah


(21)

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tentunya harus membagikan keuntungan selain sebagai laba ditahan perusahaan, juga dalam bentuk deviden untuk para pemegang saham. Dalam pembagian deviden terhadap pemegang saham sering muncul beberapa polemik antara perusahaan maupun pemegang saham. Kepentingan perusahaan sangat bertolak belakang dengan kepentingan pemegang saham. Pemegang saham biasanya mengharapkan pembayaran deviden yang lebih tinggi , sedangkan perusahaan mengharapkan pembayaran deviden yang rendah, agar keuntungan dapat ditahan sebagai laba ditahan perusahaan tersebut, yang nantinya dapat mencukupi aktiva perusahaan. Maka, perlu adanya pembuatan kebijakan deviden yang tepat agar tidak timbul polemik antar kedua pihak tersebut. Kebijakan yang tepat dapat dilakukan dengan melakukan keputusan kebijakan deviden yang optimal. (Brimingham, 2001) Kebijakan yang optimal / optimal dividend policy adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan deviden saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga dapat memaksimumkan harga saham perusahan. Kebijakan deviden dapat dihitung dengan menggunakan devidend payout ratio (DPR) , yaitu presentase laba yang dibagikan secara tunai yang akan dibagikan kepada para memegang saham.

Kebijakan deviden perusahaan berpengaruh untuk pertumbuhan suatu perusahan. Suatu perusahaan yang menginginkan menahan sebagian keuntungan atau pendapatannya sebagai laba ditahan , menyebabkan pembayaran deviden akan semakin kecil. Maka makin tingginya DPR


(22)

(devidend payout ratio) yang ditetapkan suatu perusahaan ,semakin kecil pula dana yang akan ditanamkan kembali ke perusahaan, yang dapat menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001). Pertumbuhan perusahaan yang memperlihatkan nilai yang tinggi , tentunya juga berdampak pada nilai perusahaan. Apabila kebijakan deviden yang diambil oleh manajer dapat meningkatkan nilai perusahaan akan membuat citra perusahaan semakin baik. Tentunya apabila nilai perusahaan tinggi , maka itu merupakan signal bagi para investor untuk mengambil keputusan menanam saham mereka. Semakin banyak investor yang tertarik dengan perusahaan tersebut, maka akan semakin banyak sumber dana yang akan diperoleh perusahaan. Namun apabila kebijakan deviden yang diambil membuat pemegang saham kecewa dengan pembagian deviden yang rendah, akan berdampak buruk pula bagi perusahaan. Pemegang saham dapat sewaktu-waktu mengambil saham yang ditanamkannya. Hal itu akan berdampak pada harga saham turun. Sehingga menimbulkan kurang minatnya para investor untuk menanamkan saham ke perusahaan tersebut.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi devidend payout ratio, antara lain yang telah dikemukakan oleh Hanafi (2004) devidend payout

ratio dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabilitas, likuiditas,

akses ke pasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan-pembatasan. Selain itu , menurut Rahmawati (2008) dividen payout ratio dipengaruhi oleh leverage, profitabilitas, likuiditas, size dan perubahan laba operasi. Parthington sendiri menyebutkan bahwa variabel-variabel yang


(23)

mempengaruhi kebijakan deviden adalah profitabilitas, stabilitas dividen dan earning, likuiditas dan cash flow, investasi, dan pembiayaan.

Penelitian yang telah membahas mengenai deviden juga telah banyak dilakukan terutama di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Andi Kartika (2003) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas di Bursa Efek Jakarta” menggunakan metode purposive sampling sejumlah 68 sampel selama tahun 1999-2000. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan variabel independen (ROI, Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Total Asset dan Earning per Share) berpengaruh terhadap variabel dependen. Namun hanya variabel EPS yang berpengaruh secara parsial terhadap dividen kas. Sri Sudarsi (2002) juga melakukan penelitian tentang “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed di BEJ”. Populasi dalam penelitiannya adalah bank-bank yang terdaftar di BEJ dan termasuk kelompok bank yang memiliki saham aktif selama tiga tahun berturut-turut. Dari populasi tersebut peneliti menentukan sampel dengan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria. Kriteria yang digunakan peneliti adalah yang pertama data untuk faktor-faktor yang diteliti adalah lengkap, kedua dividend payout ratio yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu. Penelitian ini melibatkan 6 variabel yang terdiri dari

dividend payout ratio sebagai variabel dependen dan cash position,


(24)

ratio sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara serentak ataupun secara parsial variabel cash position, profitabilitas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio.

Lisa dan Clara (2009) meneliti tentang pengaruh cash position,

debt to equity ratio, dan return on assets terhadap dividend payout ratio

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa cash position dan return on assets berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan

debt to equity ratio memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap dividend

payout ratio. Selain itu, Farih (2007) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ (Bursa Efek Jakarta) pada tahun 2003-2005. Faktor – faktor yang diduga berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen (kebijakan dividen), yaitu cash position, profitability,

firm size, debt to equity ratio. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

variabel cash position, profitability, firm size, debt to equity ratio secara serentak berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen, sedangkan secara parsial hanya variabel cash position, profitability yang berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut , peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap seluruh perusahaan


(25)

manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Selain itu ada beberapa penelitian terdahulu terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang kontradiktif dan tidak efisien. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kebijakan deviden. Peneliti menggunakan variabel dependen yaitu kebijakan deviden , dan variabel independen yaitu

profitabilitas, leverage, firm size dan asset growth . Berdasar dari

masalah-masalah diatas peneliti mengambil judul yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berkaitan dengan kebijakan deviden atau deviden

payout ratio. Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014”.

Adapun perbedaan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya yaitu penelitian ini hanya menggunakan periode yang lebih sedikit yaitu 4 periode. Penelitian ini juga menggunakan sampel yang telah ditentukan oleh kriteria yang dibuat oleh peneliti yaitu perusahaan yang selama masa periode pengamatan membagikan deviden kepada pemegang sahamnya.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio? 2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio ?


(26)

3. Apakah Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio?

4. Apakah Pertumbuhan aset berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Menganalisis pengaruh Leverage terhadap Dividend Payout Ratio. 3. Menganalisis pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Dividend Payout

Ratio.

4. Menganalisis pengaruh Pertumbuhan aset terhadap Dividend Payout Ratio.

D. Manfaat Penelitian

Ada pun manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Manajemen Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam penentuan kebijakan dividen. Perhitungan kuantitatif diharapkan dapat menjadi referensi yang mana menjelaskan hubungan atau pengaruh antara faktor – faktor seperti cash position, return on assets, debt to equity ratio

dan firm size terhadap dividend payout ratio. Faktor-faktor tersebut


(27)

menentukan kebijakan dividen yang tepat. Sehingga peusahaan dapat menentukan kebijakan deviden yang saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Baik untuk perusahaan tersebut maupun untuk pemegang saham.

2. Bagi Pihak Investor

Penelitian ini sebagai pertimbangan dalam menentukan investasi pada masa mendatang. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi investor guna menentukan investasi yang tepat. Yaitu investor dapat mengetahui perusahaan mana yang menghitung kebijakan deviden dengan tepat dan maksimal. Sehingga investor dapat menghitung deviden yang akan diterima apabila investor tersebut menginvestasikan dana yang dimilikinya.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan, pengetahuan, mengembangkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan teori-teori yang sudah diperoleh sebelumnya, terutama dalam menganalisis kebijakan investasi yang tepat. Peneliti juga mendapatkan informasi yang berkenaan dengan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan deviden. Serta dapat digunakan sebagai mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan.

4. Bagi Peneliti Lebih lanjut

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi peneliti selanjutnya. Sehingga dapat mengetahui dengan pasti faktor-faktor apa


(28)

saja yang dapat mempengaruhi kebijakan deviden. Selain itu peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian yang akan dilakukan dengan menambah variabel yang berbeda. Serta diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai manajemen keuangan dalam hal pengambilan keputusan kebijakan deviden suatu perusahaan.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Subjek / Objek Perusahaan

Perusahan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2014.

B. Tehnik Pengambilan Sampel

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang lebih spesifik

dan representatif. Metode Purposive Sampling merupakan metode yang

digunakan dalam melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria yang dibuat oleh peneliti sendiri. Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Menyajikan laporan keuangan pada tahun 2011-2014

2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014

3. Perusahaan yang membagikan deviden selama masa pengamatan penelitian pada tahun 2011-2014

C. Data Yang Digunakan

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berbentuk data kuantitatif, yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah di sajikan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan website (internet). Data yang kami gunakan berbentuk dokumen dan laporan


(30)

keuangan perusahaan manufaktur tersebut. Data yang diperlukan untuk penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dikeluarkan per 31 Desember 2011 sampai dengan 31 Desember 2014 oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Variabel Yang Digunakan dan Pengukurannya

1. Kebijakan Deviden / Devidend Payout Ratio (DPR)

Variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan dividend

payout ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan perbandingan

antara dividen per saham (dividend per share) dengan laba per saham (earnings per share). Devidend Payout Ratio (DPR) menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Rumus dividend payout ratio sebagai berikut :

Dividend Per Share

DPR =

Earnings Per Share

2. Profitabilitas / Return on Assets (ROA)

Return on assets (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. ROA diukur dari laba bersih setelah pajak atau EBIT terhadap total assetnya, yang dimana mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasional perusahaan tersebut dalam


(31)

rangka menghasilkan laba atau profitabilitas yang mana merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dan dengan menggunakan aktiva tetap untuk kegiatan operasi (Ang, 1997). ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

Earning After Tax

ROA =

Total Asset

3. Leverage / Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total

shareholder equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Faktor ini

mencerminkan kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Menurut Ang (1997), Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Total Debt

DER =


(32)

4. Ukuran Perusahaan(Firm Size)

Ukuran perusahaan (firm size) dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya ekuitas (equity), nilai perusahaan, ataupun total aktiva (total assets) dari suatu perusahaan (Riyanto, 2001). Variabel firm size menjelaskan bahwa suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru atau yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses kepasar modal. Kemudahan akses perusahaan besar yang mapan ke pasar modal berarti perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu miliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Penelitian ini menggunakan total asset sebagai ukuran perusahaan (firm

size) yang di proksikan dengan logaritma natural dari total assets tiap

tahun (Chang dan Rhee, 1990 dalam Nuringsih, 2005)

Firm Size = Log Total Asset

5. Pertumbuhan Aset / Asset Growth

Pertumbuhan aset ini dapat didefinisikan sebagai perubahan atau tingkat pertumbuhan tahunan dari aset total suatu perusahaan (Hartono, 2008). Pertumbuhan aset dapat diukur dengan membagi total aset suatu perusahaan tahun sekarang dikurang dengan total aset perusahaan tahun


(33)

sebelumnya (t-1) terhadap total aset perusahaan tahun sebelumnya (t-1) (Harahap, 2006). Asset Growth secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Total aset t– total aset t-1

Asset Growth =

Total aset t-1

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS. Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda merupakan teknik statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis baik secara parsial maupun secara bersama-sama, dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi penelitian ini t adalah sebagai berikut :


(34)

Dimana :

Y = Dividend payout ratio

α = Konstanta β = Pengukur risiko ROA = Return On Assets DER = Debt to Equity Ratio SIZE = Firm Size

AG = Asset Growth

DPR = Devidend Payout Ratio e = Error

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan tahap awal yang digunakan sebelum melakukan analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukan hubungan yang signifikan ataupun representatif. Ada empat pengujian yang dilakukan dalam uji asumsi klasik, yaitu :

a. Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji keberadaan korelasi antara variabel bebas (independen) dan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali,2001).


(35)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan kolerasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antara sesama variabel independen adalah nol dan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat diketahui dani nilai tolerance dan nilai Variance inflasion Factor (VIC) (Ghozali, 2007). Pada program SPSS, ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas. Salah satunya adalah dengan cara mengamatinilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Batas dari nilai VIF adalah 10 dan nilai dari Tolerance adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari nilai yang ditetapkan yaitu 10 dan nilai Tolerance kurang dari nilai yang ditetapkan yaitu 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinieritas, maka penanggulangannya adalah salah satu variabel tersebut dikeluarkan (Ghozali,2001).

b. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedositas atau tidak terjadi

heterokedastisitas, jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.


(36)

heteroskedasitas (Ghozali, 2001). Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan pengujian Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolute residualnya (Gujarati, 2003). Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heterokedastisitas atau homoskedositas (Ghozali,2011)

c. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,2001). Apabila terjadi gejala autokorelasi maka estimator leastsquare masih tidak bias, tetapi menjadi tidak efisien. Dengan demikian, koefisien estimasi yang diperoleh menjadi tidak akurat (Gujarati, 2003). Untuk uji apakah hasil-hasil estimasi model regresi tersebut tidak mengandung korelasi serial diantara disturbance terms atau anggota sampelnya, maka digunakan uji Durbin Waston (Gujarati,2003). Uji autokolerasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) melalui program SPSS for windows. Dengan menghitung nilai DW :

∑n

(et-et-1)2

DW = ∑n


(37)

Keterangan : t : waktu

et : residual pada periode t

et-1 :residual pada periode t-1

Nilai estimasi model regresi dengan menggunakan Durbin Watson dalam konteks hipotesis-hipotesis tersebut adalah sebagai berikut (Sritua Arief, 1993):

a. Jika 0 < DW < DW L = maka autokorelasi positif

b. Jika DWL< DW < DWU = tidak ada kesimpulan

c. Jika DWU< DW < 2

d. Jika 2 < DW < (4 – DWU )

= tidak ada autokorelasi positif = tidak ada autokorelasi negatif e. Jika DWU< DW<(4-DWt) = tidak ada kesimpulan

f. jika (4 – DWL) < DW< 4 = autokorelasi negatif

DW u = Nilai Durbin Watson yang maksimal DW t = Nilai Durbin Watson yang minimal

Maka untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel. d. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi data residual dari variabel terikat dan variabel bebas mempunyai


(38)

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik maupun analisis statistik (Ghozali, 2007). Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik pada Normal P-Plot of Regression Standardied atau dengan melihat histogram dari residualnya, dimana :

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar menjauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati. Secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu disamping uji grafik sebaiknya dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik Kolmogorov-smirrnov, kriteria pengujian normalitas data dengan melihat nilai signifikan data. Dengan


(39)

menggunakan alfa 5%, data dikatakan normal jika angka signifikan lebih besar dari 5% atau 0,05 (Ghozali,2009).

F. Pengujian Hipotesis 1. Uji F dan R2

F-test untuk menguji apabila variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel dependen (Y), langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Membuat formula hipotesis

a) H0: b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (hipotesis nihil), diduga tidak ada pengaruh antara variabel independen (Xi ) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).

b) Ha: b1≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 (hipotesis alternatif),diduga ada pengaruh antara variabel independen (Xi) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).

b. Menentukan tingkat signifikasi tertentu (α = 5%) dengan degree of freedom (df) yaitu (n-k-1), dimana:

n : Jumlah sampel

k : jumlah variabel independen c. Menghitung F hitung dengan rumus :

R2/k-1

F =

1-R2 / n-k

Keterangan :


(40)

K = jumalah variabel N = jumlah sampel

Nilai R² merupakan alat ukur untuk mengetahui pertautan antara variabel tidak bebas dengan beberapa variabel bebas secara serempak.Sesuai dengan ketentuan atau pedoman interpretasi derajat keeratan hubungan semakin mendekati angka 1 koefisien tersebut semakin kuat. Tanda koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang terjadi adalah searah, artinya semakin positif variabel bebas akan semakin mempengaruhi variabel tergantung. Koefisien korelasi berganda menunjukkan kemampuan model regresi dalam menjelaskan perubahan variabel tergantung akibat variasi variabel bebas. Nilai R² terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R² ≤ 1).Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika dalam proses mendapatkan nilai R² yang tinggi adalah baik, tetapi jika nilai R² rendah tidak berarti model regresi jelek, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas akan semakin mempengaruhi Ghozali (2009).

d. Pengambilan keputusan

a) Apabila probabilitas tingkat kesalahan dari F hitung lebih kecil dari pada tingkat signifikansi yang diharapkan (α=5%), maka H ditolak dan Ha diterima.


(41)

b) Apabila probabilitas tingkat kesalahan dari F hitung lebih besar dari pada tingkat signifikani (a=5%) , maka H0 diterima

dan Ha ditolak.

Dalam penelitian ini menggunakan nilai koefisien Adjusted R2 dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai Adjusted R2 merupakan koefisien determinan yang disesuaikan, yang berarti besarnya pengaruh variabel independen telah dibebaskan dari pengaruh error terms secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Formula yang digunakan untuk melihat besarnya Adjusted R2.

2. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,2005). Dalam pengolahan data menggunakan program komputer SPSS 16.0, pengaruh secara individual ditunjukkan dari nilai sifnifikan uji t. Jika nilai sifnifikan uji t < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan secara individual masing-masing variabel. Nilai t dapat dihitung dengan rumus (Gujarati,1993)

b uji T =

sb Dimana:

b : Koefisien regresi variabel Independen


(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2011-2014. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA),

Leverage atau Hutang yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER),

ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Log Firm Size (SIZE), dan pertumbuhan aset atau Asset Growth yang diproksikan dengan menggunakan Assets Growth (GROWTH). Hasil pemilihan sampel yang berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti selama periode penelitian tahun 2011-2014, diperoleh jumlah sampel sebanyak 20 sampel pada tahun 2011, 27 sampel pada tahun 2012, 25 sampel pada tahun 2013, dan 25 sampel pada tahun 2014 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan data observasi sebanyak 97 selama 4 periode. Proses pemilihan sampel disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Kriteria Pemilihan Sampel

Keterangan Tahun

2011 2012 2013 2014 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

129 129 131 136

Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan

(4) (6) (2) (3)

Perusahaan tidak membayarkan dividen

(105) (96) (104) (106) Jumlah sampel

20 27 25 25


(43)

B. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan guna mengetahui gambaran data yang digunakan dalam sebuah penelitian. Berikut adalah ringkasan hasil analisis deskriptif dari variabel dependen yaitu variabel kebijakan deviden (DPR) dan variabel independen yang terdiri dari profitabilitas (ROA), leverage

(DER), ukuran perusahaan (SIZE), dan pertumbuhan aset atau assets growth

(GROWTH). Statistik deskriptif yang menyajikan nilai maksumum, nilai minimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian yang dilakukan, disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Variabel N Min Max Rata-rata Std. Dev

DPR 97 0,030 0,940 0,396 0,208

ROA 97 0,000 0,395 0,116 0,080

DER 97 0,051 2,105 0,649 0,440

SIZE 97 10,942 13,934 12,473 0,774

GROWTH 97 -0,122 0,595 0,154 0,115

Sumber: Hasil analisis data SPSS ( Lampiran 3 )

Berdasarkan Tabel 4.2 (lampiran 3) menunjukkan bahwa N atau jumlah sampel pada setiap variabel penelitian ini adalah 97 sampel. Dalam tabel 4.2 juga menunjukan bahwa :

1. Variabel dividend payout ratio (DPR) memiliki nilai minimum sebesar 0,030 dan nilai maksimum sebesar 0,940 dengan nilai rata-rata sebesar 0,396 dengan standar deviasi sebesar 0,208. Variasi keputusan kebijakan dividen setiap perusahaan mempunyai variasi


(44)

sendiri, dan nilai tersebut berindikasi bahwa perusahaan membagikan dividen, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan mempunyai sinyal prospek yang baik kedepannya. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata mencerminkan bahwa data variabel kebijakan dividen (DPR) terdistribusi secara normal. 2. Variabel Profitabilitas (ROA) memiliki nilai minimum sebesar

0,000 dan nilai maksimum sebesar 0,395. Hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan yang memiliki laba mempunyai variasi yang cukup jauh pada saat pembagian laba sebagai dividen. Dapat dijelaskan dengan angka diatas, bahwa pembagian laba sebagai dividen ada beberapa perusahaan yang membagikan dividen sebesar 39% dan dari nilai minimum sebesar 0% dapat dikatakan bahkan ada yang tidak membagikan dividen. dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 0,116 dengan standar deviasi sebesar 0,080. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata mencerminkan bahwa data profitabilitas (ROA) terdistribusi secara normal.

3. Variabel Leverage (DER) memiliki nilai minimum sebesar 0,051 dan nilai maksimum sebesar 2,105. Hal ini tentunya menggambarkan bahwa perusahaan dalam sampel penelitian ini variasinya cukup jauh. Terdapat perusahaan yang membagikan dividennya berbeda-beda saat perusahaan tersebut berhutang. dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 0,649 dengan standar deviasi sebesar 0,440. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata mencerminkan bahwa data variabel leverage (DER) terdistribusi secara normal.


(45)

4. Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai minimum sebesar 10,942 dan nilai maksimum sebesar 13,934 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 12,473 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,774. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata mencerminkan bahwa data variabel ukuran perusahaan (SIZE) terdistribusi secara normal.

5. Variabel pertumbuhan asset (GROWTH) memiliki nilai minimum sebesar -0,122 dan nilai maksimum sebesar 0,595 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 0,154 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,115. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata mencerminkan bahwa data variabel pertumbuhan aset atau assets growth (GROWTH) terdistribusi secara normal.

C. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda. Pengujian asumsi klasik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan bebas dari kesalahan pengganggu yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adapun uji asumsi klasik yang diuji adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau


(46)

tidak yaitu dengan analisis grafik atau uji statistik (Ghozali, 2012). Uji normalitas dengan grafik dapat mengakibatkan kesalahan penafsiran jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu, dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Novita, 2010). Dalam penelitian ini digunakan analisis statistik menggunakan uji statistik non parametrik kolmogrov smirnov (K-S).

Hasil uji normalitas data menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Uji Normalitas-Kolmogorov

Z p-value Keterangan

One Sample KS 0,728 0,664 Data berdistribusi normal

Sumber: Hasil analisis data SPSS ( lampiran 5 )

Berdasarkan tabel 4.3 (lampiran 5) memperlihatkan nilai Asymp. Sign (2-tailed) atau p-value yang diperoleh adalah sebesar 0,664. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari nilai tingkat kepercayaan (α = 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menganalisis korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan


(47)

nol. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat berdasarkan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 atau VIF < 10, maka tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen pada penelitian ini. Sebaliknya apa bila niali tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas

Variabel Collinearity Statistics

Kesimpulan Bebas Tolerance VIF

ROA 0,841 1,190 Tdk terjadi multikolinearitas DER 0,817 1,223 Tdk terjadi multikolinearitas SIZE 0,905 1,105 Tdk terjadi multikolinearitas GROWTH 0,956 1,046 Tdk terjadi multikolinearitas Sumber: Hasil analisis data SPSS ( Lampiran 6 )

Berdasarkan Tabel 4.4 (Lampiran 6) memperlihatkan bahwa tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. Sehingga tidak terdapat problem dalam uji multikolinearitas, maka model regresi layak untuk digunakan.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ditunjukan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan


(48)

periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi autokorelasi. Ada tidaknya korelasi dideteksi dengan melakukan uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson statistics disajikan pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi

DW dU 4-dU Keterangan

Durbin-Watson 1,775 1,760 2,240

Tidak terdapat masalah autokorelasi

Sumber: Hasil analisis data SPSS ( Lampiran 7 )

Hasil pengujian pada tabel 4.5 (Lampiran 7) menunjukkan nilai DW-test pada persamaan regresi sebesar 1,775 berada pada daerah nilai dU sebesar 1,760 dan nilai (4-dU) sebesar 2,240 yang artinya tidak ada autokorelasi negatif maupun positif. Nilai dU diperoleh dari tabel Durbin-Witson yang dirumuskan sebagai berikut :

k = 4 variabel n = 97 sampel

Dapat dilihat dalam tabel DW nilai k=4 dan n=97 ditemukan nilai dU = 1, 7567 yang dibulatkan menjadi 1,760.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan uji glejser untuk menentukan heteroskedastisitas. Uji glejser dilakukan dengan meregresikan


(49)

variabel-variabel bebas terhadap nilai absolute residual mutlaknya. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas Variabel

terikat Variabel bebas Sig Keterangan

Abse

ROA 0,269 Non heteroskedastisitas

DER 0,342 Non heteroskedastisitas

SIZE 0,387 Non heteroskedastisitas

GROWTH 0,981 Non heteroskedastisitas

Sumber: Hasil analisis data SPSS ( Lampiran 8 )

Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yaitu Profitabilitas dengan proksi Return On Asset (ROA), Leverage dengan proksi Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size dengan proksi

Log Firm Size (SIZE), Pertumbuhan aset dengan proksi Asset Growth

(GROWTH) yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat yaitu Kebijakan dividen dengan proksi dividend payout ratio (DPR) nilai abse. Hal ini terlihat dari p-value (sig) > α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan pada penelitian ini model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.


(50)

D. Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan terknik analisis regresi berganda dikarenakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini lebih dari 1 variabel (Ghozali, 2012). Analisis regresi liner berganda digunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05 (5%). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh profitabilitas (ROA), leverage (DER), ukuran perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan asset (GROWTH) terhadap dividend payout ratio (DPR). Hasil perhitungan regresi berganda dengan bantuan program SPSS 15.0 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Uji Regresi Linier Berganda

Variabel Coef. B t stat Sig. t

Konstanta -0,465 -1,488 0,140

ROA 0,616 2,356 0,021

DER -0,078 -1,623 0,108

SIZE 0,074 2,829 0,006

GROWTH -0,496 -2,926 0,004

Adj R2 0,192

F stat 6,685

Sig. F 0,000

Sumber: Hasil analisis data ( Lampiran 4 )

Hasil perhitungan pada tabel 4.7 (Lampiran 4) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :


(51)

Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda di atas maka didapatkan hasil persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini memiliki makna sebagai berikut :

a. Persamaan regresi linier berganda diatas, diketahui mempunyai nilai konstanta sebesar -0,46. Artinya menunjukkan jika variabel bebas

profitabilitas (ROA), leverage (DER), ukuran perusahaan (SIZE) dan

pertumbuhan asset (GROWTH) dianggap sama dengan nol atau tidak mengalami perubahan, maka kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) akan sebesar -0,465%.

b. Persamaan regresi linier berganda diatas, diketahui bahwa Return On

Asset (ROA) mempunyai nilai koefisien b1 = 0,616. Artinya apabila

variabel bebas yang lain dianggap konstan atau nol, setiap peningkatan

profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA)

sebesar 1% akan meningkatkan nilai kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) sebesar 0,616%. c. Persamaan regresi linier berganda diatas, diketahui bahwa Debt to

Equity Ratio (DER) mempunyai nilai koefisien b2 = -0,078. Artinya

apabila variabel bebas yang lain dianggap konstan atau sama dengan nol, terjadi peningkatan leverage (DER) sebesar 1% akan menurunkan nilai kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) sebesar 0,078%.

d. Persamaan regresi linier berganda diatas, diketahui bahwa Size (SIZE) mempunyai nilai koefisien b3 = 0,074. Artinya apabila variabel bebas


(52)

yang lain dianggap konstan atau sama dengan nol, terjadi peningkatan ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 1%, akan meningkatkan nilai kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) sebesar 0,074%.

e. Persamaan regresi linier berganda diatas, diketahui bahwa Asset Growth atau pertumbuhan aset (GROWTH) mempunyai nilai koefisien b4 = -0,496. Artinya apabila variabel bebas yang lain

dianggap konstan atau sama dengan nol, terjadi peningkatan pertumbuhan assets (GROWTH) sebesar 1% akan menurunkan nilai kebijakan dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR) sebesar 0,496%.

2. Uji Signifikansi Nilai t

Uji t test digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel

independen yaitu Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan aset terhadap variabel dependen yaitu Kebijakn dividen. Uji signifikansi nilai t digunakan untuk pengujian hipotesis pertama hingga keempat, yaitu untuk mengetahui apakah variabel-variabel profitabilitas (ROA), leverage (DER), ukuran perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan asset (GROWTH) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).


(53)

Tabel 4.8 Uji statistik t

Variabel Coef. B t stat Sig. t Keterangan

Konstanta -0,465 -1,488 0,140

ROA 0,616 2,356 0,021 Diterima

DER -0,078 -1,623 0,108 Ditolak

SIZE 0,074 2,829 0,006 Diterima

GROWTH -0,496 -2,926 0,004 Diterima

Adj R2 0,192

F stat 6,685

Sig. F 0,000

Sumber: Hasil analisis data ( Lampiran 4 )

Dari tabel 4.8 (lampiran 4) dapat disimpulkan bahwa :

a. Hasil pengujian hipotesis satu pengaruh variabel profitabilitas (ROA) terhadap kebijakan dividen atau dividend payout ratio (DPR). Pada tabel 4.8 menunjukkan variabel profitabilitas memiliki nilai p-value (sig) 0,021 < α (0,05), dimana nilai signifikan diatas kurang dari nilai signifikan yang telah ditetapkan atau sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabiltas berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hipotesis pertama (H1) diterima.

b. Hasil pengujian hipotesis dua pengaruh variabel leverage (DER) terhadap kebijakan dividen atau dividend payout ratio (DPR). Pada tabel 4.8 menunjukkan variabel leverage memiliki nilai p-value (sig) 0,108 > α (0,05), dimana nilai signifikan diatas lebih besar dari nilai signifikan yang telah ditetapkan atau sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Hipotesis kedua (H2) ditolak.


(54)

c. Hasil pengujian hipotesis tiga pengaruh variabel ukuran perusahaan (SIZE) terhadap kebijakan dividen atau dividend payout ratio (DPR). Pada tabel 4.8 menunjukkan variabel ukuran perusahaan memiliki nilai p-value (sig) 0,006 < α (0,05), dimana nilai signifikan diatas kurang dari nilai signifikan yang telah ditetapkan atau sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hipotesis ketiga (H3) diterima.

d. Hasil pengujian hipotesis empat pengaruh variabel pertumbuhan asset (GROWTH) terhadap kebijakan dividen atau dividend payout ratio (DPR). Pada tabel 4.8 menunjukkan variabel pertumbuhan assets memiliki nilai p-value (sig) 0,004 < α (0,05), dimana nilai signifikan diatas kurang dari nilai signifikan yang telah ditetapkan atau sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan assets berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hipotesis keempat (H4) diterima.

3. Uji F test

Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel profitabilitas (ROA), leverage (DER), ukuran perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan assets (GROWTH) secara bersama-sama terhadap dividend payout ratio (DPR).


(55)

Tabel 4.9 Uji F Regresi

Model F sign.

Regression 6,685 0,000

Residual

Sumber: Hasil analisis data ( Lampiran 9 )

Hasil perhitungan pada tabel 4.9 (lampiran 9) diperoleh nilai p-value (sig F) sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel

profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan pertumbuhan asset secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).

4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variabel dependent, dalam penelitian ini variabel dependen yaitu kebijakan dividen dengan proksi dividend payout ratio (DPR). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen yaitu profitabilitas, leverage, ukuran peruahaan, dan pertumbuhan aset memberikan hampir informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini :


(56)

Tabel 4.10 Hasil Uji R2

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error

1 0,45 0,225 0.192 0,18742

Sumber: Hasil analisis data ( Lampiran 10 )

Berdasarkan tabel 4.10 (lampiran 10) dapat diketahui nilai R menerangkan tingkat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai R yang artinya hubungan antara variabel independent yaitu ROA, DER, SIZE, dan GROWTH terhadap variabel dependen yaitu DPR sebesar 45 %. Nilai adjusted R square sebesar 0,192 menunjukkan bahwa 19,2% variasi dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh variabel profitabilitas (ROA), leverage (DER), ukuran perusahaan (SIZE) dan pertumbuhan asset (GROWTH), sedangkan sisanya sebesar 80,8% dijelaskan variabel bebas lain yang tidak ikut diteliti atau tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

E. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis satu yaitu

profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout

ratio (DPR). Dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai signifikan uji t

dari variabel profitabilitas yang diproksikan menggunkan Return On Asset (ROA) sebesar 0,021. Yang mana nilai signifikan tersebut kurang dari nilai signifikan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis satu diterima. Semakin besar nilai Return On


(57)

Asset (ROA) mensinyalir bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin meningkat karena tingkat kembalian investasi (return) yang semakin besar. Dengan jumlah laba yang dihasilkan perusahaan meningkat, berarti kemungkinan perusahaan akan mengambil kebijakan untuk membagikan dividen juga akan meningkat, karena semakin tingginya cash flow dalam perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Sudarsi (2002) yang menunjukkan bahwa semakin besar keuntungan perusahaan maka semakin besar membayar dividen.

Penelitian Arilaha (2009) juga menyatakan bahwa besar kecilnya laba perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya bembagian dividen. Apabila laba perusahaan besar berati dividen yang dibagikan akan semakin besar pula. Demikian pula dengan sebaliknya, perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran dividen dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan mereka. Hasil ini juga didukung oleh penelitian Parica (2013) yang mengemukakan dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan memperoleh keuntungan. Pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit. Sinyal tesebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayar dividen. Profitabilitas mengambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Ukuran profitabilitas dapat


(58)

berbagai macam seperti laba operasi, laba bersih tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Kesimpulan ini berkaitan dengan teori kebijakan dividen, yaitu signalling hypothesis yang menjelaskan semakin besar atau kecil laba yang diperoleh suatu perusahaan merupakan sinyal bahwa terjadi perubahan terhadap pembagian dividen perusahaan tersebut kepada pemegang saham. Karena semakin besar laba yang diperoleh suatu perusahaan, ada kemungkinan perusahaan mampu untuk membayarkan dividen kepada para pemegang saham, dikarenakan jumlah laba yang diperoleh telah cukup digunakan untuk membiayai operasional perusahaan tersebut. Sehingga apabila dividen yang dibagikan semakin tinggi mensinyalir bahwa kinerja perusahaan tersebut bagus , sehingga dianggap perusahaan tesebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.

Hipotesis dua yaitu leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen atau dividend payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai sigifikan uji t dari variabel leverage yang diproksikan menggunkan debt to eqity ratio (DER) sebesar 0,108. Yang mana nilai signifikan tersebut lebih besar dari nilai signifikan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Artinya tinggi rendahnya pembagian dividen tidak berpengaruh oleh kebijakan perusahaan dalam berhutang. Atau bisa dikatakan apabila perusahaan dalam melakukan hutang , pembagian dividen tidak mempengaruhinya. Karena tidak ada pengaruh secara signifikan antara kebijakan dividen dan hutang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memerlukan tambahan dana dalam waktu singkat untuk kegiatan bisnisnya, oleh karena itu, manajer lebih memilih pembiayaan dengan hutang. Namun,


(59)

perusahaan go public di Indonesia juga ingin menarik perhatian investor untuk menanamkan sahamnya serta menunjukkan pada masyarakat luas bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik, dengan membagikan dividen.

Kemungkinan yang lain adalah perusahaan menggunakan hutang untuk investasi yang menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari tingkat bunga, sehingga perusahaan tetap mampu membayarkan dividen meskipun mempunyai beban membayar bunga dan angsuran hutangnya. Dalam hal ini berkaitan dengan teori kebijakan dividen yang dijelaskan dalam teori prespektif keagenan. Dimana untuk menghindari adanya biaya agensi, perusahaan melakukan beberapa cara. Salah satunya dengan melakukan pendanaan dengan berhutang. Namun dalam hal ini perusahaan melakukan hutang untuk melakukan investasi yang lebih menguntungkan, sehingga hasil laba yang diperoleh pun cukup untuk membiayai hutang dan beban bunga hutang tersebut dan untuk membagikan laba sebagai dividen. Sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan.

Hasil ini juga didukung penelitian Suharli dan Megawati dalam Arilaha (2009) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang leverage operasi atau keuangannya tinggi akan memberikan dividen yang rendah. Perusahaan yang memiliki struktur permodalan yang terdiri dari kreditor dan pemegang saham, dimana pihak manajemen tidak hanya memperhatikan kepentingan debt holder berupa pelunasan kewajiban tetapi juga memperhatikan kepentingan

share holder dengan membagikan dividen. Perspektif efficiency contracting

menyatakan bahwa manajer cenderung memilih kebijakan yang dapat meminimkan agency cost, sehingga kebijakan yang diambil dapat diterima pemegang saham, dan manajemen. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismiyanti dan Hanafi (2003) yang


(60)

menunjukkan kebijakan hutang memiliki pengaruh negative dan siginifkan terhadap kebijakan dividen.

Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

dividend payout ratio (DPR). Hipotesis tiga yaitu ukuran perusahaan atau

firm size berpengaruh psitif dan signifikan terhadap kebijakan dividen atau

dividend payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai

siginifikan uji t dari variabel ukuran perusahaan yang diproksikan menggunkan SIZE sebesar 0,006. Yang mana nilai signifikan tersebut kurang dari nilai signifikan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Artinya hipotesis tiga diterima, perusahaan yang besar cenderung untuk lebih mature dan mempunyai akses yang lebih mudah ke pasar modal, sehingga hal tersebut mengurangi ketergantungan mereka pada pendanaan internal. Hal ini menyebabkan perusahaan akan memberikan pembayaran dividen yang tinggi. Hasil penelitian ini didukung oleh Handayani dan Hadinugroho (2009) menunjukkan bahwa size berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen karena perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen dengan jumlah besar kepada pemegang saham.

Sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal, sehingga semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang. Ukuran perusahaan merupakan simbol ukuran perusahaan yang berhubungan dengan peluang dan kemampuan untuk masuk ke pasar modal dan jenis pembiayaan eksternal lainnya yang menunjukkan kemampuan meminjam. Hal ini menunjukkaan hubungan, bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula


(61)

dividen yang akan dibagikan. Dijelaskan dalam teori signalling hypothesis bahwa naik atau turunnya dividen suatu perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham, merupakan sinyal atas laba perusahaan tersebut. Perusahaan yang besar cenderung mudah untuk memdapatkan pendanaan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan operasional perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba yang optimal. Laba yang diperoleh perusahaan yang semakin tinggi, kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen juga semakin tinggi. Jadi, semakin besar ukuran suatu perusahaan, menjadikan sinyal atas laba perusahaan tersebut kepada dividen yang dibagikan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Farih (2007) yang menyimpulkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR).

Hipotesis empat yaitu pertumbuhan asset atau asset growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai sigifikan uji t dari variabel pertumbuhan aset yang diproksikan menggunakan GROWTH sebesar 0,004. Yang mana nilai signifikan tersebut kurang dari nilai signifikan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Artinya hipotesis empat diterima. Semakin pesat tingkat pertumbuhan perusahaan maka akan semakin besar dana yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan akan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan earning-nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin


(62)

cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, berarti makin rendah dividend payout ratio-nya (Riyanto, 2001).

Dalam teori residual dividen, perusahaan membayarkan dividen hanya jika terdapat kelebihan dana atas laba perusahaan yang digunakan untuk membiayai proyek yang telah direncanakan. Dengan kata lain, apabila perusahaan lebih memilih untuk membiayai proyek yang menguntungkan maka dividen yang dibayarkan akan lebih rendah. Menurut (Holder, langler & Hexter, 1998) dalam Erna Susilawati (2000) tingkat pertumbuhan pendapatan yang tinggi mengindikasikan adanya kesempatan investasi yang tinggi yang membutuhkan pendanaan, sehingga jika perusahaan harus membayarkan dividen, perusahaan harus mencari dana dari pihak eksternal. Usaha mendapatkan tambahan dana dari pihak eksternal ini akan menimbulkan biaya transaksi. Biaya transaksi yang tinggi menyebabkan perusahaan harus berpikir kembali untuk membayarkan dividen apabila masih ada peluang investasi yang bisa diambil dan lebih baik menggunakan dana dari aliran kas internal untuk membiayai investasi tersebut. Penjelasan ini sesuai dengan residual dividend theory, yang menjelaskan bahwa selama terdapat peluang investasi dengan tingkat pengembalian yang melebihi dari yang di perkirakan, perusahaan akan memilih memakai laba ditahan untuk digunakan dalam kemajuan operasional perusahaan. Maka, dapat dikatakan apabila laba yang dihasilkan suatu perusahaan tinggi, perusahaan belum tentu akan membagikannya sebagai dividen kepada para pemegang saham. Namun, kemungkinan perusahaan akan melakukan dengan menahan laba yang diperoleh untuk pembiayaan perusahaan lainnya, sehingga dividen yang


(63)

dibayarkan kepada para pemegang saham akan rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan Amidu dan Abor (2006) yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara growth dengan dividend payout ratio (DPR). Penelitian yang dilakukan oleh Arie dan Sampurno (2011) juga sependapat bahwa variabel

assets growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout


(64)

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab IV penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend

payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini profitabilitas menggunakan

proksi dengan Return On Assets (ROA), dimana variabel profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan yang mendapatkan laba yang tinggi otomatis perusahaan tersebut akan membagikan dividen kepada pemegang saham juga tinggi.

2. Variabel Leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

dividend payout ratio (DPR). Tinggi rendahnya pembagian dividen tidak

dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan perusahaan dalam berhutang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memerlukan tambahan dana dalam waktu singkat untuk kegiatan bisnisnya, oleh karena itu, manajer lebih memilih pembiayaan dengan hutang. Namun, perusahaan go public di Indonesia juga ingin menarik perhatian investor untuk menanamkan sahamnya serta menunjukkan pada masyarakat luas bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik, dengan membagikan dividen. Kemungkinan yang lain adalah perusahaan menggunakan hutang untuk investasi yang


(65)

menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari tingkat bunga, sehingga perusahaan tetap mampu membayarkan dividen meskipun mempunyai beban membayar bunga dan angsuran hutangnya.

3. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend

payout ratio (DPR). Size berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

dividen karena perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen dengan jumlah besar kepada pemegang saham. Sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal, sehingga semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang. Hal imi menunjukkaan hubungan, bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula dividen yang akan dibagikan dari hasil operasional perusahaan tersebut.

4. Pertumbuhan asset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Perusahaan lebih memilih untuk membiayai proyek yang menguntungkan maka dividen yang dibayarkan akan lebih rendah. Tingkat pertumbuhan pendapatan yang tinggi mengindikasikan adanya kesempatan investasi yang tinggi yang membutuhkan pendanaan, sehingga jika perusahaan harus membayarkan dividen, perusahaan harus mencari dana dari pihak eksternal. Usaha mendapatkan tambahan dana dari pihak eksternal ini akan menimbulkan biaya transaksi. Biaya transaksi yang


(66)

tinggi menyebabkan perusahaan harus berpikir kembali untuk membayarkan dividen apabila masih ada peluang investasi yang bisa diambil dan lebih baik menggunakan dana dari aliran kas internal untuk membiayai investasi tersebut

B. Keterbatasan

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga peneliti tidak bisa mengendalikan dan mengawasi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam perhitungannya. Kebenaran data sangat tergantung pada keakuratan data pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

2. Variabel-variabel yang mempengaruhi kebijakan dividen yang diteliti hanya meliputi empat variabel yaitu profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan asset. Sehingga nilai koefisien determinasi yang diperoleh pada penelitian ini masih rendah.

3. Jumlah sampel dalam penelitian ini masih sangat terbatas yaitu hanya 97 sampel, hal ini disebabkan terbatasnya perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang membayarkan dividen selama periode penelitian.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan tersebut maka penulis memberikan saran sebagai berikut:


(67)

1. Dalam penelitian selanjutnya peneliti bisa menggunakan data sekunder selain dari yang digunakan dalam penelitian, mislanya data dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Agar diperoleh keuntungan yang optimal dalam investasinya, investor yang melakukan penawaran modal pada perusahaan manufaktur di BEI, perlu memperhatikan faktor-faktor profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan assets karena terbukti variabel-variabel ini berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio .

3. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan penambahan variabel lain, seperti: risiko pasar, struktur kepemilikan perusahaan, dan free cash flow agar diperoleh nilai koefisien determinasi yang lebih besar.

4. Memperbanyak sampel dengan memasukkan semua perusahaan go public

atau jenis perusahaan yang mempunyai banyak perusahaan di BEI

sehingga kesimpulan yang diperoleh tingkat generalisasinya dapat lebih ditingkatkan.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Rober. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”. Jakarta : Mediasoft Indonesia. 1997.

Amidu, Mohammed, Abor, Joshua. "Determinants of dividend payout ratios in Ghana", The Journal of Risk Finance, Vol. 7 Iss: 2, hal 136 – 145. 2006.

Arilaha, Muhammad A. “Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas,

Likuiditasdan Leverage terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal

Keuangan dan Perbankan.Vol. 13 No. 1, hal.78-87. 2009.

Arie, Septiani dan DjokoSampurno, “Analisis Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Growth, Firm Size, dan Cash Ratio terhadap

Dividend Payout Ratio”, Jurnal Universitas Diponegoro. 2011.

Brigham, Eugene F. dan Houston Joel F. “Manajemen Keuangan”. Edisi 8. Jakarta: Erlangga. 2001.

Bringham, EF., & Gapenski,LC., Daves, PR., “Intermediate Financial

Management”, The Dryden Press, New York. 1999.

Brigham, dan Weston. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi 9. Jakarta : Erlangga. 1993.

C. Erna Susilawati. “Dampak Faktor-faktor Keagenan dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Transaksi Terhadap Rasio Pembayaran

Deviden”. Jurnal Siasat Bisnis. Vol,2.No.5, Maret. Hal.111-125.

2000.

Deitiana, Tita. “Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran

deviden kas”. 2009.

Dwi R. Handayani dan Hadinugroho, Bambang.”Analisis Pengaruh

Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran

Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Fokus Manajerial

Vol.7 No.1. 2009.


(69)

Political Ecomomy 88, 288-325. 1980.

Fama, E., and M. Jensen. , “Separation of ownership and control”, Journal of Law and Ecomomic 26, 301-325. 1983.

Ghozali, Imam. ”Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS

20”. Cetakan VI. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

2012.

Hakim, Farih Rahman.“Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Dividen Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Membagikan Dividen dan Terdaftar Di BEJ Tahun 2003-2005”.

FE Universitas Negeri Semarang. 2007.

Harryo, Hendri. “Analisis rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas serta pengaruhnya terhadap harga saham pada

perusahaan sector pertambangan yang listing di BEI”. 2009.

Hanafi, Mamduh M. “Manajemen Keuangan”. Yogyakarta: BPFE. 2004

Hardiyanti, Nia. “Analisis pengaruh insider ownership, leverage, profitabilitas, firmsize, dan deviden payout ratio terhadap nilai

perusahaan”.

Ismiyanti, Fitri dan M. Hanafi. “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Risiko, Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen”,

Analisis Persamaan Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.2003.

Jensen, M. dan W. Meckling. “Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure”, Journal of

Financial Economics 3, 305-360. 1976.

Kadir, Abdul. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden pada perusahaan Credit Agencies go public di Bursa Efek

Indonesia”. 2010.

Kusumawati, Rita dan Ade Sudento, “Analisis Pengaruh Profitabilitas (ROE), Ukuran Perusahaan (Size) dan Leverage Keuangan (Solvabilitas) terhadap tingkat underpricing pada penawaran perdana


(1)

Lampiran 7

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.475a .225 .192 .18742 1.775

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son Predictors: (Constant), GROWTH, DER, SIZE, ROA

a.

Dependent Variable: DPR b.


(2)

Lampiran 8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coeffi ci entsa

.277 .193 1.432 .156

.180 .162 .125 1.113 .269

.028 .030 .109 .956 .342

-.014 .016 -.094 -.868 .387

.003 .105 .003 .024 .981

(Constant) ROA DER SI ZE GROWTH Model

1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: ABSE a.


(3)

Model Summary

.475a .225 .192 .18742

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), GROWTH, DER, SIZE, ROA a.

ANOVAb

.939 4 .235 6.685 .000a

3.232 92 .035

4.171 96 Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), GROWTH, DER, SI ZE, ROA a.

Dependent Variable: DPR b.

Coeffi ci entsa

-.465 .313 -1.488 .140

.616 .261 .236 2.356 .021

-.078 .048 -.165 -1.623 .108

.074 .026 .273 2.829 .006

-.496 .170 -.275 -2.926 .004

(Constant) ROA DER SI ZE GROWTH Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: DPR a.


(4)

Lampiran 10

Hasil Perhitungan Uji t

Coeffi ci entsa

-.465 .313 -1.488 .140

.616 .261 .236 2.356 .021

-.078 .048 -.165 -1.623 .108

.074 .026 .273 2.829 .006

-.496 .170 -.275 -2.926 .004

(Constant) ROA DER SI ZE GROWTH Model

1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: DPR a.


(5)

ANOVAb

.939 4 .235 6.685 .000a

3.232 92 .035

4.171 96

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), GROWTH, DER, SI ZE, ROA a.

Dependent Variable: DPR b.


(6)

Lampiran 12

Hasil Uji R

2

Model Summary

.475a .225 .192 .18742

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), GROWTH, DER, SIZE, ROA a.