EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014

(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA

SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN

KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

2013-2014

SKRIPSI

Disusun Oleh: ADITA DAMARIKA

20120520128

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA

SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI

KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014

Oleh:

ADITA DAMARIKA

20120520128

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI Dengan Judul:

“EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS

PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014”

Oleh:

ADITA DAMARIKA 20120520128

Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada:

Hari / Tanggal : Kamis / 25 Agustus 2016

Tempat : Ruang Sidang Fisipol

Pukul : 12.00 – 13.00

SUSUNAN TIM PENGUJI: KETUA

Erni Zuhriyati, S.S., S.IP., MA

Penguji I Penguji II

Dr. Dyah Mutiarin, M.Si Bambang Eka Cahya W, S.IP., M.Si

Mengetahui

KETUA JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


(4)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Adita Damarika

NIM : 20120520128

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa:

Semua yang tertulis di dalam naskah skripsi ini merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan bukan menjiplak hasil karya orang lain, kecuali dasar teori yang saya cuplik dari buku yang sumbernya sudah dicantumkan di daftar pustaka sebagai referensi saya dalam melengkapi naskah skripsi ini. Apabila pernyataan ini tidak benar maka saya siap menerima sanksi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sesuai dengan peraturan yang ada dan berlaku.

Yogyakarta, 13 Agustus 2016 Penulis


(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirohim

Dengan rahmat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan ini saya persembahkan karya ini untuk :

 Allah SWT yang Maha Penolong, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Segalanya, Alhamdulillah Yaa Allah berkat ijin dan ridho-Mu yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan untuk menyelesaikan tugas skripsi ini sampai selesai dengan baik. Ridhoi segala urusan hambamu ini untuk ke depannya. Amin

 Ibuku Nunuk Sri Utami yang selama ini sudah menjadi wanita paling hebat dan selalu memberikan motivasi, semangat, dukungan untuk putrimu satu-satunya ini hingga dapat menyelesaikan skripsi, studi, sampai bergelar sarjana. Terimakasih atas semua doa dan kasih sayang yang selalu ibu berikan. Terimakasih sudah membiayai putrimu ini sampai bergelar sarjana. Semoga ini semua merupakan salah satu langkah awal putrimu mencapai kesuksesan dan cita-cita. Semoga ibu diberikan panjang umur agar dapat melihat kesuksesan putrimu ini. Amin

 Adekku satu-satunya Daffa Ivanda Kurnia semoga dengan ini dapat

memotivasi untuk belajar.

 Simbahku putri Subingah, yang selalu memberikan doa dan kasih sayang dan menginginkan cucumu ini sukses semoga semua doamu dikabulkan Allah SWT. Amin


(6)

 Keluarga dari tanteku yang paling mengerti, Om Yazid, Tante Tari dan kedua sepupuku Naya serta Lintang terimakasih untuk semua bantuan dan doa hingga aku dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu.

 (Alm) Pakde Bambang Santoso. Terima kasih untuk semua nasehat yang dulu

selalu diberikan. Walau saat ini pakde tidak dapat menemani wisuda, tapi aku yakin pakde pasti senang dan melihat semuanya dari jauh.

 Keluarga besar (Alm) Sunardi-Subingah. Terima kasih untuk semua doa, bantuan dan dukungannya hingga aku berhasil meraih gelar sarjana.

 Untuk laki-laki yang sudah menemaniku sampai sejauh ini, Didin Johan Muchidin terima kasih untuk semua kasih sayang, doa, dan dukungannya sampai skripsi ini terselesai dengan baik. Terima kasih sudah mau direpotkan dan menerima semua kekuranganku. Tetap semangat, jangan menyerah.

Success for us !

 Sahabat yang paling mengerti, Dinia Muarifah, S.Psi terima kasih atas semua dukungan, nasehat, dan selalu mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini sampai akhirnya aku berhasil menyelesaikan dengan tepat waktu.

 Untuk teman-teman kosan Ditaria, Tyra Delita, Dhea, Ayuk, Intan, dan Mergie. Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik selama di Jogja. Walau sebentar lagi kita akan terpisahkan jarak, tapi semoga kenangan selama satu atap tidak akan pernah terpisahkan.

 Cemara’s Family (Ramadhanta, Ichwan, Anthony, Putrika Ajeng, Diah, Erik,

Arif, Dicky, Ajeng Aprilia, Yoga Bintoro, Yoga Pandu, Dodok, Oviean Dicky, Ziadi) terima kasih untuk semua doa dan dukungan kalian semua sampai aku berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Semoga


(7)

kalian yang masih on the way menuju sarjana dipermudah semua urusannya, dilancarkan skripsinya, dan segera menyusul bergelar sarjana.

 Teman-teman seperjuangan di IP kelas C terkhusus untuk Eko Wahyu Hangga dan Al Hikmatul terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik dari awal menjadi mahasiswa sampai sejauh ini.

 Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan 2012 UMY

 Teman terkonyol (Wieke dan Maulela) terima kasih untuk semua

dukungannya. Kekonyolan kalian adalah penghibur dan salah satu obat stres skripsi.

 Dosen-dosen Ilmu Pemerintahan UMY. Terima kasih untuk ilmu yang sudah

diberikan. Semoga saya dapat melanjutkan dan menggunakan ilmu yang diberikan dengan sebaik mungkin.


(8)

MOTTO

“Failure only happens when we give up”

(B.J Habibie)

“Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan

yang dalam”

(Ir. Soekarno)


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga atas kehendak-Nya pula

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS PROGRAM

SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014.” Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Semoga karya ini dapat bermanfaatdann dapat berkontribusi bagi khasamah ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan, saran,dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan tulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Ali Muhammad, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Dr. Titin Purwaningsih, S.IP., M.Si, selaku Kaprodi Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas


(10)

4. Ibu Erni Zuhriyati, S.S., S.IP., MA. Selaku dosen pembimbing selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbingan dan memberikan arahan kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Dosen Penguji Idan Dosen Penguji II.

6. Semua pihak yang terkait dalam penyususnan skripsi ini yang telah memberikan banyak informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini mengingat kemampuan serta pengalaman peneliti yang sangat terbatas. Tidak ada yang dapat penulis berikan selain ucapan terima kasih atas seluruh bantuan yang diberikan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi tambahan ilmu untuk pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 13 Agustus 2016

Penulis


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

SINOPSIS ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Kerangka Teori... 9

1. Efektifivitas ... 9

2. Program ... 12

3. Kebijakan Pendidikan ... 14

4. Kualitas Pendidikan ... 19

F. Definisi Konsepsional ... 21


(12)

H. Metode Penelitian... 24

1. Jenis Penelitian ... 24

2. Lokasi Penelitian ... 24

3. Unit Analisis Data ... 25

4. Jenis Data ... 26

5. Teknik Pengumupulan Data ... 27

6. Teknik Analisis Data ... 29

BAB II DEFINISI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabuptaten Sragen ... 31

1. Kondisi Geografis ... 31

2. Visi ... 32

3. Misi ... 34

B. Profil UPTPK Kabupaten Sragen ... 34

1. Tujuan ... 35

2. Visi ... 36

3. Misi ... 36

4. Outcomes ... 36

5. Struktur Organisasi ... 37

C. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen ... 37

1. Visi ... 38

2. Misi ... 39

3. Tujuan ... 39


(13)

BAB III EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM BEASISWA SINTAWATI (Siswa Pintar Warga Sekowati)

A. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Beasiswa Sintawati ... 43

B. Efektivitas Pelaksanaan Program Beasiswa Sintawati ... 44

1. Indikator Produktivitas ... 44

1.1.Hasil Pelaksanaan Program ... 50

1.2.Capaian Program ... 53

2. Indikator Efisiensi ... 55

2.1.Penggunaa Alokasi Waktu Pelaksanaan Program Sintawati ... 55

3. Indikator Kepuasan ... 62

4. Indikator Keunggulan ... 65

5. Indikator Pengembangan ... 65

C. Kualitas Pendidikan ... 66

D. Analisis Hubungan RKPD Bidang Pendidikan ... 77

E. Sintawati Pendidikan Dasar, Lanjutan, dan Perguruan Tinggi Negeri ... 81

F. Faktor Pendukung Pelaksanaan Program ... 82

G. Faktor Penghambat Pelaksanaan Program ... 85

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Siswa/Mahasiswa 2005-2010 ... 6

Tabel 1.2 Angka Partisipasi Sekolah ... 7

Tabel 3.1 Rekap Jumlah Pemohon Beasiswa PTN Sintawadi ... 49

Tabel 3.2 Rekap Jumlah Penerima ... 49

Tabel 3.3 Angka siswa mengulang, putus sekolah dan lulusan tahun 2012/2013-2013/2014 ... 69

Tabel 3.4 Angka siswa mengulang, putus sekolah, dan lulusan tahun 2013/2014-2014/2015 ... 69


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta administrasi Kabupaten Sragen ... 31

Gambar 2.2 Struktur organisasi UPTPK ... 37

Gambar 3.1Kartu Sintawati Melati ... 47

Gambar 3.2 Kartu Sintawati Menur ... 47

Gambar 3.3Kartu Sintawati Kenanga ... 48

Gambar 3.4Survey rumah pemohon beasiswa ... 59

Gambar 3.5Keadaan di dalam rumah ... 59

Gambar 3.6 Keadaan kamar tidur ... 60

Gambar 3.7Makanan sehari-hari ... 60


(16)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI Dengan Judul:

“EFEKTIVITAS PROGRAM SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI (SINTAWATI) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013-2014”

Oleh:

ADITA DAMARIKA 20120520128

Telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pada:

Hari / Tanggal : Kamis / 25 Agustus 2016

Tempat : Ruang Sidang Fisipol

Pukul : 12.00 – 13.00

SUSUNAN TIM PENGUJI: KETUA

Erni Zuhriyati, S.S., S.IP., MA

Penguji I Penguji II

Dr. Dyah Mutiarin, M.Si Bambang Eka Cahya W, S.IP., M.Si

Mengetahui

KETUA JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


(17)

ABSTRAK

Di Indonesia masih banyak permasalahan dalam bidang pendidikan seperti krisis ekonomi yang berdampak pada anak putus sekolah. Hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang rendah. Salah satu usaha dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Kabupaten Sragen, Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen membuat sebuah kebijakan pendidikan gratis yang dinamakan dengan program Sintawati. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program sintawati dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen tahun 2013-2014. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif dimana data yang diperoleh diklarifikasi dan digambarkan dengan kata-kata atau kalimat untuk menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa program Sintawati belum efektiv dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan karena ada beberapa indikator yang belum tercapai. Program Sintawati saat ini juga belum sepenuhnya dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas karena masih banyaknya angka anak putus sekolah dan mengulang. Banyaknya jumlah pemohon beasiswa tidak sebanding dengan banyaknya jumlah lulusan. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya sosialisasi sehingga informasi yang diakses juga minim.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap orang. Pendidikan juga merupakan hak asasi manusia yang diakui secara Nasional maupun Internasional. Di Indonesia pendidikan diakui di dalam UUD 1945, pasal 31 ayat 1 sampai 5. Ada beberapa hal berkaitan dengan UUD 1945 yang mengatur posisi pemerintah dan warga negara. Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan nasional, menganggarkan 20% dari APBN dan APBD.1 Sementara, hak warga mendapatkan pendidikan, kewajibannya adalah mengikuti pendidikann dasar yang dilakukan pemerintah dan ikut berpastisipasi dalam menyukseskan pendidikan nasional tersebut.2

Negara dapat maju dan berkembang ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi dan berkualitas. Maka artinya yaitu pendidikan sangat menentukan perkembangan kemajuan negara menjadi negara maju yang dicirikan dengan tidak adanya warga yang buta huruf. Dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan isi dari UUD 1945 pendidikan juga diarahkan untuk semua rakyat secara keseluruhan dan harus lebih memperhatikan pada rakyat yang kurang mampu. Setiap warga Negara Indonesia

1 Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Hal 44 2 Ibid, Hal 44


(19)

berhak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu tanpa memandang status sosial, etnis, agama, ras, dan gender.

Pembangunan pendidikan merupakan bagian penting dari upaya menyeluruh dan sungguh-sungguh untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dalam konteks demikian pembangunan pendidikan itu mencakup berbagai dimensi yang sangat luas; yang meliputi dimensi sosial, budaya, ekonomi, dan politik.3 Awalnya pendidikan menjadi kewenangan pemerintah pusat saja, tetapi dengan adanya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menandai bahwa daerah mempunyai kewenangan yang luas untuk melakukan otonomi daerah. Hal tersebut menandakan bahwa Pemerintah Daerah juga memiliki kewenangan dalam upaya pengelolaan pendidikan.

Dilihat lebih dekat, sebenarnya di Indonesia ini masih banyak permasalahan dalam bidang pendidikan. Sejak dihantam krisis ekonomi di tahun 1998, kondisi perekonomian kita sebenarnya bisa dikatakan belum pulih benar. Hal tersebut sejalan dengan persoalan dunia perbankan yang banyak menguras tenaga, pikiran, dan kekayaan negara untuk menyehatkannya sehingga mengurangi anggaran untuk menambah pembangunan di bidang-bidang lain,

3 Fattah, Prof. Dr. Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


(20)

terutama pendidikan. kondisi-kondisi tersebut jelas ikut menghambat perkembangan dan kemajuan pendidikan nasional.4

Salah satu dampak krisis ekonomi yang secara langsung dirasakan dalam pendidikan adalah menurunnya kemampuan masyarakat dalam membayar biaya pendidikan. hal ini berakibat pada meningkatnya angka putus sekolah, bolos di kalangan siswa, dan menurunnya motivasi belajar siswa yang berada di sekolah.5 Biaya merupakan faktor penting dalam pendidikan. Namun memenuhi hajat hidup dalam hal ini kebutuhan pokok lebih penting. Hal ini yang menyebabkan banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya. Banyak sekali anak usia sekolah yang harus membantu orang tuanya mencari nafkah. Oleh karena itu undang-undang mengamanatkan agar pemerintah memperhatikan anak-anak usia sekolah agar dapat mengikuti pendidikan dasar tanpa dibebani biaya yang dapat menghambat proses pendidikan. Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 11 ayat 2 yang berbunyi

“Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana

guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga Negara yang berusia

tujuh sampai lima belas tahun”.6

4 Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Hal 44 5 Jalal, Dr. Fasli dan Supriadi, Prof. Dr. Dedi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi

Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, hal 59

6 Qayyum, La Ode Abdul Haadiy. 2012. Efektivitas Program Pendidikan Gratis di SMP Negeri 3


(21)

Masih banyaknya anak-anak yang berada di jalanan dan tidak dapat menikmati dunia pendidikan dikarenakan adanya masalah seperti mahalnya biaya pendidikan juga merupakan salah satu permasalahan pembangunan pendidikan di Indonesia. Tingginya angka pengangguran dan mahalnya biaya pendidikan menyebabkan banyak anak yang putus sekolah. Padahal pemerintah Indonesia sudah mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun.

Program wajib belajar sembilan tahun merupakan pendidikan minimal yang harus ditempuh oleh setiap warga Negara Indonesia. Tetapi pada kenyataannya ternyata program tersebut belum berjalan dengan baik karena masih banyaknya anak yang tidak dapat menikmati bangku sekolah karena faktor ekonomi dan mahalnya biaya sekolah. Pemerintah Pusat sebenarnya juga berusaha memberikan bantuan untuk pendidikan, tetapi pada prakteknya di lapangan ternyata belum dapat berjalan dengan baik karena mungkin ada oknum tertentu yang disengaja. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang sebenarnya dialokasikan untuk pendidikan gratis ternyata pada kenyataannya banyak sekolah yang masih memungut biaya pendidikan. Berbagai masalah dan tantangan dalam pendidikan dasar dapat diatasi oleh pemerintah dengan melahirkan berbagai kebijakan dan program yang bisa mengurangi masalah secara bertahap, seperti masalah mutu pendidikan, pemerataan dan relevansi, efektivitas, dan efisiensi pendidikan.7

7Ibid, hal 32


(22)

Di setiap daerah yang sekarang ini sudah diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat untuk melaksanakan otonomi daerah menjadi semakin terbuka luas untuk berkesempatan melakukan pembangunan di semua aspek termasuk aspek pendidikan. Dalam bidang pendidikan, otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan kinerja pendidikan di daerah melalui pemberdayaan kemampuan lokal, meningkatnya peran serta masyarakat dalam pendidikan, terjaminnya pemerataan pendidikan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan semakin meningkatnya mutu pendidikan.8

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen juga berupaya memperbaiki pendidikan dengan cara membuat kebijakan sekolah bebas biaya untuk anak dari keluarga kurang mampu. Kebijakan tersebut dibuat dalam bentuk program yang bernama Sintawati. Sintawati merupakan kepanjangan dari Siswa Pintar Warga Sukowati. Program tersebut diprioritaskan untuk siswa yang bersekolah di Kabupaten Sragen jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK negeri maupun swasta. Tujuan program tersebut yaitu agar anak-anak mempunyai semangat yang tinggi untuk bersekolah dapat meminimalisir angka putus sekolah.

Kebijakan tersebut mulai dilaksanakan sejak tahun 2012. Keputusan baru dari Bupati bahwa program Sintawati juga diperuntukkan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu yang kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di wilayah Pulau Jawa. Semua anak yang termasuk dalam kategori tersebut dapat mengajukan permohonan sekolah gratis dengan memenuhi semua syarat

8 Jalal, Dr. Fasli dan Supriadi, Prof. Dr. Dedi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi


(23)

administratif yang sudah ditentukan atau ditetapkan oleh Bupati Kabupaten Sragen. Harapan dari Bupati Sragen Agus Fathurrachman bahwa :

“Nantinya anak pintar dari keluarga kurang mampu dapat bersekolah atau berkuliah sehingga nantinya dapat bersaing atau ikut berkompetisi di kota-kota besar dalam mencari pekerjaan sehingga dengan seperti itu dapat mengurangi angka pengangguran dan dapat membantu memperbaiki tingkat ekonomi.”9

Berikut ini data jumlah siswa/mahasiswa Kabupaten Sragen tahun 2005-2010: Tabel 1.1

JUMLAH SISWA/MAHASISWA

JENIS SEKOLAH SATUAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Taman Kanak-kanak (TK) Negeri orang 86 98 86 204 113 113 Swasta orang 16.108 15.791 16.108 15.841 16.379 16.379 Sekolah Luar Biasa SLB)

Negeri orang - - - 55 51 51

Swasta orang 279 357 279 279 416 416

Sekolah Dasar (SD)

Negeri orang 85.913 85.690 85.913 82.963 81.874 81.874 Swasta orang 1.097 1.346 1.346 2.302 2.836 2.836 Sekolah Lj. Tkt. Prtm (SLTP) Negeri orang 27.495 28.254 28.254 28.687 28.655 28.655 Swasta orang 9.040 8.546 8.546 8.229 8.114 8.114 Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri orang 6.558 6.840 6.840 6.558 7.273 7.228 Swasta orang 4.938 4.620 4.620 4.620 3.414 2.867 Sekolah Men. Kejuruan (SMK) Negeri orang 2.614 3.544 3.544 2.614 6.540 7.851 Swasta orang 12.373 12.332 12.332 12.332 12.479 13.092 Perguruan Tinggi (PT)

Negeri orang - - - -

Swasta orang - - - -

Sumber: sragenkab.go.id

Untuk angka putus sekolah di Kabupaten Sragen tahun 2014 pada tingkatan SD menunjukkan angka 0,16%, sedangkan untuk tingkatan SMP menunjukkan angka 0,05%.10 Rata-rata lama sekolah Kabupaten Sragen

9Sragenkab.go.id diakses pada 5 Oktober 2015 pukul 15.10 WIB

10


(24)

menunjukkan angka 7,22 pada tahun 2012.11 Angka tersebut menunjukkan penurunan dari tahun 2010 yang menunjukkan angka 7,54.

Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun 2014 Tabel 1.2

Kab/Kota Sragen L P L+P

7-12 98,043 100 99,058

13-15 97,925 99,306 98,594

16-18 77,889 77,064 77,451

19-24 22,025 12,218 16,404

Sumber: Sragenkab.bps.go.id

Program pendidikan gratis melalui Sintawati juga merupakan salah satu cara dalam upaya pengentasan atau penanggulangan masalah kemiskinan di Kabupaten Sragen melalui bidang pendidikan. Berdasarkan Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota tahun 2011-2012, Kabupaten Sragen memiliki angka presentasi tinggi yaitu 19,70% pada tahun 2011 dan 17,49% pada tahun 2012.12 Untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat Sragen maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen melaksanakan program-program pengentasan kemiskinan yang ditangani oleh badan khusus yang terfokus pada permasalahan kemiskinan saja. Badan tersebut yaitu Unit Pelayanan Terpadu

11 Jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/779 12 BPS tahun 2012


(25)

Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK). Salah satu program yang ditangani oleh UPT-PK ini adalah program Sintawati.

Dengan adanya badan khusus yang menangani masalah pengentasan kemiskinan melalui program Sintawati maka harapannya agar pemerintah lebih terfokus dalam menangani dan mendistribusikan Sintawati kepada siswa dari keluarga kurang mampu. Tetapi apakah dengan cara memberikan kewenangan khusus kepada UPT-PK progam Sintawati tersebut dapat berjalan dengan baik dengan input dan output yang selaras belum dapat disimpulkan karena memerlukan monitoring dan juga evaluasi untuk memberikan kesimpulan apakah program tersebut sudah efektif atau belum. Maka dari paparan di atas, penulis

ingin meneliti tetang “Efektivitas progam Sintawati dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen tahun 2013-2014.”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana Efektivitas Pelaksanaan Program Sintawati dalam Upaya

Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kabupaten Sragen Tahun 2013-2014?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program sintawati dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen tahun 2013-2014.


(26)

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian kebijakan Pemerintah Daerah terhadap dunia pendidikan gratis dan upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sragen ini adalah untuk mengevaluasi kebijakan Sintawati untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Sragen.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah memberi kontribusi dalam bidang pendidikan khususnya dalam mengeluarkan kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen. Selain itu diharapkan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan perubahan atau perbaikan untuk permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia khususnya di Kabupaten Sragen melalui program Sintawati dan juga dapat memberikan solusi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Selain itu, manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat menjadi masukan, perubahan dan perbaikan untuk program Sintawati.

E. KERANGKA TEORI

1. Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan


(27)

dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.13 Menurut Hidayat, efektivitas

adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Semakin besar presentase yang dicapai, maka semakin tinggi efektivitasnya. Menurut pendapat Mahmudi14 dalam bukunya Manajemen Sektor Publik mendefinisikan

efektivitas sebagai berikut: “efektivitas merupakan hubungan antara

output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output

terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program

atau kegiatan”.

Efektivitas berfokus pada outcomes (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Konsep efektivitas menurut Chester I. Barnard Gibson dkk, adalah pencapaian sasaran yang disepakati atas usaha bersama dan tingkat pencapaian sasaran itu menunjukkan efektivitasnya.15 Menurut H. Emerson efektivitas diartikan sebagai pengukuran tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika sasaran dan tujuannya sudah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan maka dapat dikatakan sudah efektif, namun jika yang terjadi sebaliknya yaitu sasaran

13 Qayyum, La Ode Abdul Haadiy. 2012. Efektivitas Program Pendidikan Gratis di SMP Negeri 3

Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. Makassar:Unhas 14

Mahmudi. 2005. Manajemen Sektor Publik. Erlangga: Jakarta. Hal 92


(28)

dan tujuan yang tercapai tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan maka itu tidak efektif.16

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang ditekankan dalam istilah atau pengertian efektivitas yaitu pada pencapaian tujuan yang dapat tercapai sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya dan juga dapat memberikan dampak atau efek yang timbul terhadap apa yang diharapkan.

b. Faktor-Faktor Efektivitas

Menurut pendapat Gibson Ivancevich Donnely dalam bukunya

Prilaku Struktur, Proses menyebutkan bahwa ukuran efektivitas organisasi sebagai berikut:

1. Produksi, adalah merupakan kemampuan organisasi untuk

memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.

2. Efisiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan

input.

3. Kepuasan adalah merupakan ukuran untuk menunjukkan tingkat dimana organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

16 Sutiyono. Efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa (Desa Seling Kecamatan Karang Sambung,


(29)

4. Keunggulan adalah tingkat dimana organisasi dapat dan benar-benar tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.

5. Pengembangan adalah merupakan mengukur kemampuan organisasi untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan masyarakat.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran efektivitas organisasi merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai serta menunjukkan pada tingkat sejauh mana organisasi, program/kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Hal-hal yang mempengaruhi efektivitas adalah ukuran, tingkat kesulitan, kepuasan, hasil dan kecepatan serta individu atau organisasi dalam melaksanakan sebuah kegiatan/program tersebut, di samping itu evaluasi apabila terjadi kesalahan pengertian pada tingkat produktivitas yang dicapai, sehingga akan tercapai suatu kesinambungan

(sustainability).17

2. Pengertian Program

Dalam merancang atau melaksanakan suatu kegiatan harus dilengkapi dengan sesuatu yang dinamakan program. Program merupakan unsur pertama yang harus ada untuk merangkai atau melaksanakan adanya suatu kegiatan untuk melaksanakan atau menjalankan pekerjaan tertentu diperlukan penyusunan program agar pekerjaan yang dilaksanakan dapat terarah


(30)

sehingga dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Untuk lebih memahami mengenai pengertian program, berikut ini akan dikemukakan definisi dari program oleh beberapa ahli:

Menurut Saifuddin Anshari, mengatakan bahwa:

“Program adalah daftar terperinci mengenai acara dan usaha yang akan dilaksanakan.”

Menurut Sindhunata, mengatakan bahwa:

“Program adalah kelompok pernyataan yang persis dan berurutan yang

gunanya untuk member tahu bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.”

Menurut Charles. O. Jones, mengatakan bahwa:

“Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai suatu tujuan.”18

Dengan penjabaran yang tepat terlihat dengan jelas yang paling sedikit lima hal, yaitu:

1. Berbagai sasaran konkrit yang ingin dicapai.

2. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.

3. Besarnya biaya yang diperlukan beserta identifikasi sumbernya. 4. Jenis-jenis kegiatan operasional yang akan dilaksanakan.

5. Tenaga kerja yang dibutuhkan, baik ditinjau dari sudut kualifikasinya maupun ditinjau dari segi jumlahnya.


(31)

Suatu program yang baik menurut Bintoro Tjokroamidjojo harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:19

1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas.

2. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten atau proyek yang

saling berkaitan untuk mencapai tujuan program seefektif mungkin.

4. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan

keuntungan-keuntungan yang diharapkan akan hasil program tersebut.

5. Hubungan dalam kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan program pembangunan lainnya.

6. Berbagai upaya dalam bidang manajemen, termasuk penyediaan tenaga, pembiayaan, dan lain-lain untuk melaksanakan program tersebut. Dengan demikian, dalam menentukan suatu program harus dirumuskan secara matang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mencapai tujuan melalui pasrtisipasi dari masyarakat.

3. Kebijakan Pendidikan

Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi

19

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%201-VI.pdf?sequence=1


(32)

dan misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu tertentu.20

Dasar kebijakan pendidikan ditinjau dari segi sosiologis adalah selain sebagai makhluk sosial, manusia adalah makhluk yang dapat dididik dan proses pendidikan tersebut harus sesuai dengan hakikat manusia yang bebas. 21

Kebijakan pendidikan menurut Ali Imron memiliki karakteristik sebagai berikut:22

a. Memiliki tujuan pendidikan; kebijakan pendidikan harus memiliki tujuan pendidikan yang jelas dan terarah untuk memberikan kontribusi pada pendidikan. Memiliki aspek legal-formal; kebijakan pendidikan harus memenuhi syarat konstitusional sesuai dengan hierarki konstitusi yang berlaku di sebuah wilayah hingga dapat dinyatakan sah dan resmi berlaku di wilayah tersebut.

b. Memiliki komsep operasional; kebijakan pendidikan sebagai panduan yang bersifat umum harus mempunyai manfaat operasional agar dapat diimplementasikan. Adapun konsep operasional dalam bidang pendidikan adalah sebagai berikut.

1) Dibuat oleh yang berwenang

20 H.A.R. Tilaar. 2008. Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan

Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Public. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal 140. 21 Ibid.


(33)

Kebijakan pendidikan harus dibuat oleh para ahli bidang pendidikan sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada pendidikan dan lingkungan di luar pendidikan. para administrator pendidikan, pengelola lembaga pendidikan, dan para politisi yang berkaitan langsung dengan pendidikan adalah unsur minimal pembuat kebijakan pendidikan.

2) Dapat dievaluasi

Kebijakan oendidikan yang telah ditetapkan memerlukan evaluasi untuk ditindaklanjuti. Jika baik, kebijakan tersebut dipertahankan atau dikembangkan. Jika mengandung kesalahan, kebijakan tersebut harus dapat diperbaiki.

3) Memiliki sistematika

Kebijakan pendidikan harus memiliki sistematika yang jelas, menyangkut seluruh aspek yang ingin diatur olehnya. Sistematika tersebut dituntut memiliki efektivitas dan efisiensi yang tinggi agarkebijakan pendidikan tidak bersifat pragmatis, diskriminatif, dan rapuh strukturnya akibat serangkaian faktor yang hilang atau saling berbenturan satu sama lainnya. Hal ini harus diperhatikan dengan cermat agar pemberlakuannya kelak tidak menimbulkan kecacatan hukum secara internal. Secara eksternal, kebijakan pendidikan harus selaras dengan kebijakan lainnya, seperti kebijakan politik, kebijakan moneter, bahkan kebijakan pendidikan di atasnya, di samping, dan dibawahnya.


(34)

Untuk menentukan pilihan dalam merumuskan kebijakan dalam pendidikan, perlu pemahaman tentang pandangan terhadap tujuan kebijakan, yaitu: (1) Tujuan kebijakann dilihat dari tingkatan masyarakat; (2) tujuan kebijakan dilihat dari tingkatan politisi; (3) tujuan kebijakan dilihat dari tingkatan ekonomi. 23

Kebijakan pendidikan menunjuk pada keinginan penguasa atau pemerintah yang idealnya dalam masyarakat demokratis merupakan cerminan pendapat umum (opini pendidikan). untuk mewujudkan keinginan tersebut dan menjadikan kebijakan efektif, diperlukan sejumlah hal berikut:24

a. Perangkat hukum berupa peraturan perundang-undangan sehingga dapat diketahui pendidikan yang telah diputuskan.

b. Jelasnya struktur pelaksana dan pembiayaan.

c. Kontrol pendidikan, yaitu mekanisme yang memungkinkan pendidikan mengetahui kebijakan ini dalam pelaksanaannya mengalami penyimpangan atau tidak.

Kebijakan pendidikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diarahkan untuk mencapai hal-hal berikut:

23 Dr. H. A. Rusdiana, M.M. 2015. Kebijakan Pendidikan; dari Filosofi ke Implementasi. Bandung:

Pustaka Setia. Hal 39.


(35)

a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti.

b. Meningkatkan kemampuan akademis dan profesional serta meningkatkan

jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.

c. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan

kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik, penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara profesional.

d. Memberdayakan lembaga pendidikan, baik sekolah maupun luar sekolah

sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai.

e. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan prinsip desentralisasi, otonoomi keilmuan, dan manajemen. f. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik


(36)

pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

g. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya.

h. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi.

4. Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. 25 Dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dari konteks proses pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input seperti (bahan ajar: kognitif, efektif, dan psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.

25

Suryadi, Ace dan Tilaar, H.A.R. 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal 159


(37)

Kualitas dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis, misalnya ulangan umum, EBTA atau UAN. Dapat pula prestasi di bidang lain seperti di suatu cabang olah raga, seni atau ketrampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan, dan sebagainya. 26

Menurut Syarifuddin ada banyak hal yang menjadi indikator kualitas atau mutu pendidikan, yaitu nilai ujian (hasil belajar), tingkat kelulusan, tingkat drop out, lama kelulusan studi, dan tingkat pengangguran. Selain itu juga ada dua faktor yang memprngaruhi kualitas pendidikan, yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal berupa: kurikulum, sumber daya ketenagaan, sarana dan prasarana, pembiayaan pendidikan, manajemen sekolah, dan kepemimpinan. Kemudian faktor eksternal meliputi: partisipasi masyarakat, ekonomi, sosial budaya, serta sains dan teknologi.27

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, menuntut adanya perubahan sikap maupun tingkah laku dari seluruh komponen sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru, anak didik, dan tenaga administrasi termasuk

26

Umaedi. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Direktur Pendidikan Menengah dan Umum

27


(38)

orang tua siswa dan masyarakat dalam membantu sekaligus sebagai pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan sistem informasi yang presentatif guna untuk mencapai keberhasilan serta untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas untuk masyarakat. Jadi, pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, yaitu lulusan yang memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang mampu menjadi pelopor pembaruan dan perubahan sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapinya, baik di masa sekarang atau di masa yang akan datang (harapan bangsa).

F. DEFINISI KONSEPSIONAL

a. Efektivitas

Efektivitas merupakan keberhasilan yang dapat dicapai dalam usaha untuk mewujudkan atau mencapai tujuan yang telah ditentukan yang dapat dilihat dari kuantitas, kualitas, dan juga waktu dan dapat dinilai efektif apabila

output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan seperti yang diharapkan. b. Program

Program merupakan unsur pertama yang ada untuk merangkai atau melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan adanya perumusan tujuan yang jelas dan penentuan sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan program tersebut, besarnya biaya yang diperlukan, jenis kegiatan yang dilaksanakan yang mendukung kelancaran


(39)

program tersebut, dan juga tenaga kerja yang diperlukan agar program atau kegiatan yang direncanakan dapat terarah dengan baik sehingga tujuan yang sudah dirumuskan dapat tercapai dengan baik.

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan

potensi yang ada di dalam diri setiap orang untuk menciptakan manusia yang mempunyai SDM yang berkualitas sehingga dapat ikut bersaing misalnya dalam hal mencari pekerjaan merupakan salah satu alternative atau solusi menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia misalnya yaitu permasalahan kemiskinan dan masalah pendidikan.

d. Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan

dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dapat dilihat dari hasil, misalnya yaitu hasil belajar, tingkat kelulusan, angka drop out, lama kelulusan, dan tingkat pengangguran untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki prestasi akademik maupun non akademik sehingga dapat menjadi pelopor perubahan dalam memecahkan suatu permasalahan yang sedang terjadi di masa sekarang atau di masa yang akan datang.

G.DEFINISI OPERASIONAL

a. Efektivitas Program Sintawati


(40)

1. Produksi, dapat dilihat dari jumlah atau banyaknya peserta.

2. Efisiensi, dilihat dari penggunaan waktu dalam pelaksanaan program. 3. Kepuasan, dinilai dari terbantunya masyarakat dalam hal pembiayaan

pendidikan.

4. Keunggulan dilihat dari sasaran dari program.

5. Pengembangan, dilihat dari pengembangan model bantuan pendidikan bagi masyarakat miskin

.

b. Kualitas Pendidikan 1. Hasil belajar (nilai) 2. Tingkat kelulusan 3. Angka drop out

4. Lama kelulusan

Faktor internal:

1. Kurikulum

2. Sumber daya ketenagakerjaan 3. Sarana dan prasarana

4. Pembiayaan pendidikan

5. Manajemen sekolah

6. Kepemimpinan

Faktor eksternal:

1. Partisipasi masyarakat


(41)

3. Sosial budaya 4. Sains dan teknologi

H.METODE PENELITIAN

1. JENIS PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitiann kualitatif. Bogdan dan Taylor28 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau secara lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

2. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Penulis memilih lokasi ini karena dalam data Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota tahun 2011-2012 Kabupaten Sragen termasuk dalam kategori Kabupaten yang berpenghasilan rendah atau miskin. Hal tersebut membuat Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen untuk mengentaskan kemiskinan. Dalam upaya pengentasan kemiskinan tersebut yaitu dengan membuat kebijakan di bidang pendidikan yaitu dengan memberikan program pendidikan gratis dengan menerbitkan kartu Sintawati untuk siswa dari keluarga kurang mampu.

Penulis melakukan penelitian di instansi terkait yang menangani program Sintawati yaitu di Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, UPTPK, dan


(42)

sekolah SMA di Kabupaten Sragen. Penulis memilih sekolah SMA karena ingin mengetahui partisipasi anak SMA dalam kategori miskin agar tetap dapat menikmati bangku sekolah sehingga nantinya dapat memiliki kemampuan untuk bersaing di dunia kerja dan dapat memperbaiki taraf hidup.

3. UNIT ANALISIS DATA

Unit analisis merupakan sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang diteliti. Unit analisis merupakan suatu penelitian yang dapat berupa benda, individu, kelompok, wilayah, dan waktu tertentu sesuai dengan fokus penelitiannya. Pada penelitian kualitatif pada dasarnya analisis data mempergunakan pemikiran logis, analisis dengan logika, dengan induksi, deduksi, analogi, komparasi, dan sejenisnya.29

Unit analisa dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait. Pihak-pihak tersebut adalah:

1. Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK)

Kabupaten Sragen.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen. 3. Beberapa peserta program Sintawati. 4. Instansi Pendidikan.

4. JENIS DATA


(43)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian yang bersangkutan atau yang memerlukannya. Data primer ini, disebut juga data asli atau data baru. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari UPTPK, Dinas Pendidikan, dan sekolah yang menjadi obyek dalam penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini, biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.30 Data Sekunder dalam penelitian ini di dapat dari informasi dari internet dan koran.

5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Wawancara

30 Hasan, M.M, Ir. M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia


(44)

Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahuli beberapa pertanyaan informal. Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal. Walaupun semua percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu atau informan lainnya, aturann pada wawancara penelitian lebih ketat. Tidak seperti pada percakapan biasa, wawancara penelitian ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja sehingga hubungan asimetris harus tampak. Peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi, dan pemikiran informan.

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (Kartono, 1980:171). Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam proses wawancara. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai

interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi

(information supplyer).31

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi atau yang diwawancarai oleh penulis adalah:

a. Pegawai seksi bidang pendidikan di kantor Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK) Kabupaten Sragen

31 Gunawan, S.Pd., M.Pd, Imam. 2003. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Yogyakarta:


(45)

b. Peserta program Sintawati

c. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

d. Kepala Sekolah atau guru SMA N 1 Sragen dan SMA Muhammadiyah

1 Sragen.

b. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber noninsani. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. 32 Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi dari UPTPK.

6. TEKNIK ANALISIS DATA

Winarno Surachmad mengatakan bahwa teknik analisa data dalam

penelitian kualitatif meliputi: pengumpulan data, penilaian data, penafsiran data, dan penyimpulan data. Berangkat dari pemikiran tersebut di atas maka teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat tahapan.33

a. Pengumpulan data

32 Ibid, Hal 176


(46)

b. Penilaian data c. Interpretasi data

d. Penarikan kesimpulan dan generalisasi

Pertama, seperti yang telah diuraikan di muka, pengumpulan data dilakukan dengan teknik interview dan dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder.

Kedua, problem utama menyangkut dalam penelitian kualitatif pada umumnya menyangkut validitas data primer dan data sekunder, maka untuk tahapan penelitian ini dilakukan kontrol atas data yang telah tersedia. Dalamm melakukan kontrol, penyusun menggunakan cara bahwa data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder saling mencocokkan. Di samping itu juga disesuaikan dengan kenyataan yang ada di lapangan, kontrol ini diharapkn akan diperoleh data yang relevan dengan penilaian yang dilakukan selama cara itu ditunjukkan pula untuk memenuhi kriteria validitas maupun obyektivitas.

Ketiga, langkah interpretasi data ini pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan langkah kedua (penilaian data) tetapi langkah ketiga ini membutuhkan kecermatan yang harus dibekali seperangkat konsepsional yang telah disusun.

Keempat, dilakukan dengan penarikan kesimpulan yang menerangkan secara ringkas apa yang sudah dibahas sebelumnya sehingga menimbulkan kejelasan akan apa yang menjadi masalah dan pemecahan serta jawaban atas permasalahan yang diteliti dan pengumpulan penilaian dan interpretasi data yaitu lebih menekankan pada penampilan data apa adanya


(47)

sesuai dengan realitas di lapangan serta penarikan generalisasi dan saran-saran.


(48)

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Sragen

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kabupaten Sragen 1) Kondisi Geografis

Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Sragen dikenal dengan sebutan Bumi Sukowati. Hari jadi Kabupaten Sragen ditetapkan dengan Perda Nomor 4 tahun 1987 yaitu padahari Selasa Pon, 27 Mei 1746. Sragen berada di lembah aliran Sungai Bengawan Solo yang mengalir kea rah timur. Sebelah utara berupa perbukitan, bagian dari sistem Pegunungan Kendeng. Sedangkan di selatan


(49)

berupa pegunungan, lereng dari Gunung Lawu. Batas Wilayah Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut:

Timur : Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur

Selatan : Kabupaten Karanganyar

Barat : Kabupaten Boyolali

Utara : Kabupaten Grobogan

Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2. Secara administratif Kabupaten Sragen terbagi dalam 20 kecamatan dan 208 desa dan kelurahan. Berdasarkan data BPS tahun 2011, jumlah penduduk di Kabupaten Sragen adalah 887.715 jiwa (439.566 jiwa jenis kelamin laki-laki dan 448.150 jiwa jenis kelamin perempuan).

2) Visi

Visi Kabupaten Sragen Tahun 2016 –2021 adalah: “Bangkit Bersama Mewujudkan Bumi Sukowati yang Sejahtera dan Bermartabat”

Bangkit adalah sebuah tindakan yang berangkat dari keyakinan untuk bangun menggugah dan membangkitkan seluruh potensi agar aktif dan proaktif bergerak melakukan pembangunan.

Bersama dimaksudkan pemerintah berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat Sragen di setiap bidang pembangunan yang menyangkut hidup dan kehidupan terutama yang menyangkut kepentingan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.


(50)

Sejahtera dimaksudkan adalah kesejahteraan lahir dan batin. Kesejahteraan yang diharapkan adalah kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan lingkungan sebagai dasar pengokohan sosial melalui peningkatan partisipasi kerjasama seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi disamping mewujudkan kesejahteraan dalam konteks lahiriyah dan materi dengan upaya meningkatkan indeks kesejahteraan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dan layanan dasar kesehatan, sosial, pendidikan, ekonomi melalui pembentukan karakter mandiri yang didukung dengan nilai-nilai kearifan lokal dan jati diri masyarakat Sragen, sangat penting melengkapinya dengan pemenuhan kesejahteraan jiwa dan batiniah agar setiap manusia dapat memerankan diri secara optimal sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi (kholifah). Kesejahteraan yang hakiki adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal dan jasad. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna.

Bermartabat dimaksudkan bahwa program pembangunan yang diselenggarakan pemerintah bersama-sama seluruh elemen masyarakat harus mampu membentuk karakter masyarakat yang memiliki harkat dan kepercayaan diri yang tinggi untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik, dan pada gilirannya nanti Sragen diharapkan menjadi teladan kemajuan bagi daerah lainnya.


(51)

Misi Kabupaten Sragen Tahun 2016 –2021 adalah:

a. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, melalui

peningkatantata kelola pemerintahan yang efektif, aspiratif, partisipatif, dan transparan.

b. Pembangunan infrastruktur yang menyeluruh dan berkualitas untuk mempercepat capaian aspek-aspek pembangunan.

c. Membangun kemandirian ekonomi daerah melalui optimalisasi potensi pertanian dan industri, serta memberikan akses yang lebih besar pada pengembangan koperasi, industri kecil dan menengah, dan sektor informal.

d. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan

daya saing daerah.

B. Profil UPTPK Kabupaten Sragen

Pada tanggal 27 Mei 2012, Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPT-PK) Kabupaten Sragen resmi diluncurkan berdasarkan dengan Peraturan Bupati Sragen Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu Penaggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen. UPT-PK Kabupaten Sragen memberikan layanan untuk masyarakat Kabupaten Sragen secara komprehensif yaitu penanggulangan kemiskinan berbasis kesehatan, pendidikan, dan sosial ekonomi. UPTPK memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin dengan pola One Stop Service dan terintegrasi melalui sistem informasi, mekanisme pelayanan dan standar waktu serta persyaratan yang


(52)

dilakukan dalam bentuk SOP sehingga pelayanan dapat berjalan efektif dan

efisien. Tujuan penerapan konsep One Stop Service yaitu untuk

menyederhanakan dan mempermudah warga miskin untuk mengakses berbagai program pemerintah yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin.

Output yang dihasilkan dari UPTPK Kabupaten Sragen adalah berupa 15 pelayanan yang masuk dalam data pelaporan dan pengaduan masyarakat, Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Pendidikan dan Pelayanan Sosial Ekonomi, semua pelayanan dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan Dinas terkait berdasarkan hasil survey lapangan oleh Tim Survey dan validasi dari desa. Dari pelayanan yang dilaksanakan menhasilkan berbagai produk berupa kartu Saraswati, Kartu Sintawati, Ruselawati, dan Sang Duta.

1) Tujuan

Tujuan penyelenggaraan UPTPK antara lain yaitu:

a. Untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat miskin.

b. Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat miskin terhadap birokrasi

yang memberikan pelayanan kemiskinan.

c. Untuk menjamin masyarakat miskin terpenuhi hak-hak dan kebutuhannya di bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial ekonomi.

Tujuan akhir pelayanan kemiskinan yang ada di UPTPK adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Sragen.


(53)

Menjadi pelayan masyarakat miskin Kabupaten Sragen yang ramah, prima, dan prosedural.

3) Misi

Melayani warga masyarakat miskin memenuhi kebutuhan kesehatan, pendidikan dan sosial ekonomi.

4) Outcomes

Dengan berdirinya UPTPK Kabupaten Sragen, masyarakat miskin merasakan banyak manfaat sebagai berikut:

a. Efisiensi waktu, karena segala keperluan masyarakat miskin sudah mendapatkan pelayanan di satu tempat dengan standar waktu yang cepat.

b. Efisien biaya, masyarakat tidak dipungut biaya dari seluruh pelayanan di UPTPK.

c. Masyarakat miskin merasa dimanusiakan dengan pelayanan dan fasilitas prima.

d. Terbentuknya citra yang baik mengenai pelayanan kemiskinan di Pemerintah Kabupaten Sragen.

5) Struktur Organisasi


(54)

Gambar 2.2

Struktur Organisai Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Kabupaten Sragen.

C. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen merupakan instansi pemerintah yang menangani masalah di bidang pendidikan di Kabupaten Sragen. Tugas pokok Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yaitu meliputi secretariat, bidang pendidikan dasar, bidang pendidikan menengah, bidang pendidikan luar biasa, pemuda, olahraga dan seni pelajar. Fungsi dari Dinas Pendidikan anatar lain yaitu:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan

2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum

3. Pembinaan terhadap UPTD Pendidikan

4. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas Pendidikan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Dasar hukum berdirinya Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yaitu: SUB BAG TATA

USAHA

SEKSI Data Pelaporan dan PengaduanMasyarakat SEKSI Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Kesehatan SEKSI Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pendidkan SEKSI Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Sosial Ekonomi


(55)

1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Sragen dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

2. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

4. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2003 tentang Pedoman

Organisasi Perangkat Daerah.

6. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 11 tahun 2003 tentang Pola Organisasi.

7. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 14 tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Sragen.

1. Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen mempunyai visi yaitu “Terselenggaranya

layanan prima pendidikan di Kabupaten Sragen untuk membentuk masyarakat

yang cerdas berkualitas dan berakhlak mulia.”

Berikut yang dimaksud dengan layanan prima pendidikan di Kabupaten Sragen:

a. Tersedia secara merata di seluruh pelosok di Kabupaten Sragen. b. Terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.


(56)

c. Berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat dunia usaha dan dunia industri.

d. Setara bagi Warga Negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas dengan memperhatikan keragaman latar belakang sosial budaya, ekonomi, geografi, gender, dan berkebutuhan khusus.

e. Menjamin kepastian bagi warga Negara Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntunan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.

2. Misi Dinas Pendidikan

a. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan. b. Meningkatlan keterjangkauan layanan pendidikan.

c. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan. d. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan.

e. Meningkatkan kepastian/keterjangkauan memperoleh layanan pendidikan.

3. Tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen

Pencapaian misi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya tujuan pencapaian. Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Menyediakan ketersediaan dan terjangkaunya layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


(57)

2. Mewujudkan keterjaminannya kepastian memperoleh layanan Pendidikan Dasar seperti SD/SMP dan sederajat yang bermutu dan berkesetaraan di semua lapisan masyarakat di Kabupaten Sragen.

3. Menyediakan ketersediaan dan terjangkaunya layanan menengah seperti SMA, SMK dan sederajatnya yang bermutu relevan dan berkesetaraan di semua lapisan masyarakat di Sragen.

4. Menyediakan ketersediaan dan terjangkaunya layanan pendidikan Non Formal/kesetaraan serta Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK) (KF Kejar Paket A,B,C Pendidikan Ketrampilan/ Life skill) yang relevan

dengan kebutuhan masyarakat serta memperhatikan pendidikan

berperspektif gender.

5. Mewujudkan ketersedianya sistem tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan layanan prima pendidikan.

D. Program Sintawati

Sintawati (Siswa Pintar Warga Sukowati) merupakan salah satu program daerah Pemerintah Kabupaten Sragen khususnya dalam bidang pendidikan. Program Sintawati sebenarnya merupakan turnan dari program Saraswati (Sarase Warga Sukowati) yang sekarang terfokus dalam bidang kesehatan. Jadi pada awalnya program Saraswati merupakan program yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sragen untuk menangani kemiskinan. Berdasarkan keputusan Bupati Sragen yang saat itu menjabat adalah Bapak Agus Fachtur Rahman maka khusus bidang pendidikan dibuatkan program


(58)

sendiri yang akhirnya bernama program Sintawati, dan program Saraswati dikhususkan untuk menangani dalam bidang kesehatan.

Program Sintawati dimulai sejak tahun 2012. Program ini bertujuan untuk mengurangi angka PPAPKH (Pengurangan Pekerja Anak Program Keluarga Harapan) dan mengurangi angka anak putus sekolah dikarenakan biaya pendidikan. Dengan program ini diharapkan anak dari keluarga miskin tetap dapat bersekolah dan bahkan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena program Sintawati ini selain mencakup pendidikan dasar juga diperuntukkan bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Pulau Jawa dari keluarga miskin.

Program Sintawati ini ditangani khusus oleh UPTPK (Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan) Kabupaten Sragen karena program ini merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan. UPTPK merupakan lembaga non strukturan dengan tugas dan fungsi menanggulangi kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Dengan adanya pelayanan hak untuk mendapatkan pendidikan maka diharapkan dapat memberi kemudahan bagi siswa khususnya dari keluarga kurang mampu. Sintawati untuk pendidikan dasar bagi siswa SD/MI dan SMP/MTS. Sedangkan untuk jenjang SMA/MA/SMK disebut dengan Sintawati lanjutan. Produk dari Sintawati dasar adalah berupa Kartu Sintawati, sedangkan produk untuk Sintawati Lanjutan adalah berupa surat keterangan. Kartu Sintawati dapat digunakan untuk proses PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) dengan jalur khusus yaitu jalur Gakin (Keluarga Miskin). Jika siswa sudah memiliki kartu tersebut maka tetap bisa


(59)

digunakan untuk program Sintawati Lanjutan. Tetapi jika saat PPDB jenjang pendidikan SMA/MA/SMK tidak memiliki kartu tersebut dan merasa kurang mampu maka dapat melakukan pengajuan ke UPTPK Kabupaten Sragen dan akan mendapatkan surat keterangan yang bisa digunakan untuk mendaftarkan sekolah dengan syarat benar-benar dari keluarga miskin setelah survey dilakukan oleh tim UPTPK jika pihak yang bersangkutan belum masuk dalam database yang ada di UPTPK. Program Sintawati untuk mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Pulau Jawa selalu dibuka pendaftaran setiap tahunnya dan penutupan pendaftaran pada 31 Agustus setiap tahun. Survey langsung dilakukan oleh tim survey UPTPK.


(60)

BAB III

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM BEASISWA SINTAWATI (SISWA PINTAR WARGA SUKOWATI)

A. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Beasiswa Sintawati

Dalam tahapan pelaksanaan kebijakan daerah, program beasiswa Sintawati (Siswa Pintar Warga Sukowati) yang sudah mulai dilaksanakan dari tahun 2012 dan harus melewati beberapa tahapan sampai pada siswa mendapatkan beasiswa tersebut. Tidak semua siswa berhak mendapatkan beasiswa ini karena program daerah ini juga memiliki syarat dan ketentuan yang berlaku sampai pada program beasiswa Sintawati berjalan. Program ini dikhususkan untuk siswa dan mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Program ini diberlakukan untuk tingkatan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain untuk siswa sekolah dasar, program beasiswa Sintawati juga diberlakukan untuk mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Pulau Jawa.

Program ini berhak diperoleh bagi siswa dan mahasiswa dari keluarga tidak mampu di Kabupaten Sragen. Untuk mendapatkan beasiswa ini setelah mendaftarkan diri lalu dilanjutkan survey yang dilakukan oleh UPT-PK (Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan) Kabupaten Sragen. Jika siswa yang sudah masuk database dari keluarga tidak mampu maka siswa tersebut berhak mendapatkan beasiswa tersebut. Begitu juga dengan beasiswa untuk mahasiswa dari PTN di Pulau jawa, jika syarat dan hasil survey memenuhi maka


(61)

mahasiswa tersebut berhak mendapatkan beasiswa tersebut dengan catatan harus berprestasi dengan menunjukkan hasil Indeks Prestasi (IP) yang baik. Jika mengalami penurunan mahasiswa tersebut akan mendapatkan sanksi yaitu berupa potongan uang beasiswa sesuai dengan yang sudah diatur di dalam Peraturan Bupati Sragen Nomor 25 tahun 2015. Bagi penerima beasiswa Sintawati ini juga wajib lulus tepat waktu, jika tidak maka akan ada pencabutan beasiswa.

B. Efektivitas Pelaksanaan Program Beasiswa Sintawati

Dalam melaksanakan suatu program atau kegiatan haruslah mempunyai prosedur yang jelas, begitu juga dengan pengimplementasian kebijakan program beasiswa Sintawati ini perlu adanya kegiatan yang tersusun dengan rapi dan baik sesuai dengan standart prosedur yang sudah ditentukan agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang efektif berdasarkan dengan indikator yang ada di dalamnya. Indikator efektivitas dalam pelaksanaan program beasiswa Sintawati, pembahasan mengacu pada indikator efektivitas yang dikemukakan oleh Gibson yang terdiri dari indikator Produktivitas, Efisiensi, Kepuasan, Keunggulan, dan Pengembangan.

1. Indikator Produktivitas

Pelaksanaan program kebijakan merupakan suatu proses yang dilaksanakan secara dinamis dimana pelaksanaan dari kegiatan tersebut sesuai dengan prosedur yang sudah direncanakan sehingga dapat menghasilkan hasil akhir sesuai dengan tujuan dan sasaran yang sudah direncanakan. Efektivitas dari implementasi suatu program atau kebijakan


(62)

merupakan rangkaian kegiatan yang tersusun dan bertahap yang dilaksanakan oleh pihak atau instansi pelaksana yang didasarkan pada kebiajakan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

Program beasiswa Sintawati ini merupakan program baru dengan tujuan untuk membantu siswa dan mahasiswa dari keluarga tidak mampu agar dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi sehingga nantinya mereka mampu bersaing ke dunia kerja dengan harapan agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Selain itu, program Sintawati yang merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan lewat jalur pendidikan juga bertujuan untuk mengurangi PPAPKH (Pengurangan Pekerja Anak Program Keluarga Harapan). Hal ini diperkuat dengan pernyataan informan, yaitu:

“Tujuannya biar anak-anak warga miskin memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang tinggi, jadi nanti bisa mengubah keadaan perekonomian keluarganya. Kalau mereka bisa punya ijazah sampai ke perguruan tinggi mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak lebih baik dan mampu berkompetisi dalam mencari pekerjaan. Selain itu kartu Sintawati juga dipakai untuk program yang ada kaitannya dengan anak-anak yang terancam putus sekolah, namanya PPAPKH (Pengurangan Pekerja Anak Program Keluarga Harapan). Jadi mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolah misalnya anak kelas 6 SD orang tuanya sudah tidak mampu menyekolahkan karena terkendala oleh biaya maka anak tersebut dapat diwadahi dalam program tersebut. Program PPAPKH itu kita kerjasama dengan Disnakernas tapi syaratnya anak tersebut harus pintar atau nilainya bagus. Hal tersebut merupakan salah satu fungsi lain dari program

Sintawati.”1

Terkait dalam pelaksanaan program beasiswa Sintawati di Kabupaten Sragen pencetakan kartu dan survey lapangan dilaksanakan oleh UPT-PK


(63)

karena dalam kegiatan ini UPT-PK mempunyai kewenangan untuk mencetak kartu Sintawati. Berdasarkan hasil pendataan dan data pencetakan kartu Sintawati yang diperoleh oleh peneliti, jumlah kartu yang sudah dicetakkan oleh UPT-PK dari tahun 2012 sampai pada bulan Mei 2016 sejumlah 82.070 untuk kartu Sintawati Melati, 5.036 untuk kartu Sintawati Menur, dan 721 untuk Kartu Sintawati Kenanga.

Untuk siswa pemilik kartu Sintawati Kenanga belum tentu mendapatkan hak beasiswa karena Sintawati Kenanga dicetakkan untuk siswa yang mengajukan permohonan ke UPT-PK tetapi setelah di survey ternyata tidak termasuk ke dalam kategori keluarga miskin. Jadi ketiga kartu tersebut digunakan untuk membedakan kemampuan orang tua atau keluarga. Hal tersebut diperkuat dengan pernyatan sebagai berikut:

“Sintawati kenanga dikeluarkan karena setiap kartu melewati proses survey, jadi sebagai penanda bahwa keluarga tersebut sudah di survey dann setelah di survey dia dinyatakan tidak miskin. Jadi untuk penanda bahwa dia

sudah pernah di survey dan bahwa dia tidak dari keluarga miskin.”2

Tetapi untuk kartu Sintawati Menur dan Melati, siswa yang bersangkutan memang dari keluarga miskin dan berhak mendapatkan beasiswa tersebut lewat jalur Gakin (Keluarga Miskin) ketika mendaftarkan sekolah dengan catatan jika kuota sekolah masih memenuhi karena di setiap sekolah diberikan 20% dari jumlah peserta didik yang diterima. Sebelumnya beliau juga sudah menjelaskan bahwa di setiap sekolah diberikan hak 20%

2 ibid


(64)

untuk siswa pemegang atau pemilik Kartu Sintawati Menur dan Melati. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan informan, yaitu:

“Kalau Sintawati 20%, jadi nanti dari total penerimaan misalnya 320

siswa berarti nanti 20% dari itu haknya anak-anak yang punya kartu Sintawati. Kalau nanti pendaftarnya lebih dari itu berarti nanti pakai ranking

nilai.” 3

Gambar 3.1 Kartu Sintawati Melati

Gambar 3.2 Kartu Sintawati Menur

Gambar 3.3

Kartu Sintawati Kenanga


(65)

Sedangkan untuk beasiswa mahasiswa dari PTN di Pulau Jawa juga melalui tahapan yang sudah ditentukan oleh yang berwenang. Calon penerima atau pemohon beasiswa diwajibkan untuk melengkapi semua syarat. Untuk memutuskan pemohon yang diterima atau lolos semua persyaratan yaitu dengan adanya rapat bersama tim UPT-PK Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan informan, yaitu:

“Survey dilakukan dengan memberikan kuesioner yang berisi

penerjemahan dari 14 indikator kemiskinan menurut BPS. Untuk PTN prosesnya lebih panjang. Untuk memutusakan tidak cukup dari satu seksi. Jadi kami rapat bersama, rapat tim UPT-PK. Ada kepala, ada Kasi, ada Staff, perwakilan setiap seksi. Jadi kami tidak subjektif. “Kalau keadaan seperti ini

menurut teman-teman layak atau tidak?” dengan membacakan penghasilan orang tua, tanggungan, jumlah pengeluaran setiap bulan segini, dll kita keluarkan kita ekspose nanti teman-teman yang lain bilang layak atau tidak. Untuk beasiswa PTN berdasarkan keputusan bersama karena melibatkan anggaran tidak sedikit yaitu 1,2M untuk satu tahun anggaran. Tapi 1,2M masih untuk membiayai anak-anak yang diterima di tahun kemarin masih dibiayai di tahun ini dan tahun besoknya. Itu untuk anak penerima lanjutan

dan anak penerima beasiswa di tahun ini.”4

4


(66)

Dibawah ini adalah rekapan jumlah pemohon beasiswa PTN Sintawati tahun 2012-2015:

Tabel 3.1

Rekap Pemohon Beasiswa PTN Sintawati

Tahun 2012 2013 2014 2015

Jumlah 46 148 83 163

Sumber: UPTPK Kabupaten Sragen

Tabel 3.2

Rekap Penerima Beasiswa PTN Sintawati

Tahun 2012 2013 2014 2015

Jumlah 31 36 33 46

Sumber: UPTPK Kabupaten Sragen

Tetapi jika dilihat dari banyaknya jumlah pemohon beasiswa sintawati Perguruan Tinggi Negeri dari tahun 2012-2015 masih tergolong dalam jumlah yang sedikit jika dibandingkan dengan banyaknya lulusan SMA/MA/SMK di Kabupaten Sragen yang mencapai angka 11.173 siswa pada tahun ajaran 2014-2015. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya sosialisasi dan informasi tentang beasiswa Sintawati untuk Perguruan Tinggi Negeri.

Dari beberapa hal yang sudah dipaparkan di atas, tercermin bahwa program atau kebijakan daerah yang dibuat sangat diharapkan dapat membantu masyarakat miskin. Dengan hal tersebut maka harapannya, masyarakat bisa mendapatkan penghidupan yang lebih layak dan terciptanya masyarakat yang sejahtera.


(67)

1.1 Hasil Pelaksanaan Program Sintawati

Setelah melakukan pengamatan dan penelitian di lapangan, peneliti menemukan beberapa hasil pelaksanaan dari program Sintawati di Kabupaten Sragen. Calon penerima harus mengikuti syarat dan prosedur yang ada. Persyaratan calon penerima bantuan beasiswa untuk pendidikan dasar yaitu anak berusia 6-15 tahun dari keluarga miskin di Kabupaten Sragen. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari informan, yaitu:

“Sintawati diambil dari umur 6 sampai umur 15 tahun untuk umur

usia pendidikan dasar SD dan SMP. Itu untuk SD dan SMP. Datanya diambilkan dari sama persis data yang kartu Saraswati cuma diambil umurnya yang untuk pendidikan dasar. Jadi bagi keluarga yang punya Saraswati Melati, punya anak usia pendidikan dasar otomatis anaknya

dapat Sintawati.”5

Sesuai dengan fasilitas yang tercantum di dalam kartu Sintawati, untuk pemegang kartu Sintawati di sekolah negeri sudah dibebaskan biaya apapun termasuk biaya ekstrakulikuler. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari informan, yaitu:

“Anak-anak kurang mampu yang nilainya bagus bisa sekolah disini dengan bebas SPP dari kelas X sampai lulus termasuk juga semua kegiatan sekolah mereka dibebaskan, jadi misalnya kayak Pramuka atau apa sudah tidak ditarik lagi. Jadi memang benar-benar free. Ketika daftar ulang, siswa yang mendapatkan beasiswa Sintawati hanya membayar seragam sekolah saja. Untuk uang gedung juga sudah dibebaskan. Jadi yang dibebaskan

yaitu SPP, dana pembangunan sekolah dan kegiatan ekstrakulikuler.”6

5

Wawancara dengan Ibu Yustina Nugraha Eni, Staff Seksi Pendidikan 6


(68)

Terdapat perbedaan untuk Sintawati sekolah negeri dan swasta. Contohnya yaitu untuk uang pengembangan sekolah dibebaskan hanya untuk sekolah negeri. Jadi untuk sekolah swasta tergantung dengan kebijakan sekolah yang bersangkutan. Hal tersebut tercantum di dalam kartu Sintawati. Untuk sekolah swasta juga tidak mendapatkan jatah 20% dari jumlah total siswa yang diterima. Melainkan menunggu keputusan dari Dinas Pendidikan melalui rapat. Perbedaan tersebut juga dikarenakan sekolah swasta tidak berada di bawah Kementrian Pendidikan, jadi pastinya memiliki kebijakan yang berbeda dengan sekolah negeri tergantung dengan sekolah yang bersangkutan. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan informan, yaitu:

“Kalau Sintawati disini ya saya carikan untuk beasiswa.

Beasiswanya itu dari pemerintah. Namun apabila mengusulkan Sintawati dari keluarga anaknya itu anak yatim atau anak yatim piatu maka pemegang Sintawati saya bebaskan semuanya, SPP tidak membayar. Tetapi untuk anak pemegang kartu Sintawati yang bukan anak yatim atau anak yatim piatu hanya diberikan Rp 1.000.000 setiap tahun. Itu kebijakan kepala sekolah dan kesiswaan selaku membawahi siswa.”7

Sedangkan untuk persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima bantuan beasiswa PTN (Perguruan Tinggi Negeri) adalah sebagai berikut:8

a. Berstatus sebagai peserta didik pada Perguruan Tinggi Negeri di Pulau Jawa

7 Wawancara dengan Bapak Suyadi, Waka Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Sragen

8 Peraturan Bupati Sragen Nomor 46 Tahun 2012 pasal 5 tentang Pemberian Bantuan Beasiswa Bagi


(1)

15 dengan adanya program Sintawati untuk siswa dan mahasiswa dari keluarga miskin.

E. Sintawati Pendidikan Dasar, Lanjutan, dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

Program Sintawati digolongkan menjadi 3 yaitu Sintawati Pendidikan Dasar, Sintawati Lanjutan, dan Sintawati Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sintawati Pendidikan Dasar produknya berupa kartu Sintawati, dan program Sintawati Lanjutan produknya berupa surat keterangan dari UPTPK. Sintawati Dasar untuk tingkatan sekolah SD/MI dan SMP/MTS. Sedangkan Sintawati lanjutan untuk jenjang pendidikan SMA/MA/SMK di Kabupaten Sragen. Siswa yang memilik kartu tersebut ketika mengikuti PPDB melakukan pendaftaran lewat jalur khusus yang disebut jalur Gakin (Keluarga Miskin). Kuota yang disediakan di setiap sekolah maksimal adalah 20% dari jumlah keseluruhan siswa yang diterima. Nilai juga berpengaruh terhadap seleksi penerimaan siswa baru. Batas minimal nilai harus diatas batas minimal KKM pendaftar jalur regular. Jadi harapannya program ini juga dapat mencetak siswa yang berprestasi.

Sintawati Perguruan Tinggi Negeri dalam hal proses pendaftaran dann survey beda dengan Sintawati Dasar dan Sintawati Lanjutan. Proses survey lebih details tidak hanya menggunakan formulir indikator kemiskinan menurut BPS. Mahasiswa yang menjadi peserta beasiswa juga harus memiliki nilai yang baik karena dapat berpengaruh terhadap besarnya uang yang diterima. Jika nilainya tidak baik maka akan dapat pemotongan uang sesuai yang sudah diatur dalam Peraturan Bupati No 25 tahun 2015. Proses


(2)

16 pencairan dana juga harus mengirimkan syarat-syarat seperti Kartu Hasil Studi (KHS) dan surat keterangan aktif kuliah dari kampus yang bersangkutan. Dana yang cair akan langsung dimasukkan ke rekening masing-masing peserta. Jika ada salah satu mahasiswa yang belum melengkapi syarat untuk pencairan dana maka akan berpengaruh terhadap peserta lain yaitu belum dicairkannya dana pendidikan.

F. Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Sintawati 1. Pendanaan

2. Komitmen Pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan. G. Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Sintawati

1. Sekolah tidak memberikan penjelasan alasan tidak diterimanya calon peserta penerima beasiswa.

2. Fasilitas yang didapatkan tidak sesuai dengan yang tercantum di kartu Sintawati.

3. Dana pendidikan dasar tidak transparan.

KESIMPULAN

Dari beberapa indikator yang digunakan peneliti untuk mengukur efektivitas program dan pengaruhnya terhadap kualitas pendidikan, program tersebut dinilai belum efektif karena ada beberapa indikator yang belum tercapai seperti sarana dan prasarana yang seharusnya didapatkan siswa tetapi pada kenyataannya tidak didapatkan. Masih ada siswa yang mengulang dan putus sekolah menunjukkan bahwa usaha mewujudkan pendidikan yang berkualitas belum tercapai sepenuhnya.


(3)

17

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. A. Rusdiana, M.M. 2015. Kebijakan Pendidikan; dari Filosofi ke Implementasi. Bandung: Pustaka Setia

Fattah, Prof. Dr. Nanang. 2013. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Gibson, dkk. 1991. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga

H.A.R. Tilaar. 2008. Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Public. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jalal, Dr. Fasli dan Supriadi, Prof. Dr. Dedi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Mahmudi. 2005. Manajemen Sektor Publik. Erlangga: Jakarta

Rifai, Muhammad. 2011. Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sutiyono. Efektivitas Pengelolaan Keuangan Desa (Desa Seling Kecamatan Karang Sambung, Kabupaten Kebumen. 2009)

Syarifuddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan. Jakarta: Grasindo


(4)

(5)

Kartu Sintawati Melati

Kartu Sintawati Menur


(6)

Foto Audiensi