Analisis Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan Periode Januari – Desember 2013 Di Puskesmas Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

1

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

PERIODE JANUARI – DESEMBER 2013 DI PUSKESMAS

KABUPATEN

TAPANULI TENGAH TAHUN 2014

SKRIPSI Oleh:

ERIANTO SAOR BARITA SILABAN NIM. 101000351

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

2

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

PERIODE JANUARI – DESEMBER 2013 DI PUSKESMAS


KABUPATEN

TAPANULI TENGAH TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:
ERIANTO SAOR BARITA SILABAN NIM. 101000351

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

3

4
ABSTRAK Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu program pokok puskesmas yang mencakup kesehatan perumahan, jamban, air bersih, pembuangan sampah dan air limbah serta sanitasi tempat umum dan pengolahan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pelaksanaan program kesehatan lingkungan di puskesmas di Tapanuli Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan informan dalam penelitian ini adalah tenaga pelaksana program kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Tapanuli tengah dengan jumlah informan 6 orang. Hasil penelitian diketahui bahwa petugas sudah berlatar belakang pendidikan sanitasi namun jumlahnya masih kurang, sarana dan prasarana sudah ada tetapi belum lengkap, pedoman dan teknis sudah tersedia di seluruh Puskesmas, program kesehatan lingkungan sudah berjalan di semua puskesmas yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah. Untuk rumah sehat sebanyak 85% rumah memenuhi syarat, jamban yang memenuhi syarat sebanyak 75 % orang, cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 85 % rumah, kualitas air minum yang memenuhi syarat sebanyak 100 % rumah, jumlah tempattempat umum yang memenuhi syarat sebanyak 75 %. Bedasarkan sasaran pencapaian program tahun 2010 (Kepmenkes RI No. HK.03.01/160/I/2010), semua cakupan program kesehatan lingkungan di Puskesmas Kabupaten Tapanuli Tengah Sudah mencapai target yang ditetapkan. Disarankan kepada Dinas Kabupaten Tapanuli Tengah untuk dapat menambah jumlah petugas sanitasi sesuai dengan jumlah penduduk di wilayah kerjanya, perlu disediakan dana maksimal agar program kesehatan lingkungan berjalan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Kata kunci : Program Kesehatan Lingkungan, Puskesmas
i


5
Abstract
Environmental health effort was one of the principal public health centre, which includes housing, health a privy, clean water, disposal of waste, waste water and sanitation a public place and food processing.
This study was aims to know analysis program execution in environmental health public health centre at tapanuli district.
This research was descriptive design and informer in this research is power health programs officers in central tapanuli health department with an six informants.
The results of this research that we have known majoring in sanitation but the number is still lacking, facilities and infrastructures already exist but not yet complete, a guideline and technical had been available in all public health centre, program of environmental health had walked in all the existing health in the county of tapanuli the middle.For the house of healthy fully 85 percent of the houses qualified, a privy that qualifies as many as 75 % of people, the scope of the house qualified health, as much as 85 percent of the houses, the quality of the drinking water that qualify as many as 100 % of a house, the number of public places that qualifies as many as 75 %.
After the achievement of targets program 2010 ( KEPMENKES No..Hk.03.01 / 160 / i / 2010), all the coverage program environmental health in public health centre district central Tapanuli has reached target. Suggested to dept. of regency tapanuli the middle to may increase the number of officers sanitation after the number of population in the area ex-coworker, need to be fund management size maximum that the program environmental health way it target that had been established. Keyword : Environmental Health Program, Public health centre
ii

6

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Tempat dan Tanggal Lahir Agama Status Perkawinan Anak ke Alamat Rumah

: Erianto Saor Barita Silaban : Sarudik, 27 Februari 1981 : Kristen Protestan : Belum Menikah : 1 dari 6 bersaudara : Jalan Peralihan no 3 Kel. Pasir Bidang Kec.
Sarudik Kab. Tapanuli Tengah

Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1988-1994: 2. Tahun 1994-1997: 3. Tahun 1997-1999: 4. Tahun 1999-2002: 5. Tahun 2010-2014:


SD Negeri 154499 Sarudik 2 SMP Negeri 5 Sibolga SMA Negeri 2 Sibolga D3 Politeknik Kesehatan Medan S1-Ekstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU

iii

7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan Periode Januari – Desember 2013 Di Puskesmas Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014”.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, Ayah Alm. Rusdin Silaban MPT dan Ibu Ganda uli Siregar yang tiada henti memberikan kasih sayang, selalu mendo’akan penulis dan selalu memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam membuat skripsi ini.
Selanjutnya tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Kepala Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak dr. Taufik Ashar, MKM, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. dr.
H.Wirsal Hasan, MPH, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan hingga selesainya skripsi ini. 4. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes dan Ibu Dra. Nurmaini, MKM, PhD selaku dosen penguji. 5. Ibu Ir. Kalsum, M.Kes , selaku Dosen Pembimbing Akademik.
iv

8
6. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, khususnya Dosen dan Staf Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
7. Bapak Freddy Situmeang, S.Sos, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah.
8. Ibu Dian Hartini (KaSie Kesling Dinkes Kab Tap Teng),ibu Andrianny D Sitompul AmKL (Pengelola Program Kesling Dinkes Kab Tap Teng), Pimpinan Puskesmas & Pengelola Program Kesling Sarudik, Pandan, Kalangan, Manduamas dan Pulo Pakkat.
9 .Untuk teman-teman seperjuanganku: Besty, Daswati Sembiring, Evi Sinaga, Sisca Ramayanti Maibang,Theodora Simatupang , Goklas, Doliyanto Gultom yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin. namun
demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya menjadi lebih baik.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Medan, Oktober 2014
Erianto Saor Barita Silaban
v

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ABSTRAK................................................................................................ ABSTRACT ............................................................................................. DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………….. KATA PENGANTAR.............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..

i ii iii iv v vii x xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1.1. Latar Belakang.................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 1.3.1. Tujuan Umum ......................................................... 1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................ 1.4. Manfaat Penelitian ..............................................................

1 1 3 4 4 4 5


BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 2.1. Pengertian Puskesmas ......................................................... 2.2. Manajemen Puskesmas ....................................................... 2.3. Penyakit Berbasis Lingkungan ........................................... 2.3.1. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).................... 2.3.2. Diare ......................................................................... 2.3.3. Demam Berdarah Dengue ......................................... 2.3.4. Malaria...................................................................... 2.3.5. Penyakit Kulit ........................................................... 2.4. Upaya Kesehatan Lingkungan............................................. 2.4.1. Perumahan ................................................................ 2.4.2. Penyediaan Air Bersih............................................... 2.4.3. Jamban Sehat ............................................................ 2.4.4. Pengelolaan air Limbah............................................. 2.4.5. Pengelolaan Sampah ................................................. 2.4.6. Sanitasi Tempat-Tempat Umum ................................ 2.4.7. Sanitasi Pengelolaan Makanan .................................. 2.5. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan............................... 2.6. Tujuan Program Kesehatan Lingkungan.............................. 2.6.1. Tujuan Secara Umum................................................ 2.6.2. Tujuan Secara Khusus ............................................... 2.7. Sumber Daya Program Kesehatan Lingkungan ...................

6 6 6 8 9 9 10 11 14 14 15 18 21 23 25 28 29 30 32 32 33 34

v

10

2.7.1. Tenaga Pelaksana ...................................................... 2.7.2. Sarana dan Prasarana Program Kesehata Lingkungan......................................................................... 2.7.3. Sumber Dana Program Kesehatan Lingkungan.......... 2.8. Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan........................... 2.8.1. Penyehatan Air.......................................................... 2.8.2. Penyehatan Lingkungan Pemukiman......................... 2.8.3. Penyehatan Tempat-Tempat Umum .......................... 2.8.4. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan ................... 2.9. Kriteria Keberhasilan Program Kesehatan Lingkungan ....... 2.10. Kerangka Konsep................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 3.1. Jenis Penelitian ................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................... 3.2.1. Lokasi Penelitian....................................................... 3.2.2. Waktu Penelitian ....................................................... 3.3. Objek dan Informan Penelitian............................................ 3.3.1. Objek Penelitian........................................................ 3.3.2. Informan Penelitian ................................................... 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................. 3.4.1. Data Primer ............................................................... 3.4.2. Data Sekunder........................................................... 3.5. Aspek Pengukuran .............................................................. 3.6. Defenisi Operasional........................................................... 3.7. Analisa Data .......................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................... 4.1.1. Geografis Kabupaten Tapanuli Tengah...................... 4.1.2. Demografi Kabupaten Tapanuli Tengah .................... 4.2. Data Dasar Petugas Kesehatan Lingkungan.......................... 4.2.1. Data Jumlah Tenaga Sanitasi..................................... 4.2.2. Hasil Observasi Terhadap Pendidikan, Jabatan, Masa Jabatan............................................................. 4.2.3. Hasil Observasi Terhadap Surat Penugasan, Ijazah, Serta Sertifikat Pelatihan ........................................... 4.3. Dana .................................................................................... 4.4. Sarana dan Prasarana ............................................................ 4.4.1. Ruang Program Kesehatan Lingkungan..................... 4.4.2. Alat Peraga/ Alat Bantu Penyuluhan.......................... 4.4.3. Alat Transportasi....................................................... 4.5. Data Jumlah Penyakit Berbasis Lingkungan..........................

34
34 35 35 35 36 36 37 37 39
40 40 40 40 40 40 40 41 41 41 41 42 44 45
46 46 46 46 46 47
47
49 50 51 51 51 52 53

vi


11

4.6. Data Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan ............... 4.6.1. Data Rumah Memenuhi Syarat .................................. 4.6.2. Data Akses Air Bersih Memenuhi Syarat .................. 4.6.3. Data Jumlah Penduduk Menggunakan Jamban Sehat. 4.6.4. Cakupan Tempat-Tempat Umum............................... 4.6.5. Cakupan Pengolahan dan Penyimpanan Makanan Memenuhi Syarat ......................................................
4.7. Sumber Dana ........................................................................ 4.8. Kerjasama Lintas Program Kesehatan Lingkungan ............... 4.9. Kerjasama Lintas Sektor Kesehatan Lingkungan................... 4.10. Hasil Wawancara Perencanaan............................................ 4.11. Hasil Wawancara Pergerakan Pelaksanaan.......................... 4.12. Hasil Wawancara Evaluasi..................................................
BAB V PEMBAHASAN ......................................................................... 5.1. Sumber Daya Manusia.......................................................... 5.2. Sarana dan Prasarana ............................................................ 5.3. Danan Program Kesehatan Lingkungan ................................ 5.4. Manajemen Puskesmas ......................................................... 5.5. Penduduk yang Memiliki Akses Terhadap Air Bersih yang Memenuhi Syarat.................................................................. 5.6. Penduduk yang Menggunakan Jamban Sehat ........................ 5.7. Tempat-Tempat Umum......................................................... 5.8. Tempat Pengolahan Makanan yang Memenuhi Syarat ..........

54 54 55 56 57
58 59 59 61 62 64 65
66 66 67 68 68
69 69 70 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 6.1. Kesimpulan........................................................................... 6.2. Saran .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

71 71 72

vii

12


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4 Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12
Tabel 4.13 Tabel 4.14

Data Jumlah Tenaga Sanitasi di Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013......... Gambaran Informan Pelaksana Program Kesehatan Lingkungan Menurut Pendidikan, Jabatan dan Masa Kerja di Masing-Masing Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013………… Hasil Observasi Terhadap Surat Penugasan, Ijazah/SK dan Sertifikat Pelatihan Informan Pelaksana Program Kesehatan Lingkungan di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013……………………………………………… Data Jumlah dan Sumber Dana Program Kesehatan Lingkungan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013………………………. Hasil Observasi Terhadap Ruangan Program Kesehatan Lingkungan di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013……………………………………………… Hasil Observasi Terhadap Alat Peraga/ Alat Bantu Penyuluhan Dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013……….. Jumlah Penyakit Berbasis Lingkungan di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013………………………. Jumlah Rumah yang Memenuhi Syarat di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013………………………. Jumlah Rumah yang Memiliki Sarana Air Bersih di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013……….. Jumlah Penduduk yang Menggunakan Jamban Sehat di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013………… Distribusi Cakupan Tempat-tempat Umum di Puskesmas Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014……………………… Jumlah Tempat Pengolahan dan Penyimpanan Makanan yang Memenuhi Syarat di Puskesmas Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014………………………………………………………. Distribusi Sumber Dana di Puskesmas Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014……………………………………………… Hasil Wawancara Mengenai Kerjasama Lintas Program Dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di Seluruh

47
48
49 50
51
52 53 54 55 56 57
58 59


viii

13

Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18

Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013………… Hasil Wawancara Mengenai Kerjasama Lintas Sektor Dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013………… Hasil Wawancara Mengenai Perencanaan Program Dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013………… Hasil Wawancara Mengenai Pergerakan Pelaksanaan Program Dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013………… Hasil Wawancara Mengenai Evaluasi Pelaksanaan Program Dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Lingkungan di Seluruh Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013…………

60 61 62 64 65

ix

14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Master Data Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari FKM Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Lampiran 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/160/I/2010 Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
x

4
ABSTRAK Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu program pokok puskesmas yang mencakup kesehatan perumahan, jamban, air bersih, pembuangan sampah dan air limbah serta sanitasi tempat umum dan pengolahan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pelaksanaan program kesehatan lingkungan di puskesmas di Tapanuli Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan informan dalam penelitian ini adalah tenaga pelaksana program kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Tapanuli tengah dengan jumlah informan 6 orang. Hasil penelitian diketahui bahwa petugas sudah berlatar belakang pendidikan sanitasi namun jumlahnya masih kurang, sarana dan prasarana sudah ada tetapi belum lengkap, pedoman dan teknis sudah tersedia di seluruh Puskesmas, program kesehatan lingkungan sudah berjalan di semua puskesmas yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah. Untuk rumah sehat sebanyak 85% rumah memenuhi syarat, jamban yang memenuhi syarat sebanyak 75 % orang, cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 85 % rumah, kualitas air minum yang memenuhi syarat sebanyak 100 % rumah, jumlah tempattempat umum yang memenuhi syarat sebanyak 75 %. Bedasarkan sasaran pencapaian program tahun 2010 (Kepmenkes RI No. HK.03.01/160/I/2010), semua cakupan program kesehatan lingkungan di Puskesmas Kabupaten Tapanuli Tengah Sudah mencapai target yang ditetapkan. Disarankan kepada Dinas Kabupaten Tapanuli Tengah untuk dapat menambah jumlah petugas sanitasi sesuai dengan jumlah penduduk di wilayah kerjanya, perlu disediakan dana maksimal agar program kesehatan lingkungan berjalan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Kata kunci : Program Kesehatan Lingkungan, Puskesmas

i

5
Abstract
Environmental health effort was one of the principal public health centre, which includes housing, health a privy, clean water, disposal of waste, waste water and sanitation a public place and food processing.
This study was aims to know analysis program execution in environmental health public health centre at tapanuli district.
This research was descriptive design and informer in this research is power health programs officers in central tapanuli health department with an six informants.
The results of this research that we have known majoring in sanitation but the number is still lacking, facilities and infrastructures already exist but not yet complete, a guideline and technical had been available in all public health centre, program of environmental health had walked in all the existing health in the county of tapanuli the middle.For the house of healthy fully 85 percent of the houses qualified, a privy that qualifies as many as 75 % of people, the scope of the house qualified health, as much as 85 percent of the houses, the quality of the drinking water that qualify as many as 100 % of a house, the number of public places that qualifies as many as 75 %.
After the achievement of targets program 2010 ( KEPMENKES No..Hk.03.01 / 160 / i / 2010), all the coverage program environmental health in public health centre district central Tapanuli has reached target. Suggested to dept. of regency tapanuli the middle to may increase the number of officers sanitation after the number of population in the area ex-coworker, need to be fund management size maximum that the program environmental health way it target that had been established. Keyword : Environmental Health Program, Public health centre
ii

1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang telah dijalankan berupaya untuk lebih meningkatkan
pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Perhatian khusus pembangunan kesehatan diberikan pada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, baik yang hidup di daerah kumuh perkotaan, daerah pedesaan, daerah perbatasan dan kelompok masyarakat suku terasing, serta daerah transmigrasi atau permukiman baru..
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun puskesmas. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai (1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. (2) Pusat pemberdayaaan keluarga dan masyarakat. (3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama (Depkes RI, 2009).
Ada 6 pokok pelayanan kesehatan di puskesmas yaitu Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif), Promosi kesehatan, Pelayanan KIA & KB, Pencegahan dan Pengendalian penyakit menular dan tidak menular, Kesehatan lingkungan, dan Perbaiakn gizi masyarakat. Sedangkan program pengembangan pelayanan kesehatan puskesmas meliputi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan olahraga, Perawatan kesehatan masyarakat, Kesehatan kerja, Kesehatan mata, Kesehatan usia lanjut, Pembinaan pengobatan tradisional dan Kesehatan haji. (Depkes RI, 2009)
1

2

Kesehatan lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dari kesehatan, hal ini jelas terdapat dalam undang-undang Nomor 36 tahun 2006 tentang kesehatan yang menyebutkan: (1) Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,baik fisik,kimia,biologis maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (2) kesehatan lingkungan mencakup lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum (3) Lingkungan sehat bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan antara lain limbah cair, limbah padat, limbah gas, sampah yang tidak di proses sesuai dengan persyaratan yang di tetapkan pemerintah, binatang pembawa penyakit, zat kimia yang berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi sinar pegion dan non pegion, air yag tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang terkontaminasi. (Depkes RI, 2009).
Oleh sebab itu, masalah kesehatan lingkungan juga sangat perlu untuk diperhatikan oleh masyarakat. Tugas pokok puskesmas untuk memberikan penyuluhan dan mengajarkan kepada masyarakat bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan. Terdapat 5 upaya dasar program kesehatan lingkungan yang di lakukan di puskesmas, di antaranya yaitu: (1).Penyehatan sumber air bersih,adapun upaya untuk menjaga kualitas sumber air bersih di antaranya adalah dengan surveilans kualitas air,Inspeksi sanitasi sarana air bersih,Pemeriksaan kualitas air,dan pembinaan kelompok pemakai air. (2).Penyehatan lingkungan pemukiman,di antaranya dengan memantau saran sanitasi dasar seperti jamban keluarga,saluran pembuangan air limbah serta tempat pengelolaan sampah. (3).Penyehatan tempat-tempat umum,pada berbagai tempat umum yang sering kali bersinggungan dengan

3
masyarakat diadakan pembinaan kesehatan pengadaan sarana kesehatan. (4). Penyehatan tempat pengelolaaan makanan(TPM),dalam hal ini dilakukan pengawasan tehadap kebersihan dan kesehatan bahan makanan. (5). Pemeriksaan jentik nyamuk,biasanya nyamuk seringkali bersarang di berbagai rumah penduduk terutama pada sumber air bersih.Untuk itu perlu diadakan pengamatan dan pemeriksaan untuk mengatasi permasalahan dengan nyamuk dan penyakit malaria atau demam berdarah dengue.
Menurut KEMENKES (2010) Indikator untuk luaran Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas pada tahun 2014 adalah : Penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas sebesar 67 persen, Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 85 persen, Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 85 persen, Kualitas air minum yang memenuhi syarat sebesar 100 persen, Penduduk yang menggunakan jamban sehat sebesar 75 persen dan cakupan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 75 persen
Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di Pesisir Pantai Barat pulau Sumatera yang sebagian besar berbukit – bukit dan bergelombang. Pada Mei 2007 secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas 20 Kecamatan sedangkan dari sarana kesehatan Pemkab Tapanuli Tengah memiliki 23 puskesmas ( 6 puskesmas perawatan dan 17 puskesmas non perawatan )
Data yang diperoleh dari survey pendahuluan bahwa 10 penyakit terbesar yang ada di Kab.Tapanuli Tengah masih didominasi oleh penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan antara lain seperti ISPA 19351 kasus, Diare 9825 kasus, penyakit lain pada

4
saluran pernapasan 1904 kasus, penyakit kulit alergi 5030 kasus (Dinkes Kab Tap-Teng Tahun 2013).
1.2. Perumusan Masalah Masih banyaknya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh lingkungan di
Kab.Tapanuli Tengah dan program kesehatan lingkungan yang telah dijalankan sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kesehatan lingkungan yang terjadi diwilayah kerja puskesmas Kab Tap-Teng, maka perlu dilakukan penelitian bagaimana pelaksanaan program kesehatan lingkungan di puskesmas Kab.Tapanuli Tengah.
1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan program kesehatan lingkungan pada puskesmas di Kab.Tapanuli Tengah periode tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui program kesehatan lingkungan yang dilakukan pada puskesmas di
Kab.Tapanuli Tengah.. 2. Untuk mengetahui ketersediaan tenaga pelaksana dalam pelaksanaan program
kesehatan lingkungan pada puskesmas di Kab.Tapanuli Tengah. 3. Untuk mengetahui ketersediaan dana dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan
pada puskesmas di Kab.Tapanuli Tengah.


5
4. Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan pada puskesmas di Kab.Tapanuli Tengah.
5. Untuk mengetahui ketersediaan pedoman dan petunjuk teknis dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan pada puskesmas di Kab Tapanuli Tengah.
6. Untuk mengetahui kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan pada puskesmas di Kab. Tapanuli Tengah. .
1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan dan kajian bagi puskesmas dan Dinas Kesehatan Kab.Tapanuli
Tengah untuk meningkatkan mutu pelaksanaan program kesehatan lingkungan. 2. Sebagai bahan evaluasi kepada petugas atau pelaksana program kesehatan lingkungan. 3. Sebagai tambahan masukan dan pengetahuan kepada penulis tentang program
kesehatan lingkungan. 4. Untuk menambah pengetahuan bagi pembaca tentang penyelenggaraan program
kesehatan lingkungan.

6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
2.2. Manajemen Puskesmas Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sinergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan efektif. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI, 2006)
6

7
1. Perencanaan Puskesmas Arah perencanaan puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat 2010. Dalam perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan. Pada dasarnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan perencanaan yaitu : (a) identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan, (b) identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider, dan (c) menetapkan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Setelah mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang tersedia selanjutnya puskesmas membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Proses perencanaan dapat menggunakan instrumen Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau dapat memanfaatkan instrument lainnya.
2. Penggerakkan Pelaksanaan Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran lebih rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini puskesmas yang terdiri dari : a. Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas program intern puskesmas.

8
b. Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan.
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan penilaian diperlukan instrumen yang sederhana. Instrumen yang telah dikembangkan di puskesmas adalah: a. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) b. Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan stratifikasi.
2.3. Penyakit Berbasis Lingkungan Lingkungan tidak mungkin mampu mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas
dengan segala aktivitasnya. Karena itu, apabila lingkungan sudah tidak mampu lagi mendukung kehidupan manusia, manusia akan menuai berbagai kesulitan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak pada kualitas daya dukung lingkungan, yang pada akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Eksploitasi sumberdaya yang berlebihan akan berdampak buruk pada manusia (Anies, 2006).
Pengaruh lingkungan dalam menimbulkan penyakit pada manusia telah lama disadari, seperti dikemukakan Blum dalam Planing for health, development and applicationof social change theory, bahwa factor lingkungan berperan sangat besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebaliknya kondisi kesehatan masyarakat

9
yang buruk, termasuk timbulnya berbagai penyakit juga dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk (Anies, 2006).
Interaksi manusia dengan lingkungan telah menyebabkan kontak antara kuman dengan manusia. Sering terjadi kuman yang tinggal ditubuh host kemudian berpindah kemanusia karena manusia tidak mampu menjaga kebersihan lingkungannya. Hal ini tercermin dari tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar masyarakat Indonesia. Beberapa penyakit yang timbul akibat kondisi lingkungan yang buruk seperti ISPA, diare, DBD, Malaria dan penyakit kulit (Depkes RI, 2002).
2.3.1. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari, yang
dimaksud dengan saluran pernafasan adalah mulai dari hidung sampai gelembung paru beserta organ-organ disekitarnya seperti sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru (Depkes RI, 2001).
ISPA disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumonia, hemophilhillus influenza, asap dapur, sirkulasi udara yang tidak baik, tempat berkembang biaknya disaluran pernapasan, ISPA dapat ditularkan melalui udara yang terkontaminasi dengan bakteri ketika penderita batuk yang terhirup oleh orang sehat masuk kesaluran pernafasannya (Depkes RI, 2001).
ISPA dapat dicegah dengan cara menjaga sirkulasi udara dalam rumah dengan membuka jendela setiap hari, menghindari polusi udara di dalam rumah seperti asap dapur

10
dan asap rokok, tidak padat penghuni di kamar tidur, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya (Depkes RI, 2001).
2.3.2. Diare Diare adalah buang air besar lembek sampai encer yang lebih dari 3 kali dalam satu
hari. Diare dapat disebabkan oleh bakteri/virus seperti : Rotavirus, Escherrichia Coli Enterotoksigenik (ETEC), Shigella, Compylobacter Jejuni, Cryptospondium (Depkes RI, 2001).
Diare karena bakteri Escherrichia Coli (E.Coli) disebabkan oleh bakteri E.Coli , tempat berkembang biak bakteri ini adalah dalam tinja manusia, cara penularan melalui makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.Coli yang dibawa oleh lalat yang hinggap pada tinja yang dibuang sembarangan, melalui minum air yang terkontaminasi bakteri E.Coli yang tidak dimasak sampai mendidih, melalui tangan yang terkontaminasi bakteri E.Coli karena sudah buang air besar tidak mencuci tangan dengan sabun (Depkes RI, 2001).
Cara pencegahan diare dapat dilakukan antara lain : menutup makanan agar tidak dihinggapi lalat, tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan dan setelah buang air besar, mencuci bahan makanan dengan air bersih, memasak air sampai mendidih dan menggunakan air bersih yang memenuhi syarat (Depkes RI, 2001).

11
2.3.3. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes Aegypti, dengan cara seseorang yang dalam darahnya mengandung virus Dengue bila digigit nyamuk akan terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk dan berkembang biak, kemudian masuk ke dalam kelenjar air liur nyamuk setelah satu minggu di dalam tubuh nyamuk, bila nyamuk menggigit orang sehat akan menularkan virus Dengue, virus ini tetap berada di dalam tubuh nyamuk sehingga dapat menularkan kepada orang sehat lainnya (Depkes RI, 2001).
Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di dalam dan di luar rumah seperti ember, drum, tempayan, tempat penampungan air bersih, vas bunga, kaleng bekas yang berisi air bersih bak mandi, lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, potongan bambu yang dapat menampung air (Depkes RI, 2001).
Upaya praktis yang dapat dilakukan dalam pengendalian vector dan pemberantasan penyakit DBD adalah sebagai berikut (Anies, 2006) : 1. Menguras tempat penyimpanan air seperti bak mandi, drum, gantilah air di vas bunga
serta di tempat minum burung sekurang-kurangnya seminggu sekali. 2. Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum dan tempayan agar nyamuk tidak
dapat masuk dan berkembang biak. 3. Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas,
ban bekas, botol bekas. 4. Tutuplah lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen.

12
5. Jangan meletakkan pakaian digantungan di tempat terbuka misalnya di belakang pintu kamar agar nyamuk tidak hinggap.
6. Untuk tempat penampungan air yang sulit dikuras taburkan bubuk abate ke dalam genangan air tersebut, untuk membunuh jentik-jentik nyamuk, ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali. Takaran penggunaan bubuk abate, untuk 10 liter air cukup dengan 1 gram bubuk abate.
7. Perlindungan diri terhadap gigitan nyamuk misalnya dengan menggunakan anti nyamuk dan memakai kelambu yang diberi intektisida pada saat tidur.
2.3.4. Malaria Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium yang termasuk golongan protozoa, yang penularannya melalui vector nyamuk Anopheles spp, dengan gejala demam, pening, lemas, pucat, nyeri otot, menggigil, suhu bias mencapai 40ºC terutama pada infeksi Plasmodium falcifarum. Di Indonesia terdapat 4 spesies Plasmodium yaitu (Achmadi 2008) : 1. Plasmodium vivax, memiliki distribusi geografis terluas, termasuk wilayah beriklim
dingin, subtropik hingga daerah tropic. Demam terjadi setiap 48 jam atau setiap hari ketiga, pada waktu siang atau sore. Masa inkubasi Plasmodium vivak antara 12 hingga 17 hari dan salah satu gejala adalah pembengkakan limpa atau splenomegali. 2. Plasmodium falciparum, merupakan penyebab malaria tropika secara klinik berat dan dapat menimbulkan berupa malaria cerebral dan fatal. Masa inkubasi malaria tropika

13
sekitar 12 hari, dengan gejala nyeri kepala, pegal linu, demam tidak begitu nyata serta kadang dapat menimbulkan gagal ginjal. 3. Plasmodium ovale, masa inkubasi malaria dengan penyebab Plasmodium ovale adalah 12 hngga 17 hari, dengan gejala setiap 48 jam, relatif ringan dan sembuh sendiri. 4. Plasmodium malariae merupakan penyebab malaria guartana yang memberikan gejala demam setiap 72 jam, malaria jenis ini umumnya terdapat pada daerah gunung dataran rendah pada daerah tropic. Biasanya berlangsung tanpa gejala dan ditemukan secara tidak sengaja namun malaria jenis ini sering mengalami kekambuhan.
Beberapa faktor ligkungan sangat berperan dalam berkembangbiaknya nyamuk sebagai vector penular malaria, faktor-faktor tersebut antara lain, lingkungan fisik seperti suhu udara, suhu udara mempengaruhi panjang pendeknya masa inkubasi ekstrinsik yaitu pertumbuhan fase sporogoni dalam perut nyamuk. Kelembaban udara yang rendah, akan memperpendek umur nyamuk, hujan yang diselingi panas semakin besar kemungkinan perkembangbiakannya (Achmadi, 2008).
Tempat berkembangbiak nyamuk Anopheles antara lain : kolam ikan yang tidak dipakai lagi, bekas galian tanah atau pasir yang terisi air hujan, batang bambu yang dapat menampung air hujan, kaleng bekas, ban bekas yang dapat menampung air hujan serta saluran air yang tidak mengalir (Depkes RI, 2001).
Lingkungan biologi juga berperan dalam perkembangbiakan vector penular malaria, misalnya ada lumut, ganggang berbagai tumbuhan air yang membuat Anopheles sundaicus merasa nyaman untuk membesarkan anak keturunannya berupa telur dan larva (Achmadi, 2008).

14
Penyakit malaria dapat menular dengan cara nyamuk malaria menggigit dan menghisap darah orang yang sakit malaria, parasit di dalam tubuh manusia masuk ke dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut berkembangbiak dalam tubuh nyamuk dan menjadi matang dalam waktu 10-14 hari, setelah parasit matang, jika nyamuk menggigit manusia sehat maka parasit malaria akan masuk ke dalam tubuh orang yang sehat, maka orang yang sehat akan menjadi sakit (Depkes RI, 2001).
Malaria dapat dicegah dengan membasmi tempat perindukan nyamuk seperti menyebarkan ikan pemakan jentik, membersihkan semak belukar di sekitar rumah, mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, membersihkan tempat air minum burung dan vas bunga secara teratur, menimbun atau mengalirkan air yang tergenang, membersihkan tambak, empang serta saluran irigasi dari tumbuhan air (Depkes RI, 2001).
Pencegahan malaria juga dapat dilakukan dengan memasang kasa nyamuk dan jendela, memasang kelambu yang berinsektisida waktu tidur pada malam hari, menggunakan anti nyamuk, jangan bergadang pada malam hari serta menutup seluruh badan jika diluar rumah pada malam hari (Depkes RI, 2001).
2.3.5. Penyakit Kulit Penyakit kuliat atau sering disebut dengan kudis/scabies/gudik/budukan yang
disebabkan oleh tungau atau sejenis kutu yang sangat kecil (Sarcoptes Scabies), tempat berkembangbiaknya adalah dilapisan tanduk kulit dan membuat terowongan dibawah kulit sambil bertelur.

15
Penularannya dapat melalui kontak langsung dengan penderita dan dapat pula ditularkan melalui perantara seperti baju, handuk, sprei yang digunakan penderita kemudian digunakan oleh orang sehat, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindar menukar baju, handuk, lingkungan tidak terlalu padat, menjaga kebersihan lingkungan dan personal hygiene (Depkes RI, 2001).
2.4. Upaya Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Soekidjo, 2007).
Adapun tujuan dilakukannya upaya kesehatan lingkungan adalah untuk menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit menular dimasyarakat (Muninjaya, 2004).
Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih beberapa indikator, yaitu persentase rumah sehat, persentase keluarga yang memiliki akses air bersih dan air minum, jamban sehat, saluran pembuangan air limbah, tempat pembuangan sampah serta Tempat-Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TTUPM). Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan (Dinkes Tap-Teng, 2009).

16
2.4.1. Perumahan Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Perumahan
yang baik terdiri dari kumpulan rumah yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukungnya seperti sarana jalan, saluran air kotor, tempat sampah, sumber air bersih, lampu jalan, dan lain-lain. Standar arsitektur bangunan terutama untuk perumahan umum pada dasarnya ditujukan untuk menyediakan rumah tinggal yang cukup baik dalam bentuk desain, letak dan luas ruangan, serta fasilitas lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau dapat memenuhi persyaratan rumah tinggal yang sehat dan menyenangkan (Budiman, 2006).
Adapun kriteria rumah sehat yang tercantum dalam Residential Environment dari WHO (1974) antara lain : 1. Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin dan berfungsi sebagai tempat
istirahat. 2. Mempunyai tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi. 3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran. 4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya. 5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh, dan dapat melindungi penghuninya dari
gempa, keruntuhan dan penyakit menular. 6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang asri.

17
Sementara itu, kriteria rumah menurut Winslow antara lain : 1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis.
Terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan didalam pemenuhan kebutuhan fisiologis yang berkaitan dengan perumahan, diantaranya : a. Suhu ruangan. Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Suhu
sebaiknya tetap berkisar antara 18-20ºC. Suhu ruangan ini sangat dipengaruhi oleh : suhu udara luar, pergerakan udara, kelembaban udara, suhu benda-benda yang ada disekitarnya. b. Penerangan. Rumah harus cukup mendapatkan penerangan baik pada siang maupun malam hari. Idealnya, penerangan didapat dengan bantuan listrik. Setiap ruangan diupayakan mendapat sinar matahari terutama dipagi hari. c. Ventilasi. Pertukaran udara yang cukup menyebabkan udara tetap segar (cukup mengandung oksigen). Dengan demikian, setiap rumah harus memiliki jendela yang memadai. Luas jendela secara keseluruhan kurang dari 15% dari luas lantai. Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir bebas jika jendela dan pintu dibuka. d. Jumlah ruangan atau kamar. Ruang atau kamar diperhitungkan berdasarkan jumlah penghuni atau jumlah orang yang tinggal bersama didalam satu rumah atau sekitar 5 m per orang.
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis.

18
Disamping kebutuhan fisiologis, terdapat kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi dan diperhatikan berkaitan dengan sanitasi rumah. Kebutuhan tersebut, antara lain : a. Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pengaturannya harus memenuhi rasa keindahan
sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat. b. Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi setiap anggota keluarga yang tinggal
dirumah tersebut. c. Untuk setiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa, harus memiliki
ruangan sendiri sehingga privasinya tidak terganggu. d. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, seperti ruang untuk menerima tamu. 3. Dapat menghindarkan dari terjadinya kecelakaan atau kebakaran. Ditinjau dari faktor bahaya kecelakaan ataupun kebakaran, rumah yang sehat dan aman harus dapat menjauhkan penghuninya dari bahaya tersebut. Adapun kriteria yang harus dipenuhi dari perspektif ini, antara lain : a. Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah
runtuh. b. Memiliki sarana pencegahan kasus kecelakaan di sumur, kolam dan tempat-tempat
lain terutama untuk anak-anak. c. Bangunan diupayakan terbuat dari material yang tidak mudah terbakar. d. Memiliki alat pemadam kebakaran terutama yang menggunakan gas. e. Lantai tidak boleh licin dan tergenang air. 4. Dapat menghindarkan dari terjadinya penularan penyakit.

19
Rumah atau tempat tinggal yang buruk atau kumuh dapat mendukung terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan, seperti : infeksi saluran nafas, infeksi pada kulit, infeksi saluran pencernaan, kecelakaan, dan gangguan mental. 2.4.2. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, juga manusia selama hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk dan laju pertumbuhannya semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang semakin meningkat diperlukan industrialisasi yang dengan sendirinya akan meningkatkan lagi aktivitas penduduk serta beban penggunaan sumber daya air. Beban pengotoran air juga akan bertambah cepat sesuai dengan cepatnya pertumbuhan. Sebagai akibatnya saat ini sumber air minum dan air bersih semakin langka (Soemirat, 2007).
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit dimasyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan masyarakat.
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama, manusia mengunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, kakus, produksi pangan, papan dan sandang. Mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia pada saat memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air minum/bersih bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit bawaan air. Dengan demikian diharapkan, bahwa semakin

20
banyak liputan masyarakat dengan air bersih, semakin turun morbiditas penyakit bawaan air ini (Soemirat, 2007).
Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air disebut sebagai waterborne disease atau water-related disease. Berdasarkan cara penularannya, mekanisme penularan penyakit terbagi menjadi empat, yaitu : 1. Waterborne mechanism, didalam mekanisme ini, kuman patogen dalam air yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. 2. Waterwashed mechanism, mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu : (a) infeksi melalui alat pencernaan, (b) infeksi melalui kulit dan mata dan (c) penularan melalui binatang pengerat. 3. Water-based mechanism, penyakit yang ditularkan den