Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Poliklinik Reumatologi Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

(1)

GAMBARAN GAYA HIDUP PADA PENDERITA

OSTEOARTRITIS YANG BEROBAT JALAN

DI POLIKLINIK REUMATOLOGI

RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2014

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

OLEH :

SIRI GANESAN CHANDRAN

110100473

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

GAMBARAN GAYA HIDUP PADA PENDERITA

OSTEOARTRITIS YANG BEROBAT JALAN

DI POLIKLINIK REUMATOLOGI

RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

SIRI GANESAN CHANDRAN

110100473

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

(4)

ABSTRAK

Latar belakang : Osteoartritis adalah jenis artritis yang paling sering ditemukan. Osteoartritis disebabkan oleh kerusakan dan hilangnya tulang rawan dari satu atau lebih sendi. Disebut juga penyakit sendi degeneratif. Osteoartritis dapat dibagi kepada dua yaitu primer dan sekunder. Gejala yang menonjol adalah adanya nyeri sendi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keterbatasan dalam pergerakan, krepitasi dan pembengkakan sendi.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran gaya hidup pada penderita OA berobat jalan di Poliklinik Reumatologi, RSUD Dr. Pirngadi, Medan pada tahun 2014.

Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dimana tiap subjek hanya diobservasi satu kali. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai dengan Nopember 2014 dengan jumlah sampel 100 responden.

Hasil penelitian dan kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta (38%), pekerjaan dan aktifitas banyak yang melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu penyebab OA pada lutut. Responden mempunyai kebiasaan merokok sebesar 63%. Pasien dengan OA lutut yang merokok kehilangan tulang rawan lebih besar dan memiliki nyeri lutut lebih parah dibanding pasien yang tidak merokok. Respoden tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung vit.D sebanyak 56%, tingkat asupan rendah dan serum rendah vitamin D mengakibatkan peningkatan resiko perkembangan OA. Sebagian besar responden tidak melakukan kegiatan olah raga (54%). Olah raga penting untuk menjaga berbagai macam gerakan pada lutut, meningkatkan kekuatan dan menjaga fungsi sendi.


(5)

ABSTRACT

Background : Osteoarthritis is a type of arthritis that most often obtained. Osteoarthritis is caused by damage and loss of cartilage of one or more joints. Also called degenerative joint disease. There are two types of osteoarthritis, primary and secondary. Prominent symptom is the presence of joint pain. On physical examination found limitations in movement, crepitation and swelling of joints.

Research purpose : This study aims to determine overview lifestyle in patients with osteoarthritis of the outpatient clinic of Rheumatology at Hospital Dr. Pirngadi Medan 2014.

Methode : This study is a descriptive study in which each subject is observed only one time with consecutive sampling technique. The study involved 100 patients with knee pain complaints that come to the Rheumatology Clinic Hospital Dr. Pirngadi field in 2014.

Result and conclusion : The results showed that the respondents mostly work as self-employed (38%), jobs and activities that involve knee movement is also one of the causes of OA. Respondents mostly have habit of smoking by 63%. Patients with knee OA who smoke have more severe lose cartilage than patients who did not smoke. Respondents do not consume food / beverage containing vit.D much as 56%, a low intake levels and low serum vitamin D lead to increased risk of developing OA. Most respondents not conduct sports activities (54%). Exercise is important to maintain a wide range of motion in the knee, increase strength and maintain joint function.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Gambaran Gaya Hidup pada Penderita Osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK USU.

2. dr. Ameliana Purba, Sp.PD, selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik dan sempurna.

3. dr. Khairul P. Surbakti, Sp.S. & dr. Surya Dharma Hamidah, Sp.KK selaku Dosen Penguji yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terutamanya dari Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) yang telah memberikan

banyak ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh staf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi, Medan.

6. Kedua orang tua penulis, Chandran dan Krishnammal, yang tiada bosan mendoakan dan memberikan semangat dan merupakan sumber inspirasi dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah serta pendidikan kedokteran di Universitas Sumatera Utara.

7. Teman sejawat Nabihah binti Mohd. Isa atas masukan dan bantuannya dalam pengambilan data dan perbaikan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.


(7)

8. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 21 Mei 2014

Penulis,

Siri Ganesan Chandran NIM: 110100473


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Definisi Osteoartritis. ... 4

2.2. Epidemiologi Osteoarthritis ... 4

2.3. Etiologi Osteoartritis... 4

2.4. Klasifikasi Osteoartritis. ... 6

2.5. Patogenesis Osteoartritis ... 6

2.6. Diagnosis Osteoartirits. ... 9

2.7. Tanda dan Gejala Klinis. ... 10

2.8. Penatalaksanaan Osteoarthritis ... 12

2.9. Gaya Hidup dan Osteoartritis. ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 15 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 15

3.2 Definisi Operasional dan variabel ... 15

3.3. Cara pengukuran ... 16

3.4. Alat Ukur ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1. Jenis Penelitian ... 18

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

4.3. Populasi dan Sampel ... 18

4.5 Teknik Pengumpulan Data ... 20


(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 24

5.1 Hasil Penelitian... 24

5.2 Pembahasan... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 35

6.1 Kesimpulan... 35

6.2 Saran... 35


(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Osteoartritis ... 6 Tabel 2.2. Diagnosis Osteoartritis ... 10

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 21 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data

Demografi Responden yang meliputi Jenis

Kelamin, Usia dan Pendidikan. ... 23 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kebiasaan Merokok ... 24 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Berapa Batang Rokok Dalam Sehari Habiskan ... 24 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Berat Badan ... 25 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Tinggi Badan ... 25 Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Trauma Lutut ... 26 Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Operasi pada Sendi Lutut ... 26 Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Pekerjaan. ... 27 Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Berapa Lama Pekerjaan Tersebut Dijalani

oleh Pasien ... 27 Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Mendorong Objek Berat oleh Pasien ... 28 Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Aktivitas Berat ... 28 Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Berapa Kali Melakukan Aktivitas Berat

Dalam Sehari ... 29 Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Aktivitas Sedang ... 29 Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Bagaimana Pasien Tiba di Tempat Pekerjaan ... 29 Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Biasa Melakukan Kegiatan Olahraga ... 30 Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Berapa Kali Seminggu Melakukan Kegiatan

Olahraga ... 31 Tabel 5.17. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Berapa Lama Waktu yang Digunakan Setiap


(11)

Tabel 5.18. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Jenis Olahraga ... 32 Tabel 5.19. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Berapa Lama Melakukan Olahraga ... 32 Tabel 5.20. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan / Minuman

yang Mengandung Vit.D ... 33 Tabel 5.21. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan yang


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Osteoartritis ... 9 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 15


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Pernyataan Lampiran 3 Surat Persetujuan Lampiran 4 Lembar Persetujuan

Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Data Responden

Lampiran 7 Log Book Bimbingan Lampiran 8 Permohonan Ijin Survei Pendahuluan

Lampiran 9 Selesai Survei Pendahuluan Lampiran 10 Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 11 Selesai Penelitian Lampiran 12 Lembar Ethical Clearence


(14)

ABSTRAK

Latar belakang : Osteoartritis adalah jenis artritis yang paling sering ditemukan. Osteoartritis disebabkan oleh kerusakan dan hilangnya tulang rawan dari satu atau lebih sendi. Disebut juga penyakit sendi degeneratif. Osteoartritis dapat dibagi kepada dua yaitu primer dan sekunder. Gejala yang menonjol adalah adanya nyeri sendi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keterbatasan dalam pergerakan, krepitasi dan pembengkakan sendi.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran gaya hidup pada penderita OA berobat jalan di Poliklinik Reumatologi, RSUD Dr. Pirngadi, Medan pada tahun 2014.

Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dimana tiap subjek hanya diobservasi satu kali. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai dengan Nopember 2014 dengan jumlah sampel 100 responden.

Hasil penelitian dan kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta (38%), pekerjaan dan aktifitas banyak yang melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu penyebab OA pada lutut. Responden mempunyai kebiasaan merokok sebesar 63%. Pasien dengan OA lutut yang merokok kehilangan tulang rawan lebih besar dan memiliki nyeri lutut lebih parah dibanding pasien yang tidak merokok. Respoden tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung vit.D sebanyak 56%, tingkat asupan rendah dan serum rendah vitamin D mengakibatkan peningkatan resiko perkembangan OA. Sebagian besar responden tidak melakukan kegiatan olah raga (54%). Olah raga penting untuk menjaga berbagai macam gerakan pada lutut, meningkatkan kekuatan dan menjaga fungsi sendi.


(15)

ABSTRACT

Background : Osteoarthritis is a type of arthritis that most often obtained. Osteoarthritis is caused by damage and loss of cartilage of one or more joints. Also called degenerative joint disease. There are two types of osteoarthritis, primary and secondary. Prominent symptom is the presence of joint pain. On physical examination found limitations in movement, crepitation and swelling of joints.

Research purpose : This study aims to determine overview lifestyle in patients with osteoarthritis of the outpatient clinic of Rheumatology at Hospital Dr. Pirngadi Medan 2014.

Methode : This study is a descriptive study in which each subject is observed only one time with consecutive sampling technique. The study involved 100 patients with knee pain complaints that come to the Rheumatology Clinic Hospital Dr. Pirngadi field in 2014.

Result and conclusion : The results showed that the respondents mostly work as self-employed (38%), jobs and activities that involve knee movement is also one of the causes of OA. Respondents mostly have habit of smoking by 63%. Patients with knee OA who smoke have more severe lose cartilage than patients who did not smoke. Respondents do not consume food / beverage containing vit.D much as 56%, a low intake levels and low serum vitamin D lead to increased risk of developing OA. Most respondents not conduct sports activities (54%). Exercise is important to maintain a wide range of motion in the knee, increase strength and maintain joint function.


(16)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Osteoartritis (OA) adalah suatu kelainan sendi kronis (jangka panjang) dimana terjadi proses kelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu proses degeneratif pada sendi yang dapat mengenai satu sendi atau lebih. OA terutama menyebabkan perubahan - perubahan biomekanika dan biokimia di dalam sendi; penyakit ini bukan suatu peradangan. Namun, seringkali perubahan di dalam sendi ini disertai oleh sinovitis, menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman (Sanghi, 2009).

Data menunjukkan bahwa prevalensi di Indonesia pada tahun 2008 sebanyak 23,6 - 31,3% (Sanghi, 2009). Didapati bahwa 13% dari wanita dan 10% dari pria yang berusia 60 tahun ke atas mengalami OA. Peningkatan prevalensi OA disebabkan oleh faktor resiko dari obesitas dan usia. Wanita menderita persentasi lebih tinggi dibandingkan pria. Meta analisis menunjukkan bahwa insidensi pria menderita OA pada usia di bawah 55 tahun lebih dini dari wanita. Pada wanita menderita OA pada usia lebih dari 55 tahun karena mereka akan mengalami usia menopause (Heidari, 2011).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization), prevalensi penderita OA di dunia pada tahun 2004 mencapai 151,4 juta jiwa dan 27,4 juta jiwa berada di Asia Tenggara. Prevalensi OA di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan yang jelas. Namun Handono dan Kusworini pada tahun 2000, melaporkan bahwa prevalensi OA di Malang pada usia dibawah 70 tahun cukup tinggi, yaitu 21,7% menyerang pada usia antara 49-60 tahun, yang terdiri dari 6,2% laki-laki dan 15,5% perempuan (Tanna, 2004).

Berdasarkan dari penelitian awal di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2012 sebanyak 345 pasien OA dan tahun 2013 sebanyak 350 pasien OA berobat jalan di Poliklinik Reumatologi, RSU Dr. Pirngadi Medan.


(17)

Gaya hidup yang sehat merupakan kunci utama kepada kesejahteraan manusia. Manusia yang sehat pastinya dapat memainkan peranan aktif terhadap pembangunan agama, bangsa dan negara. Gaya hidup sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, pikiran dan sosial yang sehat, cerdas serta bebas dari setiap penyakit berlandaskan keadaan sosial dan masyarakat. Definisi ini menegaskan bahwa status gaya hidup yang sehat ditunjang oleh faktor fizik, mental dan sosial yang sehat, berfungsi, cerdas serta tidak diancam oleh penyakit yang dapat merugikan manusia (WHO, 1948). Gaya hidup yang kurang sehat seperti kurang berolahraga, merokok, pekerjaan yang tidak agronomic dan pola makan yang kurang baik menjadi faktor utama terjadinya OA (Horton, 2011).

Dari penelitian tersebut di atas, maka, peneliti ingin melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Daerah Medan untuk mengetahui gambaran gaya hidup pada penderita OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi pada tahun 2014.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran gaya hidup pada penderita OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran gaya hidup pada penderita OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi di RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pola pekerjaan pada penderita OA.

2. Untuk mengetahui kebiasaan merokok dan pola makanan pada penderita OA.


(18)

1.4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

1. Bagi para dokter dapat digunakan sebagai prediktor yang baik untuk mendeteksi dini apakah akan terjadinya penyakit OA.

2. Bagi pemerintah informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan data untuk program-program pemerintah serta penelitian- penelitian berikutnya.

2. Bagi masyarakat dapat meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai gaya hidup dan pentingnya pengetahuan tersebut untuk menangani OA serta pencegahannya.

3. Bagi peneliti muda dapat digunakan sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis Karya Tulis Ilmiah serta daya analisa peneliti.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi OA.

OA merupakan penyakit kegagalan sendi dan keseluruhan struktur dari sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan kartilago, hialin dan sendi (Felson, 2008).

2.2. Epidemiologi OA.

OA adalah tipe dari artritis yang disebabkan oleh kerusakan dan akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu sendi atau lebih. Didapati bahwa 13% dari wanita dan 10% dari pria umur 60 tahun ke atas mengalami OA. Peningkatan prevalensi OA karena faktor resiko dari obesitas dan usia. Wanita menderita persentasi lebih tinggi dibandingkan pria. Meta analisis menunjukkan bahwa insidensi pria menderita OA pada usia dibawah 55 tahun lebih dini dari wanita. Pada wanita menderita OA pada usia lebih dari 55 tahun karena mereka akan mengalami usia menopause (Heidari, 2011). Studi menunjukkan bahwa usia adalah salah satu faktor yang menyebabkan OA. Hasil penelitian Framingham menunjukkan bahwa 27% dari usia antara 63 - 70 tahun mempunyai bukti radiografi OA dan meningkat sebanyak 44% pada usia lebih dari 80 tahun (Haq, 2003).

2.3. Etiologi OA.

Etiologi OA belum diketahui. Terdapat beberapa faktor mempengaruhi OA yaitu:

1) Usia

Semakin lanjut usia seseorang, pada umumnya semakin besar faktor resiko terjadinya OA lutut. Hal ini disebabkan karena sendi lutut yang digunakan sebagai penumpu berat badan sering mengalami kompresi atau tekanan dan gesekan, sehingga dapat menyebabkan kartilago yang melapisi tulang keras pada sendi lutut tersebut lama-kelamaan akan terkikis dan rentan terjadi degenerasi


(20)

(Mahajan, 2005). Berdasarkan hasil radiografi pada individu yang berusia 45-65 tahun memiliki 30% yang menderita OA manakala 80% pada individu usia 80 tahun ke atas (Shiddiqui, 2008).

2) Jenis kelamin

Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya OA pada wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang dari 55 tahun OA lebih sering terjadi pada pria dari wanita (Mahajan, 2005). Wanita menderita OA akut pada usia lebih dari 55 tahun karena mereka akan mengalami usia menopause (Heidari, 2011).

3) Genetik

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya OA. Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada OA (Mahajan, 2005).

4) Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan OA lutut. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan OA pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan OA sendi lain, diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan hipertensi.

5) Cedera sendi (trauma)

Trauma pada sendi dan kerusakan pada sendi sebelumnya akibat terjadinya trauma, benturan atau cedera pada sendi lutut juga dapat menyebabkan kerusakan atau kelainan pada tulang-tulang pembentuk sendi tersebut.

6) Pekerjaan

Pekerjaan dan aktivitas banyak yang melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu penyebab OA pada lutut.


(21)

7) Olah raga Berat

OA juga behubungan dengan berbagai olah raga yang membebani lutut dan atau panggul, seperti lari maraton, sepak bola dan sebagainya (Haq, 2003).

2.4. Klasifikasi OA. Tabel 2.1. Klasifikasi OA

OA primer (idiopatik)

setempat: tangan, pinggul, tulang belakang dan lutut. 1.sendi perifer,

2. sendi pusat,

3. tulang belakang (WebMD, 2014). OA

sekunder

Kelainan bawaan dan perkembangan, tulang displasia. 1) Pasca operasi / cedera - meniscectomy.

2) Endokrin - diabetes mellitus, acromegaly,

3) hipotiroidisme, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme, sindroma Cushing.

4) Metabolik - hemachromatosis, ochronosis, Marfan 5) syndrome, sindrom Ehler-Danlos, penyakit Paget, 6) gout, pseudogout, penyakit Wilson, penyakit Hurler, 7) Penyakit Gaucher.

8) Rematologi-arthritis.

9) Hematologi - hemoglobinopathies.

10)Iatrogenik - steroid intra-artikular (Mahajan, 2005).

2.5. Patogenesis OA.

Berdasarkan penyebabnya, OA dibedakan menjadi dua yaitu OA primer dan OA sekunder. OA primer, atau dapat disebut OA idiopatik, tidak memiliki penyebab yang pasti (tidak diketahui) dan tidak disebabkan oleh penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi. OA sekunder, berbeda dengan OA primer, merupakan OA yang disebabkan oleh inflamasi, kelainan sistem endokrin, metabolik, pertumbuhan, faktor keturunan (herediter), dan immobilisasi yang terlalu lama. Kasus OA primer lebih sering dijumpai pada praktik sehari-hari dibandingkan dengan OA sekunder. Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak dapat dihindari. Namun telah diketahui bahwa OA merupakan gangguan keseimbangan dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas


(22)

diketahui. Kerusakan tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta diikuti oleh beberapa mekanisme lain sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera.

Mekanisme pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu kapsula dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya. Kapsula dan ligamen-ligamen sendi memberikan batasan pada rentang gerak (Range of motion) sendi.

Cairan sendi (sinovial) mengurangi gesekan antara kartilago pada permukaan sendi sehingga mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang disebut dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai pelumas. Protein ini akan berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi.

Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengandung suatu mekanoreseptor yang tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik yang dikirimkannya memungkinkan otot dan tendon mampu untuk memberikan tegangan yang cukup pada titik-titik tertentu ketika sendi bergerak.

Otot-otot dan tendon yang menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi. Kontraksi otot yang terjadi ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup pada anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot tersebut turut meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi sebelum terjadi tumbukan (impact). Tumbukan yang diterima akan didistribusikan ke seluruh permukaan sendi sehingga meringankan dampak yang diterima. Tulang di balik kartilago memiliki fungsi untuk menyerap goncangan yang diterima.

Kartilago berfungsi sebagai pelindung sendi. Kartilago dilumasi oleh cairan sendi sehingga mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika bergerak. Kekakuan kartilago yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai penyerap tumbukan yang diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum timbulnya OA dapat terlihat pada kartilago sehingga penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang kartilago.


(23)

Terdapat dua jenis makromolekul utama pada kartilago, yaitu Kolagen tipe dua dan Aggrekan. Kolagen tipe dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul – molekul aggrekan di antara jalinan-jalinan kolagen. Aggrekan adalah molekul proteoglikan yang berikatan dengan asam hialuronat dan memberikan kepadatan pada kartilago (Felson, 2008). Kondrosit, sel yang terdapat di jaringan avaskular, mensintesis seluruha elemen yang terdapat pada matriks kartilago.

Kondrosit menghasilkan enzim pemecah matriks, sitokin {Interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis Factor (TNF)}, dan faktor pertumbuhan. Umpan balik yang diberikan enzim tersebut akan merangsang kondrosit untuk melakukan sintesis dan membentuk molekul-molekul matriks yang baru. Pembentukan dan pemecahan ini dijaga keseimbangannya oleh sitokin faktor pertumbuhan, dan faktor lingkungan (Felson, 2008). Kondrosit mensintesis metaloproteinase matriks (MPM) untuk memecah kolagen tipe dua dan aggrekan. MPM memiliki tempat kerja di matriks yang dikelilingi oleh kondrosit. Namun, pada fase awal OA, aktivitas serta efek dari MPM menyebar hingga ke bagian permukaan (superficial) dari kartilago.

Stimulasi dari sitokin terhadap cedera matriks adalah menstimulasi pergantian matriks, namun stimulaso IL-1 yang berlebih malah memicu proses degradasi matriks. TNF menginduksi kondrosit untuk mensintesis prostaglandin (PG), oksida nitrit (NO), dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap sintesis dan degradasi matriks. TNF yang berlebihan mempercepat proses pembentukan tersebut. NO yang dihasilkan akan menghambat sintesis aggrekan dan meningkatkan proses pemecahan protein pada jaringan. Hal ini berlangsung pada proses awal timbulnya OA.

Kartilago memiliki metabolisme yang lamban, dengan pergantian matriks yang lambat dan keseimbangan yang teratur antara sintesis dengan degradasi. Namun, pada fase awal perkembangan OA kartilago sendi memiliki metabolisme yang sangat aktif.

Pada proses timbulnya OA, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan aggrekan dan kolagen tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan sendi.


(24)

Aggrekan pada kartilago akan sering habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah mengendur.

Kegagalan dari mekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan meningkatkan kemungkinan timbulnya OA pada sendi (Felson, 2008).

Gambar 2.1. OA

2.6. Diagnosis OA.

Diagnosis OA ditegakkan dari pemeriksaan klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan gerak, dan gambaran radiologi.

Untuk diagnosis OA sendi lutut digunakan kriteria dan klasifikasi dari American Collage of Reumatology (ACR) dengan langkah sebagai berikut:


(25)

Tabel 2.2. Diagnosis OA. Klinik dan Laboratorik

Nyeri lutut + 5 sampai 9 kriteria berikut:

Klinik dan Radiografik

Nyeri lutut + minimal 1 dari 3 kriteria berikut :

Klinik

Nyeri lutut + minimal 3 dari 6 kriteria berikut :

1. Umur > 45 tahun 2. Krepitasi

3. Nyeri tekan

4. Pembesaran tulang 5. Sedikit hangat saat

palpasi

6. LED < 40mm/jam 7. Analisi cairan sendi

normal

8. Kaku pagi hari < 30 menit

9. RF <1:40

1. Umur > 45 tahun 2. Kaku pagi hari <

30 menit

3. Krepitasi + osteofit

1. Umur > 45 tahun 2. Kaku pagi hari < 30

menit 3. Krepitasi 4. Nyeri tekan

5. Pembesaran tulang 6. Sedikit hangat saat

palpasi

2.7. Tanda dan Gejala Klinis.

Gejala klinis OA bervariasi, bergantung pada sendi yang terkena, lama dan intensitas penyakitnya, serta respon penderita terhadap penyakit yang dideritanya. Pada umumnya pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.

Secara klinis, OA dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu : 1. Subklinis

Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau tanda klinis lainnya. Kelainan baru terbatas pada tingkat seluler dan biokimiawi sendi.

2. Manifest

Pada tingkat ini biasanya penderita datang ke dokter. Kerusakan rawan sendi bertambah luas disertai reaksi peradangan.


(26)

3. Dekompensasi

Rawan sendi telah rusak sama sekali, mungkin terjadi deformitas dan kontrak.

Keluhan-keluhan umum yang sering dirasakan penderita osteoarthiritis adalah sebagai berikut:

1. Nyeri Sendi

Keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang seringkali membawa penderita ke dokter, walaupun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya. Biasanya nyeri sendi bertambah oleh gerakan, dan sedikit berkurang bila istirahat. Pada gerakan tertentu (lutut digerakkan ke medial) menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lainnya. Nyeri pada OA dapat juga berupa penjalaran (refered pain), misal pada OA lumbal, yang menimbulkan keluhan nyeri pada betis (claudicatio intermitten). Korelasi antara nyeri dan tingkat perubahan struktur pada OA sering ditemukan pada panggul, lutut.

2. Kekakuan

Pada beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas, seperti duduk lama di kursi, di mobil, bahkan setelah bangun tidur. Kebanyakan penderita mengeluh kaku karena inaktivitas, kekakuan biasanya kurang dari 30 menit.

3. Hambatan Gerakan Sendi

Kelainan ini ditemukan pada OA sedang sampai berat. Hambatan gerak ini disebabkan oleh nyeri, inflamasi, fleksi kontraktur kelainan sendi, atau deformitas. Hambatan gerak sendi biasanya dirasakan pada saat berdiri dari kursi, bangun dari tempat periksa, menulis, atau berjalan. Semua gangguan aktivitas tergantung pada lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena. 4. Krepitasi

Penderita mengatakan sendinya berbunyi kalau digerakkan. Krepitasi pada sendi yang degeneratif lebih besar dibandingkan dengan yang terdapat pada artritis rheumatoid yang krepitasinya lebih halus.


(27)

5. Pembengkakan Sendi

Sendi membengkak / membesar bisa disebabkan oleh efusi sinovitis atau kombinasi dari kelainan-kelainan ini. Sangat jarang merasa panas dan merah sendi (Felson, 2008).

2.8. Penatalaksanaan OA.

2.8.1. Terapi Non Farmakologis Terapi ini meliputi :

a) Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien Pemberian informasi dan edukasi pasien diperlukan agar pasien mengerti tentang kondisi penyakit yang dihadapi dan dapat melakukan perubahan gaya hidup kearah yang positif

b) Latihan Kekuatan dan Senam Aerobik Latihan bermanfaat untuk menguatkan otot sekitar sendi yang akhirnya akan membantu pengurangan berat badan. Berenang, jalan kaki, bersepeda stasioner atau latihan beban ringan sangat dianjurkan karena terbukti mampu mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki kekakuan sendi.

c) Berkurangnya berat badan mengurangi beban yang ditahan oleh sendi sehingga mengurangi nyeri sendi dan memperbaiki fungsi sendi.

d) Penggunaan Alat Bantu seperti sepatu penyerap goncangan, tongkat dll dianggap sebagai tambahan terapi untuk mengurangi rasa nyeri saat beraktivitas (Soeroso, 2006).

2.8.2. Terapi Farmakologis

a. Obat Anti inflamasi Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan Asetaminofen untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara


(28)

mengkombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2 (Felson, 2008 ).

b. Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya ( Felson, 2008 ).

2.9. Gaya Hidup Dan OA.

2.9.1. Gaya hidup

Gaya hidup yang sehat merupakan kunci utama kesejahteraan manusia. Manusia yang sehat pastinya dapat memainkan peranan aktif terhadap pembangunan agama, bangsa dan negara. Gaya hidup sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, pikiran dan sosial yang sehat, cerdas serta bebas dari setiap penyakit berlandaskan keadaan sosial dan masyarakat. Definisi ini menegaskan bahwa status gaya hidup yang sehat ditunjang oleh faktor fisik, mental dan sosial yang sehat, berfungsi, cerdas serta tidak diancam oleh penyakit yang dapat merugikan manusia (WHO, 1948).

2.9.1.1. Pekerjaan.

Pekerjaan adalah sekelompok posisi yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang, atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat (Pujangkoro, 2004).

Penelitian Haq 2003, mendapatkan bahwa pekerja yang banyak membebani sendi lutut akan mempunyai risiko terserang OA lebih besar disbanding yang tidak banyak membebani lutut. Pekerjaan dan akivitas yang banyak melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu penyebab OA pada lutut.


(29)

2.9.1.2. Berolah raga.

Definisi olahraga menurut Wann (1997) adalah aktivitas fisik yang melibatkan tenaga (power) dan keterampilan (skill) dan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani

OA juga behubungan dengan berbagai olah raga yang membebani lutut dan atau panggul, seperti lari maraton, sepak bola dan sebagainya (Haq, 2003). 2.9.1.3. Pola makan.

Menurut Hardani 2002, pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.

Pola makanan yang teratur dan sehat dapat mengurangi resiko OA. Pasien OA dapat mengurangi berat badan dengan pola makanan yang teratur seperti sayuran hijau, biji-bijian, lemak ikan, buah beri, vitamin, folacin, vitamin B6, zinc, pantothenic acid (Sanghi, 2009).

2.9.1.4. Merokok.

Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainya yang dihasilkan dari tanamam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Merokok merupakan overt behavior dimana perokok menghisap gulungan tembakau (WHO, 2004).

Hasil penelitian Eustice, 2008 menunjukkan bahwa perokok lebih dari dua kali untuk memiliki resiko terkena kehilangan tulang rawan yang signifikan dibandingkan dengan tidak perokok.


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional dan Variable

OA adalah suatu kelainan sendi kronis (jangka panjang) dimana terjadi proses kelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada sendi. Kelainan ini merupakan suatu proses degeneratif pada sendi yang dapat mengenai satu sendi atau lebih. Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan dengan kuesioner pada pasien berobat jalan di Poliklinik Reumatologi yang telah didiagnosa dengan penyakit OA yang telah tegakkan menggunakan kriteria

 Gaya hidup.

American Collage of Reumatology (ACR).

Gaya hidup sehat didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, pikiran dan sosial yang sehat, cerdas serta bebas dari setiap penyakit berlandaskan keadaan sosial dan masyarakat (WHO, 1948). Pada penelitian ini, pasien berobat jalan di Poliklinik Reumatologi dilakukan pengamatan dengan kuesioner untuk mengetahui pola pekerjaan, pola merokok, pola olahraga dan pola makanannya yang menjadi predileksi OA.

Gaya Hidup - Pekerjaan - Merokok - Berolah raga - Pola makan


(31)

• Pekerjaan.

Pekerjaan adalah sekelompok posisi yang memiliki persamaan kewajiban dan tugas-tugas pokoknya. Pada penelitian ini, pasien berobat jalan di Poliklinik Reumatologi diberikan kuesioner untuk mengetahui bidang dan jenis pekerjaan.

• Berolah raga.

Definisi olah raga menurut Wann (1997) adalah aktivitas fisik yang melibatkan tenaga (power) dan keterampilan (skill) dan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Pada penelitian ini, pasien berobat jalan di Poliklinik Reumatologi deberikan kuesioner untuk mengetahui pola olahraga.

• Pola makan.

Menurut (Hardani 2002) pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Pada penelitian ini, pasien berobat jalan di Poliklinik Reumatologi diberikan kuesioner untuk mengetahui pola makannya.

• Merokok.

Merokok adalah satu kebiasaan yang digemari sebagian manusia pada zaman serba modern ini. Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat (WHO 2004). Pada penelitian ini, pasien rawat jalan di Poliklinik Reumatologi diberikan kuesioner untuk mengetahui riwayat merokok.

3.3. Cara Pengukuran


(32)

3.4. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 pertanyaan. Semua jawapan akan diukur dalam tabel distribusi persentase.


(33)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dimana tiap subjek hanya diobservasi satu kali, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran gaya hidup pada penderita OA berobat jalan di Poliklinik Reumatologi, RSUD Dr. Pirngadi, Medan pada tahun 2014.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dari bulan September 2014 - Nopember 2014 atau sampai jumlah sampel terpenuhi.

4.2.2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah Poliklinik Reumatologi, RSUD Dr. Pirngadi, Medan. Tempat penelitian ini dipilih karena RSUD Dr. Pirngadi, Medan adalah Rumah Sakit tipe B dan merupakan tempat rujukan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan khususnya di provinsi Sumatera Utara.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah penderita penyakit OA yang kontrol di Poliklinik Reumatologi, RSUD Dr. Pirngadi, Medan. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dokter yang merawat pasien OA, pasien OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSUD Dr. Pirngadi adalah sekitar 50-70 orang dalam satu hari.

4.3.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling yaitu setiap sampel yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu hingga jumlah sampel yang


(34)

diperlukan terpenuhi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah :

• Kriteria inklusi

1. Penderita OA yang kontrol di Poliklinik Reumatologi, RSUD Dr. Pirngadi Medan.

2. Pasien menderita OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi, RSUD Dr. Pirngadi, Medan yang telah didiagnosa dengan kriteria klinis, radiografi dan telah diperiksa oleh dokter spesialis penyakit dalam.

3. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan.

• Kriteria eksklusi

1. Keluarga yang mendampingi responden tidak menyetujui responden menjadi subjek penelitian.

2. Penderita tidak mengisi kuesioner dengan lengkap karena alasan buta huruf, rabun dan kesulitan mengerti.

Perkiraan besar sampel minimal dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus besar sampel penelitian deskriptif kategori, yaitu sebagai berikut :

n = d² Zα²PQ Dimana:

n = jumlah sampel minimal

Zα = peneliti menetapkan α sebesar 5% sehingga nilai Zα=1,96 P = Prevalensi ditetapkan sebesar 0,5

Q = (1–P) = (1-0,5) = 0,5

d = ketepatan absolut yang di kehendaki (ditentukan peneliti) = 10% = 0,1 N =

d² Zα²PQ N =

(0.1)²

(1,96) ² (0.5) (0.5)


(35)

4.4. Teknik Pengumpulan Data

4.4.1 Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan kuesioner kepada sampel penelitian.

4.4.2. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan gambaran gaya hidup penderita OA yang kontrol di Poliklinik Reumatologi, RSUD Dr. Pirngadi Medan.

4.4.3. Teknik Skoring dan Skala

Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan untuk mengetahui gambaran gaya hidup penderita OA tentang penyakit yang dideritanya. Kuesioner berisi 20 pertanyaan.

4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas untuk kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data, telah dijalankan di lokasi yang berlainan dengan lokasi penelitian. Sampel terdiri dari 20 orang yang mempunyai karekteristik yang sama dengan responden yaitu penderita penyakit OA yang berobat jalan di RSU Haji Adam Malik. Tujuan dari uji validitas ini adalah untuk mengetahui kesesuaian dan ketepatan bahasa khususnya perkataan dan struktur kata dalam kuesioner agar dapat dipahami oleh reponden.

Uji reliabilitas telah dilakukan untuk melihat indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kuesioner yang digunakan seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan apabila seluruh butir pertanyaan dinyatakan telah valid. Kuesioner dikatakan reliabilitas jika indeks reliabilitas yang diperoleh paling tidak mencapai 0,60. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan mirip dengan kuesioner di jurnal ‘Faktor-faktor resiko OA’ yang telah dilakukan uji reliabilitas oleh Maharani, 2007.


(36)

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Gambaran Gaya Hidup Butir

Pernyataan Koefisien Korelasi rhitung Harga rtabel Status

1 0.972 0,444 Valid

2 0.974 Valid

Hasil Uji validitas Informasi Metabolik Butir

Pernyataan Koefisien Korelasi rhitung Harga rtabel Status

3 0,911 0,444 Valid

4 0,699 Valid

Hasil Uji validitas Informasi Faktor Biomekanis Butir

Pernyataan Koefisien Korelasi rhitung Harga rtabel Status

5 0,697 0,444 Valid

6 0,662 Valid

7 0,845 Valid

8 0,612 Valid

9 0,677 Valid

10 0,635 Valid

11 0,612 Valid

12 0,677 Valid

13 0,697 Valid

14 0,681 Valid

15 0,526 Valid

16 0,612 Valid

17 0,845 Valid

18 0,637 Valid

19 0,579 Valid


(37)

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koef. Alpha Koef. Kritis Status

Informasi Gaya Hidup 0,943 0,60 Reliabel

Informasi Metabolik 0,757 0,60 Reliabel

Informasi Faktor Biomekanis 0,887 0,60 Reliabel

Berdasarkan tabel 4.1. diatas diketahui bahwa pertanyaan untuk gambaran gaya hidup adalah valid (rhitung > rtabel), (rhitung > 0.444) dan reliable (Koef. Alpha > 0.444). Dengan demikian kuesioner tersebut layak digunakan sebagai alat ukur pada penelitian ini.

4.5.Pengolahan dan Analisis Data

4.5.1 Pengolahan data a) Editing

Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data, di antaranya kelengkapan identitas, lembar kuesioner dan kelengkapan isian kuesioner, sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.

b) Coding

Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka. Coding bertujuan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat entry data.

c) Entry data

Entry adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas komputer dengan mengunakan sistem atau program komputer.

d) Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah di siapkan. Setiap pertanyaan yang sudah diberi nilai, hasilnya di jumlahkan dan diberi kategori sesuai dengan jumlah pertanyaan pada kuesioner.


(38)

Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut mungkin terjadi pada saat entry data ke komputer.

4.5.2.Analisis data

Setelah dilakukan pengumpulan data, data yang lengkap dari kuesioner tersebut dimasukkan ke dalam komputer. Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS yang dianalisis dan disajikan bentuk tabel distribusi frekuensi.


(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi yang berlokasi di Jalan Professor HM. Yamin SH. No.47, 20233, Indonesia. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas B sesuai dengan SK Menkes No. 433/Menkes/SK/IV/2007. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. RSU Dr. Pirngadi Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Rumah Sakit ini sangat besar tempat ini tersedia 496 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Sumatera Utara yang tersedia rata-rata 80 tempat tidur inap. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Jumlah dokter tersedia banyak dengan 289 dokter, rumah sakit ini tersedia lebih banyak dibanding rata-rata rumah sakit di Sumatera Utara. Perlayanan Inap termasuk kelas tinggi 58 dari 496 tempat tidur di rumah sakit ini berkelas VIP keatas. Pengumpulan data ini dilakukan dari bulan September 2014 – Nopember 2014.

5.1.2. Distribusi karakteristik responden

Data demografi responden dapat dilihat pada tabel 5.1 yang meliputi jenis kelamin, usia dan pendidikan.


(40)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Data Demografi Responden Yang Meliputi Jenis Kelamin, Usia dan Pendidikan.

Demografi Responden Frekuensi Presentasi (%)

Umur < 40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun > 60 tahun Total 8 29 35 28 100 8.0 29.0 35.0 28.0 100.0 Jenis Kelamin Laki-laki Wanita Total 41 59 100 41.0 59.0 100.0 Pendidikan SD SMP SMA S1 4 18 42 36 4.0 18.0 42.0 36.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.1. hasil dari 100 orang responden menunjukkan bahwa terdapat 41 orang laki-laki (41.0%) dan 59 orang wanita (59.0%). Pada kelompok usia sebanyak 8 orang (8.0%) < 40 tahun, 29 orang (29.0%) 41-50 tahun, 35 orang (35.0%) 51-60 tahun dan 28 orang (28.0%) > 60 tahun. Pada pendidikan sebanyak 4 orang (4.0%) SD, 18 orang (18.0%) SMP, 42 orang (42.0%) SMA dan 36 orang (36.0%) S1.

5.1.3. Data Demografi Responden

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner ada ditanyakan gambaran gaya hidup responden. Data lengkap bila didistribusikan berdasarkan pola pekerjaan, kebiasaan merokok, pola makanan dan pola olah raga yang dilakukan oleh penderita.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok.

No Kebiasaan Merokok Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 63 63.0

2 Dulu merokok 19 19.0

3 Tidak 18 18.0


(41)

Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar perokok yaitu sebanyak 82 responden (82%) dan tidak perokok yaitu sebanyak 18 responden (18%).

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berapa Batang Rokok Dalam Sehari Habiskan.

No Bilangan Batang Rokok Dalam Sehari Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak ada 18 18.0

2 <10 btg/hari 22 22.0

3 10-20 btg/hari 35 35.0

4 >20 btg/hari 25 25.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar perokok merokok 10-20 batang/hari yaitu sebanyak 35 responden (35%) dan tidak perokok yaitu sebanyak 18 responden (18%).

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan. No Berat Badan Frekuensi Persentase (%)

1 <40 kg 1 1.0

2 41-50 kg 2 2.0

3 51-60 kg 24 24.0

4 >60 kg 73 73.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar berat badan menunjukkan >60kg yaitu sebanyak 73 responden (73%) dan sebagian kecil berat bedan menunjukkan <40kg yaitu sebanyak 1 responden (1%).

Tabel 5.5.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tinggi Badan. No Tinggi Badan Frekuensi Persentase (%)

1 <160 cm 41 41.0

2 >160 cm 59 59.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar tinggi badan >160 cm yaitu sebanyak 59 responden (59%) dan sebagian kecil tinggi badan <160 cm yaitu sebanyak 41 responden (41%).


(42)

Tabel 5.6.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Trauma Lutut. No Trauma Lutut Sebelumya Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 67 67.0

2 Tidak 33 33.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar mengalami trauma lutut yaitu sebanyak 67 responden (67.0%) dan sebagian kecil tidak mengalami trauma lutut yaitu sebanyak 33 responden ( 33%).

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Operasi Pada Sendi Lutut.

No Operasi Pada Sendi Lutut Sebelumnya Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 9 9.0

2 Tidak 91 91.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar tidak pernah menjalani menisektomi yaitu sebanyak 91 responden (91.0%) dan sebagian kecil mengalami trauma lutut yaitu sebanyak 9 responden ( 9%).

Tabel 5.8.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan.

No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 IRT 25 25.0

2 PNS/ABRI 16 16.0

3 Pegawai Swasta 3 3.0

4 Wiraswasta 38 38.0

5 Pensiunan/dulu bekerja 18 18.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 38 responden (38.0%) dan sebagian kecil bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 3 responden ( 3%).

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berapa Lama Pekerjaan Tersebut Dijalani Oleh Pasien.

No Riwayat Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 <10 tahun 22 22.0

2 11-20 tahun 26 26.0

3 21-30 tahun 37 37.0

4 >30 tahun 15 15.0


(43)

Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar bekerja selama 21-30 tahun yaitu sebanyak 37 responden (37.0%) dan sebagian kecil bekerja selama >30 tahun yaitu sebanyak 15 responden ( 15%).

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Mendorong Objek Berat Oleh Pasien.

No Riwayat Mengangkat/ Mendorong

Objek Berat Dalam Seharian Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 47 47.0

2 Kadang-kadang 23 23.0

3 Tidak 30 30.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar mengangkat objek berat yaitu sebanyak 47 responden (47%) dan sebagian kecil tidak mendorong objek berat yaitu sebanyak 30 responden ( 30%).

Tabel 5.11.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Berat.

No

Riwayat Aktivitas Berat Seharian, (berdiri 2 jam/lebih tiap hari, berjalan

2 jam/lebih setiap hari, naik turun tangga setiap hari)

Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 47 47.0

2 Kadang-kadang 23 23.0

3 Tidak 30 30.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar melakukan aktivitas berat yaitu sebanyak 47 responden (47%) dan sebagian kecil kadang – kadang melakukan aktivitas berat yaitu sebanyak 23 responden ( 23%).

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berapa Kali Melakukan Aktivitas Berat Dalam Sehari.

No Riwayat Aktivtas Berat Dalam Sehari Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak pernah 30 10.0

2 <5 kali/hari 32 45.0

3 5-10 kali/hari 24 31.0

4 >10 kali/hari 14 14.0


(44)

Berdasarkan tabel 5.12. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar melakukan aktivitas berat yaitu < 5 kali/hari yaitu sebanyak 32 responden (32%) dan sebagian kecil >10 kali/hari melakukan aktivitas berat yaitu sebanyak 14 responden ( 14%).

Tabel 5.13.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Sedang.

No

Riwayat Aktivitas Sedang, (membawa beban ringan, menyapu, mengepel,

mencuci pakaian)

Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 62 61.0

2 Kadang-kadang 18 19.0

3 Tidak 20 20.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.13. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar melakukan aktivitas sedang yaitu sebanyak 62 responden (62%) dan sebagian kecil kadang – kadang melakukan aktivitas sedang yaitu sebanyak 18 responden ( 18%).

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bagaimana Pasien Tiba Di Tempat Pekerjaan.

No Transportasi Ke Tempat Bekerja Frekuensi Persentase (%)

1 Berjalan kaki 16 16.0

2 Bersepeda 21 21.0

3 Kendaraan bermotor 63 63.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.14. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar menggunakan kendaraan bermotor yaitu sebanyak 63 responden (63%) dan sebagian kecil berjalan kaki yaitu sebanyak 16 responden ( 16%).

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Biasa Melakukan Kegiatan Olah raga.

No Kebiasaan Melakukan Kegiatan Olah

Raga Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 54 54.0

2 Tidak 46 46.0


(45)

Berdasarkan tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar tidak melakukan kegiatan olah raga yaitu sebanyak 54 responden (54%) dan sebagian kecil melakukan kegiatan olah raga yaitu sebanyak 46 responden ( 46%).

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berapa Kali Seminggu Melakukan Kegiatan Olah raga.

No Frekuensi Olah Raga Dalam Seminggu Frekuensi Persentase (%)

1 <3 x/minggu 29 29.0

2 3 x/minggu 5 5.0

3 >3 x/minggu 20 20.0

4 Tidak pernah 46 46.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.16. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar tidak pernah melakukan kegiatan olah raga yaitu sebanyak 46 responden (46%) dan sebagian kecil melakukan kegiatan olah raga 3 x/minggu yaitu sebanyak 5 responden ( 5%).

Tabel 5.17. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berapa Lama Waktu Yang Digunakan Setiap Kali Berolah Raga.

No Durasi Olah Raga Frekuensi Persentase (%)

1 <30 menit 17 17.0

2 30-90 menit 21 21.0

3 >90 menit 16 16.0

4 Tidak berolah raga 46 46.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.17. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar tidak melakukan kegiatan olah raga selama yaitu sebanyak 46 responden (46%) dan sebagian kecil melakukan kegiatan olah raga < 30 menit yaitu sebanyak 17 responden ( 17%).

Tabel 5.18.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Olah Raga. No Jenis Olah Raga Dilakukan Frekuensi Persentase (%)

1 Joging/Jalan kaki 23 23.0

2 Senam 5 5.0

3 Jalan kaki 13 13.0

4 Bersepeda 6 6.0

5 Volly/Badminton 7 7.0

6 Tidak ada 46 46.0


(46)

Berdasarkan tabel 5.18. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar melakukan kegiatan olah raga jogging / jalan kaki yaitu sebanyak 49 responden (49%) dan sebagian kecil melakukan kegiatan olah raga senam yaitu sebanyak 6 responden ( 6%).

Tabel 5.19. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berapa Lama Melakukan Olah Raga.

No Riwayat Melakukan Olah Raga Frekuensi Persentase (%)

1 <20 tahun yang lalu 27 27.0

2 21-30 tahun yang lalu 9 9.0

3 31-40 tahun yang lalu 10 10.0

4 >400 tahun yang lalu 8 8.0

5 Tidak pernah 46 46.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.19. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar melakukan kegiatan olah raga selama <20 tahun yang lalu yaitu sebanyak 54 responden (54%) dan sebagian kecil melakukan kegiatan olah raga selama >40 tahun yang lalu yaitu sebanyak 13 responden ( 13%).

Tabel 5.20. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan / Minuman Yang Mengandung Vit.D. No

Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan/Minuman Yang

Mengandung Vit.D

Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 44 44.0

2 Tidak 56 56.0

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel 5.20. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar tidak mengkonsumsi makanan / minuman yang mengandung vit. D yaitu sebanyak 56 responden (56%) dan sebagian kecil mengkonsumsi makanan/ minuman yang mengandung vit. D yaitu sebanyak 44 responden ( 44%).

Tabel 5.21. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Yang Mengandung Lemak.

No Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan

Yang Mengandung Lemak Frekuensi Persentase (%)

1 Ya 77 77.0

2 Tidak 23 23.0


(47)

Berdasarkan tabel 5.21. dapat dilihat bahwa dari 100 responden sebagian besar mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak yaitu sebanyak 77 responden (77%) dan sebagian kecil mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak yaitu sebanyak 23 responden ( 23%).

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran gaya hidup pada penderita OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014. Pengumpulan data ini dilakukan dari bulan September 2014 – Nopember 2014 dan didapatkan 100 responden dengan menggunakan kuesioner.

Gambaran gaya hidup pada penderita OA pada penelitian ini dinilai berdasarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden sebagian besar perokok yaitu sebanyak 82 responden (82%) dan tidak perokok yaitu sebanyak 18 responden (18%). Pasien dengan OA lutut yang merokok kehilangan tulang rawan lebih besar dan memiliki nyeri lutut lebih parah dibanding pasien yang tidak merokok. Kebiasaan merokok bisa mengurangi kemampuan tulang menyerap kalsium (Miranda, 2009).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 38 responden (38.0%) dan sebagian kecil bekerja sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 3 responden (3%). Pekerjaan dan aktifitas banyak yang melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu penyebab OA pada lutut (Haq, 2003). Pekerjaan yang membutuhkan jongkok atau berlutut lebih dari 1 jam/ hari. Pekerjaan mengangkat barang, naik tangga atau berjalan jauh juga merupakan peningkatan resiko OA (Klussmann, 2010). Pada penelitian Sandra (2012) juga telah membuktikan bahwa hubungan bertingkat antara paparan jangka panjang untuk angkat berat dan resiko OA. Paparan jangka panjang untuk berdiri di tempat kerja juga meningkatkan resiko OA panggul.

Peneliti berasumsi bahwa dari 100 responden sebagian besar tidak melakukan kegiatan olah raga yaitu sebanyak 54 responden (54%) dan sebagian kecil melakukan kegiatan olah raga yaitu sebanyak 46 responden ( 46%). Definisi olah raga menurut Wann (1997) adalah aktivitas fisik yang melibatkan tenaga


(48)

(power) dan keterampilan (skill) dan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Olah raga penting untuk menjaga berbagai macam gerakan pada lutut, meningkatkan kekuatan dan menjaga fungsi sendi (Arthritis Research UK, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden sebagian besar tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung vit.D yaitu sebanyak 56 responden (56%) dan sebagian kecil mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung vit.D yaitu sebanyak 44 responden ( 44%). Hasil penelitian Timothy E. McAlindon (2005) yang menyatakan bahwatingkat asupan rendah dan serum rendah vitamin D terkait dengan peningkatan resiko perkembangan OA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden sebagian besar mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak yaitu sebanyak 77 responden (77%) dan sebagian kecil mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak yaitu sebanyak 23 responden ( 23%). Penelitian oleh Khurram Irshad (2014) di Shifa Shifa Hospital Internasional Islamabad menyokong hasil di atas bahwa kolesterol serum dan trigliserida tingkat yang secara signifikan meningkatkan pada pasien OA. OA juga dapat dibantu dengan makanan sehat. Makanan yang konsumsi bisa menjadi kunci utama untuk menurunkan, mengontrol, dan mencegah terjadinya radang sendi dan dapat meningkatkan kesehatan sendi di seluruh tubuh. Lakukan pola makan sehat yang seimbang dengan membatasi karbohidrat olahan, lemak jenuh, dan lemak trans. Mengkonsumsi makanan yang rendah kalori dan tinggi nutrisi adalah cara yang paling mudah untuk meningkatkan kesehatan sendi (Ameye, 2006).


(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Diperoleh hasil penelitian mengenai gambaran gaya hidup pada penderita OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014, diperoleh kesimpulan :

Berdasarkan pekerjaan, jumlah responden OA yang tertinggi bekerja sebagai wiraswasta seperti buruh bangunan, mengangkat beban dan pertanian yaitu sebanyak 38 responden (38.0%). Maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan dan aktifitas banyak yang melibatkan gerakan lutut juga merupakan salah satu penyebab OA.

Berdasarkan kebiasaan merokok, jumlah responden OA yang tertinggi mempunyai kebiasaan merokok yaitu sebanyak 63 responden (63%). Hasil ini mendukung teori bahwa pasien dengan OA lutut yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 10-20 batang perhari akan mempunyai kehilangan tulang rawan lebih besar dan juga mengalami nyeri lutut yang lebih parah dibanding dengan pasien tidak merokok.

Berdasarkan pola makanan, jumlah respoden OA yang tertinggi tidak mengkonsumsi makanan atau minuman vit.D seperti ikan laut, susu, telur, dan keju yaitu sebanyak 56 responden (56%). Hasil ini membuktikan bahwa tingkat asupan rendah vitamin D akan mengakibatkan peningkatan resiko perkembangan OA.

Berdasarkan aktifitas olah raga, jumlah responden OA yang tertinggi tidak melakukan kegiatan olah raga yaitu sebanyak 54 responden (54%). Ini menunjukkan bahwa pentingnya olah raga untuk gerakan lutut dan menjaga fungsi sendi.

6.2. Saran


(50)

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam memberikan konseling OA.

2. Bagi Peneliti

Agar dapat melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat tentang OA, agar masyarakat mengetahui tentang OA.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian ini agar dapat digunakan sebagai bahan masukan ke perpustakaan di Divisi Bahagian Hasil (D-IV) Bidang Pendidikan Universitas Sumatera Utara, dan dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya semoga penelitian ini dapat dijadikan pedoman. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan gambaran gaya hidup pada penderita OA agar dapat menambah jumlah sampel penelitian dengan melakukan penelitian ditingkat kecamatan atau kabupaten, sehingga hasil yang didapatkan lebih akurat dan mendapat data yang lebih lengkap tentang OA.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Aigner, 2004. Cartilage and Osteoarthiritis. Osteoarthritis And Related Disorders. Available at: http://www.expertconsultbook.com/ expert consult /o/login.do? method=display. pdf [Accessed : 6 May 2014].

American College of Rheumatology Research and Education Foundation Learn how the ACR Research and Education Foundation advances research and training to improve the health of people with rheumatic diseases. Available a

Ameye, 2006. Osteoarthritis and nutrition from nutraceuticals to f unctional Foods a systematic review of the scientific evidence. Available at : [Accessed : 6 December 2014]

Amin AR, 2006. Genetic and genomics in Human Osteoarthritis, In Osteoarticular aging: osteoarthritis degeneration. Available at: Arthritis Research UK, 2011. Osteoarthritis. Available at :

www.arthritisresearchuk.org/ infoandexercisesheets. [Accessed : 5 December 2014]

Eustice, 2008. Smoking Worsens Knee Osteoarthritis in Men. Available at: http://osteoarthritis.about.Com/od/osteoarthritisresearch/a/smoking_and_O A.htm

Felson DT, 2008. Osteoarthritis. In: Fauci AS, et al., editors. [Accessed : 5 May 2014].

HARRISON's Principles of Internal Medicine. 17th ed. New York:Mc Graw-Hill Companies Inc.;2008. pp.2158-2165.

Fransen, 2011 The epidemiology of osteoarthritis in Asia. International Journal of Rheumatic Diseases; 14: 113–121.

Haq, 2003. Review Osteoarthritis. Postgrad Med J 79: 377–383.

Heidari, 2011. Knee osteoarthritis prevalence, risk factors, pathogenesis and features. Caspian J Intern Med: 2(2): 205–212.

Horton, 2011. Major Cause of Osteoarthritis: No Exercise, Sedentary Lifestyle. Asscessed From : http://voices.yahoo.com/major-cause-osteoarthritis-no-exercise-sedentary-8399317.html?cat=70. [ Accesed May 5, 2014 ]


(52)

Imayati, 2014. Laporan Kasus OA. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Karya Tulis ilmiah: Universitas Udayana.

Inawati, 2014. OA. Karya tulis ilmiah: Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya Khurram Irshad, 2014. Comparison of serum lipid levels among patients suffering

from osteoarthritis in Pakistan. Available at : file:///C:/Users/owner/Desktop/oncology%20new/sri%20kti%202.htm.

[Accessed : 6 December 2014]

Klussmann, 2010. Arthritis Research and Therapy. Available at :

[Accessed : 6 december 2014]

Mahajan et al., 2005. Osteoarthritis. Japi, VOL. 53: 634 – 641

Maharani, 2007. Faktor – Faktor Risiko Osteoarthritis Lutut. program studi magister epidemiologi program pascasarjana universitas diponegoro semarang pdf. [accessed : 10 May 2014]

Miranda, 2009. Smoking is associated with increased cartilage loss and

persistence of bone marrow lesions over 2 years in community-based individuals. Available a [Accessed : 7 december 2014]

Pujangkoro, Sugih Arto, Rachman, A 2004. Analisis Jabatan (Job Analysis).: Universitas Sumatera Utara, Medan. Available at : http://perawattegal.wordpress.com/2011/01/03/apa-itu-jabatan-struktural-dan-jabatan-fungsional-pns/ [Accessed : 21 May 2014]

Sandra, 2012. Epidemiological Evidence for Work Load as a Risk Factor for

Osteoarthritis of the Hip. Available at : file:///C:/Users/owner/Desktop/oncology%20new/sri%20kti%203.htm

[Accessed : 7 december 2014]

Sanghi et al., 2009. Nutritional Factors and Osteoarthritis. Internet Journal of Medical Update, Vol.4 , No. 1.

Siddiqui, FH. 2008. Osteoarthritis. Osteoarthritis Journal [Online]. Available at :http://emedicine.com. pdf. [accessed : 21 May 2014]

Soeroso, S, dan Isbagio, H. 2006. OA. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp.1195-1201.


(53)

Tanna, 2004. Osteoarthritis “Opportunities to address pharmaceutical gaps". Osteoarthiritis. Vol 6.12:1-25

Timothy,1996. Arthritis and Rheumatism and antioxidant micronutrients protect against the development and progression of knee osteoarthritis. Available a [Accessed : 6 december 2014]

Wann,1997. Psikologi Olahraga. Karya tulis ilmiah: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

WebMD, 2014. WebMD Medical Reference from Healthwise.


(54)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae

Nama : Siriganesan A/L Chandran Tempat/ TanggalLahir : Malaysia/ 13september 1993

Suku : India

Agama : Hindu

Alamat : F-06 , Villa Abadi 2, JalanAbadi , Setia Budi , Medan .

No.Telp : 083197009520

E-mail : sri_ganesan@ymail.com

Orang tua : - Bapak – Chandran A/L Sinnasamy - Ibu– Krishnammal A/P Subramaniam

RiwayatPendidikan : 1. SekolahJenisKebangsaan Tamil (T) Taman TunAminah Johor Bahru , Johor, Malaysia(2000-2005).

2. SekolahMenengahKebangsaanSkudai, Johor Bahru, Johor , Malaysia(2006-2010) 3. Foundation In Science ,Nirwana college, Kuala Lumpur , Malaysia (2011 )

4. Universitas Sumatera Utara (2011 – sekarang ) RiwayatOrganisasi : 1. PertubuhanMahasiswa USU

2. PertubuhanKebangsaanPelajar-Pelajar Malaysia di Indonesia Cawangan Medan (PKPMI)


(55)

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan di bawahini, Nama :

Usia : Kelas : Kelamin :

Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian,

Judul penelitian : Gambaran Gaya Hidup pada Penderita OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSUD Dr.Pirngadi Medan tahun 2014.

Nama peneliti : Siriganesan a/l Chandran Jenis penelitian : Deskriptif

Lokasi penelitian : Poliklinik Reumatologi RSUD Dr.Pirngadi Medan. Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian.

Medan,...2014

___________________ (Nama danTandatangan)


(56)

Lampiran 3

Surat Persetujuan Ikut Dalam Survey Untuk Mengetahui Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita OA Yang Berobat Jalan

Di Poliklinik Reumatologi RSUD Dr. Pirngadi, Medan Tahun 2014.

(Informed Consent)

Salam sejahtera, Dengan hormat,

Saya, Siri Ganesan Chandran, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Gaya Hidup pada Penderita OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSUD Dr. Pirngadi, Medan tahun 2014”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran gaya hidup pada penderita OA. Manfaat dari penelitian ini dapat meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai gaya hidup dan pentingnya pengetahuan tersebut untuk menangani OA serta pencegahannya. Hasil dari penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

Partisipasi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama: Siri Ganesan Chandran

Alamat: F06, Jalan Abadi , Villa Abadi 2, Setia Budi, Medan, Indonesia. No. HP: +6283197009521

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, ……….. 2014 Peneliti

(Siri Ganesan Chandran) 110100473


(57)

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Usia : Pekerjaan : Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “GAMBARAN GAYA HIDUP PADA PENDERITA OA YANG BEROBAT JALAN DI POLIKLINIK REUMATOLOGI RSUD DR. PIRNGADI, MEDAN PADA TAHUN 2014.”, maka dengan in saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai salah seorang responden dalam penelitian ini. Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ……… 2014


(58)

Lampiran 5

KUESIONER

GAMBARAN GAYA HIDUP PADA PENDERITA OA YANG BEROBAT JALAN DI POLIKLINIK REUMATOLOGI RSUD DR. PIRNGADI,

MEDAN PADA TAHUN 2014

TANGGAL :

WAKTU :

IDENTITAS PASIEN

NAMA :

USIA :

JENIS KELAMIN :

TANGGAL LAHIR :

PENDIDIKAN TERAKHIR :

Informasi Gaya Hidup

1 Apakah Anda mempunyai kebiasaan merokok?

1. Ya, Sejak kapan?

2. Dulu merokok, sejak kapan? 3. Tidak

2 Berapa batang rokok dalam sehari Anda habiskan ?

1. > 20 btg/hr 2. 10-20 btg/hr 3. < 10 btg/hr

Informasi Metabolik

3

Berapakah berat badan

Anda sekarang ? ... kg

4

Berapakah tinggi badan

Anda ? ... kg

Informasi Faktor Biomekanis

5

Apakah Anda pernah mengalami trauma lutut ?

1. Ya. Kapan? 2. Tidak


(59)

6 Apakah Anda pernah menjalani menisektomi ? (operasi pada sendi lutut)

1. Ya 2. Tidak

Jika ya, kapan Anda menjalaninya ? Tahun ...

7 Apakah jenis pekerjaan Anda ?

1. PNS/ABRI 2. Pegawai swasta 3. Wiraswasta

4. Pensiunan / dulu bekerja 5. Tidak bekerja 8 Berapa lama / sejak kapan

bidang pekerjaan tersebut Anda jalani ?

Tahun ... s/d ... (... th)

9. Apakah dalam bekerja sehari- hari Anda

mengangkat / mendorong objek berat ?

1. Ya 2. Dulu ya 3. Tidak

10 Apakah sehari-hari Anda melakukan aktivitas berat ? (berdiri2 jam/lebih tiap hari, berjalan 2 jam/lebih setiap hari, naik turun tangga setiap hari)

1.Ya 2. Dulu ya 3. Tidak

11 Biasanya dalam sehari, berapa kali Anda melakukan aktivitas berat ini ?


(60)

12 Apakah sehari-hari Anda melakukan aktivitas sedang ? (membawa beban ringan, menyapu, mengepel, mencuci pakaian)

1. Ya

2. Dulu ya 3. Tidak

13 Apakah Anda berjalan kaki, bersepeda atau

menggunakan kendaraan bermotor untuk tiba di tempat pekerjaan ?

Sebutkan : ...

14. Apakah Anda biasa melakukan kegiatan olah raga ?

1.tidak 2. Ya

15 Apabila ya, berapa kali seminggu ?

1. <3x/minggu 2. 3x/minggu 3. > 3x/minggu 16 Setiap kali berolah

raga,berapa lama waktu yang digunakan.

1. <30 menit 2. 30 – 90 menit 3. >90 menit 17 Jenis olah raga apa yang

sering dilakukan ? (joging, senam, lari, jalan kaki, tenis, bersepeda, badminton, renang, fitness, dll)

Sebutkan : .………... ……….... ...

18 Berapa lama / sejak kapan Anda melakukan olah raga tersebut ?


(61)

19 Apakah Anda mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung vitamin D ? (susu dan produk olahannya, kuning telur, minyak hati ikan kod, kulit/rambak, dll)

1. Tidak pernah 2. Ya, sejak kapan?

20 Apakah Anda mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandungi lemak? (gorengan, kulit ayam, susu kelapa, dll)

1. Tidak pernah 2. Ya, sejak kapan?


(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(1)

46

19 Apakah Anda mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung vitamin D ? (susu dan produk olahannya, kuning telur, minyak hati ikan kod, kulit/rambak, dll)

1. Tidak pernah 2. Ya, sejak kapan?

20 Apakah Anda mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandungi lemak? (gorengan, kulit ayam, susu kelapa, dll)

1. Tidak pernah 2. Ya, sejak kapan?


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)