Diagnosis OA. Penatalaksanaan OA.

Aggrekan pada kartilago akan sering habis serta jalinan-jalinan kolagen akan mudah mengendur. Kegagalan dari mekanisme pertahanan oleh komponen pertahanan sendi akan meningkatkan kemungkinan timbulnya OA pada sendi Felson, 2008. Gambar 2.1. OA

2.6. Diagnosis OA.

Diagnosis OA ditegakkan dari pemeriksaan klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan gerak, dan gambaran radiologi. Untuk diagnosis OA sendi lutut digunakan kriteria dan klasifikasi dari American Collage of Reumatology ACR dengan langkah sebagai berikut: Tabel 2.2. Diagnosis OA. Klinik dan Laboratorik Nyeri lutut + 5 sampai 9 kriteria berikut: Klinik dan Radiografik Nyeri lutut + minimal 1 dari 3 kriteria berikut : Klinik Nyeri lutut + minimal 3 dari 6 kriteria berikut : 1. Umur 45 tahun 2. Krepitasi 3. Nyeri tekan 4. Pembesaran tulang 5. Sedikit hangat saat palpasi 6. LED 40mmjam 7. Analisi cairan sendi normal 8. Kaku pagi hari 30 menit 9. RF 1:40 1. Umur 45 tahun 2. Kaku pagi hari 30 menit 3. Krepitasi + osteofit 1. Umur 45 tahun 2. Kaku pagi hari 30 menit 3. Krepitasi 4. Nyeri tekan 5. Pembesaran tulang 6. Sedikit hangat saat palpasi

2.7. Tanda dan Gejala Klinis.

Gejala klinis OA bervariasi, bergantung pada sendi yang terkena, lama dan intensitas penyakitnya, serta respon penderita terhadap penyakit yang dideritanya. Pada umumnya pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan. Secara klinis, OA dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu : 1. Subklinis Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau tanda klinis lainnya. Kelainan baru terbatas pada tingkat seluler dan biokimiawi sendi. 2. Manifest Pada tingkat ini biasanya penderita datang ke dokter. Kerusakan rawan sendi bertambah luas disertai reaksi peradangan. 3. Dekompensasi Rawan sendi telah rusak sama sekali, mungkin terjadi deformitas dan kontrak. Keluhan-keluhan umum yang sering dirasakan penderita osteoarthiritis adalah sebagai berikut:

1. Nyeri Sendi

Keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang seringkali membawa penderita ke dokter, walaupun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya. Biasanya nyeri sendi bertambah oleh gerakan, dan sedikit berkurang bila istirahat. Pada gerakan tertentu lutut digerakkan ke medial menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lainnya. Nyeri pada OA dapat juga berupa penjalaran refered pain, misal pada OA lumbal, yang menimbulkan keluhan nyeri pada betis claudicatio intermitten. Korelasi antara nyeri dan tingkat perubahan struktur pada OA sering ditemukan pada panggul, lutut.

2. Kekakuan

Pada beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas, seperti duduk lama di kursi, di mobil, bahkan setelah bangun tidur. Kebanyakan penderita mengeluh kaku karena inaktivitas, kekakuan biasanya kurang dari 30 menit.

3. Hambatan Gerakan Sendi

Kelainan ini ditemukan pada OA sedang sampai berat. Hambatan gerak ini disebabkan oleh nyeri, inflamasi, fleksi kontraktur kelainan sendi, atau deformitas. Hambatan gerak sendi biasanya dirasakan pada saat berdiri dari kursi, bangun dari tempat periksa, menulis, atau berjalan. Semua gangguan aktivitas tergantung pada lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena.

4. Krepitasi

Penderita mengatakan sendinya berbunyi kalau digerakkan. Krepitasi pada sendi yang degeneratif lebih besar dibandingkan dengan yang terdapat pada artritis rheumatoid yang krepitasinya lebih halus.

5. Pembengkakan Sendi

Sendi membengkak membesar bisa disebabkan oleh efusi sinovitis atau kombinasi dari kelainan-kelainan ini. Sangat jarang merasa panas dan merah sendi Felson, 2008.

2.8. Penatalaksanaan OA.

2.8.1. Terapi Non Farmakologis Terapi ini meliputi : a Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien Pemberian informasi dan edukasi pasien diperlukan agar pasien mengerti tentang kondisi penyakit yang dihadapi dan dapat melakukan perubahan gaya hidup kearah yang positif b Latihan Kekuatan dan Senam Aerobik Latihan bermanfaat untuk menguatkan otot sekitar sendi yang akhirnya akan membantu pengurangan berat badan. Berenang, jalan kaki, bersepeda stasioner atau latihan beban ringan sangat dianjurkan karena terbukti mampu mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki kekakuan sendi. c Berkurangnya berat badan mengurangi beban yang ditahan oleh sendi sehingga mengurangi nyeri sendi dan memperbaiki fungsi sendi. d Penggunaan Alat Bantu seperti sepatu penyerap goncangan, tongkat dll dianggap sebagai tambahan terapi untuk mengurangi rasa nyeri saat beraktivitas Soeroso, 2006. 2.8.2. Terapi Farmakologis a. Obat Anti inflamasi Nonsteroid AINS , Inhibitor Siklooksigenase-2 COX- 2, dan Asetaminofen untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara mengkombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2 Felson, 2008 . b. Chondroprotective Agent adalah obat – obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat – obatan yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya Felson, 2008 .

2.9. Gaya Hidup Dan OA.