Keaslian Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.2 Perbedaan 6 penelitian No. Peneliti Bahan yang digunakan Nilai FAS Pengujian yang dilakukan 1. Yuanda 2010  Semen : Semen Holcim, Semen Baturaja dan Semen Padang dengan kemassan 50 kg  Agregat Halus : Pasir Ogan  Agregat Kasar : Split Lahat 0.50 Kuat tekan beton yang dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari 2. Meiryato 2013 Semen yang digunakan adalah Semen Holcim, Semen Gresik, dan Semen Tiga Roda kemasan 40 kg 0,45; 0,50; 0,55; 0,60; 0,65 dan 0,70. Waktu Alir, Kuat Tekan dan Kuat Tarik Pasta dilakukan pada umur 7 hari dan 28 hari. 3. Adnyana 2010  Semen Gresik dan Semen Padang  Agregat Halus : Pasir Klungkung  Agregat Kasar : Kerikil Klungkung 0,60 Kuat Tekan Beton 4. Sari 2015  Semen Tiga Roda Yang divariasi dengan variasi 350 kg, 400 kg, 450 kg dan 500 kg.  Agregat Halus : Pasir Sungai Ranoyapo  Agregat kasar : Kerikil Lelema 0,40 ; 0,50 dan 0,60 Kuat tekan Beton 5. Widyanto 2016  Semen Tiga Roda  Agregat Halus : Pasir Merapi  Agregat Kasar : Bata Ringan 0,40 ; 0,50 dan 0,60 Kuat Tekan Beton 6. Saputra 2016  Semen Bima, Semen Garuda dan Semen Holcim  Agregat Halus : Pasir Merapi  Agregat Kasar : Batu Pecah Clereng 0,40 ; 0,45 dan 0,50 Kuat Tekan Beton 8

BAB III LANDASAN TEORI

A. Beton

1. Pengertian Beton

Menurut SNI-03-2847-2002, beton ialah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Agregat halus yang digunakan biasanya adalah pasir alam maupun pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu, sedangkan agregat kasar yang dipakai biasanya berupa batu alam maupun batuan yang dihasilkan oleh industri pemecah batu. Beton sendiri sekarang banyak digunakan pada konstruksi bangunan gedung saat ini karena proses pengerjaannya yang cukup mudah. Beton dibagi menjadi beberapa jenis salah satunya beton normal, beton mormal diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air dan agregat, adapun jenis beton khusus selain beton normal. Beton khusus biasanya beton yang ditambahkan dengan bahan khusus, misalnya pozolan, bahan kimia pembantu, serat, dan sebagainya. Tujuan pemberian bahan tambah ialah untuk menghasilkan beton khusus yang lebih baik daripada beton normal Tjokrodimuljo, 2007.

2. Keunggulan dan Kelemahan Beton

Beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain mempunyai beberapa kelebihan, antara lain yaitu Tjokrodimuljo, 2007 a. Harganya relatif murah karena menggunakanbahan-bahan dasar yang umumnya tersedia di dekat lokasi pembangunan, kecuali semen portland. Hanya untuk daerah tertentu yang sulit mendapatkan pasir atau kerikil harga beton agak mahal. b. Termasuk bahan yang awet, tahan aus, tahan kebakaran, tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan, sehingga biaya perawatan murah. c. Kuat tekannya cukup tinggi sehingga jika dikombinasikan baja tulangan yang kuat tariknya tinggi dapat dikatakan mampu dibuat untuk struktur berat. Baja dan tulangan boleh dikatakan mempunyai koefisien muai yang hampir sama. Saat ini beton bertulang banyak dipakai untuk pondasi, kolom, balok, dinding, jalan raya, landasan pesawat udara, gedung, penampung air, pelabuhan, bendungan, jembatan dan sebagainya. d. Beton segar dapat dengan mudah diangkat maupun dicetak dalam bentuk dan ukuran sesuai keinginan. Cetakan dapat pula dipakai beberapa kali sehingga secara ekonomi menjadi murah. Walaupun beton mempunyai beberapa kelebihan beton juga memiliki beberapa kekurangan, menurut Tjokrodimuljo, 2007 kekurangan beton dibagi menjadi tiga yaitu : a. Bahan dasar penyusun beton agregat halus maupun agregat kasar bermacam- macam sesuai dengan lokasi pengambilannya, sehingga cara perencanaan dan cara pembuatannya bermacam-macam pula. b. Beton keras mempunyai beberapa kelas kekuatan sehingga harus disesuaikan dengan bagian bangunan yang akan dibuat, sehingga cara perencanaan dan cara pelaksanaan bermacam-macam pula. c. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga getas atau rapuh dan mudah retak. Oleh karena itu perlu diberikan cara-cara mengatasinya, misalnya dengan memberikan baja tulangan, serat dan sebagainya.

Dokumen yang terkait

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN PASIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PCC

5 68 1

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEMEN SEBESAR 5% DENGAN VARIASI FAS 0,35, 0,40, 0,45 TERHADAP KUAT TEKAN DAN NILAI SLUMP

0 4 46

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH 30% DAN SUPER PLASTICIZERS 1% TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI FAS 0,35, 0,40, 0,45

0 3 78

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN DUA JENIS SEMEN DAN VARIASINYA

7 22 89

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON PADA SEMEN BIMA DAN SEMEN HOLCIM DENGAN VARIASI UMUR 7, 14, DAN 28 HARI MENGGUNAKAN NILAI FAS 0,5

7 121 119

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON GEOPOLYMER DENGAN TINJAUAN KUAT TEKAN BETON GEOPOLYMER DENGAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEMEN.

0 5 13

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN SEBAGIAN SEMEN DIGANTI TANAH POZOLAN DARI Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Sebagian Semen Diganti Tanah Pozolan Dari Kecamatan Tulakan.

0 2 16

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN SEBAGIAN SEMEN DIGANTI TANAH POZOLAN DARI KECAMATAN Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Dengan Sebagian Semen Diganti Tanah Pozolan Dari Kecamatan Tulakan.

0 2 12

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA CAMPURAN BETON TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA CAMPURAN BETON.

0 1 14

PENGARUH JENIS SEMEN DAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON

0 0 6