LANDASAN TEORI Batasan Penelitian
Penelitian kuat tekan beton menggunakan Semen Bima, Halaman 4
Semen Holcim dan Semen Garuda dengan Nilai FAS 0,40 ; 0,45 dan 0,50 Dicky Saputra
breaking dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyu yang di
dampingi oleh
Bupati Banyumas
Mardjoko berlokasi di Desa Tipar Kidul Kecamatan Ajibarang, Banyumas pada
tanggal 8 Oktober 2012 berkomitmen untuk dapat memenuhi kebutuhan semen
nasional secara merata. Untuk gambar semen bima dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Semen Bima b.
Semen Garuda Pada tahun 2011 PT Jui Shin
Indonesia mendirikan pabrik semen di Bekasi Jawa Barat, untuk memenuhi
kebutuhan semen pada pasar industri, pembangunan rumah tinggal, gedung,
dan jaringan infrastruktur fisik seperti jalan raya, jembatan, waduk, dll di
Indonesia yang berkembang semakin pesat. Untuk gambar semen bima dapat
dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Semen Garuda c.
Semen Holcim Semen holcim adalah salah satu
produk dari LafargerHolcim Group yang sudah beroperasi lebih dari 90 negara di
seluruh dunia dengan pengalaman lebih dari 180 tahun. Di Indonesia terdapat
empat pabrik di Lhoknga
– Aceh, Narogong
– Jawa Barat, Cilacap – Jawa Tengah dan Tuban
– Jawa Timur. Semen Holcim merupakan semen lama yang
banyak digunakan
oleh masyarakat
karena sudah lama berada di pasaran dibandingkan Semen Bima dan Semen
garuda. Untuk gambar semen bima dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Semen Holcim 2.
Agregat Agregat pada beton adalah sebagai
bahan pengisi, walaupun hanya bahan pengisi akan tetapi agregat sangat
berpengaruh pada
sifat-sifat beton
sehingga pemilihan
agregat sangat
penting dalam pembuatan beton. Agregat sendiri menempati 70 volume beton.
3.
Air
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun harganya
paling murah. Menurut SK SNI S-04-
1989 F spesifikasi bahan bangunan A, air sebaiknya memenuhi syarat sebegai
berikut :
a. Air harus bersih
b. Tidak mengandung lumpur, minyak
dan benda melayang lainnya yang dapat dilihat secara visual. Benda-
benda tersuspensi ini tidak boleh lebih dari 2 gramliter.
c. Tidak mengandung garam-garam
yang dapat larut dan dapat merusak beton lebih dari 15 gramliter,
d. Tidak mengandung khlorida Cl
lebih dari 0,5 gramliter. Khusus untuk beton pra-tegang kandungan
khlorida tidak boleh 0,05 gramliter,
e. Tidak boleh mengandung senyawa
sulfat SO3 lebih dari 1 gramliter.